BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Robbins dan Coulter (1999: 458) motivasi adalah kerelaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di sebagian besar organisasi atau perusahaan terutama yang bersifat padat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang ingin berkembang harus mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Tidak hanya kurangnya lapangan pekerjaan, buruknya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya saja dan itu dilakukan secara monoton atau tradisional dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bersama. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan lapangan pekerjaan pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembangunan di Indonesia telah dimulai jauh sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia industri merupakan dunia yang berisikan perusahaan-perusahaan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

BAB I PENDAHULUAN. di kota-kota maupun di desa-desa. Banyak keluarga mempunyai Pembantu Rumah

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. karyawan maupun organisasi, karena dianggap sebagai outcome yang positif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah human capital yang memandang sumber daya manusia atau

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Karyawan Secara Simultan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan KJKS Ben Iman Lamongan

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. banyak perusahaan yang menerapkan dan mengembangkan teknologi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Perubahan manajemen dalam UU ASN hanya mengenal 2 jenis pegawai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. atau memperluas usahanya. Oleh karena itu sumber daya yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tantangan bagi manajemen sumber daya manusia karena abad ke-21 ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I. PENDAHULUAN. demikian sumber daya manusia yang berada di dalam organisasi tersebut harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. daya manusiapun menjadi salah satu aset penting yang perlu dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkat, pekerjaan yang dirancang dengan baik akan mampu menarik dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. instansi harus menentukan strategi dan kebijakan manajemennya, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan besar, UMKM, swasta maupun pemerintah mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Perusahaan yang siap bersaing harus memiliki manajemen yang efektif karena dengan manajemen pencapaian tujuan akan lebih mudah. Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Dengan demikian, manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja. Meskipun tidak semua aktivitas dikatakan kerja. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempat kerjanya atau pekerjaannya. Sebab kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan oleh perusahaan atau pemiliknya. Keyakinan bahwa karyawan yang puas akan lebih produktif daripada karyawan

2 yang tidak puas merupakan suatu ajaran dasar di antara para manajer selama bertahun-tahun. Banyak sekali masalah atau kasus perselisihan antara pekerja atau buruh dan pihak perusahaan yang sebagian besar pokok permasalahannya adalah ketidakpuasan dalam bekerja. Serikat kerja mengadakan demo mogok kerja menuntut kenaikan gaji dan tunjangan lainnya merupakan suatu permasalahan yang umumnya sering terjadi di perusahaan-perusahaan besar saat ini. Hal tersebut merupakan salah satu contoh kasus akibat ketidakpuasan dalam bekerja yang dialami oleh para pekerja atau buruh. Hal tersebut wajar terjadi karena kurangnya perhatian pihak perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan nasib buruh saat ini. Sebagaimana diketahui, dampak tekanan ekonomi saat sekarang ini makin dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang salah satunya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai buruh. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Mereka yang berpenghasilan pas-pasan bahkan dibawah upah minimum harus tetap terus berjuang mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka wajar bila terjadi pemogokan kerja atau aksi demo para buruh menuntut peningkatan kesejahteraan apabila pihak perusahaan kurang pemperhatikan karyawannya dalam hal kepuasan kerja.

3 Kepuasan kerja merupakan suatu hal yang penting bagi pekerja atau buruh dalam menjalankan pekerjaannya. Pengertian kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Stephen Robbins, 2001: 30). Greenberg dan Baron dalam Wibowo (2007: 299) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan bersikap positif terhadap kerja itu, sedangkan seseorang yang tingkat kepuasannya rendah atau tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Sama halnya dengan orang-orang yang bekerja di sektor formal, orang yang bekerja sebagai buruh disektor informal juga dapat merasakan adanya kepuasan dalam bekerja. Walaupun kadang kala banyak di antara mereka yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal kepuasan kerja dari pemilik usaha atau tempat kerja mereka. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor dan permasalahan yang dihadapi oleh pekerja atau buruh di sektor informal. Belum adanya peraturan serta perundang-undangan yang jelas mengenai perlindungan buruh di sektor informal, mengakibatkan pekerja atau buruh rentan mengalami pelanggaran hak serta eksploitasi oleh pemilik usaha atau perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi adalah rendahnya tingkat upah, jam kerja yang panjang, tidak adanya jaminan kesejahteraan serta tidak adanya perjanjian/ kontrak kerja yang jelas secara tertulis sehingga pemilik usaha dapat leluasa memberhentikan pekerja kapan saja dan masih banyak permasalahan lainnya.

4 Selain itu tidak adanya kontrol seperti serikat kerja menjadikan posisi tawar buruh menjadi lemah. Sehingga setiap terjadi permasalahan lebih banyak diselesaikan secara kekeluargaan walaupun kadang kala merugikan buruh. Kondisi ini tentunya sangat berbeda dengan buruh di sektor formal yang telah memiliki jaminan perlindungan dan kesejahteraan dari pemerintah. Hal inilah yang menjadi latar belakang ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kepuasan kerja buruh di sektor informal. Banyak pendapat yang memaknai kepuasan kerja dapat diperoleh dari segi materi. Namun ada beberapa pandangan yang memaknai kepuasan kerja tidak hanya dari segi materi, salah satunya yaitu pandangan yang diungkapkan oleh Karl Marx dalam Frans Magnis Suseno (1999:87) bahwa dengan pekerjaan, manusia dapat membuat dirinya menjadi nyata. Makna pekerjaan itu tercermin dalam perasaan bangga. Keringat yang tercurah tidak berarti apapun ketika dihadapkan dengan kebanggaan melihat hasil pekerjaannya. Pekerjaan membuktikan pada manusia bahwa dirinya tidak sedang berhayal, melainkan nyata. Disamping itu melalui pekerjaan, manusia membuktikan dirinya sebagai makhluk sosial. Tidak mungkin manusia menghasilkan sendiri apa saja yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, manusia membutuhkan bantuan orang lain, begitu juga sebaliknya. Jadi, hasil pekerjaan seseorang dapat memenuhi kebutuhan orang lain dan pekerjaan itu juga dapat menjadikan orang lain gembira. Sebaliknya, orang lain akan mengakui seseorang karena pekerjaannya diterima dan dihargai oleh mereka. Seseorang akan merasa

5 berarti ketika mengetahui bahwa dirinya berarti bagi orang lain. Ternyata ia mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan orang lain. Berdasarkan pendapat Marx tersebut, kiranya dapat dipahami bahwa kepuasan seseorang dalam kaitannya dengan pekerjaannya timbul manakala pekerjaaan itu mampu membuktikan serta menunjukan eksistensinya di tengah masyarakat serta mampu membuktikan bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lainnya. Untuk itulah dalam hal ini peneliti menggunakan perspektif Job Characteristics Model (JCM) yang dikembangkan oleh Hackman dan Oldham untuk melakukan analisis terhadap kepuasan kerja pada buruh di sektor informal. Job characteristics model (JCM) melakukan pendekatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau buruh itu sendiri. Di mana JCM mendeskripsikan pekerjaan ke dalam lima dimensi pekerjaan utama yaitu keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, arti tugas, otonomi dan umpan balik. Menurut Robbin dan Judge (2008:270) dari kelima dimensi pekerjaan utama tersebut nantinya akan menimbulkan tiga keadaan psikologis yang penting yaitu merasakan pekerjaan yang berarti, tanggung jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. Selanjutnya semakin tersedianya ketiga keadaan psikologis ini, semakin besar motivasi, kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Kaitannya dengan paparan di atas tentang kepuasan kerja bagi pekerja atau buruh, di Desa Kalirejo tepatnya di Dusun 2 RT 7 Kalirejo Kec. Kalirejo Lampung Tengah terdapat usaha pembuatan genting yang cukup berkembang, Rata-rata pemilik usaha ini telah menjalankan usahanya sudah cukup lama. Ada sekitar 30

6 pengusaha genting yang menjalankan usaha ini, mereka menjalankan usaha mereka di rumah mereka masing-masing dengan memperkerjakan tiga sampai enam orang karyawan. Jumlah pengusaha tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan jumlah pengusaha genting di desa ini. Tabel 1.1 Data Jumlah Perusahaan dan Pekerja/ Buruh Perusahaan Genting di Dusun 2 RT 7 Kalirejo Kec. Kalirejo Lampung Tengah pada Oktober 2011. Jumlah Perusahaan Genting Jumlah pekerja/buruh 33 perusahaan 129 orang Sumber: Data diolah 2012. Peningkatan jumlah tersebut memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya jumlah pengangguran khususnya di daerah industri genting tersebut, hingga kadang kala pemilik atau pengusaha genting kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja sehingga harus mencari atau mendatangkan tenaga kerja dari desa tetangga. Tenaga kerja yang umumnya disebut buruh di daerah ini ada dua macam, yaitu buruh tetap dan buruh tidak tetap. Buruh tetap adalah buruh yang bekerja menetap atau terikat pada satu tempat kerja atau pemilik usaha setiap harinya. Biasanya terdapat targetan produksi tiap harinya yang telah ditetapkan walaupun tidak dipaksakan oleh pemilik usaha. Sedangkan buruh tidak tetap adalah buruh yang bekerjanya tidak terikat atau tidak menetap pada satu tempat kerja atau pemilik usaha. Mereka bekerja apa saja yang bisa mereka kerjakan dan bebas memilih pekerjaan yang mereka inginkan.

7 Bahkan kadang kala penghasilan mereka bisa lebih besar dari penghasilan buruh tetap perharinya. Hal ini dikarenakan mereka dapat bekerja lebih dari satu tempat atau pekerjaan dalam satu harinya. Banyak diantara mereka yang telah bekerja cukup lama sebagai buruh, baik buruh tetap maupun buruh tidak tetap atau serabutan. Dan sebagian besar dari mereka telah berumah tangga memiliki tanggungan istri dan anak dengan hanya mengandalkan pekerjaan sebagai buruh. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang kepuasan kerja bagi pekerja atau buruh. Selain itu juga masih terbatasnya penelitian mengenai kepuasan kerja pada pekerja di sektor informal khususnya pekerja atau buruh di sektor informal, membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang permasalahan ini. Karena dari penelitian yang sudah ada kebanyakan meneliti tentang kepuasan kerja karyawan di sektor formal. Melihat kenyataan tersebut maka peneliti tertarik dan ingin mengkaji lebih mendalam mengenai KEPUASAN KERJA BURUH BERDASARKAN PERSPEKTIF JOB CHARACTERISTIC MODEL (JCM) PADA PERUSAHAAN GENTING DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kepuasan kerja pada buruh berdasarkan perspektif Job Characteristics Model (JCM)?

8 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan di atas adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kepuasan kerja pada buruh berdasarkan perspektif Job Characteristics Model (JCM). D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Manfaat teoritis Untuk menambah wawasan tentang kepuasan kerja di sektor informal terkait dengan upaya pengembangan sumber daya manusia. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pihakpihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung tertarik pada masalah yang diteliti oleh penulis yaitu tentang kepuasan kerja pada buruh.