PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU Beatric Maria Dwi Jayanti Baga e-mail: beatricbaga@gmail.com ABSTRAK Posyandu merupakan program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan petugas kesehatan. Target nasional untuk keikutsertaan posyandu adalah 80%, sedangkan Pencapaian keikutsertaan Posyandu di desa Kendal Pecabean, tahun 2011 sebesar 45,7%, 2012 sebesar 49,7%, tahun 2013 sebesar 52,4%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adakah hubungan pendidikan, pekerjaan dan umur ibu balita dengan keikutsertaan Posyandu di desa Kendal Pecabean,. Penelitian ini mengunakan desain analitik survei cross sectional dengan populasi seluruh ibu balita sebanyak 412 orang, sampel 203 orang, pengambilan sampel secara systematic random sampling, dengan instrumen data catatan register dan KMS, dan dianalisis dengan uji chi-square ( =0,05). Didapatkan mayoritas ibu balita berpendidikan dasar (47,78%), bekerja (54,18%), berumur 20-49 tahun (62,06 %) dan tidak aktif dalam posyandu (51,72%). Hasil uji chi-square pendidikan dan D/S didapatkan x 2 Hitung(6,04) > x 2 Tabel (3,84), berarti H 0 ditolak. Hasil uji chi-square pekerjaan dan D/S didapatkan x 2 Hitung( 66,64)> x 2 Tabel(3,84), maka H 0 ditolak. Hasil uji chi-square Umur dan D/S didapatkan x 2 Hitung (4,28) > x 2 Tabel (3,84), maka H 0 ditolak. Pendidikan rendah mempersulit ibu menerima informasi, ibu yang bekerja sulit meluangkan waktu, ibu yang usianya <20 cara berfikirnya masih labil sehingga kesadaran akan ikut aktif ke posyandu kurang. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan, motivasi dan penyuluhan pada ibu balita tentang pentingnya Posyandu. Kata kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Umur, D/S ABSTRACT Posyandu is a health service program organized by the community for the community with the support of health workers. The national target for posyandu (D / S) participation is 80%, while Achievement of Posyandu (D / S) participation in Kendal Pecabean, in 2011 is 45.7%, 2012 is 49.7%, in 2013 is 52.4 %. This study aims to analyze whether the relationship of education, employment and the age of the mother under five with the participation of Posyandu (D / S) in Kendal Pecabean village,. This study used cross sectional survey analytic design with population of all mother of children as many as 412 people, sample 203 people, systematic random sampling sampling, with instrument of register and KMS record, and analyzed by chi-square test (α = 0, 05). The majority of under-five children with basic education (47.78%), work (54.18%), 20-49 years old (62.06%) and inactive in posyandu (51.72%). The result of chi-square test of education and D / S obtained x 2 Calculate(6.04)> x 2 Table (3.84), means H 0 rejected. The result of chi-square test of work and D / S obtained x 2 Calculate (66,64)> x 2 Table (3.84), then H 0 is rejected. Results of chi-square test Age and D / S obtained x 2 Calculate (4.28)> x 2 Table (3.84), then H 0 is rejected. Low education makes it difficult for mothers to receive information, working moms are difficult to spend time, mothers whose age <20 ways of thinking is still unstable so that awareness of active participation to posyandu less. Therefore, there needs to be an approach, motivation and counseling on toddler mother about the importance of Posyandu. Keywords: Education, Employment, Age, D / S PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat
menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial-ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan kesehatannya. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2007, penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil 75% kematian bayi. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelengaraanya pembangunan kesehatan guna memperdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Hingga saat ini posyandu masih menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi, membantu penurunan AKB dan AKI, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan cakupan D/S tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut tahun 2011 pencapaiannya 73,52 % dari 80%, tahun 2012 pencapaianya adalah 72,72 %, tahun 2013 pencapaianya adalah 72,81 % ( Dinas Kesehatan Kabupaten, 2014). Adapun data yang diperoleh dari laporan seluruh Posyandu Desa Kendal Pecabean, antara lain tahun 2010-2011 sebesar 45,7 %, tahun 2011-2012 sebesar 49,7 %, dan tahun 2013 sebesar 52,4 % tetapi masih di bawah target Nasional (80 %). Jadi masalah penelitian adalah jumlah balita yang datang ke posyandu masih di bawah target yaitu 80 %. Masyarakat merupakan pelaksana kegiatan posyandu yang paling utama (Effendy N, 1998). Salah satu faktor yang berperan dalam keikutsertaan posyandu adalah karakteristik ibu dimana karekteristik ibu sendiri terdiri dari pendidikan, pekerjaan, umur, dan paritas. Semakin tinggi pendidikan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh sehingga makin besar pula pengetahuan tentang posyandu diterima. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dengan dewasanya cara berfikir seseorang akan lebih mudah menerima informasi kesehatan pada umumnya dan tentang pentingnya posyandu pada khususnya. Selain itu pekerjaan juga berperan dalam keikutsertaan. Dampak apabila ibu tidak ke posyandu maka pelaksanaan kegiatan Posyandu tidak akan berhasil dengan baik sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Balita, karena pertumbuhan dan perkembangan Balita tidak bisa terpantau. Sehingga apabila terdapat balita yang kurang gizi tidak dapat diketahui dengan segera. Imunisasi dasar tidak dapat terpenuhi, sehingga balita tersebut tidak mempunyai kekebalan terhaap virus. Dari hasil survei pada 20 ibu balita yang dilakukan di desa Kendal Pecabean, didapatkan bahwa jumlah ibu balita yang bekerja adalah 13 orang (65 %) dan yang tidak bekerja 7 orang (35 %); umur ibu balita yang dibawah 20 tahun sebanyak 11 orang (55 %), umur 20 49 tahun sebanyak 9 orang (45 %), tidak ada ibu balita yang umur lebih dari 49 tahun (0%); ibu yang berpendidikan rendah sebanyak 16 orang (80 %), berpendidikan menengah sebanyak 3 orang atau (15 %) berpendidikan tinggi sebanyak 1 orang (5 % ). Di desa Kendal Pecabean, sendiri telah digalakkan program dasawisma dan pelatihan pelatihan untuk kader sehingga informasi tentang posyandu bisa disosialisasikan dengan baik. Selain itu perlu dilakukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak. Posyandu dan Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak
dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang Balita, petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan dalam kegiatan Posyandu. Tidak hanya dari petugas kesehatan saja akan tetapi kader juga sangat berperan penting dalam memantau tumbuh kembang Balita.. Para kader dapat mengajak ibu-ibu yang mempunyai Balita untuk membawa Balitanya ke Posyandu agar tumbuh kembang anak dapat terpantau. Oleh karena terdapat masalah keikutsertaan posyandu ( D/S ) yang tidak memenuhi target (80%) di Desa Kendal Pecabean maka dipandang perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pendidikan, pekerjaan dan umur ibu Balita dengan di,. METODE PENELITIAN Penelitian observasional analitik ini, dengan populasi 412 ibu yang mempunyai balita dan sampel sebanyak 203 ibu yang mempunyai balita di desa Kendal Pecabean,. Teknik sampling menggunakan sistematik random sampling Variabel penelitian adalah pendidikan, pekerjaan, umur, dan keikutsertaan ibu ke posyandu. Data dikumpulkan dari laporan kegiatan posyandu. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Chi Square (α=0,05). HASIL PENELITIAN Wilayah penelitian di Posyandu, secara geografis berbatasan dengan Desa Kali Pecabean, Desa Klurak, Desa Tambakrejo, dan Desa Sambang di Kecamatan Candi Kabupaten. Pendidikan Ibu Balita Tabel 1 Frekuensi Pendidikan Ibu Balita di Desa Kendal Pecabean Tingkat Pendidikan f % Dasar 101 49,75 Menengah 97 47,78 Tinggi 5 2,47 Tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan ibu balita adalah pendidikan dasar sebanyak 101 orang (49,75%). Pekerjaan Ibu Balita Tabel 2 Frekuensi Pekerjaan Ibu Balita di Pekerjaan f % Bekerja 110 54,19 Tidak Bekerja 93 45,81 Tabel 2 dapat dilihat bahwa mayoritas status pekerjaan ibu balita adalah bekerja sebanyak 110 orang (54,19%). Umur Ibu Balita Tabel 3 Frekuensi Umur Ibu Balita di Umur (Tahun) f % <20 77 37,93 20-49 126 62,07 >49 0 0 Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas umur ibu balita 20-49 tahun sebanyak 126 orang (62,07%). Tabel 4 Frekuensi Keikutsertaan Ibu Balita ke Posyandu di Keikutsertaan Posyandu f % Aktif 98 48,28 Tidak Aktif 105 51,72 Tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas keikutsertaan ibu balita ke posyandu tidak aktif sebanyak 105 orang (51,72%).
Keaktifan Ibu ke Posyandu dengan Pendidikan Tabel 5 Tabulasi Silang Pendidikan Ibu Balita dengan di Posyandu Desa Kendal Pecabean Tingkat Pendidikan Aktif Tidak Aktif Dasar 40 39,60 61 60,40 101 100 Menengah 56 57,73 41 42,27 97 100 Tinggi 2 40 3 60 5 100 98 48,27 105 52 203 100 Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan dasar mayoritas tidak aktif dalam keikutsertaan posyandu sebanyak 61 orang (60,40%) dibandingkan dengan yang berpendidikan menengah mayoritas aktif dalam keikutsertaan posyandu 56 orang (57,73%). Tabel 5 kemudian di reduksi menjadi tingkat pendidikan menengah dan tinggi, karena skala variabel yang digunakan adalah skala nominal. Tabel 6 Tabulasi Silang Pendidikan Ibu Balita dengan di Posyandu Desa Kendal Pecabean Tingkat Pendidikan Aktif Tidak Aktif Rendah 40 39,60 61 60,40 101 100 Tinggi 58 56,86 44 43,14 102 100 98 48 105 52 203 100 Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah mayoritas tidak aktif dalam keikutsertaan posyandu sebanyak 61 orang (60,40%) dibandingkan ibu balita yang berpendidikan tinggi yang aktif dalam keikutsertaan posyandu 56 orang (57,73%). Keaktifan Ibu Balita ke Posyandu dengan pekerjaan Tabel 7 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu Balita dengan Keikutsertaan Posyandu di Posyandu Pekerjaan Aktif Tidak Aktif Bekerja 24 21,82 86 78,18 110 100 Tidak Bekerja 74 79,57 19 20,43 93 100 98 48 105 52 203 100 Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa ibu yang tidak bekerja mayoritas aktif dalam keikutsertaan posyandu 74 orang (79,57%) dibandingkan dengan ibu yang bekerja mayoritas tidak aktif dalam keikutsertaan posyandu 86 orang (78,18%). Keaktifan Ibu Balita ke Posyandu dengan Umur Tabel 8 Tabulasi Silang Umur Ibu Balita dengan Keikutsertaan Posyandu di Posyandu Tingkat Pendidikan Aktif Tidak Aktif <20 30 38,96 47 61,04 77 100 20-49 68 53,97 58 46,03 126 100 98 48 105 52 203 100 Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa ibu yang berusia <20 tahun mayoritas tidak aktif dalam keikutsertaan posyandu 47 orang (61,04%) dibandingkan dengan ibu yang berusia 20-49 tahun yang mayoritas aktif dalam keikutsertaan posyandu 68 orang (53,97%). Pada analisis hubungan pendidikan ibu balita dengan keikutsertaan posyandu didapatkan bahwa didapatkan x 2 Hitung (6,04) > x 2 Tabel (3,84) maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan ibu dengan keikutsertaan Posyandu di Posyandu Desa Kendal Pecabean,. Pada analisis hubungan pekerjaan ibu balita dengan keikutsertaan
posyandu didapatkan bahwa x 2 Hitung (66,64) > x 2 Tabel (3,84) maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu dengan keikutsertaan posyandu di Posyandu,. Sementara pada analisis hubungan umur ibu balita dengan keikutsertaan posyandu didapatkan bahwa x 2 Hitung (4,28) > x 2 Tabel (3,84) maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur ibu dengan keikutsertaan posyandu di Posyandu,. PEMBAHASAN Keikutsertaan ibu ke posyandu ialah keterlibatan atau kedatangan ibu balita ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu dikatakan aktif bila kunjungan Ibu balita dalam 1 tahun lebih dari 8 kali datang ke posyandu, Tidak aktif bila frekuensi berkunjung ibu dalam waktu 1 tahun kurang dari 8 kali (Depkes RI, 2001) Dari hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan pada ibu balita di posyandu desa Kendal Pecabean yaitu pada tabel 1, didapatkan bahwa mayoritas ibu mempunyai pendidikan dasar (49,75%). Pendidikan ibu balita dapat mempengaruhi keikutsertaan ke posyandu yang dapat dilihat pada tabulasi silang yaitu pada Tabel 6 dapat diketahui bawa mayoritas ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak tidak aktif dalam pasyandu yakni 61 orang (60,40 %) dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi lebih banyak aktif dalam keikutsertaan posyandu yakni 58 orang (56,86 %). Dari hasil perhitungan uji chi-square di dapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan keikutsertaan ibu balita ke posyandu. Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian dikatakan bahwa ada hubungan pendidikan ibu balita dengan keikutsertaan Posyandu, sehingga tingkat pendidikan ibu balita sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan Posyandu. Adapun sebagian kecil (39,60%) dari ibu balita yang berpendidikan dasar tetapi aktif untuk ikut serta Posyandu. Hal ini ada faktor faktor yang mempengaruhi ibu balita tetap aktif untuk mengikuti Posyandu karena keingintahuan ibu balita tentang tentang pentingnya Posyandu terhadap pertumbuhan dan perkembangan balitanya dimana mengharapkan balitanya menjadi anak yang cerdas dimasa yang akan datang. Sesuai dengan teori yang ditemukan oleh Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani (2001) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang didapat. Pendidikan yang dimiliki dan didapatkan oleh ibu akan mendasari dalam pengambilan keputusan yang efektif untuk kesehatan anaknya, sehingga dengan sendirinya mereka akan membawa anaknya untuk melakukan penimbangan di Posyandu. Maka pertumbuhan, perkembangan serta status gizi anaknya dapat terpantau. Selain itu yang lebih penting adalah dengan pendidikan yang tinggi ibu lebih mudah menerima respon dan banyak pengetahuan yang didapat utamanya tentang asupan atau kebutuhan gizi anaknya, ibu yang berpendidikan tinggi akan berusaha untuk selalu meningkatkan kesehatan dan status gizi anaknya dengan berbagai upaya sesuai dengan tingkat pendidikannya. Penelitian tentang pekerjaan ibu balita di posyandu desa Kendal Pecabean yang ditunjukan pada Tabel 2 didapatkan bahwa mayoritas ibu bekerja (54,19%). Status ibu yang bekerja dapat mempengaruhi keikutsertaan ke posyandu. yang dapat dilihat pada tabulasi silang yaitu pada Tabel 7 didapatkan ibu balita yang tidak bekerja mayoritas aktif dalam Posyandu 74 orang (79,57%) dibandingkan ibu
balita yang bekerja mayoritas tidak aktif dalam Posyandu 86 orang (78,18%). Dari hasil perhitungan uji Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan keikutsertaan ibu balita ke posyandu. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan terutama untuk menunjang terhadap kehidupan dan keluarganya. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh menjadi berkurang (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu balita dengan keikutsertaan Posyandu. Dengan bekerja waktu untuk menerima informasi akan kesehatan akan berkurang, sehingga pengetahuan akan pentingnya posyandu juga semakin sedikit, selain itu waktu untuk menggunakan fasilitas kesehatan juga berkurang. Semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja semakin sedikit waktu yang bisa digunakan untuk memperoleh pengetahuan kesehatan dan semakin mengurangi motivasi untuk membawa anaknya ke posyandu begitu pula sebaliknya. Ibu yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu untuk menimbangkan anaknya dimana waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja dan kebanyakan dari ibu balita yang bekerja tidak memiliki waktu di pagi dan siang hari sedangkan posyandu yang ada pada umumnya dilaksanakan pada pagi hari sehingga ibu tidak bisa membawa anaknya ke posyandu. Sedangkan ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu yang digunakan untuk di rumah dan merawat anaknya sehingga cenderung aktif dalam keikutsertaan ke posyandu. Sesuai dengan teori Markum (1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Nursalam dan Pariani, 2001). Sedangkan penelitian tentang umur ibu balita di posyandu desa Kendal Pecabean didapatkan hasil yang ditunjukan pada Tabel 3 didapatkan bahwa mayoritas ibu berumur 20-49 tahun (62,07%) dan tidak ada ibu dengan umur >49 tahun (0%) yang memiliki balita hal ini dikarenakan pada usia >49 tahun bukan merupakan masa reproduksi. Umur ibu balita sangat mempengaruhi keikutsertaan ke posyandu, yang dapat dilihat pada tabulasi silang yaiu pada Tabel 8 didapatkan ibu yang berusia <20 tahun mayoritas tidak aktif dalam Posyandu 47 orang (61,04%) dibandingkan ibu balita yang berusia 20-49 tahun mayoritas aktif dalam Posyandu 68 orang (53,97%). Dari hasil perhitungan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan keikutsertaan ibu balita ke posyandu. Dewasanya cara berfikir seseorang akan lebih mudah menerima informasi kesehatan pada umumnya dan tentang pentingnya posyandu pada khususnya. Semakin matang umur semakin mudah menyerap informasi sehingga informasi dapat ditanggapi secara positif yakni dengan datang ke posyandu dan begitu pula sebaliknya. Pada usia < 20 tahun cara berfikir seseorang cenderung labil dan kesiapan untuk mempunyai balita juga kurang sehingga informasi tentang pentingnya posyandu tidak bisa disikapi dengan positif akibatnya keikutsertaan ke posyandu cenderung rendah, lain halnya dengan umur ibu balita antara 20-49 tahun dimana pada umur ini pola pikir seseorang sudah matang dan mereka sudah siap untuk mempunyai balita sehingga cenderung aktif dalam kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Oleh karena itu hendaknya para ibu balita ditingkatkan pengetahuanya dengan cara diberi penyuluhan tentang pentingnya posyandu secara berkala. Petugas dapat mengadakannya lomba balita sehat dan sharing pendapat supaya menarik para ibu untuk datang ke posyandu, membina para kader utuk bisa melakukan kunjungan rumah bagi para ibu yang tidak mau membawa anaknya ke posyandu, menjadwalkan posyandu
pada hari di luar jam kerja dimana kebanyakan ibu yang bekerja tidak dapat hadir pada hari kerja bisa membawa anaknya ke posyandu pada hari libur dan juga petugas hendaknya bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk pendekatan ke masyarakat dalam mencegah pernikahan dini dan dalam penyuluhan tentang posyandu, sehingga kesadaran warga untuk menimbangkan anaknya ke posyandu akan timbul sehingga pertumbuhan dan perkembangan balita akan terpantau. Karena pada masa balita terdapat gold period dimana hal ini tidak akan bisa terulang hal inilah yang membuat sangat pentingnya keikutsertaan ibu ke posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan balitanya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada hubungan pendidikan, pekerjaan dan umur ibu balita dengan keikutsertaan posyandu di Desa Kendal Pecabean,. Saran Untuk menarik perhatian ibu balita agar berkenan untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu, hendaknya petugas kesehatan melakukan pendekatan terpadu yaitu dengan memberikan variasi dalam kegiatan posyandu sehingga menarik minat ibu balita, memberikan penyuluhan kesehatan tentang manfaat posyandu, mengadakan pelatihan kader tentang manfaat posyandu dan kerugian posyandu, serta pentingnya peran kader dalam sosialisasi kegiatan posyandu kepada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bobak, M. Irene. 2004. Keperawatan Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: EGC Depkes. RI. 1995. Pedoman Pemantauan Status Gizi Posyandu. Jakarta : EGC. Depkes. RI. 2001. Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat. Jakarta. Depkes. RI. 2011. Kader Posyandu. Jalarta : Direktorat Bina Gizi F.J. Monks, dkk. 2002 Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Hidayat, AA 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsipprinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam dan Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto Sri Poedji Hastotety. 2007. Posyandu. Yogyakarta: Graha Ilmu Syaifuddin AB. 2002, Sikap Dan Prilaku, Jakarta : Rineka Cipta.