layanan telekomunikasi, sehingga diperlukan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana Mengingat : l. Menimbang : a.

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 31 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 841 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 23 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN TANGERANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SERTA PEMANFAATAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN KUDUS

BUPATI SERANG BUPATI SERANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KOTA SURABAYA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BANGKA TENGAH

- 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI KHUSUS

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2012 SERI E.2 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Bersama Telekomunikasi; NOMOR 9 TAHUN 2012 SERI E

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENDIRIAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : U TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 08 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 42.A TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI AGAM. PERATURAN BUPATI AGAM NfOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2017

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG ZONA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 13 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2010

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN JEPARA

Transkripsi:

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 2 TAHUN 2OT8 TBNTANG PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNII(ASI PASIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang : a. b. bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi berjalan dinamis seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat dalam menggunakan jasa layanan telekomunikasi, sehingga diperlukan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi pasif secara memadai; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyediaan Infrastruktur Telekomunikasi Pasif; Mengingat : l. 2. 3. 4. 5. 6, 7. 8. 9. 10. 11. 12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2AA2 tentang Bangunan Ged.ung; Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OO7 tentang Penataan Ruang; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OA9 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2O15; Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Menara Telekomunikasi; Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit; Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bangunan Gedung; Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Tata Ruang; Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2AI4 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2OI4-2OI9 ; Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;

13. 14. 15. 16. t7. 18. 19. 20. 2r. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor 02 /PER/M.KOMINFA /n /2OO8 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi; Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang, dan Kepala Badan Koordinasi Penanarnan Modal Nomor 18 Tahun 2OA9, Nomor 07 lprf /2AA9, dan Nomor 9/PERI M.KOMINFO I 03l 2OO9-3 lp l2aa9 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang Nomor 23 /PER/M.KOMINFO lo+ 12009 tentang Pedoman Pelaksanaan Urusan Pemerintah Sub Bidang Pos dan Telekomunikasi; Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan I nfrastruku r; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor B0 Tahun 2Ol5 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 16 Tahun 2Ol2 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2A12 Nomor 6 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 13 Tahun 2Al5 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2O16 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 1); Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2A16 Nomor 10); Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 62 Tahun 24rc tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika (Berita Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2016 Nomor 61); Menetapkan MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI PASIF. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pamekasan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 3. Bupati adalah Bupati Pamekasan.

4. Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pamekasan. 5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pamekasan. 6. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Pamekasan. 7. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. 8. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan penyelenggaraall dan pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi. 9. Penyediaan infrastruktur Telekomunikasi Pasif adalah kegiatan penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang meliputi menara telekomunikasi untuk fungsi Macrocell berupa Macrocell Konvensional, Monopole, serta Pole Telekomunikasi untuk fungsi Microcell dan Picocell yang digunakan secara bersama-sama, yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha milik Swasta. 10. Menara Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Menara adalah bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan di atas tanah atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa simpul, dimana fungsi, desain, dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi. 1 1. Menara Telekomunikasi Bersama adalah menara telekomunikasi yang dapat digunakan lebih dari dua penyelenggara telekomunikasi. 12. Menara Telekomunikasi Macrocell Konvensional adalah bangunan menara dengan ketinggian di atas 20 {dua puluh) meter dari permukaan tanah, yang digunakan untuk menempatkan antenna selular, baik di atas atap bangunan maupun di atas permukaan tanah. 13. Menara Telekomunikasi Monopole adalah bangunan dengan daya dukung sendiri yang berbentuk tiang dan berdiri di atas permukaan tanah. 14. Menara Telekomunikasi Microcell adalah bangunan menara yang berupa pole dengan ketinggian maksimal20 {dua puluh) meter dari permukaan tanah yang digunakan untuk menempatkan antenna, radio remote unit, baterai dan rectifier untuk catu daya listrik. 15. Menara Telekomunikasi Khusus adalah menara yang digunakan untuk fungsi layanan khusus antara lain radio broadcast, radio hankam, radio komunitas, radio taxi, dan radio meteorologi.

L6. Zona Kawasan Penyediaan Infrastruktur Menara Telekomunikasi adalah zor'a yang diperbolehkan untuk mendirikan menara telekomunikasi dalam bentuk tertentu disertai dengan pengaturan jarak untuk mendapatkan pola yang proporsional dengan persebaran menara telekomunikasi eksisting dan Rencana Tata Ruang Wilayah. 17. Base Transceiver Station yang selanjutnya disingkat BTS adalah perangkat radio selular (berikut antenna-nya) yang berfungsi untuk menghubungkan antara handphone dengan perangkat selular. 18. BTS Macrocell adalah sub sistem BTS yang memiliki cakupan layanan (coverage) dengan jarak/radius yang lebar, digunakan untuk mengcover sebuah wilayah yang baru dan luas. 19. BTS Microcell dan BTS Picocell adalah sub sistem BTS yang memiliki cakupan layanan (coverage) dengan jarak/ radius yang lebih kecil digunakan untuk mengcover yang tidak terjangkau oleh BTS Macrocell dan untuk meningkatkan kapasitas serta kualitas pada area yang padat trafik telekomunikasi-nya. 20. BTS Mobile adalah adalah BTS yang berdiri dan beroperasi di suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. 21. Microduct adalah pipa dalam dimensi lebih kecil daripada ducting konvensional, yang memiliki beberapa subduct untuk meletakkan beberapa kabel fiber optik. 22. Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha milik Swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara. 23. Penyedia Menara adalah perseorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha milik Swasta yang memiliki dan mengelola menara telekomunikasi untuk digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi. 24. Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengelola atau mengoperasikan menara yang dimiliki pihak lain. 25. Gambar Teknis adalah gambar konstruksi dari bangunan menara telekomunikasi meliputi pekerjaan fondasi sampai dengan pekerjaan konstruksi bagian atas dalam bentuk gambar arsitektural, gambar sipil/struktur konstruksi yang dapat menggambarkan teknis konstruksi dan estetika arsitekturalnya secara jelas dan tepat, dan gambar mekanikal elektrikal. 26. Kawasan Rural adalah seluruh Kecamatan dan Desa yang berada di luar kawasan Urban dan Sub Urban. 27. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

28. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah izin mendirikan bangunan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang berwenang di bidang pelayanan perizinan kepada pemilik menara untuk membangun atau mengubah menara sesuai dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan dari Peraturan Bupati ini adalah: a. sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan terhadap penyediaan infrastruktur Menara Telekomunikasi Macrocell, Pole Microcell, dan Pole Picocell; b. sebagai bentuk pengendalian Menara Telekomunikasi Macrocell baru dalam bentuk konvensional, baik di atas permukaan tanah maupun di atas bangunan; c. menstandarisasi bentuk Menara Macrocell Monopole, Pole Microcell, dan Pole Picocell, yaitu bentuk Pole Microcell dan Pole Picocell yang terkamuflase dalam bentuk tiang penerangan jalan umum; dan d. membangun pola persebaran Tiang Microcell yang merata baik di seluruh jalan Kabupaten yang tersaji dalam bentuk tiang Penerangan Jalan Umum maupun di lahan privat dalam bentuk tiang yang terkamuflase dalam bentuk pohon. (2t BAB III PENYEDIAAIT MENARA TELEKOMUNII(ASI MACROCELL Bagian Kesatu Pendataan Menara Eksisting Pasal 3 Dalam rangka pengawasan, Dinas Komunikasi dan Informatika wajib melaksanakan pendataan Menara eksisting setiap tahun guna mendapatkan database yang akurat. Pendataan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat tl] dilakukan dengan pengambilan gambar secara visual di lapangan untuk mendapatkan kondisi site, shelter, perangkat BTS, kondisi sarana penunjang, bangunan Menara, dan penempatan Antenna Menara eksisting yang telah dilegalisasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. Pasal 4 Dalam rangka mendorong penggunaan Menara eksisting sebagai Menara Telekomunikasi Bersama, maka terhadap setiap permohonan pembangunan Menara baru, Dinas Komunikasi dan Informatika melakukan survey lokasi koordinat Menara eksisting terdekat terhadap titik koordinat baru yang diajukan.

(2J (21 (41 (s) (6) (21 Dalam hal titik koordinat yang diajukan kurang dari 250 (dua ratus lima puluh) meter dari Menara eksisting terdekat, maka Dinas Komunikasi dan Informatika merekomendasikan untuk menggunakan Menara eksisting. Dalam hal titik koordinat yang diajukan sama dengan atau iebih dari 250 (dua ratus iima puluh) meter dari Menara eksisting terdekat, maka Dinas Komunikasi dan Informatika merekomendasikan untuk membangun Menara sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini. Bagian Kedua Lokasi dan Bentuk Menara Telekomunikasi Macrocell Pasal 5 Pembangunan infrastruktur telekomunikasi Macrocell konvensional dengan struktur baja bersambung baik untuk penempatan di atas permukaan tanah maupun di atas bangunan dilarang di seluruh wilayah kawasan perkotaan dan perdesaan. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi Macrocell konvensionai dengan struktur baja bersambung di atas permukaan tanah diperbolehkan pada Kawasan Rural. Pembangunan Menara dalam bentuk Macrocell Monopole diperbolehkan pada area Sub Urban sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, Bentuk Menara Macrocell didasarkan pada kekuatan daya dukung beban Menara untuk Menara Bersama dengan ketinggian yang mencukupi dengan penggunaan paling sedikit oleh tiga Penyelenggara Telekomunikasi. Bentuk Menara Macrocell yang diperbolehkan adalah Menara Telekomunikasi Konvensional dan Menara Monopole, dengan spesi{ikasi gambar teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini. Larangan penggunaan bangunan untuk penempatan infrastruktur telekomunikasi pasif sebagaimana dimaksud pada ayat dikecualikan untuk Menara Telekomunikasi Khusus. Pasal 7 Pembangunan infrastruktur telekomunikasi Macrocell Konvensional dengan struktur rangka baja bersambung dapat dibangun dengan jarak paling dekat 1000 (seribu) meter terhadap Menara Macrocell Konvensional eksisting. Terhadap pengajuan pembangunan Menara dengan jarak kurang dari 25O (dua ratus lima puluh) meter, dapat dibangun Menara Telekomunikasi dalam bentuk Monopole. Terhadap pengajuan pembangunan Menara dengan jarak 250 (dua ratus lima puluh) meter atau lebih, dapat dibangun Menara Teiekomunikasi dalam bentuk Microcell Pole.

t1) (21 Bagian Ketiga Penempatan Menara Telekomunikasi pada Tempat Khusus Pasal 8 Pembangunan Menara pada rumah ibadah dalam bentuk bangunan Menara yang berdiri di atas permukaan tanah dan menyesuaikan dengan bentuk rumah ibadah tersebut. Penempatan perangkat BTS pada biilboard wajib dilakukan secara tersembunyi dan tidak diperbolehkan menampakkan perangkat Antenna. Pembangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat dan ayat (2) wajib mendapatkan rekomendasi Peta Lokasi Infrastruktur Menara Telekomunikasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika. Pasal 9 Menara Telekomunikasi untuk fungsi BTS Mobile dapat dibangun dengan persyaratan sebagai berikut: a. sewa lahan antara Pemilik Menara dengan pemilik lahan yang sah; dan b. persetujuan paling sedikit 2/3 jumlah warga dalam radius kejatuhan bangunan Menara Telekomunikasi, dengan diketahui Ketua RT, Ketua RW, Lurah/Kepala Desa, dan Camat setempat. {2t Penempatan BTS Mobile didasarkan pada Peta Lokasi Infrastruktur Menara Telekomunikasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika. t3) Menara Telekomunikasi untuk fungsi BTS Mobile tidak memerlukan IMB. (4) Jangka waktu operasionalisasi BTS Mobile paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan berikutnya. (2) Bagian Keempat Prosedur Perizinan Pembangunan Menara Telekomunikasi Pasal 10 Dalam rangka penataan, pengendalian, dan pengawasan Menara, maka Penyelenggara Telekomunikasi yang akan membangun Menara Macrocell wajib mengajukan surat permohonan izin kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dengan melampirkan: a. denah lokasi; b. gambar teknis perencanaan; c. surat pernyataan perihal kapasitas dan daya dukung; d. surat pernyataan jaminan keselamatan lingkungan; dan e. surat persetujuan paling sedikit 213 jumlah warga dalam radius ketinggian Menara. Analisis atas permohonan yang diajukan oleh Penyedia Menara dituangkan dalam dokumen Peta Lokasi Infrastruktur Menara Telekomunikasi Pasif yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika.

Anaiisis sebagaimana dimaksud pada ayat {21meliputi: a. analisis posisi Menara yang diusulkan relatif terhadap posisi menara eksisting; b. analisa posisi Menara yang diusulkan relatif terhadap Peta Zona Kawasan Penyediaan Infrastruktur Telekomunikasi; dan c. bentuk Menara Telekomunikasi yang diajukan dan yang diperbolehkan pada titik koordinat yang diajukan. (4) IMB diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan dukungan teknis meliputi: a. peta lokasi infrastruktur Menara Telekomunikasi Pasif; b. kesesuaian bentuk infrastruktur Menara Telekomunikasi Pasif; dan c. kekuatan konstruksi infrastruktur Menara Telekomunikasi Pasif. t1) (21 (2) (2) BAB IV PENYEDIAAil TIANG MICROCELL Bagian Kesatu Pendataan Menara Microcell Eksisting Pasal 1 1 Dalam rangka pengawasan, Dinas Komunikasi dan Informatika melaksanakan pendataan Tiang Microceii eksisting guna mendapatkan database yang akurat setiap tahun. Pendataan Tiang Microcell sebagaimana dimaksud pada ayat dilakukan dengan pengambilan gambar secara visual untuk mendapatkan kondisi site, shelter, BTS, tiang, dan Antenna. Pasal 12 Setiap Tiang Microcell eksisting wajib menyediakan perangkat CCTV dengan standarisasi yang telah ditetapkan' Seluruh perangkat CCTV sebagaimana dimaksud pada ayat wajib tersambung dan terintegrasi dengan interkoneksi sistem monitoring Pemerintah Daerah. Operasionalisasi dan pemeliharaan seluruh perangkat CCTV dan interkoneksi jaringan yang terpasang menjadi tanggung jawab penyedia tiang Microcell. Bagian Kedua Standarisasi Bentuk Tiang Microcell Pasal i3 Tiang Microcell harus terkamuflase dalam bentuk tiang Penerangan Jalan Umum, tiang lampu taman, atau tiang yang berbentuk pohon. Penempatan Radio Remote Unit dan Antenna untuk Tiang Microcell sebagaimana dimaksud pada ayat harus tertutup dan tidak terlihat sebagai obyek Antenna. Penempatan perangkat elektronik untuk Microcell di bawah pada sisi tiang, disamarkan sebagai tempat duduk di halte, atau sebagai taman di ruang miiik jalan.

(4) (s) (2 (2\ (4) (s) (6) Penempatan perangkat elektronik untuk Microcell tidak boleh ditempel pada tiang. Bentuk Tiang Microcell sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Pembangunan Infrastruktur Tiang Microcell Pasal 14 Pembangunan infrastruktur Microcell wajib menggunakan kabel Iiber optik sebagai sarana penghubung antara BTS yang diletakkan di BTS Shelter dengan Radio Remote Unit di setiap tiang Microcell. Pembangunan infrastruktur Microcell dapat dilakukan oleh : a. Badan Usaha Milik Negara; b. Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau c. Badan Usaha milik Swasta Nasional. Pembangunan infrastruktur Microcell dapat dilaksanakan setelah memperoleh IMB. Penempatan lokasi jalan, median jalan, Pemerintah Daerah. Bagian Keempat Penempatan Tiang lvlicrocell Pasal 15 Tiang Microcell pada jalur pedestrian dan area taman yang diizinkan oleh Pembangunan Tiang Microcell dalam pola yang beraturan dengan jarak terdekat antar tiang 250 (dua ratus lima puluh) meter dan/atau dipisahkan oleh 4 (empat) sampai 6 (enam) buah tiang Penerangan Jalan Umum dengan penempatan di sisi kiri atau kanan jalan. Jika permohonan pembangunan Tiang Microcell yang berdekatan dengan tiang lampu eksisting, maka pemohon wajib memindahkan tiang lampu ke tempat yang dikehendaki oleh Pemerintah Daerah. Potensi jumlah dan persebaran penempatan tiang Microcell yang mampu didukung oleh ketersediaan tata ruang sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Bupati ini. Pola persebaran Tiang Microcell sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagai referensi bagi Penyelenggara Telekomunikasi dalam merencanakan pengembangan infrastruktur Pole Microcell dan jaringan kabel Fiber Optik bawah tanah. Tiang Microcell paling tinggi 20 (dua puluh) meter dengan kekuatan konstruksi mampu menampung paling banyak 2 (dua) Antenna. Bagian Kelima Prosedur Pendirian Tiang Microcell Pasal 16 Pembangunan Tiang Microceii didasarkan pada Peta Lokasi Infrastruktur Menara Telekomunikasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika.

t2) Untuk memperoieh Peta Lokasi Infrastruktur Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat, Penyedia Menara mengajukan surat permohonan dengan dilampiri: a. akte Pendirian Perusahaan beserta dokumen pendukung; dan b. gambar koordinat rencana pembangunan dan bentuk tiang untuk penempatan perangkat dan Antenna Microcell. tu {21 (21 (s) (4t (2) Bagian Keenam Perizlnan Tiang Microcell Pasal 17 Permohonan izin pembangunan Tiang Microcell disampaikan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pemilik Tiang Microcell wajib melaporkan keiayakan operasional Tiang Microcell kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu setiap tahun. Dalam rangka menjamin kelayakan operasional Tiang Microcell, pemilik Tiang Microcell wajib melakukan pengukuran kekuatan konstruksi tiang yang meliputi: a. pengukuran frekuensi pancar, daya pancar, radiasi, dan grounding, yang dilakukan setiap tahun; dan b. pengukuran kekuatan fisik Menara, yang dilakukan setiap 3 (tiga) tahun. BAB V PENGAWASAN Pasal 18 Pengawasan kelayakan operasional kelengkapan sarana penunjang infrastruktur Menara Macrocell, Tiang Microcell, dan Tiang Picocell dilakukan oleh Tim Teknis. Pengawasan kekuatan konstruksi dan keamanan operasional infrastruktur Menara Macrocell dan Tiang Microcell dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pengawasan terhadap keamanan Menara dilakukan melalui pengukuran kekuatan konstruksi Menara oleh Konsultan independen dengan pembiayaan sepenuhnya dari Telco Operator. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat, ayat (2), dan ayat dilaporkan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika. Pasal 19 Terhadap Menara Telekomunikasi Konvensional yang telah berdiri dan/atau beroperasi di atas atap bangunan yang berada di kawasan perkotaan harus dibongkar' Pemerintah Daerah menyampaikan surat peringatan kepada Pemilik Menara untuk melakukan pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat. l0

BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 20 Bupati dapat memberikan sanksi administratif kepada Pemiiik Menara yang meianggar ketentuan Pasal 5 ayat, Pasal 8 ayat (21, ayat, Pasal 9 ayat, Pasal 10 ayat (i)' dan/atau Pasal 12 ayat, ayat (2). {2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat berupa peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam jangka waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender. {3) Dalam hal peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 tidak diindahkan, maka dapat dilakukan penyegelan sekaligus penghentian operasionalisasi infrastruktur telekomunikasi pasif. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Terhadap Menara eksisting yang lokasinya telah sesuai dengan Kajian Review ce1l Plan 2Al7 namun belum bertzin, maka dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Bupati ini mulai berlaku harus dilengkapi IMB. (2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat tidak dilaksanakan, maka Penyedia, Pemilik, dan/atau Pengeioia Menara wajib membongkar Menara. Pasal 22 Terhadap Menara eksisting yang lokasinya telah sesuai dengan cell plan dan memiliki IMB, maka dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Bupati ini mulai berlaku wajib dilakukan registrasi di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pasal 23 Dalam rangka menjaga estetika, maka terhadap Tiang Microcell eksisting harus dilakukan penyesuaian bentuk oleh Pemilik Tiang Microcell menjadi tiang Penerangan Jalan Umum, iampu taman, atau kamuflase pohon dengan merapikan perangkat, kabel, dan Antenna yang menempel pada tiang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah Peraturan Bupati ini mulai berlaku. BAB VIII KPrTENTUAN PENUTUP PasaL 24 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi Bersama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, l1

Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggai diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pamekasan. Ditetapkan di Pamekasan pada tanggal 5 Januari 2018 WAKIL B EKASAN, H KLIL Diundangkan di Pamekasan pada tanggal 5 Januari 2018 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN, MOHAMAD ALWI BERITA DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2018 NOMOR 2 l2

LAMPIRAN-I STANDARISASI BENTUK MENARA TELEKOMUNII(ASI EKSISTING UIYTUK PEMBAI{GUNAN MENARA BARU PAMBKASAN, HALIL l3 14

LAMPIRAN-II STANDARISASI MACROCELL KONVENSIONAL MONOPOLE Pada Zona Sub Urban, bentuk tiang yang disarankan adalah Monopole dengan spesifikasi: 1. Bentuk Tiang adaiah bulat 2. Diameter Maksimum pada sisi bawah adaiah 60 centimeter 3. Diameter Maksimum pada sisi atas adalah 40 centimeter 4. Perangkat diletakkan di bawah kaki tiang dengan diletakkan pada pondasi 5. Ruang Antenna dan Perangkat dibiarkan terbuka. 6. Jarak antara tiang Monopole adalah sedekat-dekatnva 500 meter KASAN, HALIL 14

LAMPIRAN-iII STANDARISASI BENTUK TIANG MICROCELL *rd * F ljl td & r T { I ;: 15

q f, g r-nrvrpu 6 Fr.9,? i. :: Spesifikasi Tiang Microcell: 1. Bentuk Tiang adalah bulat 2. Diameter Maksimum pada sisi bawah adalah 40 centimeter 3. Diameter Maksimum pada sisi atas adalah 30 centimeter 4. Perangkat diletakkan di bawah kaki tiang dengan diletakkan pada pondasi dengan ketinggian maksimai 60 cm 5. Ruang Antenna dan Perangkat di sisi atas disamarkan dalam sajian kerucut dengan diameter bawah di 30 cm dan di atas 100 cm dengan ketinggian 2 meter. WAKIL BUPA SAN, HALIL l6 17

LAMPIRAN-iV PIRSEBARAN TIATG MICROCELL Potensi Persebaran 41 titik Microcell Pole \ KASAN, HALIL t7