Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

dokumen-dokumen yang mirip
Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL


BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan keunggulan-keunggulan lainnya.

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

BAB II LANDASAN TEORI

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB III METODE PENELITIAN

: ENDIKA PRANNANTA L2E

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

PERBANDINGAN KOMPRESI

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

Transkripsi:

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur E-mail: drbsyaka@unj.ac.id Abstrak Tingkat pencemaran udara khususnya di Jakarta menjadi permasalah yang cukup serius pada saat ini. Pencemaran ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jumlah penggunaan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi berbahan bakar minyak selama ini berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu kendaraan yang menghasilkan polusi udara terbesar adalah mesin motor bakar 2 langkah. Hal ini terjadi karena pembakaran oli samping dan gas ikut terbuang langsung melalui saluran pembuangan (exhaust) pada saat langkah pembilasan. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mengubah mesin motor bakar 2 langkah menjadi mesin dengan sumber penggerak udara bertekanan tanpa adanya proses pembakaran. Penelitian ini akan memodifikasi mesin motor bakar 2 langkah dengan pembakaran internal 110 cm 3 menjadi mesin yang menggunakan tenaga tekanan udara. Dengan udara bertekanan sebagai energi utama, maka pada mesin ini tidak terjadi proses pembakaran dalam pada mesin, sehingga mesin ini tidak menimbulkan emisi gas buang. Untuk menghasilkan performa mesin yang baik digunakan 2 buah solenoid sebagai katup masuk udara bertekanan ke dalam mesin, sebuah solenoid digunakan untuk menekan piston bergerak ke bawah sedangkan buah solenoid yang lain digunakan untuk menekan piston bergerak ke atas. Solenoid tersebut akan bekarja menggunakan sensor infrared yang dipasang pada bagian poros di magnet generator. Variasi yang dilakukan pada Pengujian mesin kompresi udara adalah pada sudut bukaan katup solenoid 3 o dan 5 o sebelum titik mati atas (TMA). Data-data yang diukur berupa tekanan udara masuk dari 3 bar 8 bar, tachometer untuk putaran yang dihasilkan dan Prony breake untuk mendapatkan output torsi, Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa sudut pembukaan katup selenoid mempengaruhi daya yang dihasilkan, adapun daya puncak adalah 2,10 Kw dengan putaran mesin 1321 Rpm pada tekanan 8 bar terjadi pada bukaan katup selenoid 5 o TMA. Keywords: Mesin kompresi udara, Katup selenoid, Sudut derajat, Daya, Torsi 1. Pendahuluan Pertumbuhan penggunaan kendaraan di Indonesia saat ini telah bekembang dengan pesat. Data yang dihimpun dari Direktorat lalu lintas Polda Metro Jaya pada tahun 2013 jumlah kendaraan di Jakarta mencapai 16 juta unit [1]. Peningkatan tersebut memberikan dampak pada pencemaran udara (polusi udara). Sekitar 70% udara di jakarta sudah tercemar oleh gas buang kendaraan bermotor [2]. Penggunaaan motor dua langkah menjadi salah satu faktor terbesar pencemaran udara karena gas buang yang dihasilkan jauh lebih banyak. Begitu rumitnya permasalahan polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor maka perlu mencari solusi untuk dapat mengatasi permasalah tersebut. Kendaraan bertenaga listrik merupakan kendaraan alternatif yang telah dikembangkan beberapa tahun ini, namun berdasarkan Menristek bobot baterai, ukuran serta kurangnya baterai dalam menampung daya adalah masalah terpenting untuk kendaraan listrik [3]. Tekanan tinggi kompresi udara merupakan alternatif yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah polusi yang disebabkan emisi gas buang pada kendaraan tetapi pada penggunaanya sebagian besar udara yang digunakan hanya sebagai sistem tambahan pada mesin pembakaran dalam. Pengunaan udara yang berfungsi sebagai gas untuk turbocharge pada mesin saat pembakaran dapat meningkatkan daya motor sampai 50% tanpa menambah konsumsi bahan bakar [4], Chih-Yung Huang melakukan modifikasi mesin pembakaran dalam empat langkah menjadi mesin pembakaran dalam dua langkah dengan 52

menggunakan kompresi udara sebagai tenaga utama. Variasi tekanan kompresi udara yang digunakan berkisar 5 sampai 9 bar. Penelitian tersebut menghasilkan output daya tertinggi 0,95 kw diperoleh pada tekanan 9 bar pada 1.320 rpm dan torsi tertinggi 9,99 Nm pada tekanan yang sama tetapi pada 465 rpm. Namun penggunaan mekanisme cam konvensional untuk intake dan exhaust telah membatasi gerakan katup dalam melakukan kerjanya sehingga output daya terbatas [5]. Pada Penelitian Chih-Yung Huang ini terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah harus mengubah mekanisme cam agar mesin dapat melakukan kerja [5]. Hal tersebut dilakukan karena penelitian tersebut menggunakan mesin pembakaran dalam empat langkah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian dengan melakukan studi eksperimen motor kompresi udara dengan menggunakan mesin dua langkah menarik untuk diteliti. Hal tersebut dikarenakan mesin dua langkah memiliki konstruksi yang lebih sederhana. Pada penelitian ini untuk menghasilkan performa mesin yang lebih baik akan menggunakan 2 buah solenoid sebagai katup masuk udara bertekanan kedalam mesin, 1 solenoid digunakan untuk menekan piston bergerak ke bawah dan 1 buah solenoid lagi digunakan untuk menekan piston bergerak ke atas. Maka dengan demikian setiap langkah kerja mesin akan menghasilkan tenaga. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja motor pembakaran dalam dua langkah yang dimodifikasi menjadi mesin tenaga kompresi udara dengan varasi pembukaan katup selenoid sehingga dapat dijadikan penggerak utama pada kendaraan. 2. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental (gambar 1), dilakukan di Laboratorium Otomotif Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta. Agar pengujian yang dilakukan tidak terlalu melebar dari tujuan yang akan dicapai maka ditentukan batasan permasalahan sebagai berikut : 1. Kondisi temperatur dan kelembaban udara diasumsikan konstan. 2. Mesin yang digunakan mesin dua langkah 3. Hasil yang dicari hanya kinerja mesin (daya dan torsi). 4. Unjuk kerja yang diamati adalah tekanan udara. Gambar 1. Metode penelitian Skema alat uji yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2. Mesin yang di uji adalah mesin pembakaran dalam dua langkah mesin dua langkah yang digunakan untuk pengujian dengan spesifikasi diameter silinder 52 mm, langkah torak 51 mm, dan volume silinder 110 cm 3 yang dimodifikasi menjadi mesin tenaga kompresi udara. Sebelum percobaan. 1. Kompresor 9. Rangkaian Kelistrikan 2. Filter Udara 10. Accu 3. Pressure Regulator 11. Power Supply 4. Tachometer 12. Piringan Cakram 5. Papan Cakram 13. Caliper 6. Selenoid 1 14. Pressure Gauge 7. Selenoid 2 15. Master Rem 8. Engine Gambar 2. Skema alat uji Mesin dua langkah ini kemudian mengalami beberapa modifikasi yaitu modifikasi dengan menggunakan 2 buah selenoid sebagai katup masuk udara bertekanan kedalam mesin, 1 selenoid digunakan untuk menekan piston bergerak ke bawah dan 1 buah selenoid lagi digunakan untuk menekan piston bergerak ke atas. Penggunaan selenoid untuk merubah sistem 53

empat langkah pada motor berubah menjadi satu langkah. Waktu pembukaan selenoid diatur dengan menggunakan papan cakram yang terhubung dengan rangkaian elektronik yang dihubungkan dengan sensor infrared seperti yang dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Papan Cakram dan Sensor Infrared Proses masuknya udara bertekanan diatur dengan papan cakram yang dibuat 3 derajat dan 5 derajat setelah titik mati atas (TMA) hal ini dilakukan untuk mengetahui kinerja mesin terbaik yang mampu dihasilkan oleh mesin kompresi udara satu langkah ini. Pada sudut ini sensor infrared terputus arusnya karena terhalang oleh papan cakram yang kemudian memerintahkan rangkaian kelistrikan mengaktifkan selenoid untuk membuka sehingga udara bertekanan masuk ke ruang silinder. Untuk memeriksa bahwa peralatan bekerja dengan benar dan tidak ada terjadinya kebocoran udara maka mesin uji dijalankan dengan memasukan udara dari kompresor. Jika tidak terdapat kebocoran penelitian dapat dilanjutkan. dan variasi tekan rem atau beban pada prony brake sehingga menghasilkan pengukuran putaran mesin. Sebelum udara mengalir menuju mesin uji, udara harus melewati saringan air / water filter agar udara yang menuju mesin uji benar benar udara murni. Tekanan udara yang dialirkan ke mesin kompresi udara antara tekanan 3 bar 8 bar dengan perubahan tekanan udara 1 bar. Pengukur tekanan udara menggunakan pressure gauge. Setelah mesin berkerja dengan kondisi stabil dan sesuai pada tekanan udara yang diinginkan maka pada prony brake diberikan tekanan sebagai beban pada putaran mesin, yang bebannya diatur dengan menggunakan tuas rem, agar dapat mengetahui beban yang diberikan kepada piringan cakram yang terhubung pada poros crankshaft, maka pada master rem diberikan instrument pengukur yaitu pressure gauge. Beban yang diberikan pada prony brake yaitu berkisar antara 0,4 bar 2 bar dengan perubahan tekanan 0,2 bar. Beban pada prony brake ini untuk mengetahui putaran mesin pada setiap masing masing beban yang diberikan dan tekanan udara masuk, sedangkan pengukuran putaran mesin menggunakan tachometer non contack yang sensornya diletakkan pada poros crankshaft yang terhubung pada prony brake. Parameter yang dihitung adalah : gaya pengereman (Bar) F = P. A..(1) Torsi (Nm) T = μf.k.rm..... (2) Daya (P) P = T. 2π. n 1000..... (3) 3. Hasil dan pembahasan Gambar 4. alat uji Pengambilan data pada percobaan ini guna mengetahui tekanan udara masuk, tekanan rem atau beban pada prony brake, putaran mesin, torsi mesin dan daya mesin. Pengujian dilakukan dengan cara mengalirkan udara bertekanan dari kompresor menuju mesin tenaga kompresi udara dengan variasi tekanan udara masuk Berdasarkan pengujian yang di lakukan untuk mengetahui hasil performa pada mesin tenaga kompresi udara dengan. parameter yang dianalisis adalah : 1) Pengaruh putaran mesin terhadap torsi mesin 2) Pengaruh putaran mesin terhadap daya mesin 3) Pengaruh torsi terhadap daya mesin Torsi maksimum dicapai pada saat mesin mulai dijalankan dan menentukan kemampuan akselerasi kendaraan. Dapat diingat, torsi berbanding terbalik terhadap 54

putaran mesin sehingga torsi maksimum dapat dicapai pada putaran mesin yang rendah, hal ini dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6 Pada pembukaan selenoid 30 o setelah TMA (gambar 5) torsi tertinggi yang didapat oleh mesin kompresi udara ialah 12,64 Nm pada putaran mesin 646 rpm di tekanan udara 8 bar dan torsi terendah 3,16 Nm pada putaran mesin 1586 Rpm. gambar 7 dan 8. Untuk mengetahui daya mesin kompresi udara maka diperlukan putaran mesin yang optimal. Pada putaran awal, mesin membutuhkan daya yang besar dan akan terus akan naik hingga mencapai daya maksimum (Kw) dan putaran mesin (rpm) maksimum. Gambar 5. Hubungan torsi dengan putaran 3 o setelah TMA. Pada pembukaan selenoid 5 0 setelah TMA (gambar 6) torsi tertinggi yang didapat oleh mesin kompresi udara adalah 12,64 Nm pada putaran mesin 650,50 rpm dan torsi terendah 3,16 Nm pada putaran mesin 1660,50 Rpm di tekanan udara 8 bar. Gambar 6. Hubungan torsi dengan putaran 5 0 setelah TMA Berdasarkan gambar 5 dan 6 dapat disimpulkan bahwa pengaruh putaran mesin terhadap torsi pada penggunaan pembukaan selenoid di 3 0 setelah TMA dan 5 0 setelah TMA menghasilkan torsi yang sama besar akan tetapi terdapat perbedaan ditingkat putaran mesin (Rpm). Analisis pengaruh putaran mesin terhadap daya mesin dapat dilihat pada Gambar 7. Hubungan daya dengan putaran 3 0 setelah TMA Pada gambar 7 dapat dijelaskan pada pembukaan selenoid 3 0 setelah TMA daya tertinggi berada pada tekanan udara 8 bar yang bermula pada putaran mesin 646 rpm yang menghasilkan daya sebesar 0,85 Kw dan daya puncak pada putaran mesin 1295,50 rpm yang menghasilkan daya sebesar 1,07 Kw. Pada saat inilah mesin menerima beban yang besar untuk menuju putaran mesin yang lebih tinggi. Setelah mendapatkan putaran mesin yang tinggi dan stabil maka daya yang dihasilkan mesin pun menurun, pada pembukaan selenoid 3 0 berakhir pada putaran 1586 rpm dan daya yang dihasilkan 0,52 Kw. Namun pada tekanan udara 3 bar, 4 bar dan 5 bar, mesin tenaga udara tidak dapat menghasilkan daya maksimum karena tekanan udara yang berada di dalam tabung kompresor sudah menurun sehingga tekanan udara yang menuju ke mesin kompresi udara juga menurun. 55

Gambar 8. Hubungan daya dengan putaran 5 0 setelah TMA Pada gambar 8 dapat dijelaskan pada pembukaan selenoid 5 0 setelah TMA daya tertinggi berada pada tekanan 8 bar yang bermula pada putaran mesin 650,50 rpm yang menghasilkan daya sebesar 0,86 Kw dan puncak daya pada putaran mesin 1321,00 yang menghasilkan daya 1,09 Kw, pada saat inilah mesin menerima beban yang besar untuk menuju putaran mesin yang lebih tinggi. Setelah mendapatkan putaran mesin yang tinggi dan stabil maka daya yang dihasilkan mesin pun menurun, pada pembukaan selenoid 5 0 setelah TMA berakhir pada putaran 1660,50 rpm dan daya yang dihasilkan 0,55 Kw. Namun pada tekanan udara 4 bar, 5 bar dan 6 bar, udara yang berada di dalam tabung kompresor sudah menurun sehingga tekanan udara yang menuju ke mesin kompresi udara menurun. Dari gambar 7 dan gambar 8 dapat diketahui bahwa pembukaan selenoid 5 0 setelah TMA menghasilkan daya puncak yang lebih besar dibandingkan dengan pembukaan selenoid 3 0 setelah TMA disetiap tekanan udara. Hal ini disebabkan karna pembukaan 3 0 lebih banyak mensuplai udara dibandingkan 5 0. Akibatnya, udara semakin sulit terbuang dari ruang silider. Karna, lubang buang pada mesin ini terletak dibawah (TMB) dan sangat singkat terbuka. Gambar 9. Hubungan torsi dengan daya pada pembukaan selenoid 3 0 setelah TMA Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa daya berbanding lurus dengan torsi, semakin meningkat torsi maka semakin meningkat juga daya yang dihasilkan. Penurunan daya pada saat torsi maksimum diimbangi peningkatan putaran mesin. Akibatnya perkalian antara torsi dan putaran tetap menghasilkan daya yang tinggi. Dapat dilihat bahwa daya tertinggi yang dihasilkan mesin kompresi 3 0 setelah TMA adalah 1,07 Kw dengan torsi sebesar 7,90 Nm pada tekanan udara 8 bar. Gambar 10. Hubungan torsi dengan daya pada pembukaan Selenoid 5 0 Setelah TMA Pada gambar 10 dapat dilihat bahwa daya berbanding lurus dengan torsi, semakin meningkat torsi maka semakin meningkat juga daya yang dihasilkan. Penurunan daya pada saat torsi maksimum diimbangi peningkatan putaran mesin. Akibatnya perkalian antara torsi dan putaran tetap menghasilkan daya yang tinggi. Daya tertinggi yang dihasilkan mesin kompresi 5 0 setelah TMA adalah 1,09 Kw dengan torsi sebesar 7,90 Nm pada tekanan udara 8 bar. 56

bar. Namun dapat dilihat sebelumnya pada gambar 13 bahwa pada tekanan udara 4 bar mesin belum mendapatkan daya puncaknya hanya mendapatkan daya tertinggi. Jadi efisiensi tekanan udara terhadap daya mesin terjadi pada tekanan udara 5 bar. Gambar 11. Efisiensi torsi mesin kompresi 3 0 setelah TMA Pada gambar 11 efisiensi tekanan udara pada pembukaan selenoid 3 0 setelah TMA terhadap torsi mesin kompresi udara terdapat pada tekanan udara 4 bar sampai 8 bar. Gambar 14. Efisiensi daya mesin kompresi 5 0 setelah TMA Efisiensi pada mesin kompresi udara tekanan udara terhadap daya mesin kompresi udara terdapat pada tekanan udara tertinggi yaitu 8 bar.. 4. Kesimpulan Gambar 12. Efisiensi torsi mesin kompresi 5 0 setelah TMA. Pada gambar 12 efisiensi tekanan udara pada pembukaan selenoid 5 0 setelah TMA terhadap torsi mesin kompresi udara terdapat pada tekanan udara 3 bar sampai 8 bar. Gambar 13. Efisiensi daya mesin kompresi 3 0 setelah TMA Pada mesin kompresi udara efisiensi tekanan udara terhadap daya mesin kompresi udara bukan pada tekanan udara tertinggi yaitu 8 bar, tetapi efisiensi daya mesin kompresi udara terjadi pada tekanan udara 4 Setelah melakukan penngujian dan pengolahan data pada kinerja mesin kompresi udara dengan pembukaan katup 3 0 setelah TMA dan pembukaan katup 5 0 setelah TMA. maka didapatkan: 1) Kinerja mesin dengan pembukaan solenoid 3 0 sebelum TMA didapatkan daya maksimal yang dihasilkan adalah 1,07 Kw dengan putaran mesin 1295,50 Rpm pada tekanan 8 bar sedangkan torsi maksimal adalah 12,64 Nm dengan putaran mesin 646 Rpm pada tekanan 8 bar 2) Kinerja mesin dengan pembukaan solenoid 5 0 sebelum TMA diperoleh daya maksimal adalah 1,09 Kw dengan putaran mesin 1321 Rpm pada tekanan 8 bar, adapun torsi maksimal adalah 12,64 Nm dengan putaran mesin 650,50 Rpm pada tekanan 8 bar. 3) Berdasarkan daya yang didapat setelah percobaan, maka untuk selanjutnya mesin kompresi udara ini dapat digunakan untuk jenis kendaraan sepeda motor dengan kapasitas 1 penumpang. 57

Daftar pustaka [1]. Siti Ruqoyah, jumlah kendaraan di Jakarta capai 16 juta unit, di akses dari http://metro.news.viva.co.id, pada tanggal 9 Februari 2014, pukul 14.00 [2]. Nyoto Santoso, udara Jakarta dengan racunnya, di akses dari http://autos.okezone.com, pada tanggal 9 Februari 2014, pukul 15.00 [3]. Prabowo, Mobil listrik lemah dibaterai, diakses dari http://news.okezone.com, pada tanggal 20 februari 2014, pukul 15.00. [4]. Ireng Sigit, Dampak pemakaian turbocharger pada komponen penghasil tenaga, TRAKSI, Vol. 1, 2003. [5]. Chih-Yuang Huang dkk, Eksperimental Investigation on the Performance of a Compressed-air Driven Piston Engine, Energies, 2013, h. 1731 58