BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto bahwa: Metode deskriptif dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara nyata hidup pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa bahasa yang bisa dikatakan, atau paparan apa adanya. Menurut Sugiyono (2014:15) menyatakan bahwa: Pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pasa filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penerapan metode ini digunakan untuk mendeskripsikan secara kualitatif bentuk dan pemakaian deiksis sosial bahasa Jawa di Kuamang Kuning Desa Air Batu Unit 11. Borgan dan Taylor (Moelong,2001:3) mengemukakan Metode penelitian kualitatif sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. 1.2 Kehadiran Peneliti Menurut Djajasudarman (1999:51) Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian bahasa (kualitatif), mutlak diperlukan. Maka dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangat diperlukan selama proses pengumpulan data dan pengolahan data. Peneliti dituntut memiliki
kejelian dalam memperoleh informan untuk mendapatkan data secara lengkap dan lebih mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan berpartisipasi dan menyimak pembicaraan penutur bahasa Jawa secara operasional juga dibantu dengan perekam dan pencatatan. Karena selama penelitian peneliti dituntut untuk memiliki kejelian dan ketelitian dalam mencari informan sehingga memperoleh data secara mendalam. 1.3 Data dan Sumber Data 1.3.1 Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah tuturan bahasa Jawa yang diucapkan masyarakat Kuamang Kuning unit 11desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir, berupa wacana bahasa Jawa. Objek penelitian ini adalah deiksis sosial dalam bahasa Jawa di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.Akan dilaksanakanpada bulan maret- april 2016. 1.3.2 Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah penutur asli bahasa Jawa yang tinggal di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu kecamatan Tabir Ilir.Sumber data penelitian ini diperoleh dari informan penelitian. Samarin (1988:42) mengemukakan : Syarat-syarat seorang informan yang baik yakni: Informan adalah seseorang yang melengkapi peneliti dengan contoh-contoh bahasa, baik sebagai ulangan dari apa yang diucapkan, maupun sebagai bentukan tentang apa yang mungkin dikatakan orang. 1.Umur; peneliti itu perlu memiliki informan-informan yang benar-benar dapat dianggap mewakili dari suatu masyarakat bahasa, maka harus mencari orang yang betul-betul sepenuhnya berpengalaman dalam soal ini (tidak muda dan tidak berusia lanjut), 2. Jenis
kelamin; akan lebih baik memilih informan yang sama jenis kelaminnya dengan peneliti, 3. Mutu kebudayaan dan psikologi; informan dapat berbicara dengan bebas dan wajar mengenai sesuatu rentetean pokok pembicaraan yang luas dan yang ada relevansinya dengan kebudayaan, serta memiliki daya ingat yang baik, 4.Kewaspadaan; ada kaitannya dengan daya ingat.yang diperlukan adalah seseorang yang menaruh perhatian dan tidak mudah terganggu, baik oleh lingkungannya maupun oleh pikiran-pikiran yang terlintas sekilas. Tidak kalah pentingnya adalah beberapa sifat sosial: kesabaran, kejujuran, keterandalan dan kegembiraan., dan 5. bahasa; informaan yang dipilih hendaknya seorang penutur asli dari bahasa dan dialek yang sedang dipelajari (Samarin, 1988: 55-71). Bertolak dari pendapat Samarin di atas, maka syarat-syarat informan dalam penelitian ini adalah: 1) informan merupakan penutur asli bahasa yang teliti, 2) informan tidak terlalu lama meninggalkan tempat asal 3) informan tidak cacat wicara, 4) informan bersedia menjadi informan, 5) informan bersikap terbuka, sabar, ramah, dan tidak terlalu emosional dan mudah tersinggung, dan 6) informan memiliki daya ingat yang baik, tidak malu dan suka berbicara. Sumber data yang akan dipilih adalah penutur asli bahasa Jawa, agar data yang diambil adalah data yang lengkap.pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitiandengan informan sebanyak 5 informan yang benar-benar penutur asli jawa. Data yang dikumpulkan adalah berupa tuturan ragam lisan dari ke 5 informan. 1.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini difokuskan di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.Alasan penelitian ini dilakukan di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin adalah: 1. Karena mayoritasmasyarakatnya orang Jawa dan menggunakan bahasa Jawa dilingkungan keluarga maupun dalam pergaulan. 2. Peneliti dekat dengan sumber data. 3. Peneliti sudah mengenal lokasi dengan baik. 1.5 Teknik Pengumpulan Data 1) Survei Awal 1. Menentukan sumber data. Sumber data yang akan dipilih adalah penutur asli bahasa Jawa. 2. Mengidentifikasi sumber data. Menentukan sumber data yang asli penutur asli bahasa Jawa yang tinggal di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu. 2.) Menentukan Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap. a. Sudaryanto (1993:133) Metode simak dilakukan dengan cara menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa.. Teknik dasar berupa: Teknik Sadap
Pada praktiknya, penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan.peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama dengan segenap kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang atau beberapa informan. Teknik lanjut: 1. Teknik Simak Libat Cakap Peneliti disini terlibat langsung dalam dialog. Ciri pelaksanaannya berpartisipasi sambil menyimak, diakui dan disadari keikutsertaan si peneliti dalam proses pembicaraan oleh mitra wicaranya, dan serempak dengan itu, si mitra wicara sama sekali tidak tahu bahwa yang diperhatikan olehnya bukan isi pembicaraan mitra wicara melainkan bahasa yang sedang digunakan oleh mitra wicara itu. 2. Teknik Rekam Peneliti merekam penggunaan bahasa yang dituturkan informan. 3. Teknik Catat Peneliti melakukan pencatatan pada kartu data mengenai apa yang dituturkan oleh informan yang mengandung deiksis sosial. b. Sudaryanto (1993:137) Metode cakap disebut percakapan karena memang berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku nara sumber, dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan informan. Menggunakan Teknik pancing, karena pada hakikatnya metode cakap itu di wujudkan dengan pemancingan. Peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama harus dengan segenap kecerdikan memancing informan agar berbicara. Selanjutnya difokuskan pada bentuk pemakaian deiksis sosial dalam bahasa Jawa.
1. Teknik sadap, dilakukan dengan cara peneliti menyadap tuturan bahasa informan tanpa diketahui oleh informan dengan menggunakan telepon seluler (HP). 2. Kemudian, peneliti menggunakan teknik simak libat cakap yang dilakukan dengan menyimak sekaligus berpartisipasi dalam pembicaraan. Peneliti terlibat langsung dalam dialog baik secara aktif maupun reseptif karena peneliti juga adalah penutur bahasa Jawa di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin. 3. Saat penerapan teknik simak libat cakap juga disertai teknik rekam, yaitu merekam dialog atau pembicaraan informan guna memperjelas tuturan. Dan rekaman tersebut di buat dalam bentuk CD. Rekaman ini selanjutnya ditranskripkan dengan teknik catat, yaitu mencatat tuturan yang relevan terhadap apa yang diujarkan informan. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kajian padan ekstralingual. Mahsun (2014:120) berpendapat bahwa Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. Teknik lanjutnya adalah hubung banding menyamakan hal pokok, metode padan ekstralingual juga digunakan untuk menghubungbandingkan hal-hal diluar bahasa seperti penutur bahasa yang dipilih. Data yang terkumpul melalui teknik simak dan teknik cakap kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang digunakan, dengan urutan sebagai berikut: 1. Mentranskripkan tuturan yang deiksis ke dalam bahasa tulis
Peneliti menyalin tuturan-tuturan yang berupa deiksis sosial dari rekaman ke dalam bahasa tulis. 2. Mengidentifikasi kata atau frasa yang bersifat deiksis sosial Peneliti mengidentifikasi data yang diperoleh dari narasumber berupa kata atau frasa yang bersifat deiksis sosial 3. Mengidentifikasi data dalam kelompok deiksis sosial ke dalam bentuk tabel Peneliti mengelompokkan data yang diperoleh berupa deiksis sosial dalam bentuk tabel 4. menganalisis data berdasarkan bentuk dan pemakaiannya peneliti menganalisis data yang berupa bentuk dan pemakaian deiksis sosial dalam bahasa Jawa di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir 5. Menyimpulkan data berdasarkan data yang telah dianalisis. 3.7 Pengecekan Keabsahan Data Samarin (1988:192) mengatakan Tujuan pengecekan yang utama adalah menguji keabsahan analisis. Penelitian ini menggunakan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi teori. Triangulasi teori dilakukan dengan membandingkan dengan teori-teori mengenai deiksis sosial. Teori yang menunjukkan perbedaan-perbedaan sosial. Perbedaan itu disebabkan oleh faktor-faktor sosial seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kedudukan di masyarakat. Agustina, (1995:50) menyatakan bahwa Deiksis sosial
adalah mengungkapkan atau menunjukkan perbedaan ciri sosial antara pembicara dan lawan bicara atau penulis atau pembaca dengan topik atau rujukan yang dimaksud dalam pembicaraan itu.sejalan dengan pendapat Agustina, Cahyono (1995:219) mengemukakan Deiksis sosial adalah rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode observasi, dan juga menggunakan metode wawancara untuk memperoleh kebenaran informasi. 3.8 Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Pra-lapangan Pada tahap ini peneliti menyusun rencana penelitian yang berupa proposal penelitian, serta memilih informan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini peneliti di lapangan.peneliti memahami latar belakang mengenai penggunaa bahasa Jawa di desa Air Batu Kuamang Kuning Unit 11 Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin. 3. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data.dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan informan.penelitian ini dilakukan di Kuamang Kuning unit 11 desa Air Batu Kecamatan Tabir Ilir. 4. Tahap Analisis Data Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah dikumpul.dengan menggunakan teori Mahsun (2014:120) berpendapat bahwa Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. 5. Tahap Pengecekan Keabsahan Data Pada tahap ini peneliti kembali mengecek kebenaran dan keabsahan data yang sudah terkumpul. 6. Tahap Laporan Penelitian Pada tahap ini peneliti menyusun data-data hasil penelitian.