BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sampai ke perguruan tinggi, oleh karena itu semestinya diadakan penelitian dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII-A MTS NEGERI MODEL PALOPO

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan menulis membutuhkan ketekunan dan kreatifitas. Siswa dituntut menemukan ide dan merangkai kata untuk beberapa manfaat seperti yang diungkapkan oleh Akhaidah, Maidar, dan Sakura (1989: 1-3), yaitu dapat menambah wawasan mengenai suatu topik karen penulis mencari sumber informasi tentang topik tersebut, sarana pengembangan daya pikir atau nalar dengan mengumpulkan fakta, menghubungkannya, kemudian menarik kesimpulan. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis bertujuan untuk melatih siswa dalam mengembangkan ide dan menyusun menjadi tulisan yang lebih rinci agar mudah dipahami oleh pembaca. Pembelajaran bahasa Bugis di sekolah pada dasarnya berfungsi meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan keterampilan berpikir, serta meningkatkan daya intelektual siswa. Pembelajaran bahasa Bugis di tingkat SMP bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.

Untuk menumbuhkembangkan siswa ke arah yang berbahasa secara kreatif, ada empat komponen keterampilan yang harus diperhatikan yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat komponen keterampilan di atas saling berkaitan antara satu dengan yang yang lainnya. Secara umum keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara dimulai pada usia pra sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis diperoleh setelah memasuki lembaga pendidikan (Tarigan, 1987: 1). Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajar bahasa di sekolah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, baik SD, SMP, maupun SMA ditujukan untuk mencapai keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keteramilan menulis merupakan keterampilan yang tidak kalah pentingnya dengan keterampilan berbicara dan kedua keterampilan ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Sering kali siswa yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, juga mampu menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan dengan lebih ekspresif. Penulis menggambarkan isi pikiran dan perasaan sama halnya dengan apa yang dilakukan dalam berbicara. Namun, dalam menulis pengetahuan tentang tata tulis dan ketepatan kata sangan penting. Dalam pembelajaran bahasa daerah, menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai seorang pelajar. Menulis merupakan salah satu kegiatan untuk menciptakan karya tulis, seperti cerita, puisi, dan artikel. Menulis dan mengarang tidak dapat dipisahkan antara kehidupan berkomunikasi dengan penggunaan bahasa. Masalah ini sering dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat keterampilan bahasa seseorang dan keterampilan bahasa seseorang baik siswa maupun mahasiswa dapat dinilai dari keterampilannya menulis. Melalui

tulisan seseorang dapat mengemukakan perasaan, gagasan, dan ide kepada orang lain. Begitu juga dalam hal menulis. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, pembaca lebih mudah memahami dan mengerti pesan yang disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu, dapatlah dikaitkan bahwa bahasa, khususnya bahasa tulisan diciptakan untuk menimbulkan hubungan timbal balik antara seseorang dengan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa tulisan harus mengandung makna yang jelas, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang selaras antara pembaca dan penulis. Untuk menimbulkan makna yang jelas, penyususnan kaidah-kaidah bahasa mutlak diperhatikan, terutama dalam bentuk bahasa tulis. Dalam proses belajar menulis (mengarang), berbagai keterampilan itu tidak dapat mungkin dikuasai seseorang secara serentak. Semua keterampilan itu dapat dikuasai oleh para penulis yang sudah profesioanal melalui suatu proses, setahap demi setahap. Proses penguasaan berbagai keterampilan dapat berjalan cepat atau lambat bergantung pada besarnya potensi yang dimiliki dan ketekunannya dalam menulis. Menurut Darmadi (1996:21), menulis atau mengarang merupakan suatu proses yang menggunakan lambang-lambang atau sejumlah huruf untuk menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan serta dapat menampung aspirasi atau makna yang ingin disalurkan kepada orang lain. Lebih lanjut, Darmadi (1996:21) mengemukakan bahwa pesan yang ingin disampaikan itu dapat berupa tulisan yang dapat menghibur, memberi informasi, mempengaruhi, dan menambah pengetahuan. Hasil kegiatan mengarang seperti ini dapat berwujud karangan argumentasi, eksposisi, deskripsi, narasi, dan persuasi. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan mengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh (novel, buku seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf,

kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 2001:231). Alwi (1998:419) menyatakan karangan merupakan rentetan kalimat yang berkaitan hubungan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain itu membentuk kesatuan. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahada Indonesia, Alwi dkk. (2002:506) menyatakan bahwa karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah pena, ciptaan, gubahan, cerita mengada-ada, dan hasil rangkaian. Untuk menyusun sebuah tulisan dalam bentuk karangan eksposisi memerlukan teknik tersendiri sehingga tulisan yang dibuat merupakan hasil buah pikiran seseorang yang bagus dibaca. Salah satu teknik yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan eksposisi adalah menyusun bahan-bahan yang yang tersedia menjadi tulisan yang utuh. Bahan yang telah tersedia yang diketahui atau dikuasai siswa sebagai pengalaman yang dimilikinya. Sebuah karangan eksposisi dapat tersusun dengan berbagai komponen sebagai syarat terbentuknya suatu karangan eksposisiyang lengkap. Komponen yang dimaksud seperti isi paragraf, penggunaan bahasa, keteraturan susunan dan urutan, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan kriteria penulisan. Suku Bugis adalah suku yang berbudaya, sebagai suku yang berbudaya, suku Bugis seharusnya merasa bersyukur dan bangga karena di samping memiliki aksara tersendiri yang disebut aksara lontaraq. Untuk itu aksara ini harus dikembangkan dan dilestarikan sebab merupakan warisan budaya bangsa yang sangat bernilai tinggi. Secara etimologi kata lontaraq terdiri dari dua kata, yaitu : raung yang berarti daun dan talak yang berarti lontaraq. Kata raung talak mengalami proses metatesis sehingga menjadi kata lontaraq. Metatesis adalah perubahan letak huruf, bunyi, atau suku kata dalam kata, seperti

perubahan letak [r] dan [I] pada raung talak menjadi lontaraq (Daeng dan Syamsuddin, 2012: 19). Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Juniawati pada 2007 dengan judul skripsi Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas XI.9 Binamu Kabupaten Jenneponto dan Muh. Anwar pada tahun 1991 dengan judul Skripsi kemampuan mengarang eksposisi siswa kelas III SLTP Negeri Galesong Kabupaten takalar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada penggunaan aksara lontaraq dalam menulis karangan eksposisi bahasa bugis dan keterampilan menulis siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik mengajukan judul penenlitian yaitu: keterampilan menulis karangan eksposisi menggunakan aksara lontaraq siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilakukan untuk menambah literatur dan bahan bacaan tentang keterampilan siswa menyusun karangan eksposisi yang masih kurang dilakukan oleh penelitian sebelumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah keterampilan Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Aksara Lontaraq Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba? C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan aksara lontaraq siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat teoretis Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan mendalam mengenai tingkat keterampilan menulis karangan eksposis menggunakan aksara lontaraq. 2. Manfaat praktis 1. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi menggunakan aksara lontaraq. 2. Bagi guru, memberikan masukan dan gambaran kepada guru bahasa daerah mengenai keterampilan siswa menulis karangan eksposisi menggunakan aksara lontaraq. 3. Melalui hasil penelitian, dapatlah diketahui oleh semua pembaca baik guru maupun siswa itu sendiri tentang keterampilan dalam menulis karangan eksposisi menggunakan aksara lontaraq.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisis data menujukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil menulis karangan ekspsosisi dengan menggunakan aksara lontaraq karena jumlah siswa sampel yang memperoleh nilai 60 ke atas tidak mencapai kriteria jumlah yang ditentukan, yaitu 80% dan nilai rata-rata yang diperoleh keseluruhan siswa sampel belum mencapai nilai 60. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh 60 ke atas sebanyak 2 orang siswa (5,9%), sedangkan siswa sampel yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 32 orang siswa (94,1%), dengan rincian sebagai berikut: 1. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil pada aspek isi karangan karena dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 7 siswa (20,5%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 27 siswa (79,5%). 2. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil pada aspek organisasi karangan karena dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 14 siswa (41%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 20 siswa (59%). 3. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil pada aspek penggunaan bahasa karena dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 3 siswa (8,8%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 31 siswa (91,2%).

4. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil pada aspek pilihan kata karena dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 4 siswa (11,7%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 30 siswa (88,3%). 5. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba tidak terampil pada aspek penulisan huruf lontaraq karena dari 34 siswa yang dijadikan sampel, yang memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 5 siswa (14,8%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 29 siswa (85,2%). B. Saran a. sebagai seorang guru, hendaknya lebih aktif dalam mendampingi dan mempberikan bimbingan kepada siswa baik di dalam kelas maupun diluar kelas. b. Guru mata pelajaran bahasa daerah hendaknya memberikan banyak latihan menulis aksara lontaraq agar mereka dapat terbiasa melihat dan mengenal aksara lontaraq. c. siswa hendaknya mempunyai buku pegangan dalam pembelajaran bahasa daerah Bugis.