BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB V PENGARUH LABEL HALAL AQIQOH SIAP SAJI YAYASAN NURUL HAYAT CABANG GRESIK TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB IV ANALISIS KONSUMEN MEMILIH PRODUK AQIQAH SIAP SAJI PADA YAYASAN NURUL HAYAT CABANG GRESIK. Yayasan Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 4 No. Jan

BAB V PEMBAHASAN. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditawarkan bisa meliputi barang fisik (tangible) atau meliputi barang jasa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di Surakarta khususnya, sangat banyak supermarket yang. menawarkan kelebihan supermarket dengan skala besar.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB I PENDAHULUAN. Ristiayanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Andi, Yogyakarta, 2005, hlm. 56.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. setiap saat. Kebutuhan makanan sangat penting bagi masyarakat karena makanan

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

EKSPLORASI SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOSMETIK HALAL (STUDI KASUS:WARDAH) ABSTRAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

II. LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peneliti untuk mendukung penelitiannya. 1 Disini peneliti menulis mulai dari

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya, dan juga pengaruh pada pola perilaku pesaing di

BAB I PENDAHULUAN. 326 jiwa. Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian uji t pada variabel advertising atau periklanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. dengan cara yang paling mudah. Namun, dalam tatanan kehidupan Islam telah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh CIA World Factbook pada

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

Matakuliah : Pengantar Pemasaran Tahun : Mengatur Hubungan Pelanggan Pertemuan 1 Buku 1 Hal: 1-38

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan hal terpenting yang. satu faktor dalam memenangkan persaingan.

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut para ekonom harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus komunikasi yang semakin cepat. Sehingga perkembangan perekonomian di era globalisasi seperti sekarang ini memaksa suatu perusahaan menghadapi kompetisi bisnis yang sangat ketat dan dinamis. Dan berkembangnya industri pangan tidak hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti kecendurungan gaya hidup masyarakat. Pada era globalisasi ini terjadi persaingan yang ketat di bidang pangan dalam ragam penyediaan, jangkauan pemasaran, serta jaminan dalam keamanan dan ketersediaan gizi yang memadai. Sehingga saat ini, tuntutan masyarakat terhadap kualitas, gizi, serta keamanan pangan semakin meningkat. Bahkan, masyarakat juga mengharapkan adanya dampak positif pangan yang dikonsumsinya terhadap kesehatan. Perusahaan dituntut peka dan cepat beradaptasi terhadap arus perubahan yang terus bergulir agar perusahaan bisa bertahan dalam persaingan. Arus perubahan yang bergulir cepat dalam lingkungan bisnis inilah yang kian membuat persaingan bisnis 1

2 semakin ketat. Hal ini memicu munculnya berbagai macam produk dan layanan jasa yang beredar. Salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba yaitu dengan pemasaran. Pemasaran didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. 1 Dengan menciptakan nilai bagi pelanggan sebagai imbalannya mereka menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk penjualan, laba dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang, dan untuk mendapatkan itu langkah yang harus dilakukan perusahaan yaitu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan serta memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Membangun dan mempertahankan hubungan pertukaran yang diinginkan dengan pelanggan yang dituju merupakan tindakan yang harus diambil dalam pemasaran, karena tujuan hubungan itu sendiri adalah mempertahankan pelanggan dan menumbuhkan bisnis perusahaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dari perasaan kekurangan, keinginan merupakan kebutuhan manusia yang terbentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang, keinginan terbentuk oleh masyarakat dan dipaparkan dalam bentuk objek yang bisa memuaskan kebutuhan dan ketika didukung oleh daya beli 1 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), 6.

3 keinginan menjadi permintaan. 2 Karena keinginan dan sumber daya yang di milikinya, manusia menuntut manfaat produk yang memberi tambahan pada nilai dan kepuasan yang paling tinggi. Sehingga perusahaan harus berusaha mempelajari dan memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggannya. Tugas selanjutnya yang sangat penting bagi perusahaan adalah memahami perilaku pembelian konsumen, perilaku pembelian konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumen pribadi. 3 Menurut Schiffman dan Kanuk dalam buku Ujang Sumarwan mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 4 Manfaat dari mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan sangatlah penting yaitu perusahaan dapat memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga perusahaan dapat memuaskan pelanggan. Dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, menurut Schiffman dan Kanuk dalam buku Ujang Sumarwan mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. 5 Jika seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif karena seorang konsumen yang ingin membeli ia akan dihadapkan pada beberapa merek dengan demikian ia harus mengambil keputusan merek apa yang akan dibelinya atau ia harus memilih satu dari beberapa pilihan merek. Salah satu langkah keputusan konsumen yaitu dengan mengevaluasi, kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik 2 Ibid., 7. 3 Ibid., 158. 4 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 4. 5 Ibid, 368.

4 dari produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan. 6 Sehingga keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Label halal merupakan salah satu atribut yang menjadi acuan utama untuk produk makanan dan minuman di Indonesia saat ini, sebagai target market yang sangat potensial perusahaan perlu memperhatikan hak konsumen akan rasa aman mengkonsumsi produk makanan dan minuman. Pengertian atribut produk itu sendiri adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian, atribut meliputi merek, kemasan, jaminan, pelayanan dan lain sebagainya. 7 Atribut produk merupakan sesuatu yang penting dan dapat dijadikan pengambilan keputusan dalam suatu pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Atribut produk merupakan stimuli pemasaran yang dapat dijadikan daya tarik dan merupakan salah satu faktor yang dianggap penting oleh konsumen. Konsumen menggabungkan begitu banyak atribut dari suatu produk atau merek tertentu, perilaku mereka tertuju pada merek, terutama pada pentingnya fungsi yang mereka ingin capai dari masing-masing atribut tersebut. Perilaku tersebut kemudian mengarahkan konsumen pada minat beli, sehingga dengan minat beli tersebut timbul keinginan dan perasaan yakin bahwa produk tersebut memiliki manfaat dengan cara membelinya. Semakin baik atribut yang ditampilkan oleh suatu produk diharapkan mampu menumbuhkan minat beli konsumen. Label halal yang terdapat pada kemasan 6 Ibid., 368. 7 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), 103.

5 produk akan mempermudah konsumen untuk mengidentifikasi suatu produk, di Indonesia penggunaan label halal sangatlah mudah ditemukan pada produk makanan umumnya, label halal digunakan produsen untuk memberikan informasi kehalalan produknya, sehingga muncul sebuah lembaga yang dapat memberikan informasi atau yang dapat menjawab pertanyaan umat Islam bila ada keraguan tentang memperoleh makanan yang halal. Menyadari tanggung jawabnya untuk melindungi masyarakat, maka Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 6 Januari 1989 mendirikan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI sebagai bagian dari upaya untuk memberikan ketenteraman batin umat, terutama dalam mengkonsumsi pangan, obat-obatan dan kosmetika. LPPOM atau Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika adalah salah satu lembaga dibawah naungan Majelis Ulama Indonesia. 8 Produk-produk hasil peternakan menjadi salah satu sumber pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat umum dan mudah untuk didapatkan. Produk pangan yang berasal dari hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam mempunyai titik kritis keharaman yang tinggi. Begitu pula dengan produkproduk olahan daging bahan bakunya harus jelas status kehalalannya apakah berasal dari hewan yang diharamkan atau hewan yang sebenarnya halal namun karena proses penyembelihannya tidak berdasarkan syari'at Islam maka statusnya menjadi haram. Mengkonsumsi produk halal adalah syarat 8 http://www.halalmui.org/newmui/index.php/main/go_to_section/2/31/page diunduh pada 29/10/2013.

6 yang ditetapkan dalam syariat Islam sebagaimana Allah berfirman dalam Al- Qur an surat Al-Baqarah: Artinya: Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS, Al-Baqarah: 168). 9 Oleh karena itu produk-produk yang berasal dari olahan daging termasuk salah satu produk yang sebaiknya dilakukan pencantuman label halal pada kemasannya agar dapat meyakinkan konsumen muslim bahwasanya produk makanan tersebut halal. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Perbuatan yang dilarang bagi Pelaku Usaha Pasal 8 ayat 1 huruf h yang berbunyi: tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label. 10 Bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak memenuhi ketentuan produksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label. Undang-undang ini juga menggariskan penerapan ketentuan produksi secara halal sebagaimana kehalalan yang 9 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur an Terjemah, (Jakarta Pusat: Pena Pundi Aksara, 2010), 25. 10 http://www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-8-1999.diunduh pada 02/11/2013.

7 dinyatakan dalam label untuk menciptakan kepastian hukum dan perlindungan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi dan menggunakan produk halal. 11 Jika melihat kenyataan yang terjadi sekarang banyak produk makanan yang sudah berlabel halal untuk dikonsumsi masyarakat luas, salah satunya adalah Yayasan Nurul Hayat yang mempunyai usaha jasa layanan Aqiqoh siap saji yang mana pilihan hewan, proses penyembelihan dan masak dijamin memenuhi syarat sahnya aqiqoh dan telah tersertifikasi halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). 12 Maka dengan adanya label halal pada aqiqoh siap saji Nurul Hayat, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk aqiqoh dan diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen muslim. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. 13 Minat beli termasuk bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan yang judul Pengaruh Label Halal Aqiqoh Siap Saji Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik Terhadap Minat Beli Masyarakat Gresik. 11 Mashudi, Studi tentang Pelembagaan Sertifikasi dan Labelisasi Produk Halal di Indonesia, Jurnal, Wahana Akademika, No. 2, (Agustus, 2006), 302. 12 http://www.aqiqahnurulhayat.com/home diunduh pada 29/10/2013 13 Ali Hasan, Maketing dan Kasus-kasus Pilihan, (Yogyakata: CAPS, 2013), 173.

8 B. Rumusan Masalah Dari pokok permasalahan di atas penulis mengidentifikasi masalah, sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh label halal aqiqoh siap saji Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik terhadap minat beli masyarakat Gresik? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh label halal aqiqoh siap saji Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik terhadap minat beli masyarakat Gresik. D. Kegunaan Hasil Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian ini memiliki manfaat dari segi teoritis dan praktis sebagai berikut:

9 1. Teoritis a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan wawasan serta sarana dalam mengetahui pengaruh label halal terhadap minat beli masyarakat Gresik pada Aqiqoh Siap Saji Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik. b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan riset atau penelitian lanjutan terkait pengaruh label halal terhadap minat beli. 2. Praktis: a. Sebagai tambahan informasi bagi pihak pengelola Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik dalam usaha meningkatkan kualitas produknya dalam usaha meningkatkan minat beli masyarakat serta dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. b. Bagi perguruan tinggi diharapkan kajian penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya.