PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 3! TAHUN 2017 TENT ANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 13 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR : 15 TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENT ANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MOJOKERTO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENT ANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2016 TENT ANG

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN

Transkripsi:

WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENT ANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi lnspektorat Kota Mojokerto dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Kota Mojokerto, maka perlu mengatur Sistem Dan Prosedur Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan di Kota Mojokerto, yang dituangkan dalam Peraturan Walikota Mojokerto. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur I Jawa Tengah I Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551) ; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ;

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan Di Lingkungan Dalam Negeri Dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2017; 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah ; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Prociuk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) ; 13. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negera Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Audit Kepegawaian ;

3 14. Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja lnspektorat Kota Mojokerto. MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA MOJOKERTO. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mojokerto. 3. Walikota adalah Walikota Mojokerto. 4. lnspektorat adalah lnspektorat Kota Mojokerto. 5. lnspektur adalah lnspektur Kota Mojokerto. 6. Sekretaris adalah Sekretaris lnspektorat Kota Mojokerto. 7. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan pemeriksaan, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya berupa koordinasi untuk pemeriksaan pendahuluan, monitoring dan konsultasi yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundangundangan. 8. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan. 10. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/ kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4 11. Evaluasi adalah proses kegiatan penilaian kebijakan daerah, akuntabilitas kinerja daerah atau program dan kegiatan pemerintahan daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 12. Koordinasi pengawasan adalah proses pengumpulan data untuk identifikasi dan analisis pendahuluan sebagai bahan pemeriksaan. 13. Monitoring adalah kegiatan mengamati, mengawasi keadaan dan pelaksanaan di tingkat lapangan yang secara terus menerus atau berkala di setiap tingkatan atas program sesuai rencana. 14. Konsultasi adalah kegiatan pembimbingan atas permintaan dari pelaksana urusan pemerintahan. 15. Obyek pemeriksaan atau disebut dengan obrik adalah pelaksana urusan pemerintahan di Kota Mojokerto yang meliputi Organisasi Perangkat Daerah, Kecamatan, Puskesmas, Kelurahan, Sekolah, Badan Usaha Milik Daerah dan pelaksana urusan pemerintahan lainnya yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mojokerto. 16. Urusan pemerintahan adalah fungsi fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. 17. Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang disingkat APIP adalah instansi pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan yang terdiri dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), lnspektorat Jenderal, lnspektorat Provinsi dan lnspektorat Kabupate dan Kota. 18. APIP Daerah adalah lnspektorat Kota Mojokerto yang mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kota Mojokerto untuk dan atas nama Walikota Mojokerto 19. lnspektur Pembantu atau disebut lrban adalah lnspektur Pembantu Wilayah I, lnspektur Pembantu Wilayah II, lnspektur Pembantu Wilayah Ill di lnspektorat Kota Mojokerto berdasarkan wilayah pembinaan yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. 20. Pejabat Fungsional Tertentu adalah Auditor di lingkungan lnspektorat Kota Mojokerto. 21. Pelaksana Pengawasan adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan lnspektorat Kota Mojokerto yang diberi Surat Perintah Tugas untuk melaksanakan kegiatan pengawasan. 22. Surat Perintah Tugas adalah Surat Perintah untuk melaksanakan kegiatan pengawasan yang ditandatangani oleh lnspektur selaku Pengguna Anggaran. 23. Biaya Pengawasan adalah biaya yang diberikan kepada pelaksana pengawasan untuk menghasilkan Laporan Hasil Pengawasan.

5 BAB II RUANG LINGKUP PENGAWASAN Pasal2 (1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi : a. Administrasi umum pemerintahan; dan b. Urusan pemerintahan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan terhadap : a. Kebijakan daerah; b. Kelembagaan; c. Pegawai daerah; d. Keuangan daerah; dan e. Barang daerah. Pasal3 (1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan oleh Pelaksana Pengawasan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh lnspektur. BAB Ill PENGAWASAN Bagian Kesatu Ketentuan Umum Pasal4 Pelaksana pengawasan dilakukan melalui : a. kegiatan pemeriksaan; b. kegiatan riviu; C. kegiatan evaluasi; d. kegiatan pemantauan; e. kegiatan koordinasi; f. kegiatan monitoring; dan g. kegiatan konsultasi.

6 Bagian Kedua Pelaksanaan Pengawasan Pasal 5 (1) Kegiatan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan melalui pemeriksaan berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, urusan pemerintahan berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan. (2) Tim pemeriksaan berkala ditugaskan oleh lnspektur dengan susunan tim terdiri dari : a. Pengendali mutu yang dijabat oleh lnspektur dengan tugas melakukan riviu atas program kerja pemeriksaan, pokok pokok hasil pemeriksaan dan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan; b. Koordinator pengawas yang dijabat oleh lnspektur Pembantu atau sekretaris dengan tugas membantu lnspektur dalam mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan, melakukan monitoring seluruh Proses pengawasan yang dilaksanakan oleh pengendali teknis, ketua tim dan anggota tim; c. Pengendali teknis yang dijabat oleh Pejabat, Fungsional Tertentu bersertifikasi Pengendali Teknis dengan tugas melakukan pengendalian atas pelaksanaan pemeriksaan dan metakukan reviu atas proses pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Ketua Tim dan Anggota Tim; d. Ketua tim yang dijaba toleh Pejabat Fungsional Tertentu dengan jabatan minimal Ahli Muda atau Pejabat eselon IV bertanggungiawab dalam pelaksanaan pemeriksaan dengan melakukan supervisi pemeriksaan.pelaksanaan dan melakukan reviu atas Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) Anggota Tim; dan e. Anggota Tim yang terdiri dari pejabat fungsional tertentu yang bertugas melakukan pemeriksaan dengan membuat KKP dan/atau eselon IV dan/ atau stat Pendukung. (3) Kegiatan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal6 1) Kegiatan reviu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi : a. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; b. Reviu atas Rencana Kegiatan Anggaran; c. Reviu atas LkjlP; dan d. Reviu Penyerapan Anggaran dan Pengadaan Barang dan Jasa. 2) Tim pelaksana Reviu ditugaskan oleh lnspektur dengan mempertimbangkan kompetensi dan apabila diperlukan dapat mengikutsertakan APIP lain. 3) Kegiatan reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur.

7 Pasal7 (1) Kegiatan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilaksanakan untuk menilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dari Organisasi Perangkat Daerah selaku pelaksana urusan pemerintahan di daerah. (2) Tim pelaksana evaluasi ditugaskan oleh lnspektur dengan mempertimbangkan kompetensi dan apabila diperlukan dapat mengikutsertakan APIP lain. (3) Kegiatan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal8 (1) Kegiatan pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d meliputi : a. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; dan b. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP. (2) Tim pemantauan ditugaskan oleh lnspektur dan bertindak sebagai Ketua Tim adalah Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sekretariat lnspektorat Kata Mojokerto atau pejabat lain yang ditunjuk oleh lnspektur. (3) Kegiatan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal9 (1) Kegiatan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e dilaksanakan sebagai pemeriksaan pendahuluan untuk mendukung pemeriksaan berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, urusan pemerintahan berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan. (2) Tim Koordinasi ditugaskan oleh lnspektur dan bertindak sebagai koordinator adalah Sekretaris. (3) Kegiatan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal 10 (1) Kegiatan monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f dilakukan terhadap pelaksanaan pengawasan (2) Walikota menugaskan lnspektur untuk melaksanakan kegiatan monitoring.

8 Pasal 11 (1) Kegiatan Kansultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g dapat diberikan oleh APIP atas permintaan pelaksana urusan pemerintahan baik dilakukan di kantar lnspektarat Kata Mojokerto maupun tempat lain dengan APIP sebagai narasumber. (2) Kansultasi yang diberikan aleh APIP kepada pelaksana urusan pemerintahan di kantar lnspektarat Kata Majakerta diakui sebagai kegiatan pengawasan apabila telah dibuat laparan hasil kansultasi. (3) Kegiatan kansultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasianal Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal 12 (1) APIP Daerah dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan pemeriksaan atas pengaduan masyarakat terhadap laparan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan. (2) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menindaklanjuti perintah Walikata baik lisan maupun tertulis dan pemeriksaan tematik atas telaahan stat dari tim pemeriksa. (3) Tim pemeriksa dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan pemeriksaan atas pengaduan masyarakat ditugaskan aleh lnspektur dengan mempertimbangkan kampetensi dan/atau wilayah pembinaan. (4) Kegiatan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dan Pemeriksaan atas pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasianal Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas pengawasan, pelaksana pengawasan dapat: a. Meminta dakumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan; b. Mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dakumen dalam penguasaan atau kendali abyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas pengawasan; c. Meminta keterangan kepada sesearang; dan d. Mematret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pengawasan. Bagian Ketiga Hasil Pengawasan

9 Pasal 14 (1) Hasil pelaksana pengawasarn sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10 dan pasal 11 dituangkan dalam bentuk laporan hasil pengawasan yang dapat berupa : a. Laporan Hasil Pemeriksaan; b. Leporan Hasil Reviu; c. Laporan Hasil Evaluasi; d. laporan Hasil Pemantauan; e. Laporan Hasil Koordinasi; f. Laporan Hasil Monitoring; dan g. Laporan Hasil Konsultasi. (2) Mekanisme dan Sistimatika laporan Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang diatur dengan Keputusan lnspektur. Pasal 15 (1) Laporan Hasil pemeriksaan berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, urusan pemerintahan berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan disampaikan kepada Walikota dan Obyek Pemeriksaan dengal tembusan kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur dan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur. (2) Laporan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada Walikota dan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur. (3) Laporan Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g disampaikan kepada Walikota. BABIV TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN Pasal 16 (1) Temuan Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, wajib ditindaklanjuti oleh obyek pemeriksaan sesuai dengan rekomendasi. (2) Obyek pemeriksaan harus memberikan tanggapan atas temuan hasil pengawasan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender sejak diterimanya Laporan Hasil Pengawasan. (3) Obyek pemeriksaan yang tidak menanggapi rekomendasi hasil pemeriksaan dimaksud dalam ayat (2) dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

10 BABV PEMANTAUAN DAN PEMUTAKHIRAN Pasal 17 (1) lnspektur melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sekretariat lnspektorat melakukan pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. (2) Hasil pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota setiap semester. BABVI PEMBIAYAAN Pasal 18 (1) Pelaksana pengawasan diberikan biaya pengawasan berdasarkan kriteria beban kerja dan risiko profesi. (2) Besaran biaya pengawasan ditetapkan dengan Keputusan Walikota BAB VII KODE ETIK Pasal 19 (1) Pelaksana pengawasan wajib mematuhi kode etik yang ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. (2) Majelis Kode Etik melakukan pemeriksaan dan rekomendasi sanksi atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pelaksana pengawasan. (3) Majelis Kode Etik ditetapkan dengan Keputusan lnspektur. BAB VIII PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Pasal 20 (1) Piagam Pengawasan Internal adalah pernyataan Walikota yang memberikan hak dan kewajiban kepada lnspektorat untuk menjalankan kewenangannya. (2) Piagam Pengawasan Internal termuat dalarn lampiran Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

11 BABIX KETENTUAN PENUTUP Pasal21 Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto Pad a tanggal 17 J anuari 2017 WAUKOTA MOJOKERTO ttd diundangkan di Mojokerto pada tanggal 17 Januari 2017 MAS.'UD YUNUS SEKRETARIS DAE RAH KOTA M OJ OKERTO ttdl MAS AGOES NIRIBITO.M.'W.,S.H.,M.SL P embina urama Madya NI IP l9'5 7 O!Hl 7 19'8309 11 001 SERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2017 NOMOR 17 SaHnan sesual dengan asllnya KEPALA BA.GIAN HUKUM, ttd PUDJI HARO.JONO, SH 1 NIP. 19600729 198503 1 007

12 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2017 TANGGAL 17 JA.NUARI2017 PIAGAM AUDIT INTERN INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO 1. Audit Intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian Keyakinan (assurance activities) dan konsultasi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah organisasi (audit). Kegiatan ini membantu organisasi (audit) mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektifitas dari proses manajemen risiko, kontrol (pengendalian), dan tata kelola (sektor publik). 2. lnspektorat Kata Mojokerto adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang dibentuk dengan tugas melaksanakan audit intern di lingkungan Pemerintah Kata Mojokerto. 3. lnspektorat Kata Mojokerto memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset dan personil instansi/unit kerja/satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kata Mojokerto yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi audit intern serta kewenangan lain sebagai tercantum dalam lampiran piagam ini. 4. Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008, antara lain menyatakan bahwa Pimpinan lnstansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang baik, meliputi : a. Penegakan integritas dan nilai etika; b. Komitmen terhadap kompetensi; c. Kepemimpinan yang kondusif; d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. Pendelegasian wewenang dan tanggunggjawab yang tepat; f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; g. Mewujudkan peran APIP yang efektif; h. Hubungan kerja yang baik dengan lnstansi/organisasi Perangkat Daerah terkait.

13 Piagam Audit Intern mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Piagam Audit Intern ini dapat direviu dan dimutakhirkan secara berkala untuk dilihat kesesuaiannya dan apabila diperlukan maka akan dilakukan perubahan dan/atau penyempurnaan guna mejamin keselarasan dengan praktik praktik terbaik dibidang audit intern, perubahan lingkungan organisasi, dan perkembangan praktik praktik penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah. Piagam Audit Intern ini dapat dijadikan dasar bagi Walikota untuk mengevaluasi kegiatan APIP lnspektorat Kota Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto Pada tanggal WALIKOTA MOJOKERTO Nama ) WALIKOTA MOJOKERTO ttd MAS'UD YUNUS