FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSENTASE PENCAPAIAN KUAT DESAK PAVING BLOCK SAAT UMUR 7 HARI PADA METODE TUMBUK DENGAN BEBERAPA VARIASI JUMLAH KADAR SEMEN

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB IV METODE PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

Viscocrete Kadar 0 %

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENELITIAN KUALITAS PAVING BERDASARKAN CODE BS 6717 DAN BS EN 1338

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN SERBUK BATU PECAH UNTUK CAMPURAN PAVING BLOCK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI BERAT TUMBUKAN (Ditinjau Dari Kuat Tekan Dan Daya Serap Air) Goesthi Kusuma Atmaja Adh 1, Dwi Deshariyanto 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil,Universitas Wiraraja,email : atmajaadhikara@gmail.com 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email : ucha_ibran@yahoo.co.id ABSTRAK Sumenep memiliki sumber daya alam berupa material bangunan (batuan) cukup banyak. Pemanfaatan sumber daya alam yang ada masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Tidak jarang pekerjaan konstruksi masih menggunakan material dari luar daerah termasuk bahan material batu pecah untuk pengaspalan jalan. Perkembangan penggunaan perkerasan jalan dewasa ini semakin banyak dilakukan, khususnya perkerasan kaku dengan menggunakan paving block, namun tidak sedikit proyek konstruksi yang menggunakan paving block masih mendatangkan dari luar daerah karena pertimbangan kualitasnya yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi berat tumbukan pada paving block dengan penambahan serbuk batu pecah ditinjau dari kuat tekan dan penyerapan air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental dengan rancangan penelitian 4 perlakuan. Komposisi agregat yang digunakan 1Pc:4Ps dengan 30% pasir hitam dan 70% serbuk batu pecah dan tumbukan dengan variasi berat 4kg, 8kg, 12kg, dan 16kg. Jumlah sampel disetiap perlakuan sebanyak 5 buah untuk uji kuat tekan dan 3 buah untuk uji penyerapan air. Data hasil penelitian dianalisis untuk mengetahui pengaruh variasi berat tumbukan (X) terhadap kuat tekan dan penyerapan air (Y) menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi berat tumbukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kuat tekan dan berpengaruh negatif terhadap penyarapan air, artinya semakin berat tumbukan semakin menurun penyerapan air. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan rata-rata maksimal sebesar 40,49 Mpa diperoleh dari berat tumbukan 16kg, berdasarkan SNI-03-0691-1996 tergolong mutu A. Penyerapan air rata-rata minimum sebesar 6,797% yang diperoleh dari berat tumbukan 16kg, berdasarkan SNI-03-0691-1996 tergolong mutu C. Kata Kunci : Variasi berat tumbukan, batu pecah, kuat tekan, daya serap air. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sumenep memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang luar untuk terus dikembangkan. Salah satunya berupa material bangunan (batuan) yang cukup banyak. Masyarakat memanfaatkan hasil sumber daya alam ini hanya sebagai bahan material seperti bahan pengisi dinding, pondasi batu gunung, kerikil beton. Dalam proses penambangan dan pengolahannya menjadi bahan material siap pakai tentu menghasilkan pecahan batu yang berukuran kecil. Pecahan serbuk batu tersebut kurang dimanfaatkan oleh masyarakat Sumenep. Tidak jarang pekerjaan konstruksi masih menggunakan material yang didatangkan dari luar daerah termasuk bahan material batu pecah untuk pengaspalan jalan. Perkembangan penggunaan perkerasan jalan dewasa ini semakin banyak dilakukan, khususnya perkerasan kaku dengan menggunakan paving block, namun paving block yang diproduksi di Kabupaten Sumenep masih kalah bersaing karena kualitasnya masih tidak sebaik paving bock yang diproduksi diluar wilayah Kabupaten Sumenep, terutama jika ditinjau dari segi kuat tekannya. Sehingga proyek konstruksi yang menggunakan paving block akan mengeluarkan biaya fisik yang lebih besar karena harus mendatangkan paving block dari luar wilayah Kabupaten Sumenep yang memenuhi kuat tekan yang disyaratkan oleh pemilik proyek. Semakin meningkatnya kebutuhan paving block sebagai lapis perkerasan jalan maka semakin dituntut pula kualitas paving block yang memenuhi persyaratan. Sehingga harga dan kualitas akan menjadi prioritas dalam pemilihan bahan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas paving block dengan menambahkan serbuk batu pecah dengan menggunakan variasi berat tumbukan dalam proses pembuatannya, dimana diketahui bahwa tumbukan dalam fisika merupakan terjadinya tumbukan (tabrakan) 2 benda karena adanya gerakan. Contoh dalam kejadian sehari hari adalah terjadinya tabrakan kendaraan, sehingga dalam penerapan tumbukan ini dapat meningkatkan kualitas paving block karena kerapatan agregat penyusun paving block menjadi lebih rapat. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) paving block yang diproduksi harus memenuhi standarisasi yang telah ditentukan, oleh karena itu untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh SNI maka perlu dilakukan penelitian dengan memanfaatkan Serbuk Batu Pecah Untuk Bahan Campuran Paving Block Dengan Menggunakan Variasi Berat Tumbukan yang ditinjau terhadap kuat kekan dan penyerapan air. 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan ini dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah. 1. Menganalisis pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap kuat tekan paving block. 2. Menganalisis pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap daya serap air paving block. 3. Menganalisis berat tumbukan yang dapat menghasilkan kuat tekan maksimum dan daya serap air minimum pada paving block. Manfaat dari penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan dasar, acuan atau referensi untuk mengembangan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan konstruksi jalan (paving block). Secara praktis diharapkan mampu menjadi alternatif pengembangan dalam produksi paving block yang diproduksi di Kabupaten Sumenep sehingga paving block yang diproduksi di Kabupaten Sumenep dapat menyaingi kualitas paving block yang diproduksi di luar Kabupaten Sumenep dan proyek konstruksi jalan yang menggunakan paving block dapat menggunakan produksi sendiri tanpa mendatangkan dari luar wilayah Kabupaten Sumenep. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian experimental yang dirancang untuk mencari pengaruh berat tumbukan terhadap kuat tekan dan daya serap air paving block serta mencari berat tumbukan yang ideal agar mencapai kuat tekan yang maksimum dan daya serap air minimum terhadap paving block dengan penambahan serbuk batu pecah (sebagai bahan dasar dalam produksi paving block). Rancangan ini dilakukan terhadap 4 perlakuan, rancangan penelitian pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) 1Pc : 4Ps dengan 15 kali tumbukan (berat tumbukan 4 Kg) 2) 1Pc : 4Ps dengan 15 kali tumbukan (berat tumbukan 8 Kg) 3) 1Pc : 4Ps dengan 15 kali tumbukan (berat tumbukan 12 Kg) 4) 1Pc : 4Ps dengan 15 kali tumbukan (berat tumbukan 16 Kg) Pasir pada agregat paving block tersebut terdiri dari 30% pasir hitam dan 70% pasir serbuk batu pecah. 2.2. Diagram Alir Penelitian Diagram alir (flowchart) yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian 2.3. Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil pada setiap perlakuan sebanyak 5 buah benda uji untuk kuat tekan dan 3 buah benda uji untuk penyerapan air. 2.4. Teknik Analisis Data Hasil percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows. Namun, sebelum dilakukan analisis regresi data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan regresi yaitu uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah data telah memenuhi persyaratan untuk analisis regresi atau tidak. Hasil regresi yang didapatkan selajutnya dilakukan uji hipotesis, adanya pengaruh yang signifikan atau tidak mengenai variasi berat tumbukan dengan penambahan serbuk batu pecah pada kuat tekan dan penyerapan air paving block. Data paving block hasil pengujian laboratorium juga dinalisis terhadap klasifikasi paving block mengacu pada SNI 03-0691-1996. 2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pembuatan Paving Block Komposisi campuran yang digunakan dalam penelitian ini sama seperti yang telah disampaikan pada Metodologi Penelitian, dengan menggunakan perbandingan berat agregat 1Pc : 4Ps dengan komposisi pasir 30% pasir hitam (PH) dan 70% pasir serbuk batu pecah (PSBPP ), faktor air semen yang digunakan dalam penelitiann ini sebesar 0,4. Perbandingan semen dan agregat pada paving block adalah perbandingan berat. Berat paving block dengan dimensi 20 cm x 10 cm x 6 cm, dengan mengacu pada penelitian Deshariyanto dan Fansuri tahun 2016 diasumsikan berat 1 buah benda uji kisaran 2 Kg, namun pada penelitian ini diasumsikan kisaran 2,5 Kg. Dari perbandingan 1Pc : 4Ps dengan 30% PH dan 70%PSBP diperoleh 1Pc : 1,2Ph : 2,8Psbp. Komposisi tersebut setara dengan 5 Kg, dengan demikian komposisi tersebut akan menghasilkan 2 buah benda uji. Jadi, kebutuhan semen dan agregat dalam 1 buah benda uji adalah 0,5Pc : 0,6Ph : 1,4Psbp. Pembuatan benda uji ini dilakukan menggunakan metode manual dengan 3 lapis dan 5 kali tumbukan disetiap lapisnya sehingga jumlah keseluruhan tumbukan sebanyak 15 kali. pembuatan benda uji dibuat sesuai rancangan penelitian. Benda uji yang telah tercetak dilakukan perawatan selamat 7 hari dan dilakukan uji kuat tekan dan penyerapan air ketika umur 28 hari. 3.2. Hasil Pengujian Paving Block Paving Block diuji kuat tekan pada umur 28 hari. Rumus perhitungan kuat tekan berdasarkan British Standard Institution part 1 spesification for paving block dengan menggunakan faktor ketebalan 1,06 untuk paving block dengan tali air dan ketebalan 60 65 mm. Sampel yang digunakan untuk pengujian kuat tekan sebanyak 5 buah benda uji. Hasil pengujian kuat tekan seperti pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Data dan hasil perhitungan uji tekan P Rata - Rata Nilai er Tega Luas la Teb Tekan ngan Bidang k Berat al an Hanc Tekan u ( g ) (m Hancu ur ( mm2 a m) r (KN) (Mpa ) n ) I 2587 65,4 20000 258 13,67 II 2730 64,8 20000 443 23,48 2799, III 65,8 20000 554 29,36 4 I 2741, 64,2 20000 764 40,49 V 6 Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 3.1 Grafik Kuat Tekan Paving Block Dari gambar 3.1, dapat terlihat bahwa kuat tekan paving block mengalami kenaikan. Dari grafik dapat diketahui benda uji ke 4 (perlakuan ke 4) menunjukkan kuat tekan mencapai 40,49 Mpa. Pengujian penyerapan air diuji penjuga dilakukan yerapan pada umur 28 hari. Pengujian dilakukan berdasarkan SNI 03-0691-1996. Sampel yang digunakan untuk pengujian penyerapan air sebanyak 3 buah benda uji. Tabel 3.2 Data dan hasil perhitungan uji penyerapan air Nilai Rata-Rata (%) Perlakuan Penyerapan I 9,851 II 9,258 III 8,077 IV 6,797 Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 3.2 Grafik Penyerapan Air Paving Block Dari gambar 3.2, dapat terlihat bahwa penyerapan air paving block mengalami penurunan. Dari grafik dapat diketahui benda uji ke 4 (perlakuan ke 4) menunjukkan penyerapan air sebesar 6,797% 3.3. Hasil Pengujian Pesyaratan Analisis Data Data yang diperoleh, sebelum dilakukan pengujian analisis regresi terlebih dahulu dilakukan Uji Asumsi Klasik. Uji ini merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi, dikarenakan penelitian ini memakai teknik analisis Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN : 2339-0719 3

data berupa analisi regrasi linier sederhana, maka Uji Asumsi Klasik yang digunakan hanya Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas. dimana Uji Multikolinearitas tidak digunakan karena uji ini merupakan syarat untuk regresi linier berganda dan Uji Autokorelasi digunakan hanya untuk data time series atau runtut waktu. Uji normalitas data kuat tekan paving block dengan variasi berat tumbukan menggunakan program SPSS 20 for windows. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode kolmogorovsmirnov. Berdasarkan pengujian data dapat diketahui bahwa nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal, karena nilai signifikansi sebesar 0,954 > 0,05. Uji heteroskedastisitas data kuat tekan paving block dengan variasi berat tumbukan menggunakan program SPSS 20 for windows. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode Glejser. Berdasarkan pengujian data dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena nilai sig. Variabel berat tmbukan terhadap absolut residual adalah 0,473 > 0,05. Uji normalitas data penyerapan paving block dengan variasi berat tumbukan, berdasarkan pengujian data dapat diketahui bahwa nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal, karena nilai signifikansi sebesar 0,974 > 0,05. Uji heteroskedastisitas data penyerapan paving block dengan variasi berat tumbukan, berdasarkan pengujian data dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena nilai sig. variabel berat tmbukan terhadap absolut residual adalah 0,327 > 0,05. 3.4. Pembahasan Analisis Regresi Linier dan Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi persyaratan. Tahap selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh berat tumbukan terhadap kuat tekan paving block. Dengan persamaan Y = 5,170 + 2,158 X, dimana Y adalah nilai kuat tekan dan X adalah berat tumbukan. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dianalisis beberapa hal yaitu bila berat tumbukan ( X = 1 ), maka dapat diperkirakan mampu mencapai nilai kuat tekan 5,170 + 2,158 ( 1 ) = 7,328 Mpa. Sedangkan koefisien regresi b = 2,158 mengindikasikan besaran penambahan nilai kuat tekan untuk setiap pertambahan berat. Berdasarkan Uji-t, dibuatlah bentuk prediksi Ho (tidak terdapat pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap kuat tekan paving block ) dan Ha (terdapat pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap kuat tekan paving block ). Kaidah pengujian Uji-t adalah, jika t tabel t hitung t tabel (Ho diterima) tetapi jika t hitung > t tabel (Ho ditolak). Dari tabel 3.3 diketahui nilai t hitung adalah 11,012 sedangkan nilai t tabel didapat 2,101. Maka t hitung = 11,012 > t tabel = 2,101 ( Ho ditolak). Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap kuat tekan paving block. Kemudian analisis regresi untuk mengetahui pengaruh berat tumbukan terhadap penyerapan airpaving block. dengan persamaan Y = 11,081 + ( -0,259 ) X, dimana Y adalah penyerapan dan X adalah berat tumbukan. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dianalisis beberapa hal yaitu bila berat tumbukan ( X = 1 ), maka dapat diperkirakan mampu mencapai nilai penyerapan 11,081 + ( -0,259 )( 1 ) = 10,822 %. Sedangkan koefisien regresi b = -0,259 mengindikasikan besaran penambahan penyerapan untuk setiap pertambahan berat. Dari tabel 3.4 diketahui nilai t hitung adalah - 6,770 sedangkan nilai t tabel didapat 2,228. Nilai negatif (-) yang terjadi pada t hitung bukan menujukkan nilai minus hitungan melainkan pengujian dilakukan di sisi kiri, sedangkan jika positif (+) pengujian dilakukan di sisi kanan. Gambar 3.3 Kurva t tabel (Sumber : Analisis Data, 2017) Dari gambar 3.3 dapat terlihat bahwa nilai t hitung = -6,770 terletak di sebelah kiri t tabel = -2,228. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho (tidak terdapat pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap daya serap air paving block) ditolak dan Ha (terdapat pengaruh penambahan serbuk batu pecah dan variasi berat tumbukan terhadap daya serap air paving block) diterima. 3.5. Paving Block Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) Kalsifikasi paving block pada penelitian ini berdasarkan SNI 03-0691-1996 jika ditinjau terhadap kuat tekan menunjukkan perlakuan I termasuk klasifikasi bata beton mutu D, Perlakuan II termasuk mutu B, perlakuan III termasuk mutu B, perlakuan IV termasuk mutu A, sedangkan jika 4

ditinjau dari penyerapan air perlakuan I termasuk klasifikasi bata beton mutu D, perlakuan II termasuk mutu D, perlakuan III termasuk mutu D, dan perlakuan IV termasuk mutu C. Syarat mutu paving block penelitian ini berdasarkan SNI 03-0691-1996 jika ditinjau dari sifat tampak, paving block pada perlakuan I, II, III, dan IV dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat berdasarkan SNI 03-0691-1996, benda uji tidak terdapat retak dan cacat, bagian sudutnya dan rusukknya tidak mudah dirapihkan dengan kekuatan jari tangan. Jika ditinjau dari ukuran paving block memiliki ukuran yang beragam perlakuan I memiliki ketebalan rata-rata 65,4, perlakuan II memiliki ketebalan rata-rata 64,8, perlakuan III memiliki ketebalan rata-rata 65,8, perlakuan ke IV memiliki ketebalan rata-rata 64,2. Jika ditinjau dari sifat fisika perlakuan I memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 13,67 Mpa dan penyerapan air rata-rata 9,851%, perlakuan II memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 23,48 Mpa dan penyerapan air rata-rata 9,258%, perlakuan III memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 29,36 Mpa dan penyerapan air rata-rata 8,077%, perlakuan IV memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 40,49 Mpa dan penyerapan air rata-rata 6,797%. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Penambahan serbuk batu pecah menggunakan agregat 30% pasir hitam dan 70% serbuk batu pecah dengan variasi berat tumbukan berpengaruh signifikan terhadap kuat tekan paving block. Semakin berat tumbukan yang digunakan semakin meningkat nilai kuat tekan yang dihasilkan, artinya variasi berat tumbukan berpengaruh positif terhadap kuat tekan paving block. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows yang menunjukkan bahwa nilai t hitung = 11,012 > t tabel = 2,101. Penambahan serbuk batu pecah menggunakan agregat 30% pasir hitam dan 70% serbuk batu pecah dengan variasi berat tumbukan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan air paving block. Semakin berat tumbukan yang digunakan semakin menurun nilai penyerapan air yang dihasilkan, artinya variasi berat tumbukan berpengaruh negatif terhadap penyerapan air paving block. Hal tersebut dapat dilihat melalui analisis data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows yang menunjukkan bahwa nilai t hitung = -6,770 sedangkan t tabel = 2,101. Nilai negatif bukan menunjukkan nilai nimus hitungan melainkan pengujian berada pada sebelah kiri. Sehingga nilai t hitung = -6,770 terletak di sebelah kiri t tabel = -2,101. Namun, semakin kecil nilai penyerapan air maka semakin bagus kualitas paving block yang dihasilkan. Berat tumbukan yang dapat mengasilkan nilai kuat tekan maksimum adalah 16 Kg yaitu pada perlakuan ke IV. Nilai kuat tekan rata yang dihasilkan sebesar 40,49 Mpa, sehingga berdasarkan SNI 03-0691-1996 paving block tersebut tergolong bata beton mutu A. Sedangkan berat tumbukan yang dapat menghasilkan penyerapan air minimum adalah 16 Kg yaitu juga pada perlakuan ke IV. Nilai penyerapan air minimum yang dihasilkan sebesar 6,797%, sehingga berdasarkan SNI 03-0691-1996 paving block tersebut tergolong bata beton mutu C. 5. DAFTAR PUSTAKA Asroni, Ali. 2010. Balok Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu Badan Standar Nasional. 1996. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-0691-1996 Bata Beton (paving block). Jakarta: BSN Badan Standar Nasional. 1990. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1970-1990 Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Jakarta: BSN Badan Standar Nasional. 1990. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1971-1990 Metode Pengujian Air Agregat. Jakarta: BSN British Standard. 1993. British Standard (BS) 6717-1:1993 Precast Conctrete Paving Block. British Standard Institution Deshariyanto, Dwi. Dan Fansuri, Subaidillah. 2015. Paving Block Berbahan Dasar Sumber Daya Alam Kabupaten Sumenep Menggunakan Metode Manual. Penelitian. Sumenep: Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja. Deshariyanto, Dwi. Dan Fansuri, Subaidillah. 2016. Pengaruh Komposisi Campuran Terhadap Kuat Tekan Paving Block. Penelitian. Sumenep: Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja. Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Jatmoko, Heru Dwi. Buwono, Haryo Konco. 2013. Prosentase Pencapaian Kuat Desak Paving Block Saat Umur 7 Hari Pada Metode Tumbuk Dengan Beberapa Viriasi Jumlah Kadar Semen, (online) http://download.portalgaruda.org/article.php? article=9560&val=618. Diakses 02 Maret 2017. Mellisa, Harun. 2006, Pengaruh Batu Pecah Terhadap Kuat Tekan Paving Block. Jurnal SMARTeK. Vol. 4, No. 3, 156-165. Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Murdork, L.J. dan Brook, K.M. 1999. Bahan dan Praktek Beton. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Nugraha, Paul. Dan Antoni. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi 5