BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

dokumen-dokumen yang mirip
I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

II. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

Gambar 3. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

PENGARUH BEBERAPA JENIS EKSTRAK TUMBUHAN TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI LAPANGAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. BAHAN DAN METODE A.

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat. menulis, pengaduk, mistar, hands prayer, Hot plat, kompor gas, cawan petri, gelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

CARA MEMBUAT MEDIA TUMBUH DALAM PENGEMBANGAN MASSAL APH GOLONGAN JAMUR

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Juli 2011 sampai Januari 2012. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, jarum ose, beaker glass, otoklaf, plastik tahan panas, alumunium foil, kertas saring, Bunsen, bor gabus, korek api, spidol, erlenmeyer, kaca preparat cekung, cover glass, mikroskop, spatula, gelas ukur, tissue, laminar air flow, oven, timbangan, karet, nampan, panci, dan kertas label. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman tembakau, isolat T. harzianum, T. viride kentang, gula, agar batang, kunyit, kencur, sirih, tanah, pupuk kandang, aquades, dan alkohol 70 %. 3.3 Metode Penelitian Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan sehingga didapat 21 satuan percobaan. Perlakuan terdiri atas :

22 1. Kontrol berupa tanaman tembakau yang disiram dengan air steril; 2. Aplikasi T. viride dikombinasikan dengan fungisida kencur; 3. Aplikasi T. viride dikombinasikan dengan fungisida kunyit; 4. Aplikasi T. viride dikombinasikan dengan fungisida sirih; 5. Aplikasi T. harzianum dikombinasikan dengan fungisida kencur; 6. Aplikasi T. harzianum dikombinasikan dengan fungisida kunyit; 7. Aplikasi T. harzianum dikombinasikan dengan fungisida sirih. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Penyiapan tanaman tembakau Bibit tanaman tembakau yang berumur 38-45 hari sebanyak 21 tanaman dipindah tanam dalam 21 polibag berukuran 5 kg dengan media tanama berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 sehingga siap untuk diaplikasikan Trichoderma dan fungisida nabati. Penyakit patik pada tanaman tembakau sangat berkembang pada kondisi yang lembab. Oleh karena itu, tanaman tembakau harus dijaga kelembabannya dengan cara meletakkan tanaman tembakau tidak berada di bawah sinar matahari secara langsung. 3.4.2 Pembuatan fungisida nabati kunyit, kencur, dan sirih Menurut Oktasari (2009), pembuatan tepung kunyit, kencur, dan sirih dilakukan dengan mencuci rimpang kunyit, dipotong tipis, dan dikeringanginkan, kemudian dibungkus dengan plastik tahan panas dan dioven selama 3-4 hari dengan suhu 50 C. Setelah dioven, bahan kunyit tersebut diblender sampai halus lalu disaring sehingga diperoleh tepung yang halus.

23 3.4.3 Perbanyakan jamur Trichoderma spp. Isolat Trichoderma spp. yang digunakan adalah koleksi Klinik Tanaman yaitu T.harzianum dan T.viride yang tahan terhadap fungisida nabati kunyit, kencur, dan sirih. Trichoderma diperbanyak menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar). Biakan Trichoderma diambil dengan menggunakan jarum ose, lalu diletakkan ditengah-tengah cawan petri yang telah berisi media PDA, dan diinkubasi selama 7 hari. 3.4.4 Penyiapan suspensi dan menghitung kerapatan jamur Trichoderma spp. Penghitungan kerapatan spora jamur Trichoderma spp. dilakukan pada biakan berumur 7 hari, dibuat menjadi suspensi menggunakan air aquades steril 10 ml. setelah itu dilakukan pengenceran menjadi 10-6. Hasil pengenceran jamur Trichoderma spp. (0,1 ml) dihitung kerapatan sporanya menggunakan Haemocytometer. Kemudian seluruh suspensi masing-masing spesies Trichoderma ini digunakan untuk disemprotkan pada daun tanaman tembakau dengan menambahkan 0,5 kg gula tiap 1000ml suspensi sebagai makanan tambahan bagi Trichoderma. 3.4.5 Penyiapan inokulum C. nicotianae Penyiapan inokulum C. nicotianae dilakukan dengan dua metode, pertama secara alami yaitu menyiapkan tanaman yang terserang patik dan yang kedua dengan memblender daun tembakau yang terdapat bercak patik ( C. nicotianae). Daun terserang patik dimasukkan ke dalam blender lalu dicampur dengan 1000 ml air,

24 kemudian diblender hingga seluruhnya tercampur rata. Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan larutan dengan ampasnya. 3.4.6 Aplikasi suspensi Trichoderma spp.pada daun tembakau Suspensi dua spesies Trichoderma yang telah disiapkan kemudian diaplikasikan dengan menyemprotkan menggunakan handsprayer dibagian permukaan dan bawah daun-daun tanaman tembakau secara merata sebanyak 50-60 ml per tanaman pada pukul 17.00 WIB saat matahari mulai tenggelam dengan tujuan untuk menjaga kelembaban. Aplikasi Trichoderma dilakukan 7 hari sebelum aplikasi fungisida nabati dan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan setelah inokulasi C. nicotianae. 3.4.7 Aplikasi fungisida nabati kencur, kunyit, dan sirih Fungisida nabati berupa larutan dari tepung kencur, kunyit, dan daun sirih tersebut disemprotkan sebanyak 50-60 ml per tanaman ke bagian permukaan dan bawah daun tanaman tembakau secara merata 7 hari setelah aplikasi Trichoderma dan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan setelah inokulasi C. nicotianae. Konsentrasi yang dipakai adalah 50gr fungisida nabati per liter air untuk masingmasing jenis fungisida nabati. 3.4.8 Inokulasi C. nicotianae pada daun tembakau Inokulasi C. nicotianae dilakukan dengan dua metode. Pertama secara alami dengan meletakkan tanaman tembakau yang terserang patik diantara tanaman tembakau sehat yang akan diinokulasikan dengan jarak peletakan dua tanaman per

25 tanaman inokulum. Kedua, inokulum C. nicotianae yang telah berupa larutan disemprotkan ke bagian permukaan dan bagian bawah daun-daun tembakau secara merata. Penyemprotan dilakukan pada sore hari pukul 18.00-19.00 dengan tujuan untuk menjaga kelembaban. Interval waktu penyemprotan pertama dari inokulasi alami yaitu dua minggu, dan dengan penyemprotan kedua satu minggu. 3.4.9 Pengamatan dan pengumpulan data Pengamatan dilakukan terhadap gejala penyakit pada daun tembakau yang muncul yaitu timbulnya bercak di daun (Komisi Pestisida, 1989), dengan interval pengamatan tujuh hari. Pengamatan dilakuakan sebanyak 5 kali pengamatan selama lima minggu. Tabel 2. Skor gejala penyakit patik pada tembakau Skor Gejala Penyakit 0 tidak ada daun terserang 1 luas daun terserang 1% 25% 2 luas daun terserang 26% 50% 3 luas daun terserang 51% 75% 4 luas daun terserang 76% 100% Data yang dikumpulkan berupa tingkat keparahan penyakit yang dihitung menurut rumus : Keterangan : n v : jumlah daun yang bergejala dengan skor tertentu : nilai skor tiap kategori serangan

26 N : jumlah tanaman yang diamati V : skor tertinggi Seluruh data keparahan penyakit patik digunakan untuk dibuat grafik perkembangan penyakit. Menurut Louws et al. (1996), total luas area yang ada di bawah kurva perkembangan penyakit (Area Under Diseases Progress Curve/AUDPC) dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan : Y i+1 t i+1 Yi ti : data pengamataan ke-i+1 : waktu pengamatan ke-i+1 : data pengamatan ke-1 : waktu pengamatan ke-1 Persentase penghambatan serangan C. nicotianae akibat pengaplikasian Trichoderma dan fungisida nabati dihitung berdasarkan rumus : 3.4.10 nalisis Data Data keparahan penyakit patik yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.