dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

Oleh Ummi Kalsum Lubis Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bersastra. Pada kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahasa pengantar tetapi juga sebagai mata pelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis, menulis merupakan proses yang dilakukan oleh penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan dan membantu. kosakata, istilah, dan pemantapan struktur bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut, maka siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dapat berfungsi sebagai sarana aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya tertentu. Bahasa yang dimiliki manusia mengikuti alur perkembangan manusia tersebut. Adanya perubahan cara hidup, budaya, gejala sosial, bahkan pola pikir manusia dapat mengakibatkan bahasa itu senantiasa berkembang. Demikian juga kurikulum yang digunakan dalam pendidikan memiliki perkembangan. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada Kurikulum 2013 pelajaran Bahasa Indonesia memiliki perubahan. Pada kurikulum ini peserta didik dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Penerapan Kurikulum 2013 di beberapa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) pada tahun pembelajaran 2014/2015 sudah diberhentikan. Pemberhentian kurikulum tersebut dikarenakan adanya masalah yang muncul ketika menerapkan kurikulum 2013. Namun, setelah melakukan observasi ke beberapa sekolah ternyata masih ada beberapa sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 salah satunya adalah SMA Negeri 20 Medan. Sehingga penulis memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yang nantinya akan dilaksanakan. 1

2 Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, yakni pendekatan pembelajaran dengan langkah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memperlihatkan bahwa siswa yang lebih berperan aktif, dimana siswa diberi kesempatan untuk memproses perolehan pengetahuannya secara mandiri. Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yang memudahkan atau membantu siswa mencapai perolehannya. Selain pendekatan saintifik pembelajaran bahasa diselenggarakan dengan berbasis teks. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan menalar dalam bentuk lisan dan tertulis. Pendekatan berbasis teks lebih menguatkan siswa pada kegiatan menulis. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Eka (2014) dalam jurnalnya mengatakan pembelajaran berbasis teks ini membawa dan melatih mental anak sesuai dengan perkembangannya. Pembelajaran ini juga melatih anak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan melatih anak untuk berpikir kritis sesuai dengan apa yang ada dalam kehidupan nyata. Selain itu, siswa akan belajar dengan mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan Kurikulum 2013 terdapat beberapa teks yang dipelajar oleh kelas X SMA/SMK, yaitu teks laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks, teks eksposisi, teks anekdot, dan teks negoisasi. Dalam hal ini penulis memilih salah satu teks untuk diteliti, yaitu teks prosedur kompleks. Dengan kompetensi dasar Memproduksi teks prosedur kompleks yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

3 Teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan suatu langkahlangkah atau cara dalam melaksanakan suatu hal. Teks ini bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami hal yang belum dipahaminya. Contohnya, ketika hendak mengurus kartu pelajar, seseorang harus mengikuti prosedur yang berlaku. Kompleksnya sebuah prosedur dikarenakan oleh langkah-langkah harus dilakukan dengan rinci tanpa melangkahi tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Apabila dalam menyelesaikan sebuah peristiwa tidak mengikuti tahapannya, maka teks tersebut belum dapat dikatakan kompleks. Pada pembelajaran teks prosedur kompleks, siswa dituntut untuk memahami isi, struktur, dan kaidah kebahasaan teks prosedur kompleks kemudian siswa harus mampu memproduksi teks prosedur kompleks secara mandiri. Kegiatan memproduksi teks prosedur kompleks sama halnya dengan menulis teks prosedur kompleks. Menulis erat kaitannya dengan berpikir karena menulis bukan hanya sekedar berbahasa, namun menulis dapat digunakan sebagai wadah dalam menuangkan hasil pikiran. Semakin banyak menulis maka siswa akan semakin terlatih untuk berpikir dan bernalar. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis, mereka beranggapan bahwa kegiatan menulis membutuhkan pikiran, waktu, serta perhatian yang sungguhsungguh. Seperti pengalaman yang penulis temukan ketika sedang melakukan praktik pengalaman lapangan, banyak siswa yang belum mampu menuliskan sebuah teks prosedur kompleks. Permasalahan yang tampak ketika siswa ditugaskan untuk menuliskan teks prosedur kompleks adalah siswa kurang memahami isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks yang telah

4 dijelaskan oleh gurunya. Terbukti saat siswa ditugaskan menulis teks prosedur sesuai dengan struktur dan ciri kebahasaan teks, masih banyak siswa yang bingung untuk membuat teks tersebut. Dari data yang diperoleh dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, nilai siswa dalam menulis teks prosedur kompleks masih rendah. Pernyataan diatas didukung oleh hasil penelitian Ratna Dewi (2014) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014 bahwa kemampuan menulis teks prosedur kompleks oleh siswa kelas X SMA Negeri Air Putih masih rendah. Nilai yang diperoleh siswa belum mencapai KKM, nilai KKM pada standar kompetensi di sekolah tersebut adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas X Tahun pembelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran bahsa Indonesia untuk materi menulis adalah 64,8. Menurut guru hal itu dikarenakan materi tersebut merupakan hal yang baru sehingga siswa masih sulit untuk memahaminya. Siswa juga belum mampu mengaktualisasikan idenya ke dalam teks prosedur kompleks dengan baik. Lemahnya kemampuan menulis siswa tidak hanya terkait dengan strategi dan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Berbagai kondisi yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis teks teks prosedur kompleks, diantaranya adalah pemahaman struktur dan ciri kebahasaan yang masih rendah. Rendahnya pemahaman mengenai struktur dan ciri kebahasaaan teks dikarenakan oleh materi tersebut masih baru diterapkan. Siswa masih banyak

5 yang bingung bahkan tidak mengerti dengan struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Gede (2015) dalam jurnalnya bahwa pemahaman siswa tentang materi teks prosedur kompleks masih rendah. Hal ini disebabkan karena beberapa sekolah di Gianyar belum menyadari pentingnya materi pembelajaran teks prosedur kompleks. Adapun pemahaman struktur pada teks prosedur kompleks yaitu siswa mampu memahami tujuan dan langkah-langkah teks. Siswa dikatakan mampu memahami struktur teks apabila siswa tersebut dapat memaparkan tujuan dan langkah-langkah dalam melakukan suatu kegiatan. Sementara pemahaman ciri kebahasaan teks prosedur kompleks yaitu siswa mampu memahami penggunaan kalimat efektif, menghindari kalimat redundan, menghindari kalimat ambigu, dan menggunakan makna lugas (denotatif). Apabila salah satu dari ciri kebahasaan tersebut belum dipahami oleh siswa, maka siswa belum mampu untuk membuat sebuah teks prosedur kompleks dengan baik. Oleh karena itu pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks memegang peranan penting dalam menulis teks prosedur kompleks. Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Pemahaman Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

6 B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas terdapat sejumlah masalah yang muncul berkaitan dengan kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa di sekolah. Masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Kurikulum 2013 yang menerapkan pembelajaran berbasis teks masih baru sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan guru. 2. Guru kurang memahami kurikulum 2013 sehingga tidak maksimal dalam mengajar. 3. Siswa belum menguasai pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks dalam menuliskan teks prosedur kompleks. 4. Siswa belum mampu menulis teks prosedur kompleks. C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya ruang lingkup masalah yang diuraikan pada identifikasi masalah, perlu dilakukan pembatasan masalah agar cakupan penelitian tidak terlalu luas. Penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada pengaruh pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks siswa terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

7 1. Bagaimana pemahaman struktur teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana pemahaman ciri kebahasaan teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? 4. Apakah ada pengaruh pemahaman struktur teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? 5. Apakah ada pengaruh pemahaman ciri kebahasaan teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? 6. Apakah ada pengaruh pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dirumuskan yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pemahaman struktur teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA N 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pemahaman ciri kebahasaan teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA N 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015.

8 3. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA N 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. 4. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman struktur teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. 5. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman ciri kebahasaan teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. 6. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks prosedur kompleks terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya dalam menulis teks prosedur kompleks melalui pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk pihak yang terkait, antara lain sebagai berikut.

9 a. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk memperkuat pemikiran atau pemahaman, dan dapat juga sebagai landasan untuk dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Khususnya yang berhubungan dengan kemampuan menulis teks prosedur kompleks. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan pembelajaran pada siswa. Guru dapat memilih dan menentukan cara yang cocok dalam mengajarkan materi teks prosedur kompleks. c. Bagi Penulis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang bermakna serta memperluas wawasan dalam mengaplikasikan konsep pembelajaran ketika telah mengajar di sekolah.