SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Anak diibaratkan sebagai kertas putih, pertumbuhannya akan tergantung

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTAA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Disusun Oleh : DWI PURWANI A-520081022 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURU UAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003, ps. 1, butir 14). Usia dini merupakan masa peka bagi anak, karena pada masa ini anak mulai sensitive menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dn psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, social emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama. Perkembangan awal ini merupakan penentu bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan diantaranya penyesuaian diri dan kepemilikan kecerdasan. Gardner (2009:7) mendefinisikan kecerdasan sebagai

kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya. Setiap anak memiliki kompetensi dan kecerdasan yang sangat beragam. Jika kecerdasan yang beragam tersebut digali secara terus menerus dengan cara tepat dan cepat, akan munculah anak-anak yang unggul dalam bidang lingustik, logis matematik, musikal, kinestik, interpersonal, intrapersonal, natural, spasial. Otak manusia mempunyai berjuta-juta sel neuron ketika lahir sebagian kecil dari sel-sel otaknya berfungsi seperti mengawali pernafasan, denyut jantung dan lain-lain, tetapi sebagian lagi masih berfungsi. Inilah yang digunakan untuk mengingat, menyimpan maklumat, berfikir dan menerima pembelajaran. Pada tahun-tahun pertama anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Agar sel-sel yang masih bebas fungsi ini berkembang secara optimal maka diperlukan rangsangan-rangsangan pembelajaran berupa pengalamanpengalaman yang dipelajari anak secara tepat, sehingga sel-sel yang masih bebas fungsi ini tidak mati dan sia-sia.pertumbuhan sel jaringan otak pada usia 0 sampai 4 tahun mencapai 50 %,dan usia 8 sampai 18 tahun mencapai 100%. Otak terdiri dari belahan kiri dan kanan. Otak anak usia dini (0-6 tahun) lebih didominasi oleh otak kanan.otak kanan dapat mempelajari bahasa dengan mudah. Itu sebabnya banyak anak dianggap berbakat linguistik (bahasa), karena mereka dapat belajar bicara bahasa ibu dengan lancar dalam waktu usia 3 tahun. Itulah yang membuat stimulasi otak kanan sejak dini menjadi sangat penting dan berguna bagi kecerdasan anak.

Kecerdasan sangat berkaitan dengan kebiasaan yaitu perilaku yang berulang-ulang. Pada proses menemukan inilah yang akan menjadi sumber kecerdasan seorang anak, tentu dalam menemukan kecerdasannya seorang anak harus dibantu lingkungannya baik oleh orang tua, guru, sekolah, maupun sistem pendidikannya. Kondisi lingkungan yang kondusif dan selaras akan memunculkan kepemilikan kecerdasan. Kepemilikan kecerdasan dengan menggunakan kata-kata efektif dan optimal akan memunculkan anak yang memiliki kecerdasan verbal sehingga akan memberikan manfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Mengenal bahasa sudah diawali sejak dari lingkungan keluarga baik dalam berorintasi secara lisan, maupun tertulis tidak mungkin diubah lagi. Salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi otak anak dengan baik adalah membaca. Membaca bukan sekedar bisa mengucapkan apa yang dibaca, tetapi juga perlu diperhatikan bahwa anak mengerti apa yang dibaca.membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia. Belajar bahasa bukan sekedar proses mengembangkan intelektualitas, tetapi juga melibatkan mekanisme mendengar bunyi. Taman Kanak-Kanak sebagai jembatan antara keluarga dan sekolah dasar maka seharusnya dalam pembelajaran lebih inovatif dengan mendekatkan objek belajar. Hal itu akan lebih memudahkan anak untuk mengungkapkan ide-idenya baik secara lisan maupun tertulis sehingga anak akan mampu berkomunikasi dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengalaman membaca anak sejak dini sangat penting untuk mengembangkan kemampuan membaca dikemudian hari. Usia saat anak belajar kata-kata adalah kunci untuk memahami seseorang mampu membaca dikemudian hari. Oleh karena itu stimulasi sejak dini sangatlah penting agar anak mengerti bahasa dan memiliki keterampilan berbicara hal ini tergantung pada mekanisme pendengaran, penglihatan, dan gerakan Anak yang sedang tumbuh bisa berkembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna unik pada anak. Bahasa yang dipergunakan terbatas pada pengetahuan tentang penggunaan bahasa dan makna sehingga anak akan menghasilkan bahasa yang benar dan bermakna. Bahasa yang dihasilkan anak masih terbatas pada ekspresi secara verbal berupa ucapan dan bukan tulisan. Oleh karena itu kemampuan membaca erat hubungannya dengan kemampuan anak, maka pemilihan strategi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran bahasa. Kegiatan tersebut diwujudkan dengan standar kompetensi yang berbunyi anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis. Selama ini pembelajaran kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak masih belum maksimal pada kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidkan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal seperti yang termaktub pada PP No.27 tahun 1990. Sebagai lembaga pra sekolah

tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai sikap/perilaku, pengetahuan dan ketrampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar di sekolah dasar. TK merupakan lembaga pendidkan pra skolastik/pra akademik itu artinya TK tidak mengemban tanggung jawab dalam membelajarkan keterampilan membaca dan menulis. Subtansi pembinaan skolastik/akademik ini haruslah menjadi tanggung jawab utama lembaga sekolah SD. Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dengan praktik kependidikan baik di TK maupun di SD. Di TK masih banyak guru yang mengajarkan membaca dengan tidak memperhatikan perkembangan anak dan di SD banyak yang sengaja mengajukan persyaratan masuk dengan menggunakan konsep akademik terutama tes membaca, akibatnya banyak TK yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan anakanak. Sholehudin (2000:85) mengutip pendapat Orstein yang menafsirkan bahwa kegiatan pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada baca tulis dan berhitung merupakan suatu yang tidak lengkap dan berdampak negatif terhadap perkembangan anak karena hanya mengembangkan sebagian aspek dari kecakapan individu, sehubungan dengan hal tersebut maka NAECY (National Assosiation for the Education of Young Children Amerika Serikat) menerbitkan suatu panduan, suatu pendidikan pada anak usia dini dengan menerapkan bermain (termasuk bernyanyi dan bercerita) sebagai alat utama belajar anak. Sejalan kebijakan pemerintah Indonesia dibidang Pendidikan

Prasekolah 1994/1995 juga menganut prinsip bermain dan belajar, belajar seraya bermain. Pada tahun pelajaran 2009 / 2010 TK Islam Bakti XI jumlah anak didik 136 anak. Kurikulum yang digunakan KBK 2004 yang dipadukan dengan Kurikulum RA. Dari data observasi dan penilaian yang dilakukan bahwa anak yang sudah mengikuti pembelajaran satu tahun dikelompok A ternyata kemampuan membaca anak masih belum maksimal pada kemampuan membaca maupun menulisnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya kejenuhan, keterbatasan daya ingat (memori), serta lemahnya konsentrasi anak. Pada dasarnya pembelajaran persiapan membaca di TK dapat dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pra skolastik/pra akademik, dan diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan berbahasa. Pada usia 3-6 tahun muncul potensi dengan ditandai dengan berbagai gejala seperti senang bertanya, membolak-balik buku, pura pura membaca, masa inilah yang disebut masa peka untuk jenis-jenis pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru atau orang tua harus jeli bahwa masa ini adalah masa peka dalam pembelajaran membaca, namun dengan permainan yang menyenangkan tanpa ada pemaksaan dan dilakukan dengan bantuan alat peraga/media juga harus disesuaikan dengan umur dan kemampuan anak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek membaca dan memenuhi kesiaapan lebihdalam memasuki pendidikan

lebih lanjut juga perubahan materi dalam pembelajaran yang semakin meningkat dan berbobot, memang sangat tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu kemampuan sudah dapat membaca dan menulis adalah salah satu kunci keberhasilan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya,meskipun itu tidak sepenuhnya/mutlak. Masih kurang optimalnya hasil yang dicapai dalam pembelajaran pengembangan kemampuan membaca di Taman Kanak-Kanak disebabkan karena metode yang digunakan terasa sulit dan pembelajarannya secara global yang menyamaratakan semua anak. Padahal setiap anak mempuanyai karakter kecerdasan dan tingkat kesiapan yang berbeda sehingga perlu pendekatan khusus yang disesuaikan dengan karakter dan usia anak. Pembelajaran kemapuan membaca memerlukan strategi yang baik, oleh karenanya pemilihan metode mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar di dalam meningkatkan kemmapuan membaca anak. Metode yang mampu mengantarkan anak dalam berbagai macam kegiatan, dalam hal ini anak harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya. Apabila keaktifan anak membaca dalam pembelajaran berbahasa dilakukan secara sering dan teratur, maka dimungkinkan anak akan lebih baik lagi. Salah satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa adalah metode Mind Mapping yang merupakan metode pemetaan pikiran secara grafis untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan otak. Dengan menggunakan metode Mind Mapping pemahaman anak terhadap materi/konsep yang disampaikan akan lebih meningkat lagi. Mind Mapping

membuat apa yang dipelajari menjadi lebih menarik. Metode pembelajaran ini dengan menggunakan gambar, simbol dan warna yang dipercaya akan sangat disukai anak. Mind Mapping merupakan gabungan dari kreatif berfikir dan aktif belajar, anak belajar sambil mencatat dan menggambar yang sekaligus merangsang kecerdasan majemuk anak. Proses pembelajaran kemampuan membaca pada umumnya telah dilaksanakan secara maksimal, tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan terdapatnya keterbatasan dalam berbagai hal salah satunya mengenai ketidaktetapan guru di dalam menyampaikan materi, akibatnya anak merasa malas, jenuh, kurang berminat dan tidak termotivasi untuk belajar sehingga kemampuan membaca anak juga belum dapat dicapai ke tingkat optimal. Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kemampuan berbahasa dalam penelitian ini dipilih pokok pembahasan mengenai kemampuan membaca anak. Karena dalam pokok bahasan ini banyak hal yang memerlukan pemecahan melalui latihan-latihan. Penelitian ini berjudul Upaya peningkatan kemampuan membaca anak dengan metode Mind Mapping kelompok B3 di TK Islam Bakti XI Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi sebagai berikut : 1. Kemampuan membaca anak yang dicapai saat ini dipandang masih rendah.

2. Metode pembelajaran merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kemampuan membaca. 3. Ada bermacam-macam metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran anak, maka kemampuan guru untuk memilih dan menggunakan metode yang tepat merupakan salah satu faktor penentu dalam pembelajarkan anak secara optimal. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam maka masalah tersebut harus dibatasi. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada metode Mind Mapping Kelompok B3 di TK Islam Bakti XI Surakarta. 2. Dibatasi dalam hal kemampuan membaca anak yang dicapai melalaui proses pembelajaran kemampuan membaca dengan metode Mind Mapping Kelompok B3 di TK Islam Bakti XI Surakarta. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses peningkatan kemampuan membaca anak dengan metode Mind Mapping kelompok B3 di TK Islam Bakti XI? 2. Apakah Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelompok B3 di TK Islam Bakti XI?

E. Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang ingin dikaji sebagaimana uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok B3 TK Islam Bakti XI Surakarta 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan proses peningkatan kemampuan membaca anak melalui metode Mind Mapping b. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca melalui Mind Mapping F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan membaca melalui metode Mind Mapping. b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran kemampuan membaca dengan metode Mind Mapping. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Untuk memberikan masukan guru dalam inovasi pembelajaran dan kreatifitas dalam metode pembelajaran di TK. b. Bagi Guru

1) Mengatasi kesulitan yang pembelajaran kemampuan membaca yang dialami guru. 2) Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran kemampuan membaca lebih kreatif dan inovatif. c. Bagi Anak Didik 1) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. 2) Meningkatkan kemampuan membaca anak. 3) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam proses pembelajaran. c. Bagi Peneliti 1) Mengaplikasikan teori yang diperoleh. 2) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran membaca dengan metode Mind Mapping.