HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANC (CORRELATION BETWEEN GRAVIDA S KNOWLEDGE ABOUT HIGT RISK PREGNANCY WITH VISIT S ANC ROUTINITY) Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri ABSTRAK Terjadinya kehamilan resiko tinggi yang dialami seorang ibu hamil disebabkan oleh ketidakteraturan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya sehingga menyebabkan angka kematian meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi. Penting pada ibu hamil mengetahui kondisi tentang kehamilannya dengan rutin memeriksakan kehamilan. Dengan demikian, kehamilan beresiko dapat segera ditangani. Tujuan peneletian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Desain penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional, populasi seluruh ibu hamil yang periksa sebanyak 30 responden dengan pengambilan sampel secara total sampling. Pengambilan data tingkat pengetahuan ibu hamil dengan menggunakan kuesioner dan keteraturan kunjungan ibu hamil dalam kunjungan ANC menggunakan buku KIA ibu hamil. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. Pengetahuan ibu hamil yang periksa sebagian besar berpengetahuan baik sekali. Keteraturan kunjungan ANC sebagian besar juga baik. Kunjungan ANC dipengaruhi oleh pengetahuan, semakin baik pengetahuan ibu hamil maka kunjungan ANC juga baik. Hasil penelitian menggunakan uji Rank Spearman diperoleh ρ value = 0,006 dengan nilai Correlation Coefficien 0,491. Hipotesa kerja H 1 diterima dan Hipotesa nihil H 0 ditolak. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan ANC. Dengan tingkat hubungan sedang. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil guna teraturnya kunjungan ANC diperlukan informasi dari tenaga kesehatan dan peran aktif ibu hamil untuk mencari informasi seputar kehamilan juga sangat diperlukan. Dengan demikian diharapkan keteraturan kunjungan ANC semakin meningkat. Kata kunci : pengetahuan, kehamilan resiko tinggi, kunjungan ANC ABSTRACT The higt risk pregnancy for gravida is caused by unroutinity in checking their pregnancy that will increase mortality rate. It is influenced by gravida s knowledge about high risk pregnancy. It is important for gravida to understand about their pregnancy condition by routinely doing ANC that will overcome high risk pregnancy. The purpose of this research is to identify correlation between gravida s khowledge about high risk pregnancy with visit s Visit s ANC routinity at BPM Umi Zuraida in Badas Village Badas Sub-Distric Kediri Regency in 2014. Research design used analytic with cross sectional approach. Population were all the gravidas who did ANC namely 30 respondents by using total sampling as sampling technique. Data collection about gravida s was influenced by knowledge. The better gravida s knowledge the better Visit s ANC routinity.most of gravidas who implemented ANC had good knowledge. Most of respondents also has good visit s Visit s ANC routinity. ANC to the gravidass was influenced by knowledge. The better gravida s knowledge the better visit s Visit s ANC routinity. Research result by using Spearman Rank test indicated ρ value = 0,006 with Correlation Coefficien value 0,491. Work hypothesis (H 1 ) was accepted and nil hypothesis (H 0 ) was refused. It meant that there was a positive correlation between gravida s khowledge about high risk pregnancy with visit s ANC routinity with fair correlation level. It need information from health officials and active role of gravida to look for information about pregnancy to increase gravida s knowledge in order to make them realize the importance of ANC. Thereby, it is hoped that visit s ANC routinity will also increase. Key words : Knowledge, higt risk pregnancy, visit s ANC 19
20 PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses yang fisiologis pada wanita dan akan menimbulkan berbagai perubahan dan rasa tidak nyaman. Perubahan tersebut merupakan kondisi normal yang terjadi pada wanita hamil. Namun hal tersebut dapat berubah menjadi kondisi yang tidak normal sehingga dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis (Prawirohardjo, 2008). Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Keteraturan ANC dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin dan teratur. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan sedikitnya 4 kali selama kehamilan, satu kali trimester pertama, satu kali trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga (Saifuddin, 2006). Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal (Saifuddin, 2006). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu dan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) yang tidak teratur (Mufdlilah, 2009). Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan observasi dari 5 ibu hamil yang periksa di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, 3 berpengetahuan baik karena dapat menjawab pertanyaan tentang kehamilan resiko tinggi berupa pengertian kehamilan resiko tinggi, macam-macam kehamilan resiko tinggi, masalah dan bahaya yang mungkin terjadi bagi ibu dan janin, serta ibu hamil tersebut sudah melakukan pemeriksaan sejak dini. Sedangkan 2 ibu hamil belum bisa menjawab pertanyaan tentang kehamilan resiko tinggi dengan benar dan ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan saat sudah mencapai trimester 2 dalam kehamilannya. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu adalah dengan memperluas cakupan pelayanan ANC melalui pemeriksaan kehamilan untuk 4 kali kunjungan (TM1 sebanyak 1 kali, TM2 sebanyak 1 kali, dan TM3 sebanyak 2 kali), mengadakan penyuluhan, dan mengadakan kelas ibu hamil. Perlu adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil maupun penyampaian informasi secara jelas dari petugas kesehatan mengenai kehamilan resiko tinggi, serta bahaya yang terjadi apabila ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC di BPM Umi Zuraida Desa Badas kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 MATERI DAN METODE Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, Penelitian dilakukan pada bulan Juli Agustus 2014. Populasi penelitian ini adalah Jumlah populasi seluruh ibu hamil di BPM Umi Zuraida. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden. Dalam penelitian ini sampel diambil menggunakan tekhnik total sampling.instrumen penelitian menggunakan kuisioner, buku KIA. HASIL PENELITIAN a. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Tabel 1 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi No Kategori Prosentase Frekuensi Pengetahuan (%) 1. Baik Sekali 13 43,33 2. Baik 6 20 3. Sedang 9 30 4. Kurang 2 6,67 Jumlah 30 100 % Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti sebagian besar responden berpengetahuan baik sekali yaitu sebanyak 13 responden (43,33%), dan sebagian kecil responden berpengetahuan kurang 2 responden (6,67%).
21 b. Keteraturan Kunjungan ANC Di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tabel 2 Distribusi keteraturan kunjungan No Kategori Prosentase Frekuensi Kunjungan ANC (%) 1. Teratur 20 66,67 2. Tidak Teratur 10 33,33 Jumlah 30 100 % Berdasarkan tabel diatas didapatkan sebagian besar responden teratur dalam kunjungan ANC yaitu sebanyak 20 responden (66,67%), sedangkan sebagian kecil yaitu 10 responden (33,33%) tidak teratur dalam kunjungan ANC. c. Hubungan hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014 Tabel 3 Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Dengan Keteraturan Kunjungan ANC Keteraturan Tidak N Teratur Jumlah Teratur o Pengetahuan F % F % F % 1 Baik sekali 12 40 1 3,3 13 43,3 2 Baik 3 10 3 10 6 20 3 Sedang 5 16,7 4 13, 9 30 3 4 Kurang 0 0 2 6,7 2 6,7 Total 20 66,7 10 33, 3 30 100 % Tabel diatas menunjukkan bahwa data responden Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi dengan Keteraturan Kunjungan ANC dari total 30 responden didapatkan sebagian besar responden berpengetahuan baik sekali dan teratur dalam kunjungan ANC yaitu sebesar 12 responden (40%). Analisa Data Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software computer dengan menggunakan rumus Spearman Rank diperoleh signifikansi = 0,006 dengan demikian ρ < α maka hipotesa kerja (H 1 ) diterima dan hipotesa nihil (H 0 ) ditolak artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC. Dengan nilai ρ value yaitu sebesar 0,491 yaitu menunjukkan hubungan sedang yang berarti apabila pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi semakin baik maka keteraturan kunjungan ANC semakin baik dan sebaliknya jika pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi kurang maka keteraturan kunjungan ANC semakin kurang. Pembahasan 1. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di BPM Umi Zuraida dari 30 responden dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil baik sekali yaitu 13 responden (43,3%), yang berpengetahuan baik 6 responden (20%), yang mempunyai pengetahuan sedang 9 responden (30%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang 2 responden (6,67%). Berdasarkan karakteristik umur sebagian besar berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 21 responden (70%). Berdasarkan hasil penelitian menurut pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 14 responden (47%). Sedangkan menurut pekerjaan sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 26 responden (93%). Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2008). Sebagian besar pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, umur, pekerjaan. Menurut Ahmadi (2007), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Manusia mendapat pengetahuan tidak hanya dari pendidikan formal saja namun juga bisa didapatkan dari interaksi yang dilakukan dengan orang-orang sekitar yang dikenalnya. Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, adanya pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masingmasing dianggap penting dan memerlukan perhatian, masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh
22 informasi. Dimana semakin sibuk orang bekerja maka tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil dan teori peneliti berpendapat bahwa ibu hamil yang sebagian besar pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga cenderung lebih banyak waktu di rumah, sehingga mempunyai banyak waktu untuk mencari informasi tentang kehamilannya. Terbukti pada saat ibu hamil menjawab kuesioner pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi, sebagian besar menjawab dengan benar, seperti pengertian kehamilan resiko tinggi, macam-macam kehamilan resiko tinggi, dan masalah serta bahaya yang akan timbul jika terjadi kehamilan resiko tinggi. Berbagai pengalaman baru dan cerita dari orang-orang sekitar ibu juga salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi. Pengetahuan tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal saja seperti yang dikatakan bahwa manusia mendapat pengetahuan tidak hanya dari pendidikan formal saja namun juga bisa didapatkan dari interaksi yang dilakukan dengan orang-orang sekitar yang dikenalnya. Untuk itu diharapkan pada semua ibu hamil lebih aktif untuk mencari informasiinformasi dari petugas kesehatan tentang kehamilan resiko tinggi agar terdeteksi secara dini jika ada kemungkinan kehamilan beresiko yang dialami ibu hamil. Menurut pendapat peneliti seharusnya tenaga kesehatan lebih banyak memberikan konseling tentang kehamilan resiko tinggi agar pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi lebih baik lagi. 2. Keteraturan Kunjungan ANC Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden teratur dalam melakukan pemeriksaan yaitu sebanyak 20 responden (66,67%), sedangkan 10 responden (33,33%) tidak teratur dalam melakukan pemeriksaan. Artinya sebagian besar responden di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri bulan Mei 2014 teratur dalam kunjungan ANC. Keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih, keadaan atau hal teratur. Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan pada setiap kunjungan ANC (Saifudin, 2008). Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, satu kali trimester pertama, satu kali trimester kedua, dan dua kali trimester ketiga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC yaitu tingkat pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman. Umur mempengaruhi pada sikap dan pola pikir seseorang karena semakin bertambahnya umur seorang maka semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang sudah didapat, sehingga lebih peka dalam mengkategorikan suatu pelayanan itu baik atau tidak. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak waktu dalam mengenal banyak orang merupakan sebuah saluran dari ibu untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat ANC bagi ibu dan janin (Ahmad Sudrajat, 2009). Berdasarkan hasil dan teori tersebut peneliti berpendapat bahwa ibu yang bekerja cenderung lebih banyak mencurahkan waktu pada pekerjaannya, sedangkan ibu rumah tangga cenderung lebih banyak waktu untuk memeriksakan kehamilannya. Sebagian besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya dengan teratur disebabkan karena rasa ingin tahu yang tinggi akan keadaan kehamilan bagi ibu dan janin. Hal ini juga dipengaruhi oleh wawasan dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi serta motivasi dari tenaga kesehatan tentang manfaat pemeriksaan kehamilan dan standar kunjungan ANC. Ibu hamil yang tidak teratur dalam kunjungan ANC disebabkan karena beberapa alasan seperti ibu hamil tersebut merasa tidak perlu periksa karena tidak mempunyai keluhan, ibu hamil malu memeriksakan kehamilannya, mempunyai masalah dalam hal keuangan, dan masalah jarak tempuh dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan yang relatif jauh. Selain itu faktor yang mempengaruhi ibu hamil teratur atau tidak dalam kunjungan ANC juga bisa dari kualitas bidan dalam melayani ibu hamil pada saat ANC. Apabila tenaga kesehatan memberikan informasi-informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan maka dapat meningkatkan keteraturan kunjungan ANC begitu juga sebaliknya. Untuk itu diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan motivasi dan memacu ibu hamil agar kunjungan ANC menjadi sebuah kebutuhan bagi ibu hamil. Sebagai upaya dapat berupa mengadakan penyuluhan, mengadakan kelas ibu hamil, mengadakan pemeriksaan hamil gratis dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan atau tim tenaga kesehatan lainnya. Selain itu diharapkan para ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur serta lebih aktif untuk mencari informasi seputar kehamilannya.
23 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Dengan Keteraturan Kunjungan ANC Di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Spearman Rank diperoleh signifikansi = 0,006 dengan demikian sig < α maka ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC. Dengan nilai ρ (value) yaitu sebesar 0,491 yaitu menunjukkan hubungan sedang yang berarti apabila pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi semakin baik maka keteraturan kunjungan ANC semakin baik dan sebaliknya jika pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi kurang maka keteraturan kunjungan ANC semakin kurang. Faktor keteraturan kunjungan ANC dipengaruhi oleh pengalaman dengan kehamilan sebelumnya, harapan budaya dan personal, kesiapan sebelum hamil dan kesiapan biofisik untuk melahirkan anak, motivasi untuk melahirkan, status sosial ekonomi, usia ibu, dan status berpasangan atau tidak berpasangan, akseptabilitas terhadap perawatan prenatal, tingkat pengetahuan dan pendidikan (Stright, 2006). Selain pengetahuan keteraturan kunjungan ANC juga dipengaruhi oleh ekonomi, sosial budaya dan geografis (Depkes RI, 2010). Berdasarkan hasil dan teori peneliti berpendapat bahwa pemberian informasi merupakan hal penting yang dilakukan oleh tenaga kesehatan karena semakin banyak informasi yang didapat akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan dapat meningkatkan keteraturan ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Dengan pengetahuan yang baik diharapkan keteraturan kunjungan ANC juga baik. Selain itu peran aktif seorang ibu hamil juga sangat diperlukan agar ANC dapat dilakukan secara teratur. KESIMPULAN 1. Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 sebagian besar berpengetahuan baik sekali yaitu sebesar 13 responden (43,33%). 2. Keteraturan ibu hamil melakukan kunjungan ANC di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014 sebagian besar teratur yaitu sebesar 20 responden (66,67%). 3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dengan keteraturan kunjungan ANC di BPM Umi Zuraida Desa Badas Kecamatan Badas Kabupaten Kediri tahun 2014. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Spearman Rank diperoleh signifikansi = 0,006 dengan demikian sig < α maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (H0) ditolak. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta 2. Ahmadi, A. (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta 3. Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika 4. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 5. Nursalam (2006). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 6. Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka 7. Saifuddin, A.B.et.all. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP 8. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP 9. Straight, B. 2006. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC 10. Suhartono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta 11. Sugiono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta 12. Depkes RI. (2009). Pedoman Buku KIA. http://www.depkes.go.id (download: 11 Januari 2014) 13. (2010). Standar Pelayanan Kebidanan, Dep, Kes RI. Jakarta. http://www.depkes.go.id (download: 11 Juni 2014) 14. Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri (2013). Data PWS KIA Kabupaten Kediri 2013. Diambil tanggal 24 Januari 2014 15. Mufdlilah, (2009). Setiap Dua Jam Ibu Hamil Meninggal. http://www.indoskripsi.com. (download 5 Januari 2014) 16. Rochjati. (2010). Rujukan Terencana Dalam Sistem Rujukan Paripurna Terpadu. Surabaya : Airlangga University Press. http://www.g-excess.com (download 7 Januari 2014)