III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rombongan belajar kelas VII, 7 rombongan belajar kelas VIII, dan 7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

Transkripsi:

34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Sedangkan menurut Subagyo (2006:2 ) metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan mengadakan percobaan atau eksperimen untuk menguji hipotesis. Metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Margono (2010:118), Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan ditentukan. Sedangkan

35 menurut Sugiyono (2013:80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Merapi Barat, seperti pada tabel berikut. Tabel 3.1. Data Anggota Populasi Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015. No Kelas Siswa Jumlah L P Total 1 X.1 6 26 32 2 X.2 6 26 32 3 X.3 6 26 32 4 X.4 18 15 33 5 X.5 18 15 33 6 X.6 18 14 32 Jumlah 72 122 194 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2010:12 1) sampel adalah sebagai bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sedangkan menurut Prasetyo dan Jannah (2012:119), sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Untuk Penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

36 populasi itu (Sugiyono, 2010:120). Sampel siswa dalam peneliti an ini dipilih dari kelas X.1 sampai X.6 dan di acak sehingga kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. Dari data pemilihan sampel, maka kelas yang akan menjadi sampel penelitian adalah kelas X.1 dan X.2. Jumlah siswa dari kedua kelas tersebut adalah 64 orang yang akan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.2. Data Anggota Sampel Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015. Kelas Kelompok Siswa Jumlah L P Total X.1 Eksperimen 6 26 32 X.2 Kontrol 6 26 32 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. C. Desain Penelitian Terdapat beberapa jenis desain dalam penelitian eksperimen. Peneliti dapat menentukan dengan menggunakan satu kelompok atau dua kelompok, yaitu kelompok eksperimental-kelompok yang diberikan stimulus dan kelompok pembanding-kelompok yang tidak diberikan stimulus. Dalam penelitian ini menggunakan desain Pre-Test dan Post-Test Eksperimen. Desain tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3. Desain Pre-Test dan Post-Test Ekperimen Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test Kelas Eksperimen O 1 X1 O 2 Kelas Kontrol O 1 X2 O 2 Sumber: Sugiyono (2010:116).

37 Keterangan : X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning X2 : Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional O 1 : Tes kemampuan awal (pre-test) yaitu tes yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan O 2 : Tes akhir (post-test) yaitu tes yang dilakukan setelah diberikan perlakuan Pada penelitian ini terdapat dua kelas yang menjadi sampel penelitian. Kedua kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, pertemuan pertama sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan model discovery learning siswa diberikan soal pilihan ganda objektif. Soal ini digunakan untuk melihat tes kemampuan awal (pre-test) siswa di SMA Negeri 1 Merapi Barat. Setelah dilakukan pretest kemudian memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menerapkan model discovery learning. Penerapan model discovery learning ini dilakukan dengan tiga kali pertemuan. Setelah siswa pada kelas eksperimen mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan model discovery learning, kemudian dilakukan post-test atau kemampuan akhir siswa dengan memberikan soal pilihan ganda objektif untuk melihat hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan model discovery learning. Pada kelompok kontrol, pertemuan pertama sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan metode ceramah siswa diberikan soal pilihan ganda

38 objektif. Soal ini digunakan untuk melihat tes kemampuan awal (pre-test) siswa. Setelah dilakukan pre-test kemudian memberikan perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Setelah siswa pada kelas kontrol mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan metode ceramah kemudian dilakukan post-test atau kemampuan akhir siswa untuk melihat hasil belajar kognitif siswa. D. Variabel Penelitian Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Model pembelajaran discovery learning. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini hasil belajar siswa. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah hanya aspek kognitif saja, sedangkan aspek afektif dan psikomotor tidak digunakan.

39 E. Definisi Operasional Variabel 1. Model Pembelajaran Discovery Learning Model pembelajaran berbasis penemuan atau discovery learning adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri (Agus N. Cahyo, 2013:100). Salah satu keunggulan model pembelajaran discovery ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented dimana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented, siswa menjadi subjek aktif belajar. Dalam penelitian ini siswa diarahkan untuk menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Hasil belajar Hasil belajar secara normatif merupakan hasil penilaian terhadap kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf atau angka. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini difokuskan pada aspek kognitif saja yaitu nilai yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah mengikuti proses pembelajaran melalui instrumen tes dengan kriteria sebagai berikut:

40 Tabel 3.4. Kriteria Ketuntasan Minimum SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014-2015 Kkriteria Ketuntasan Minimum Keterangan 75 Tuntas < 75 Tidak Tuntas Sumber: Data SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014-2015. F. Tahap Penelitian 1. Tahap Prapenelitian a. Membuat surat izin penelitian ke bagian akademik untuk melakukan penelitian ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelas kontrol. 2. Tahap Perencanaan a. Membuat Rencana pembelajaran yang akan diterapkan pada waktu pembelajaran di kelas b. Membuat instrumen evaluasi kognitif yaitu: soal tes awal dan tes akhir berbentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. 3. Tahap Pelaksanaan Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning pada kelas eksperimen dan menerapkan metode ceramah pada kelas kontrol. Pembelajaran dilakukan sebanyak

41 tiga kali pertemuan, dilakukan pre test sebelum diberikan perlakuan dan post test setelah diberikan perlakuan. G. Instrumen Penelitian Menurut ( Margono, 2010:155), instrumen adalah alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Tujuan test ini adalah untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning. 1. Instrumen tes Dalam penelitian ini, instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda objektif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa di awal dan akhir pembelajaran yang berupa data kuantitatif. Instrumen tes menggunakan 20 soal tes pilihan ganda dengan pemberian skor untuk setiap soal diberi nilai 5 sehingga siswa yang menjawab benar seluruh soal akan mendapat nilai 100. Sebelum menggunakan instrumen untuk mengambil data, maka instrumen yang digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas instrumen tersebut. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun benar-benar instrumen yang baik.

42 a. Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009:72). Setelah data didapat dan ditabulasi maka pengujian validitas konstruksi (Construct) dilakukam dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus korelasi product moment adalah : r X.Y =. ( )( ) { ( ) }{ ( ) } keterangan : r x.y n X Y X Y X 2 Y 2 : Koefesien korelasi : Jumlah sampel : Skor variabel X : Skor variabel Y : Jumlah skor variabel X : Jumlah skor variabel Y : jumlah kuadrat skor variabel X : jumlah kuadrat skor variabel Y Hasil uji validitas tes dapat dilihat pada tabel di bwah ini. Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal. No Kriteria No soal Jumlah Soal 1 Valid 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 20 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 2 Tidak Valid 3, 5, 14, 21, 24 5 Total 25 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015.

43 Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 32, maka didapat r tabel sebesar 0,349. Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 3, 5, 14, 21 dan 24 nilai kurang dari 0,349. Karena koefisien korelasi pada item 3, 5, 14, 21 dan 24 nilainya kurang dari 0, 349 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0, 349 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. b. Reliabilitas Dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha sebagai berikut: = 1 1 keterangan: : reliabilitas yang dicari n : banyaknya butir soal : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total

44 Berikut interpretasi koefisien reabilitas seperti yang terlihat dalam Tabel berikut: Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas Koefisien relibilitas (r 11 ) Kriteria 0,80 < r 11 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r 11 0,80 Tinggi 0,40 < r 11 0,60 Cukup 0,20 < r 11 0,40 Rendah 0,00 < r 11 0,20 Sangat rendah Sumber : Arikunto (2006: 75). Dari hasil analisis di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,893. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 32, di dapat sebesar 0, 349. Karena nilainya lebih dari 0, 349, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. c. Daya Pembeda Dalam penyusunan instrumen tes, untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu test dapat diketahui melalui analisis daya pembeda soal maupun tingkat kesukaran soal. Menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus menurut Sudijono sebagai berikut: D = Dimana: = = Keterangan: D : indeks diskriminasi satu butir soal

45 P A : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah P B : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah B A : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah B B : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir Soal yang diolah J A : jumlah kelompok atas J B : jumlah kelompok bawah (Sudijono, 2008:389). Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi Kurang dari 0,20 Buruk 0,21-0,40 Sedang 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Sangat Baik Bertanda negatif Buruk sekali Sumber : Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Persada. Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Soal. Kriteria Nomor Soal Jumlah Buruk 1, 12, 13, 16,19 5 Sedang 2, 3, 4, 5, 8, 11, 13, 15, 18 8 Baik 6,7,9,10,,14,17, 20 7 Sangat Baik - Buruk Sekali - - Total 20 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015.

46 Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa terdapat 5 butir soal yang tergolong buruk yaitu butir soal nomor 1, 12, 13, 16 dan 19, soal tersebut dikatakan buruk karena memiliki indeks daya pembeda < 0,20. Untuk soal yang tergolong sedang terdapat 8 butir soal yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 8, 11, 13, 15 dan 18, soal tersebut dikatakan sedang karena memiliki indeks daya pembeda 0,21-0,40. Untuk soal yang tergolong baik terdapat 7 butir soal yaitu soal nomor 6, 7, 9, 14, 17 dan 20, soal tersebut dikatakan baik karena memiliki indeks daya pembeda 0,41-0,70. d. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Menurut Sudijono (2008:372) formula untuk tingkat kesukaran adalah : TK = Keterangan : TK : Tingkat Kesukaran : Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar N : Banyaknya siswa yang menjawab item Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang dijelaskan Sudjiono (2008: 372) yang tertera dalam Tabel berikut:

47 Tabel 3.9. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi 0,00 0,15 Sangat Sukar 0,16 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 0,85 Mudah 0,86 1,00 Sangat Mudah Sumber: Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Persada. Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Uji Coba Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Sangat Sukar - - Sukar 6, 8, 13, 20 4 Sedang 1, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 13 18, 19 Mudah 2, 5, 12 3 Sangat Mudah - - Total 20 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015. Kesimpulan dari uji persyaratan instrumen dalam penelitian ini adalah terdapat 5 butir soal yang hendak dibuang yaitu butir soal nomor 3, 5, 14, 21 dan 24. Butir soal lainnya digunakan untuk tes hasil belajar kognitif berupa pre-test dan post-test. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif yang diteliti oleh peneliti yakni dengan analisis statistik deskriptif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif siswa setelah penerapan model discovery learning. Analisis data bisa dilakukan jika sudah dilakukan uji analisis. Untuk uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.

48 1. Uji Normalitas Uji normalitias digunakan untuk mengetahui kenormalan data dari kelompok perlakuan berasal dari distribusi normal atau tidak. Untuk melihat kenormalan data, peneliti menggunakan uji chi-kuadrat (Sudjana, 2005:273). Dimana : = ( ) ( )( ) Keterangan: : frekuensi harapan : frekuensi yang diharapkan : banyak pengamatan Jika dengan a = 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan mengenai normalitas yang akan dipakai dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS 16,0). Kriteria pengujiannya apabila nilai signifikansi (sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal, apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal. 2. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogentias siswa. Uji Homogenitas merupakan uji kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak. Untuk Uji homogenitas varians pada penelitian ini menggunakan uji dua varian (Sudjana, 2005:249),

49 Dimana : = Keterangan : varian terbesar : varian terkecil Jika kelompok siswa berasal dari varian yang sama maka ( )( ) < < (, ) 3. Uji hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (Sudjana, 2005: 239), perhitungan uji hipotesis ini melalui program Statistical Product and service Solution (SPSS 16,0). Dimana : dengan = 1 + 1 = ( 1) + ( 1) + 2 Keterangan: : rata-rata skor kemampuan awal : rata-rata skor kemampuan akhir : banyaknya siswa yang mengikuti tes kemampuan awal : banyaknya siswa yang mengikuti tes kemampuan akhir : varians sebelum pembelajaran discovery learning

50 : varians sesudah pembelajaran discovery learning : varians gabungan Kriteria pengujian adalah: terima H 0 jika < <, dengan = 0,05. dimana / didapat dari distribusi t dengan dk = (n 1 + n 2-2) dan peluang (1 1/2 ). Teknik ananlisis data yang digunakan ialah dengan membandingkan hasil data pre-test dan post-test. Setelah dilakukan uji analisis dilanjutkan menghitung gain. Menghitung gain ditujukan untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan dan yang sebelum mendapat perlakuan. kontrol = Tabel 3.11. Interpretasi Nilai Gain Nilai Gain Interpretasi -1,00 g < 0,00 Terjadi penurunan G = 0,00 Tidak terjadi peningkatan 0,00 < g< 0,30 Rendah 0,30 g < 0,70 Sedang 0,70 g 1,00 Tinggi Sumber: Rostina Sundayana. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.