BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan bangsa yang memiliki daya saing dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan dan upaya untuk mewujudkan perilaku hidup sehat ini terdapat pada Sistem Kesehatan yang merupakan tujuan Nasional. Masalah kesehatan masyarakat pada dasarya menyangkut berbagai aspek kehidupan yang masih dapat dipandang sebagai problem akibat dari berbagai kebijakan atau kondisi masyarakat. Sebalikya masalah kesehatan sebagai salah satu unsur kualitas sumber daya manusia,yang merupakan penentu berbagai kebijakan pembangunan, dimana salah satu upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pelayanan gizi masyarakat, demikian pula halnya dalam Program Millenium Development Goals (MDGs 2010) dalam tujuan kelima difokuskan pada kesehatan ibu untuk mengurangi kematian ibu,yang mana tujuan MDGs ini juga dapat tercapai dengan baik apabila pemenuhan gizi pada ibu selama hamil dapat tercapai dengan baik. Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh di rahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi, tetapi ditentukan pada mutu zat gizi dan kualitas makan yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas 1
janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Paath, 2005). Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat memengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan abortus, cacat bawaan dan janin bayi lahir rendah ( Lubis, 2005). Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang memengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain faktor pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan (Muliarini, 2010). 2
Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zatzat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001). Berdasarkan penelitian (Muliarini, 2010) trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya. Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa biasa. Namun nilai gizi harus tetap diperhatikan, mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji dan kualitas makan yang cenderung kurang asupan dan variasi gizi serta digunakannya zat aditif. Trimester pertama kehamilan merupakan saat yang penting karena terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 56% dari jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Selain itu, 36 % karena defisiensi mikronutrien (Vitamin A, B6, B12, Riboflavin dan Asam Folat ). Di negara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab 3
kematian wanita. Tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya bagi wanita dalam hidupnya (Nurn, 2002). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu, dimana target dicapai sampai tahun 2015 adalah menurunkan hingga 75%. Kematian ibu akibat kehamilan,persalinan,nifas,sebenarya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkah langkah untuk mengatasiya. Meski demikian tampak berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah Oktober lalu kita Dikejutkan dengan hasil penghitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup ). Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2010 di (4) empat Kabupaten Kota di Sumatera Utara yaitu kota Medan, Binjai, Deli Serdang dan Langkat diketahui bahwa 40,50 % wanita hamil menderita anemia (Dinkes Propsu, 2011). Survei anemia yang dilaksanakan tahun 2010 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia (Amiruddin, 2007). Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%. Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan 4
persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tahun 2012, terdapat 61,7% ibu hamil yang mengalami KEK dan Anemia. Data dari Puskesmas Laguboti tahun 2010, dari 90 orang ibu hamil terdapat 20 orang ibu hamil yang mengalami anemia. Pada tahun 2011, jumlah ibu hamil sebanyak 62 orang, terdapat 1 orang ibu hamil yang meninggal akibat anemia di Desa Sibuea, berdasarkan status gizi terdapat 2 orang ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dan ibu hamil dengan anemia ringan (10 g%) sebnayak 8 orang dari Desa Lumban Bagasan. Pada tahun 2012, terdapat 102 jumlah ibu hamil terdapat 70 orang (75,4%) ibu hamil dengan KEK dan anemia, 40 orang ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 12 orang (30%) dan ibu hamil dengan anemia sebanyak 10 orang (25%) di Desa Sibarani Sepuluh. tahun 2010, dari 90 orang ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 20 orang, tahun 2011. Pada tahun 2013 terdapat 75 orang ibu hamil, berdasarkan status gizi terdapat 10 orang ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dan ibu hamil dengan anemia sedang 4 orang (5,3%). Menurut Paath (2004) faktor-faktor yang memengaruhi gizi ibu hamil, diantaranya : (a) Umur : Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang diperlukan, (b) Berat Badan : Dinegara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 12-14 kg.kalau ibu kurang gizi pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan akibat akan melahirkan bayi BBLR, (c) Suhu Lingkungan : Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berati lebih besar pula masukan energi yang diperlukan, (d) 5
Pengetahuan Ibu Hamil dan Keluarga tentang Zat Gizi dalam Makanan : Penyusunan menu makanan ibu hamil dipengaruhi oleh: kemampuan keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang zat gizi, (e) Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan : Pada umumnya kaum wanita lebih memberika perhatian khusus pada keluarga dan anak-anaknya, (f) Aktifitas : Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak naktifitas yang dilakukan makin banyak ernergi yang dibutuhkan tubuh, (g) Status Kesehatan : Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh dilupakan, (h) Status Ekonomi : Status ekonomi dan status sosial memengaruhi seseorang wanita dalam memilih makanannya. Hasil penelitian yang dilakukan Melisa (2013) tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia (nilai p-value =0,004; RP=4,019), ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia (nilai p-value =0,000; RP=3,440) dan ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia nilai (pvalue = 0,013; RP=1,983). Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2007) tentang hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet fe dengan anemia pada kehamilan menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian anemia. Berdasarkan penelitian (Rahayuningsih, 2007) dijelaskan bahwa kurangnya pengetahuan ibu yang sedang hamil di trimester pertama tentang makanan bergizi disebabkan karena di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, adanya tradisi turun 6
temurun dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan makanan yang harus dipantang yang mengakibatkan tidak terpenuhi makanan bergizi saat hamil Dari hasil survei yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap 15 orang ibu hamil yang melakukan ANC di wilayah kerja Puskesmas Laguboti diperoleh bahwa 3 orang ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana kualitas makan selama kehamilan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama, 10 orang ibu hamil berasumsi bahwa makan cukup 3x sehari tanpa memperhatikan kualitas makanan selama kehamilan trimester I dan mengeluhkan bahwa kurangnya dukungan keluarga terhadap penyediaan atau keperluan belanja dapur dan hanya 2 orang ibu hamil yang mengetahui kualitas makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya tetapi hal tersebut kurang mendukung diakibatkan status ekonomi di dalam keluarga kurang. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian itu adalah bagaimana Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014. 7
1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014. 1.6 Hipotesis Ada Pengaruh (umur, paritas, pengetahuan, dukungan suami) terhadap Kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014. 1.7 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat antara lain 1.5.1 Bagi Puskesmas Laguboti Untuk pihak Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti sebagai masukan bagi tenaga kesehatan (Bidan) dalam memberikan penyuluhan tentang pengaruh pengetahuan gizi, pentingnya kunjungan antenatal care/kehamilan, konsumsi tablet fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester I. 1.5.2 Bagi Ibu Hamil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wanita-wanita hamil agar memperhatikan dan mengatur asupan nutrisinya terutama zat besi sebelum merencanakan kehamilan, saat kehamilan dan maupun setelah melahirkan. 8