Analisa Pengaruh Absorpsi Air Laut Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Pelepah Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
Efek Fraksi Volume Serat dan Penyerapan Air Tawar Terhadap Kekuatan Bending Komposit Tapis Kelapa/Polyester

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

Studi Perlakuan Serat Serta Penyerapan Air Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Tapis Kelapa/Polyester

Bakri 1, Sri Candrabakty 2, dan Andi Dahyar 3

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT E- GLASS ±45 POLYESTER 157 BQTN TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GESER

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN KOMPOSIT BERBASIS SERAT PANDAN WANGI DENGAN RESIN EPOKSI SKRIPSI RAHEL Y SILITONGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sektor Industri Otomotif merupakan kegiatan yang. memanfaatkan kelebihan sumber daya alam lokal, yang diharapkan

Kekuatan Tarik Komposit Poliester Berpenguat Partikel Kayu Jati, Merawan dan Meranti Merah

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT CANTULA DALAM LARUTAN NaOH TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT rhdpe-cantula

Pengaruh Panjang Serat pada Temperatur Uji yang Berbeda Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polyester Serat Tapis Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN KOMPOSIT SERAT IJUK MATRIK POLYPROPYLENE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSESINJECTION MOLDING

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI KADAR 5% DENGAN LAMA PERENDAMAN 0 JAM, 2JAM, 4 JAM, 6 JAM TERHADAP SIFAT TARIK SERAT PELEPAH PISANG KEPOK

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

BAB III METODE PENELITIAN

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN KOMPOSIT SERAT IJUK MATRIK POLYPROPYLENE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSESINJECTION MOLDING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-101

Analisis Sifat Kekuatan Tekan dan Foto Mikro Komposit Urea Formaldehyde Diperkuat Serat Batang Kedelai

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT PALEM SARAY DENGAN MATRIKS EPOKSI (Wenny Yoweri Gulo, Perdinan Sinuhaji, M. Syukur)

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT KULIT JAGUNG DENGAN MATRIKS EPOKSI. Eldo Jones Surbakti, Perdinan Sinuhaji,Tua Raja Simbolon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

Djati Hery Setyawan D

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

KAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

KARAKTERISTIK SIFAT TARIK DAN MODE PATAHAN KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT TAPIS KELAPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

LAPORAN AKHIR OPTIMASI KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT IJUK (ARENGA PINATA) DAN MATRIKS RECYCLED POLYPROPYLENE (RPP) DENGAN VARIASI MASSA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT MATRIKS RESIN BERPENGUAT SERAT ALAM DENGAN BERBAGAI VARIAN TATA LETAK

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

Transkripsi:

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 73 Analisa Pengaruh Absorpsi Air Laut Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Pelepah Sawit Zulkifli 1,a, Hadi Hermansyah 1,b dan Syahruddin 1,c 1 Jurusan, Teknik Mesin, Politeknik Negeri Balikpapan, Jl. Soekarno Hatta Km. 8, Balikpapan 76126 a zulkifli.as@poltekba.ac.id b hermansyah_hadi@yahoo.com c syahruddin@poltekba.ac.id Abstract This study aims to analyze the absorption of sea water on Composite Materials palm frond fibers per 24 hours for 9 days and analyze the effect of immersion for 3, 6, and 9 days of the tensile strength fiber-reinforced composite material of palm fronds. The polymers used type of epoxy resin. Palm frond fibers arranged randomly, then fiber treated alkali 5% for 2 hours, and then molded with a size of 200 x 200x 5 mm with a ratio between matrix and fiber is 90:10 to press molding tool. Composite plates immersed in a container filled with sea water aquarium for 3, 6, and 9 days and every 24 hours of material in weigh, test procedures seawater absorption refers to the ASTM D 570-98. As well as every 3, 6, and 9 days plate removed and cut into a polymer composite beam according to the standard ASTM D638-02 (type 1). Each variable will be tested for 3 times. Based on the test results get soaking in the absorption rate reached its peak in the first day, namely 0.26% for the first specimen testing threeday, 0.5% for the second specimen testing 6 days and 0.25% for the third specimen testing nine days. Then it will go on steadily and decreases until it reaches saturation point. Where for the first specimen in the third day of absorption of 0.49%, a second specimen in the sixth day of absorption of 1.71%, and the third specimen in the esembilan absorption 0.93%. And the influence of sea water immersion tensile strength fiber Composite palm fronds have a dynamic effect on the test results before immersion up to 9 days of immersion that is power up and down. With a value of 15.468 MPa before immersion, 17.046 MPa 3 days of immersion, 15.107 MPa 6 day immersion, and 21.137 MPa 9 days of immersion. Keywords Composites, epoxy resins, fibers of palm fronds, ASTM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya penyerapan air laut pada Material Komposit serat pelepah sawit per 24 jam selama 9 hari dan menganalisis pengaruh perendaman selama 3, 6, dan 9 hari terhadap kekuatan tarik material komposit diperkuat serat pelepah sawit.. Polimer yang digunakan jenis resin epoksi. Jenis serat pelepah sawit yang disusun acak, selanjutnya serat diberi perlakuan alkali 5% selama 2jam, lalu dicetak dengan ukuran 200 x 200x 5 mm dengan perbandingan antara matriks dan serat yaitu 90:10 dengan alat press molding. Lalu pelat komposit direndam dalam wadah akuarium yang berisi air laut selama 3, 6, dan 9 hari dan setiap 24 jam material di timbang, prosedur pengujian penyerapan air laut ini mengacu pada ASTM D 570 98. Serta setiap 3, 6, dan 9 hari pelat diangkat dan dipotong membentuk balok komposit polimer sesuai standar ASTM D638-02 (type 1). Setiap variabel akan diuji sebanyak 3 kali. Berdasarkan pengujian perendapan di dapatkan hasil Laju penyerapan mencapai kenaikan tertinggi pada hari pertama yaitu 0,26% untuk spesimen pertama pengujian 3 hari, 0,5% untuk spesimen kedua pengujian 6 hari dan 0,25% untuk spesimen ketiga pengujian 9 hari. Kemudian akan berlangsung stabil dan menurun sampai mencapai titik jenuh. Dimana untuk spesimen pertama di hari ketiga penyerapannya 0,49%, spesimen kedua di hari keenam penyerapannya 1,71%, dan spesimen ketiga di hari kesembilan penyerapannya 0,93%. Dan pengaruh perendaman air laut terhadap kekuatan tarik komposit berpenguat serat pelepah sawit ini memiliki dampak yang dinamis untuk hasil uji sebelum perendaman sampai ke 9 hari perendaman yaitu kekuatan yang naik dan turun. Dengan nilai 15,468 MPa sebelum perendaman, 17,046 MPa 3 hari perendaman, 15,107 MPa 6 hari perendaman, dan 21,137 MPa 9 hari perendaman. Kata Kunci Komposit, resin epoksi, serat pelepah sawit, ASTM I. Pendahuluan A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004, Indonesia memiliki sebanyak 17.504 buah pulau dan 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. Sejalan dengan itu pada tahun 2009, jumlah nelayan di Indonesia tercatat 2.752.490 orang dengan total armada 596.230 unit. Dari jumlah nelayan tersebut

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 74 90%nya merupakan nelayan kecil dengan bobot mati kapal di bawah 30 Gross Tonnage (GT) [1]. Sejalan dengan banyaknya jumlah nelayan tangkap indonesia sehingga banyak pula jumlah kapal yang di butuhkan untuk digunakan dalam penangkapan ikan, menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) pada tahun 2010 jumlah kapal/perahu penagkap ikan mencapai 742,369 buah perahu/kapal. Dimana jumlah ini terdiri dari 570,827 buah perahu/kapal penagkap ikan di laut dan 171,542 buah perahu/kapal penagkap ikan di perairan umum [2]. Sampai saat ini sarana yang digunakan di laut masih sangat tergantung dari bahan baku kayu Namun kekuatan kayu dipengaruhi salah satunya oleh kadar air yang dikandung kayu tersebut. Perendaman kayu pada air laut mengakbatkan meningkatnya kadar garam dalam kayu sebesar 0,6 % s/d 2,5% tetapi akibat meningkatnya kadar garam ini mengakibatkan penurunan kekuatan kayu : sebesar 1,33% s/d 16,10% terhadap kuat tekan kayu tanpa perendaman; 3,42% s/d 23,29% terhadap kuat tarik kayu tanpa perendaman dan sebesar 1,36% s/d 20,85% terhadap kuat lentur kayu tanpa perendaman [3]. Penggunaan Polimer dan komposit dewasa ini kian meningkat di segala bidang kehidupan seperti untuk pembuatan kapal. Namun komposit polimer mempunyai sifat akan kemampuan menyerap air jika berada di udara lembab atau ketika polimer tersebut dicelupkan di dalam air (Water-absorption).Water-absorption pada komposit berpenguat serat alami memiliki beberapa pengaruh yang merugikan dalam propertiesnya dan mempengaruhi kemampuannya dalam jangka waktu yang lama juga penurunan secara perlahan dari ikatan interface komposit serta menurunkan sifat mekanis komposit seperti kekuatan tariknya. Penurunan ikatan interface komposit menyebabkan penurunan properties mekanis komposit tersebut [4]. Water absorbtion dalam komposit merupakan kemampuan komposit dalam menyerap uap air dalam waktu tertentu. Water absorbtion pada komposit merupakan salah satu masalah terutama dalam penggunaan komposit di luar ruangan [5]. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang perkembangannya cukup pesat dibandingkan dengan komoditas lain terutama terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Untuk seluruh Indonesia, pada tahun 1968 luas areal yang baru 120 ribu ha menjadi 4926 ribu ha pada tahun 2003. Selain dari pertumbuhan areal yang cukup besar tersebut, hal lain yang lebih mendasar lagi adalah penyebarannya, yang semula hanya ada pada 3 propinsi saja di Sumatera, tetapi saat ini telah tersebar di 17 propinsi di Indonesia. Sumatera masih memiliki areal terluas di Indonesia, yaitu mencapai 75,98% diikuti Kalimantan dan Sulawesi, masing-masing 20,53% dan 2,81%) [6]. Pelepah sawit sebagai hasil limbah padat perkebunan sawit merupakan sumber bahan berlignoselulosa yang sangat potensial), tersedia sekitar10 ton/ha/tahun limbah pelepah kering hasil pemangkasan. Pembuatan komposit yang diperkuat serat alami (pelepah sawit) dimaksud untuk mencari alternatif material komposit yang tidak tergantung pada serat sintetis [7]. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu menganalisa daya penyerapan air laut pada Material Komposit serat pelepah sawit per 24 jam selama 9 hari dan menganalisis pengaruh perendaman selama 3, 6, dan 9 hari terhadap kekuatan tarik material komposit diperkuat serat pelepah sawit. II. A. Metode Penelitian Metode Penelitian Material utama dari penelitian ini yaitu, resin tipe epoksi. Resin epoksi dan hardener diperoleh dari PT. Justus Kimia Raya. Dan jenis serat yang digunakan serat pelepah sawit dengan susunan acak. Pembuatan papan komposit dengan perbandingan matriks dan serat 90:10 dengan ukuran 200 x 200 x 5 mm dicetak di Laboratorium Pengujian Bahan jurusan mesin Politeknik Negeri Balikpapan dengan menggunakan alat press molding. Dimana sebelum di cetak serat pelepah sawit pertama kali diberi perlakuan alkali 5% selama 2 jam. Hasil cetakan yang berupa pelat lalu direndam di dalam wadah yang berisi air laut selama 3, 6 dan 9 hari. Berdasarkan standar ASTM D570-98 dan data pertambahan berat spesimen diambil tiap 24 jam selama 3, 6 dan 9 hari. Setelah dilakukan perendaman pelat komposit tersebut dibentuk sesuai standar ASTM D638-

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 75 02 (type 1) sebanyak 3 spesimen tarik untuk tiap pelat komposit. Gambar 1. Spesimen Uji Tarik ASTM D638-02 (type 1) Gambar 3. Diagram pertambahan berat spesimen B. Gambar Diagram Alir Penelitian Adapun gambar diagram alir penelitian ini dapat dilihat di bawah ini. III. Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Hasil dan Pembahasan A. Hasil Perendaman Material Komposit Dalam penelitian ini dilakukkan uji serap air laut pada material komposit selama 9 hari lamanya. Material yang di rendam ada 3 buah yang mana dibagi menjadi material untuk 3 hari, 6 hari, dan 9 hari. adapun hasil perendaman dapat dilihat dalam diagram berikut: Gambar 4. Diagram absorpsi air laut Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa laju penyerapan komposit berpenguat serat pelepah sawit ini, yaitu: Titik tertinggi penyerapan terjadi pada hari pertama, semuanya menunjukkan nilai penyerapan tertinggi yaitu spesimen 3 hari dengan 0,26% kemudian spesimen 6 hari 0,50% serta spesimen 9 hari 0,25%. Hal ini dikarenakan pada hari pertama pori-pori komposit pertama kali terisi. Berbeda jika pori-pori sudah terisi, maka laju penyerapan akan melambat dikarenakan pertambahan berat hanya terjadi karena serat (fiber) yang menyerap air. Dan dari ketiga spesimen, ketiganya menunjukkan kenaikkan dengan nilai yang bervariasi, hal ini disebabkan oleh pori-pori serta tereksposnya serat pada air laut yang diakibatkan masing-masing spesimen memiliki pori-pori serta serat yang terekspos berbeda. B. Kekuatan Tarik Adapun hasi pengujian tarik dari ketiga spesimen (sebelum perendaman, 3 Hari, 6 Hari dan 9 Hari perendaman) didapat hasil sebagai berikut:

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 76 brittle dengan cenderung mengalami mekanisme fiber pull Out. Penyebab terjadinya fiber pull out adalah kurang kuatnya ikatan interface antara serat dan matrik dan pengaruh dari perlakuan alkali (NaOH) Gambar 5.Diagram Tegangan Tarik Gambar 6. Diagram Modulus Tarik Dari hasil uji menunjukkan terjadi perubahan sifat mekanik yang dinamik, dari sebelum di rendam, 3 hari perendaman, 6 hari perendaman, dan 9 hari perendaman. Hal ini terjadi karena perubahan kekuatan ini bersifat normal karena kekuatan ini sendiri berhubungan dengan laju penyerapan. Laju penyerapan sendiri berhubungan dengan perubahan kekuatan dikarenakan komposit berpenguat serat alam akan menyebabkan turunnya sifat mekanis materialnya. Dan juga laju penyerapan akan berhenti saat mencapai titik jenuh yaitu antara 11%- 12%. Hasil yang dinamik naik turun pada gambar dikarenakan penyerapan komposit belum mencapai titik jenuh sehingga perubahan akan sifat mekanis material masih mungkin terjadi. C. Pengamatan Foto Makro Berdasarkan hasil foto makro pada material komposit uji tarik dan impak, maka diketahui pola patahan komposit cenderung mengalami patah getas (brittle), hal tersebut terlihat pada permukaan penampang patahan yang kelihatan mengkilap seperti bercahaya. Hal ini menandakan patahan yang terjadi adalah patah getas atau Gambar 7. Fiber pull out Gambar 8. Penampang patahan material D. Pengamatan SEM Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata terhadap modus kerusakan sampel uji komposit serat pelepah sawit epoksi, dilakukan foto SEM (Scanning Electron Microscope) terhadap sampel uji tarik. Pada

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 77 gambar 9 (a), (b), (c), dan (d) memperlihatkan serat pelepah sawit putus diakibatkan oleh adanya gaya tarik yang didapat oleh matriks lalu diteruskan ke serat pelepah sawit. Pada material juga terbentuk void seperti yang di perlihatkan pada gambar 9 (b) dan hampir diseluruh material terbentuk void sehingga void tersebut mempengaruhi kekuatan tarik dari material komposit berserat pelepah sawit. Void Gambar 9. (a) Sebelum perendaman, (b) 3 hari setelah perendaman, (c) 6 hari setelah perendaman (d) 9 hari setelah perendaman IV. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu, laju penyerapan mencapai kenaikan tertinggi pada hari pertama yaitu 0,26% untuk spesimen pertama pengujian 3 hari, 0,5% untuk spesimen kedua pengujian 6 hari dan 0,25% untuk spesimen ketiga pengujian 9 hari. Kemudian akan berlangsung stabil dan menurun sampai mencapai titik jenuh. Dimana untuk spesimen pertama di hari ketiga penyerapannya 0,49%, spesimen kedua di hari keenam penyerapannya 1,71%, dan spesimen ketiga di hari kesembilan penyerapannya 0,93%. Dan pengaruh

Journal INTEK. 2017, Volume 4 (2): 73-78 78 perendaman air laut terhadap kekuatan tarik komposit berpenguat serat pelepah sawit ini memiliki dampak yang dinamis untuk hasil uji sebelum perendaman sampai ke 9 hari perendaman yaitu kekuatan yang naik dan turun. Dengan nilai 15,468 MPa sebelum perendaman, 17,046 MPa 3 hari perendaman, 15,107 MPa 6 hari perendaman, dan 21,137 MPa 9 hari perendaman. Ucapan Terima Kasih Kegiatan penelitian ini terlaksana atas bantuan dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, baik bantuan dana melalui hibah penelitian dosen pemula Kemenristekdikti melalui P3M Poltekba, serta kepada toolman dan admin Program Studi Teknik Alat Berat Poltekba atas bantuannya dalam membantu pengambilan data. Oleh karena itu, kami tak lupa mengucapkan terima kasih.. Daftar Pustaka [1] Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2008. Jakarta,Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan, [2] Seketariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012. Statistik Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Ekspor- Impor 2003-2010. Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan. [3] Robby Tamba, Studi Pengaruh Perendaman Menggunakan Air Laut Pada Kayu Meranti Merah Terhadap Kekuatan Kayu Teknika Teknika Vol 6, No 2.2005. [4] Errajhi, O.A.Z, Osborne, J.R.F, Richardson, M.O.W, Dhakal, H.N.,,Water Absorption Characteristic of Aluminised E-glass Fibre Reinforced Unsaturated Poliéster Composites, Composite Structures, Vol. 71, No. 3-4, 02.11.2005, p. 333-336. [5] Wang, W, Sain, M, Copper, P.A. 2005,Study of Moisture Absorption in NaturalFiber Plastic Composites, Composites Science and Technology 66 (2006) 379-386. [6] http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-arealkelapa-sawit-meningkat.html [7] S Achmadi,Pengaruh Intensitas pencahayaan terhadap arah pertumbuhan kelapa sawit, Departemen Pertanian Fakultas Pertanian USU,2006. Medan.