BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik 2. Karakteristik lurik dan teknik batik lukis dapat dipadukan dengan proses pengelantangan yang dapat diterapkan pada kain lurik ATBM. Pemecahan masalah: 1. Studi pustaka melalui buku-buku yang berkaitan dengan perancangan motif. 2. Studi visual untuk mencari gambaran awal mengenai produk batik lukis. 3. Studi proses untuk mengurangi kegagalan proses batik lukis. 4. Wawancara untuk memperoleh data bahan lurik dan batik lukis. 5. Observasi untuk mengetahui produk bahan lurik dan batik lukis. 6. Uji coba motif, warna, dan pengelantangan untuk memperkecil kesalahan produksi. Konsep perancangan: 1. Aspek Estetis yang berkaitan dengan desain motif hiasan tepi dan warna. 2. Aspek Teknik yang berkaitan dengan teknik batik lukis dan pengelantangan. 3. Aspek Fungsi sebagai tekstil pakaian hiasan tepi dan mempertahankan lurik ATBM agar tidak punah. 4. Aspek Material meliputi bahan yang kan digunakan lurik ATBM. Alternatif Teknik dan Komposisi Penempatan Visualisasi Desain Bunga Teratai Produk Tekstil Pakaian Sebagai Hiasan Tepi Pada Kain Lurik 36
37 B. Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek tugas akhir ini adalah perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik melalui teknik batik lukis dengan menambahkan teknik pendukung melalui teknik pengelantangan yang bersumber ide teratai, motif teratai dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki kedekatan antara lurik dan teratai yang sudah memiliki kepercayaan pada agama Hindhu dan Budha. Makna pada lurik mencerminkan kehidupan masyarakat pada zamannya, disamping itu masih ada kepercayaan lama yang menganggap kain tenun bercorak garis-garis mempunyai kekuatan magis yang melindungi. Nama- nama corak lurik di ambil dari nama flora dan fauna di sekitar kehidupan masyarakat yang memberi manfaat bagi mereka, terdapat pula nama- nama yang dianggap sakral yang dapat memberi berkah serta lindungan dari segala petaka, dengan istilah tolak bala sedangkan teratai kepercayaan sebagai bunga suci atau menyimbolkan kesempurnaan,dalam konsep pemikiran Hindu. Bagi umat Hindu tanaman ini misterius dan sakral, serta telah dimuliakan selama berabad-abad sebagai simbol alam semesta. Bunga teratai berada dibawah pada relief candi yang ada di Prambanan melambangkan sebagai penompang/tumpuan yang bersingga sana diatas simbol kesucian, sehingga dapat diterapkan pada kain yang bertujuan untuk penghias bagian tepi kain lurik. Konsep perancangan ini bertujuan sebagai hiasan tepi pada kain lurik dan memberi nilai lebih di daerah observasi yang selama ini pengrajin lurik dan batik lukis belum terjadi kolaborasi produk, serta mengembangkan lurik ATBM yang hampir punah sehingga membangkitkan kembali lurik ATBM semakin perkembang dan bisa mengikuti perkembangan global. Perancangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lurik ATBM yang
38 di kolaborasikan dengan batik lukis sebagai hiasan tepi untuk masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke pengrajin di daerah pedan maupun cawas, serta memperkaya kebaharuan ide-ide antara lurik dan batik lukis yang ada di Indonesia. Ada beberpa aspek yang menjadi pertimbangan dalam perancangan ini meliputi aspek teknik, aspek material, aspek desain, dan aspek fungsi. 1. Aspek Estetis Aspek estetis merupakan ilmu dasar dalam sebuah perancangan yang berhubungan dengan keindahan, apresiasi, keindahan seni. Aspek estetis pada perancangan ini merupakan hasil dari keseluruan aspek teknik, bahan, dan desain motif. Unsur estetis yang dimunculkan dalam perancangan ini adalah kain lurik dengan motif teratai sebagai hiasan tepi melalui teknik batik lukis goresan-goresan malam pada teknik batik lukis lebih ekspresif sehingga tidak akan ada goresan yang sama dalam setiap pengulangannya, motif teratai ini dengan gaya penggambaran distorsi. Warna-warna yang digunakan menggunakan warna gradasi. Perancangan ini mengutamakan pada pengolahan teknik tekstil dalam pembuatan motif, dalam perancangan motif teratai dengan penggayaan distorsi, beberapa unsur yang mendukung estetika yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya dalam pembentukan karya-karya ini adalah motif, warna, dan teknik yang saling terkait antara satu dengan yang lain, sebagai berikut:
39 a. Pemilihan motif Pemilihan motif perancangan karya dengan motif teratai, Tumbuhtumbuhan juga menunjang/menentukan kelangsungan hidup manusia. Flora merupakan sumber inspirasi bagi manusia dalam berkarya, dengan memahami karakter dasarnya maka eksplorasi flora dalam ornamen akan memunjulkan wujud-wujud yang bervariasi, tidak selamanya motif flora itu mengandung makna simbolik, sebab sering kali gubahan-gubahan motif tumbuh-tumbuhan dalam ornamen nusantara lebih menekankan pada segi keindahan hiasan, lebih-lebih jika jenis tanaman yang digunakan sebagai motif hiasnya tidak teridentifikasi dengan jelas, artinya tidak menggambarkan jenis tanaman atau unsur tanaman tertentu. Jenis tanaman tertentu seperti teratai yang banyak muncul pada motif hias sejak zaman Hindu dan pohon kalpataru atau pohon hayat memiliki makna simbolik masingmasing. Motif teratai dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki kedekatan antara lurik dan teratai yang sudah memiliki kepercayaan pada agama Hindhu dan Budha. Makna pada lurik mencerminkan kehidupan masyarakat pada zamannya, disamping itu masih ada kepercayaan lama yang menganggap kain tenun bercorak garis-garis mempunyai kekuatan magis yang melindungi. Bunga teratai berada dibawah pada relief candi yang ada di Prambanan melambangkan sebagai penompang/tumpuan yang bersingga sana diatas simbol kesucian, sehingga dapat diterapkan pada kain yang bertujuan untuk penghias bagian tepi kain lurik.
40 b. Pemilihan warna Warna merupakan salah satu unsur rupa yang sangat besar pengaruhnya dalam tata rupa, di samping unsur bentuk. Namun warna tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk keindahan, karena masih banyak unsur lain yang mempengaruhinya. Warna berfungsi untuk menyempurnakan bentuk dan memberi karakter terhadap karya seni/desain. Arahan warna yang sesuai dengan konsep yang di ambil adalah warna yang memberikan kesan ceria dan lebih menarik. Contoh warna-warna yang di gunakan untuk perancangan produk ini adalah warna-warna gradasi, warna merah, orange, biru, kuning dan warna-warna lain, sehingga memunculkan karakter lukisnya. c. Komposisi hiasan tepi Beberapa desain hiasan tepi tidak meninggalkan konsep komposisi tradisi batik yang mengolah pengulangan motif, keberaturan motif dan unsur yang menjadi poin utama (motif utama) dalam permukaan kain lurik. Komposisi alternatif untuk hiasan tepi antara lain kearah garis horizontal, vertikal, horizontal dan vertikal, dan sekeliling tepi kain lurik pada beberapa desain dimaksudkan untuk menciptakan irama (kesan atau arah desain). 2. Aspek Teknik Aspek teknik merupakan aspek yang penting dalam sebuah perancangan karena teknik yang digunakan akan mempengarui hasil ahir sebuah produksi, untuk perancangan ini teknik yang akan digunakan adalah teknik batik lukis
41 dengan penambahan teknik pendukung pengelantangan. Pemilihan teknik batik lukis pada perancangan ini dikarenakan, penulis ingin mengembangkan batik lukis yang dikalaborasikan dengan lurik ATBM supaya lurik ATBM tidak akan punah. Tambahan teknik pendukung yaitu pengelantangandengan proses semprot menggunakan surfurit (pengelantangan tekstil) dengan takaran perbandingan 1 liter surfurit : ½ liter air melalui pengelantangan kondisi kuat dengan teknik semprot, menunggu reaksi perubahan warna selama 3-6 menit tergantung serat bahan pada lurik ATBM, sebagai penetral surfurit menggunakan Sir (penetral bau + bahan kimia) takarannya 3 tutup botol aqua/ 2 liter air. Menggunakan semprot yang diterapkan pada hiasan tepinya pada lurik melalui teknik batik lukis, hiasan tepi pada kain lurik yang perlu diingat bahwa ragam hias tidak merusak struktur dari benda atau bidang tersebut. Kemudian letak atau posisi ragam hias dan bidang yang akan dihias harus ada kesatuan dan keharmonisan. 3. Aspek Fungsi Perancangan motif teratai berfungsi untuk tekstil pakaian sebagai hiasan tepi pada kain lurik, mempertahankan lurik ATBM agar tidak punah sehingga lurik ATBM kembali bangkit dan berkembang seperti dulu lagi dan bertujuan memberi nilai lebih didaerah observasi yang selama ini pengrajin lurik dan batik lukis belum terjadi kolaborasi produksi. 4. Aspek Material Bahan merupakan media yang dapat mewadahi aspek teknik. Bahan yang baik dapat memberikan nilai lebih pada sebuah produk. Bahan yang digunakan dalam pembuatan batik lukis ini adalah lurik ATBM. Kain yang
42 dipilih untuk test product merupakan jenis kain dengan kualitas paling bagus, dapat menyerap warna dengan baik, dan memiliki serat yang kuat. Pemilihan warna, motif batik lukis menggunakan pewarna sintetis, pewarna sintetis untuk memberikan kesan yang lebih ceria dan lebih menarik. C. Kriteria Perancangan Kriteria perancangan pada tugas akhir ini adalah mampu merancang motif teratai dengan teknik batik lukis pada kain lurik sebagai hiasan tepi. Komposisi motif yang dirancang untuk hiasan tepi pada kain lurik adalah komposisi motif yang dinamis yaitu memiliki kesan gerak dengan memadukan antara gradasi warna dan gradasi bentuk motif teratai dari hasil perintangan warna. Teknik batik lukis goresan-goresan malam pada teknik batik lukis lebih ekspresif sehingga tidak akan ada goresan yang sama dalam setiap pengulangannya. Adapun teknik tambahan untuk memberikan nilai kebaruan produk batik lukis pada kain lurik dengan diberi teknik pendukung pengelantanganmenggunakan zat warna tekstil surfurit. Warna yang dihasilkan dari teknik pengelantangan dalam perancangan ini adalah warna krem keputih-putihan tergantung serat luriknya, sedangkan pada motif batik lukisnya menggunakan warna gradasi, bahan pewarnanya menggunakan remasol dengan proses tolet. Karya yang dibuat dalam perancangan ini harus mampu menampilkan ciri khas yang dapat membuat produk tersebut dikenal sebagai wacana baru sebagai produk tekstil pakaian. Produk ini merupakan produk dengan desain permukaan
43 yang ekslusif karena hubungannya dengan teknik batik lukis dan proses pendukung pengelantangan yang dilakukan secara semprot. Desain ini menawarkan karya yang lebih ke arah pengembangan desain yang inovatif dan ke kinian. Kekhasan dan kekuatan karakter desain ini dapat menjadi penguat nilai dari produk dan menjadikan produk ini lebih bernilai di banding dengan produk lurik batik lainnya. Selain itu, pemanfaatan visual dari teratai yang dipadukan dengan lurik akan menjadi kekuatan desain, dengan pertimbangan tersebut maka produk motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik di harapkan tidak hanya menjadi produk berupa lembaran kain semata. D. Pemecahan Desain Tahap pemecahan desain berguna untuk memperkuat konsep desain kedalam desain yang lebih spesifik tentang aspek-aspek yang mendukung dalam visualisasi karya ini. Visualisasi desain adalah bentuk kerja kreatif dalam mengeksternalkan ide, gagasan, dan konsep. Visualisasi desain menjadi sebuah bentuk penggabungan dari kesatuan berbagai macam aspek yang sudah dipertimbangkan untuk menghasilkan sebuah produk. Pemecahan visual dalam perancangan karya ini diawali dengan melakukan survai, studi literatur, wawancara terkait visualisasi karya, serta pendalaman sumber tentang lurik, batik lukis dan motif. Pengolahan motif teratai dilakukan karakter penggayaan secara distorsi. Komposisi motif yang dirancang untuk hiasan tepi pada kain lurik adalah komposisi motif yang dinamis yaitu memiliki kesan gerak dengan memadukan antara gradasi warna dan gradasi bentuk motif teratai dari hasil perintangan warna. Teknik batik lukis goresan-goresan malam
44 pada teknik batik lukis lebih ekspresif sehingga tidak akan ada goresan yang sama dalam setiap pengulangannya. Desain motif dengan menggunakan teknik batik lukis pada kain lurik dan penambahan teknik pendukung yaitu pengelantanganke dalam bentuk yang saling berkesinambungan melalui gradasi bentuk dalam bidang naik turun maupun besar kecil yang sesuai dengan penggayaan bentuk motif distorsi untuk memperkuat kesan gerak yang dinamis. Sedangkan dari segi pewarnaan dibuat lebih beragam pada warna-warna gradasi agar terlihat efek lukisnya. Proses pewarnaan menggunakan zat warna sintetis (zat warna kimia) seperti zat reaktif (Remazol) supaya meberikan gambaran warna yang beragam dan yang sesuai dengan desain. Warna diaplikasikan ke kain dengan teknik colet. Bahan atau material yang digunakan adalah tenun lurik ATBM. Hal ini dilakukan guna memberi gambaran desain jika diaplikasikan kedalam kain dengan jenis yang berbeda.