BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan ditujukkan untuk menghasilkan manusia yang sehat, terutama pada ibu hamil dan melahirkan dimana kesehatan ibu dan anak sangat penting dan merupakan modal dasar pembangunan nasional. Keberhasilan dalam pembangunan kesehatan dapat dilihat dari salah satu indikator yaitu AKI dan angka kematian bayi (AKB). Sekretaris, Surkesnas, badan Litbangkes Depkes RI). Menurut Data Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2004-2005 didapat AKI sebesar 400 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut merupakan peringkat tertinggi di wilayah ASEAN. Di kabupaten Kendal sendiri AKI pada tahun 2000 adalah 105 per 100.000 kelahiran hidup (DKK kabupaten kendal, 2005). Tingginya AKI di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor diantaranya perdarahan, eklampsia, infeksi (Manuaba, 1999). Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 1995, tingginya AKI melahirkan diantaranya disebabkan oleh beberapa faktor kesehatan seperti perdarahan 46.7%, eklampsia 14.5%, infeksi 8.0%, persalinan macet 6.5% dan komplikasi lainnya yang dapat terjadi setiap saat selama ibu hamil pada waktu persalinan dan pasca persalinan ( Pikas, 2000).
Komplikasi di atas dapat terjadi secara tiba-tiba atau sekonyong-konyong dalam beberapa jam, hari, atau minggu setelah melahirkan. Hal tersebut dapat terjadi di luar dugaan meskipun penatalaksanaan dilaksanakan sebaik mungkin. Selain melakukan Ante Natal Care (ANC) dengan baik, penanganan persalinan yang hatihati serta perawatan pasca persalinan yang baik diharapkan tingkat kematian dan kesakitan ibu dapat ditekan hingga sekecil-kecilnya (Wiknyosastro, 2000). Partus tak maju adalah persalinan yang disertai dengan his yang adekuat tetapi pembukaan cerviks tidak menunjukkan kemajuan penurunan kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir (Muchtar R, 1998 : 384). Partus tak maju merupakan indikasi kegawatdaruratan persalinan kala I yang harus dilakukan sectio caesarea yaitu pembedahan untuk melahirkan janin, perlu diperhatikan bahwa seorang ibu yang mengalami pembedahan akan mempunyai parut dalam uterus disamping itu perlu di tekankan kemungkinan komplikasi pasca operasi sectio caesarea baik pada ibu maupun janinnya dan juga tiap kehamilan dan persalinan berikutnya memerlukan pengawasan yang cermat, oleh karena itu perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan dapat meningkatkan perannya dalam upaya promotif (memberikan pendidikan kesehatan pada wanita hamil tentang persalinan), preventif (pemeriksaan Ante Natal Care dengan teratur dan teliti), kuratif (perawatan luka pasca operasi sectio caesarea) serta memberikan penjelasan tentang perubahanperubahan yang terjadi pada ibu post partum baik adaptasi fisiologi maupun adaptasi psikologi terhadap respon Klien pada kasus post sectio caesarea atas indikasi partus tak maju melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif yaitu bio, psiko, sosio kultural dan spiritual.
Berkembangnya ilmu kedokteran yang semakin pesat ditemukan beberapa cara atau metode persalinan yang dapat dilaksanakan dengan pembedahan yaitu dengan cara Sectio Caesarea. Di Rumah Sakit Islam Kendal didapatkan data Klien Sectio Caesarea dari bulan Januari sampai bulan Juli 2006 sebanyak 192 kasus dengan indikasi yang berbedabeda diantaranya oleh karena pre eklampsia, eklamsia, plasenta previa, partus macet, Cephalo Pelviks Disproportion (CPD), partus tak maju dan Intra Uterine Foetal Death (IUFD). Dari uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah asuhan keperawatan klien post partum sectio caesarea atas indikasi partus tak maju menjadi sebuah karya ilmiah. B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju. 2. Tujuan khusus Setelah melakukan studi kasus pada klien Ny.S dengan post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal Penulis dapat memperoleh gambaran tentang :
a. Data pengkajian selama pemberian asuhan keperawatan pada klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. b. Pengidentifikasian permasalahan yang muncul selama pemberian asuhan keperawatan pada Klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. c. Rancana asuhan keperawatan pada Klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. e. Catatan perkembangan pada Klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. f. Pendokumentasian asuhan keparawatan pada Klien post operasi sectio caesarea atas indikasi partus tak maju di ruang Khotijah RSI Kendal. C. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun yang dimaksud metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, pengumpulan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah berlangsung. Adapun tehnik pengumpulan data meliputi:
1. Wawancara Yaitu dengan mengadakan tanya jawab untuk memperoleh informasi dari klien, keluarga, dokter serta tim kesehatan lain yang ada hubungannya dengan penyusunan karya tulis. 2. Observasi Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung kepada klien selama perawatan di bangsal, mengenai keadaan serta perawatannya dan ikut serta dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. 3. Studi Dokumenter Yaitu mengambil, melihat data dari catatan medik untuk melengkapi data yang telah didapatkan. 4. Study Kepustakaan Yaitu suatu metode penulisan karya tulis untuk memperoleh teori-teori dan data baru melalui buku, majalah, makalah dan literatur lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini. D. SISTEMATIKA PENULISAN berikut: Dalam karya tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai Bab I : pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, tehnik penulisan serta sistematika penulisan. Bab II : konsep dasar, berisi pengertian, anatomi fisiologi sitem reproduksi, Indikasi sectio caesarea, kontra indikasi sectio caesarea, jenis-jenis sectio
caesarea, tanda dan gejala partus tak maju, komplikasi sectio caesarea, Adaptasi fisiologi ibu post partum, adaptasi psikologi post partum, fase-fase penyembuhan luka, penatalaksanaan umum Klien pasca sectio caesarea, pengkajian pasca partum sectio caesarea, diagnosa keperawatan, fokus intervensi. Bab III : tinjauan kasus berisi tentang uraian kasus klien sectio caesarea atas indikasi partus tak maju yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab IV : pembahasan yang terdiri dari kesenjangan yang terjadi pada kasus sectio caesarea atas indikasi partus tak maju antara teori dan praktek yang meliputi pembahasan pada pengkajian, diagnosa kaperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab V : penutup, berisi kesimpulan dan saran pada kasus sectio caesarea atas indikasi partus tak maju.