BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Wonodri Sendang Raya No. 2A Semarang. Waktu penelitian ini di lakukan pada bulan Mei 2011. C. Objek penelitian objek penelitian adalah bunga kecombrang yang dibeli dari pasar Banyumas. Kemudian dicuci bersih lalu di keringkan di bawah sinar matahari hingga kering, ditumbuk dan diayak hingga mendapat serbuk bunga kecombrang yang halus. Lalu ditambahkan pada getuk singkong dengan berbagai variasi konsentrasi, kemudian dilakukan analisis orgaoleptik makanan untuk mengetahui berapa lama daya awet getuk singkong. D. Kerangka konsep Variasi konsentrasi serbuk bunga kecombrang Daya awet getuk singkong 18
19 E. Hipotesa Ha : Ada pengaruh penambahan variasi konsentrasi serbuk bunga kecombrang terhadap daya awet getuk singkong. Ho : Tidak ada pengaruh penambahan variasi konsentrasi serbuk bunga kecombrang terhadap daya awet gethuk singkong. F. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan untuk pembuatan gethuk singkong adalah singkong yang dibeli dari pasar Peterongan Semarang. Bahan yang di gunakan untuk pembuatan serbuk kecombrang adalah bunga kecombrang yang di peroleh dipasar di daerah Banyumas. 2. Alat Alat yang di gunakan untuk membuat gethuk singkong adalah dandang, pisau, waskom, pengaduk, kompor, blender, piring, sendok, nerace teknis, ayakan ukuran 50 mesh. G. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan serbuk bunga kecombrang Bunga kecombrang segar dicuci bersih dipotong-potong kecil-kecil lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering, lalu dilakukan penggilingan, pengayakan, sampai didapat serbuk yang halus.
20 2. Pembuatan gethuk singkong Singkong dikupas kulitnya lalu dicuci hingga bersih, potongpotong singkong kira-kira 5cm, lalu dikukus singkong hingga matang, setelah matang tumbuk singkong hingga pulen lalu timbang gethuk 100 gram. Dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: a. Penambahan serbuk bunga kecombrang pada getuk singkong tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Penambahan serbuk kecombrang pada gethuk singkong Variasi konsentrasi % 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 Daya Awet/ empat jam 0 1 2 3 4 5 6 H. Analisa Data Hedoik. Data yang yang diperoleh dengan uji organoleptik dianalisa dengan uji I. Definisi Operasional Bunga kecombrang adalah sejenis tanaman rempah yang mempunyai nama latin Nicolaia speciosa Horan berwarna kemerahan seperti jenis tanaman pisang-pisangan, jika batang sudah tua bentuk tanamannya mirip jahe
21 dengan tinggi 5 meter. Termasuk salah satu anggota familli Zigiberaceae, bunga kecombrang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet yang alami dan tidak menimbulkan karsinogenik. Bunga kecombrang memiliki kandungan gizi diantaranya karbohidrat, Protein, Kalium, Kalsium dan Vitamin C. Selain itu bunga kecombrang juga mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, polifenol, steroid, saponin dan minyak atsiri. Serbuk bunga kecombrang adalah bunga kecombrang yang dicuci bersih, dipotong-potong kecil-kecil dan dikeringkan dibawah sinar matahari sampai kering, ditumbuk lalu diayak hingga mendapat serbuk yang halus. Gethuk singkong adalah makanan tradisional yang bahan utamanya dari singkong, dikupas kulitnya lalu dicuci hingga bersih, potong-potong singkong lalu dikukus hingga matang, setelah matang singkong ditumbuk hingga pulen. Daya awet makanan adalah suatu teknik atau tindakan yang digunakan oleh manusia pada bahan pangan sedemikian rupa, sehingga bahan tersebut tidak mudah rusak (awet). Istilah awet merupakan pengertian relatif terhadap daya awet ilmiah dalam kondisi yang normal. Senyawa polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus penol dalam molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin
22 adalah senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan terpenoid (Harbone, 1987). Senyawa antimikrobia adalah bahan pengawet yang berfungsi untuk menghambat kerusakan pangan akibat aktivitas mikroba. Tujuannya untuk menghambat atau membunuh mikroba pembusuk dan mikroba pathogen. Penggunaan antimikroba yang tepat dapat memperpanjang umur simpan dam menjamin keamanan pangan.