BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan sebuah metode tertentu untuk memudahkan penulis. Metode tersebut harus tepat dan sesuai dengan objek kajian. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (Fatimah Djadjasudarmana, 1993:3). Penelitian sebuah bahasa bertujuan untuk mengumpulkan data, serta untuk mempelajari fenomena kebahasaan yang terjadi di dalam masyarakat. Suatu masalah tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya, suatu penelitian dapat dikaji dengan dua metode, metode kualitatif dan metode kuantitatif. Secara umum, metode kualitatif merupakan metode pengkajian atau metode penelitian suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik; sedangkan metode kuantitatif adalah metode penelitian terhadap suatu masalah yang didesain atau dirancang menggunakan prosedurprosedur statistik (Subroto, 2007:5). Dengan demikian, pada umumnya disiplin ilmu yang termasuk ilmu pengetahuan alam, statistik, atau eksas, menggunakan metode kuantitatif, sedangkan disiplin ilmu humaniora atau kebudayaan, menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian bahasa yang mengkaji fenomena kebahasaan. Ilmu bahasa termasuk ke dalam golongan disiplin ilmu humaniora. Menurut Subroto, penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa dalam kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat. Menurut Djadjasudarma (1993:10), metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dan lisan di masyarakat bahasa. Penelitian
kualitatif biasanya juga disebut sebagai penelitian alamiah karena berusaha memahami fenomena-fenomena alamiah yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian ini membahas struktur teks dan konteks sosial wacana yang terdapat dalam opini Revolusi Mental yang ditulis oleh Joko Widodo. Penulis akan menempuh lima tahap dalam penelitian ini. Lima tahapan tersebut ialah (1) pengumpulan data, (2) klasifikasi data, (3) analisis struktur teks, (4) analisis konteks sosial, dan (5) menyimpulkan hasil analisis data. B. Data dan Sumber Data Data dan sumber data merupakan dua hal penting dalam sebuah penelitian. Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas), yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Subroto, 2007:38). Data berwujud perkataan, kalimat, gambar, buku, dan hasil pemakaian bahasa lainnya. Data dalam penelitian ini adalah data tulis (teks) yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf, dan wacana Revolusi Mental yang di dalamnya terdapat struktur teks dan konteks yang membangun wacana. Data yang dikumpulkan penulis berasal dari opini yang ditulis Joko Widodo. Adapun opini yang dimaksud adalah opini berjudul Revolusi Mental dalam rubrik Opini harian Kompas pada tanggal 10 Mei 2014. Sumber data adalah media di mana data tersebut diperoleh. Menurut Subroto (2007:38), sumber data merupakan asal data diperoleh. Sumber data utama dalam penelitian ini diambil dari tulisan berbentuk opini yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei 2014 dalam rubrik Opini harian Kompas berjudul Revolusi Mental yang ditulis oleh Joko Widodo.
C. Metode Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, penulis melakukan pengumpulan data yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang akan diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka dengan sumber tertulis wacana Revolusi Mental, yakni berupa kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf, dan wacana Revolusi Mental yang di dalamnya terdapat struktur teks dan konteks. Teknik pustaka, menurut Subroto (2007:47), adalah teknik pengumpulan data yang mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data yang diinginkan. Sumbersumber tertulis itu dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah, maupun buku perundang-undangan (2007:48). Selain teknik pustaka, penulis menggunakan metode simak teknik catat. Metode simak teknik catat, menurut Subroto (2007:47), adalah mengadakan penyimakan terhadap pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan dan mengadakan pencatatan terhadap data yang relevan yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian. D. Klasifikasi Data Analisis data baru bisa dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul. Namun sebelum menganalisis data, harus dilakukan klasifikasi data terlebih dahulu. Pengklasifikasian data didasarkan atas dasar-dasar tertentu. Pengklasifikasian itu hendaknya sedemikian rupa sehingga memberi isyarat fungsional bagi keperluan analisis (Subroto, 2007:58). Klasifikasi data akan membantu penulis dalam menentukan gambaran mengenai langkah yang akan diambil dalam menganalisis data. Dalam penelitian ini, klasifikasi data dilakukan dengan mengurutkan data berdasarkan pokok permasalahan yang dibahas, yaitu struktur teks dan konteks wacana. Dalam penomoran
data, ditampilkan judul naskah, nomor paragraf, nomor kalimat, dan elemen yang dianalisis. Berikut contoh penomoran data yang dibuat oleh penulis: Saya sudah memulai gerakan ini ketika memimpin Kota Surakarta dan sejak 2012 sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah teman yang sepaham juga sudah memulai gerakan ini di daerah masing-masing. (117-A/RM/P.27/K.1-K.2/Latar) Keterangan: 117 : Nomor urut data 117 RM : Revolusi Mental P.27 : Paragraf ke-27 K.1-K.2: Kalimat ke-1 sampai kalimat ke-2 Latar : Elemen Latar E. Metode Analisis Data Setelah melakukan klasifikasi data, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data. Tahap analisis merupakan tahapan yang strategis dalam penelitian linguistik. Menganalisis berarti mengurai atau memilah-bedakan unsur-unsur yang membentuk suatu satuan lingual, atau mengurai suatu satuan lingual ke dalam komponen-komponennya (Subroto, 2007:59). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dan kontekstual. Metode padan merupakan metode yang alat penentunya tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan digunakan untuk menganalisis struktur dengan kriteria struktur makro yakni dengan analisis tema dan topik, dan struktur mikro yakni dengan satuan lingual semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Selain metode padan, penulis juga menggunakan metode kontekstual. Metode kontekstual digunakan untuk mengkaji faktor-faktor
non-lingual, terutama konteks fisik, epistemis, dan sosial (Sumarlam, 2006:98). Parameter yang digunakan dalam metode kontekstual penelitian ini adalah parameter sosial yang menyertai teks. F. Metode Penyajian Analisis Data Setelah melalui analisis, kemudian keluarlah hasil dari analisis tersebut. Hasil yang dimaksud selalu berupa kaidah atau kaidah-kaidah. Kaidah itu harus disajikan dengan baik. Metode penyajian kaidah tersebut memiliki dua macam, yakni bersifat informal dan bersifat formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya; sedangkan metode penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:145). Metode penyajian dalam penelitian ini menggunakan metode informal, yakni merumuskan data temuan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat.