BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita, pendidikan memegang peran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri. Karena baik buruknya pendidikan akan menentukan kualitas pendidikan dari sebuah bangsa,sehingga cepat atau lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat memperbaiki kehidupan masyarakat serta menuntunnya mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan generasi muda yang memiliki keterampilan, cerdas, berkarakter, bermoral, berkepribadian dan berpengaruh dalam kemajuan berbagai bidang. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk 1

2 watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan perkembangan yang sangat pesat, manusia semakin ditantang untuk memiliki kemampuan guna menghadapi perubahan tersebut, sehingga perkembangan dalam dunia pendidikan menuntut lembaga pendidikan untuk dapat lebih menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan semaksimal mungkin, baik itu secara kualitas maupun kuantitasnya. Proses pembelajaran dilakukan untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Mewujudkan tujuan nasional tersebut, banyak usaha yang dilakukan salah satunya, dengan mengadakan perbaikan pengajaran pada bidang pendidikan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan peraturanperaturan pendidikan yang menyangkut pengajaran dan penguasaan materi, perubahan atau revisi kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain. Namun, salah satu yang nenjadi masalah dalam dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seringkali anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Kondisi pengajaran di sekolah-sekolah pada umumnya saat ini adalah masih mendominasinya peran guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tanpa sering melibatkan siswanya secara langsung untuk ikut serta berperan aktif di

3 dalam kelas. Sehingga siswa kurang dituntun untuk memberikan kontribusinya dalam hal ide, pemikiran, ataupun pendapat dalam proses pembelajaran. Hal ini juga, masih ditemukan dalam kegiatan belajar untuk mata pelajaran Sistem Rem. Sistem Rem adalah salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman serius. Karena sistem ini salah satu yang berpengaruh langsung terhadap kenikmatan berkendara, stabilitas dan lain sebagainya. Sistem Rem digunakan untuk mengurangi atau menghentikan jalannya kendaraan dan mempertahankan posisi kendaraan pada saat diparkir. Rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik. Untuk alasan inilah, perlunya keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap proses pembelajaran Sistem Rem, agar siswa lebih mudah memahami Sistem Rem, dan bukan hanya menerima informasi dari guru. Dari hasil observasi dan wawancara yang lakukan penulis di sekolah SMK Swasta MARKUS 2 Medan, melalui guru bidang studi Sistem Rem bahwasanya hasil ujian siswa kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan terbukti masih rendah yaitu dibawah kriteria ketuntasan minimal.

4 Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Pelajaran Sistem Rem pada Kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan T. Ajaran Kelas Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) < 70 11 36,7% 2015 2016 XI TKR 76-79 7 23,3% 80-89 9 30% > 90 3 10% < 70 14 43,75% 2016 2017 XI TKR 76-79 10 31,25% 80-89 6 18,75% > 90 2 6,25% (sumber : data arsip SMK Swasta MARKUS 2 Medan) Dari data yang diperoleh oleh penulis dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa Sistem Rem kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan pada tahun ajaran 2015/2016 hanya 19 orang yang lulus dari jumlah siswa 30 orang atau sekitar 63,3% siswa yang dapat dikategorikan lulus, dan pada tahun ajaran 2016/2017 hanya 18 siswa yang lulus dari jumlah siswa 32 orang atau sekitar 56,25%, dengan standar ketuntasan minimal 70. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Sistem Rem siswa kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Belum optimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Rem yang juga dapat dilihat dari rekapitulasi nilai ulangan harian di atas dikarenakan kurangnya minat belajar siswa dan proses pembelajaran yang di bawakan guru masih bersifat konvensional dengan menggunakan metode yang bersifat ceramah yang tidak melibatkan siswa, pengolahaan suasana pembelajaran yang terjadi dalam kelas kurang tepat dimana model pembelajaran yang dibawakan oleh guru

5 saat mengajar kurang bervariasi sehingga minat belajar siswa kurang terhadap mata pelajaran yang dibawakan oleh guru, yang berdampak pada prestasi belajar siswa.yang akibatnya masih banyak siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Disinilah tugas guru dalam proses pembelajaran untuk menggunakan model pembelajaran. Dimana model pembelajaran digunakan agar siswa tidak merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning yang merupakan model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dalam belajar terutama dalam memecahkan sebuah masalah. Siswa dituntut untuk mengembangkan pikirannya, sehingga dalam model ini siswa lebih banyak berpikir daripada menerima informasi seperti kebanyakan yang sudah sering dilakukan. Namun kadang kala, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran dengan bantuan teman dibandingkan dengan yang sudah diperolehnya dari guru. Maka untuk itu, diperlukan lagi sebuah model pembelajaran yang menggunakan teman sebagai pembimbing di kelas bagi teman yang lainnya. Dan ini akan dibantu dengan model pembelajaran Tutor Teman Sebaya, yang melibatkan siswa secara langsung melalui seorang tutor yang ditunjuk oleh guru. Sehingga menghasilkan sebuah model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tutor Sebaya. Dengan menggunakan model ini, maka diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak berpusat pada guru lagi, melainkan siswa juga menjadi berperan aktif

6 didalamnya. Dan dengan partisipasi siswa ini, maka model ini diharapkan menjadi membuat siswa mampu menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan yang diajarkan, mengulanginya, dan memprediksikan kemungkinan soal yang lebih sulit lagi yang akan diberikan pada waktu-waktu selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan ada pengaruh yang positif model pembelajaran ini terhadap hasil belajar Sistem Rem Siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis Tutor Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Sistem Rem Siswa Kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Sistem Rem siswa Kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 Medan. 2. Rendahnya minat dan semangat siswa untuk mengikuti proses belajar Sistem Rem. 3. Model Pembelajaran yang diterapkan guru pada mata pelajaran Sistem Rem masih menggunakan metode ceramah yaitu yang berpusat pada guru. 4. Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru dikarenakan siswa tidak memiliki buku sabagai sumber belajarnya.

7 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah prosedur penggantian kanvas rem cakram maupun tromol, pengujian dan penyetelan sistem rem dan standar prosedur keselamatan kerja dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tutor Teman Sebaya pada kelas XI TKR 1 (Eksperimen) dan dengan menggunakan Model Pembelajaran Ekpositori pada kelas XI TKR 2 (Kontrol). 2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar Sistem Rem pada standar kompetensi memperbaiki sistem rem pada kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 MEDAN 2017/2018. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian Pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tutor Teman Sebaya terhadap hasil belajar Sistem Rem pada siswa kelas XI TKR di SMK Swasta Markus 2 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tutor Teman Sebaya

8 terhadap hasil belajar Sistem Rem pada siswa kelas XI TKR di SMK Swasta MARKUS 2 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Sistem Rem siswa kelas XI TKR SMK Swasta MARKUS 2 MEDAN tahun ajaran 2017/2018. 2. Untuk menambah wawasan dan pengalaman langsung bagi penulis dalam pelaksanaan penelitian. 3. Sebagai bahan referensi dan sumbang pikiran penulis untuk penelitian lanjutan. 4. Memberikan masukan kepada guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dibawakan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka peningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.