BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan sebagainya atau kepuasan batiniah saja seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat dan sebagainya, melainkan juga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya. Dalam rangka menciptakan manusia seutuhnya maka pembangunan pendidikan merupakan bidang yang penting untuk mendapatkan prioritas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendidikan memerlukan konsep yang baku sehingga pelaksanaan sistem pendidikan dapat menciptakan manusia yang siap pakai.hal ini diterangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu diusahakan adanya pengembangan sumber daya manusia dengan jalan peningkatan kualitas 1

2 pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran atau pembelajaran. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa/ bagaimana siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajarinya. Proses pembelajaran sendiri terdiri atas sejumlah komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah guru dan siswa, dimana interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mata pelajaran yang dipelajari di sekolah menengah pertama salah satunya adalah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan hanya pada salah satu cabang disiplin ilmu sosial yaitu pada mata pelajaran Ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Ekonomi diajarkan tidak hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam ilmu ekonomi itu sendiri tetapi ekonomi diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk kepribadian dan sosialisasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Proses belajar mengajar ekonomi yang baik yaitu guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu memecahkan persoalannya. Pembelajaran

3 yang pasif akan menghambat kreativitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru perlu membantu mengaktifkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya. Menurut Johnson (2011:181) Sekolah artinya belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif menghadapi persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir. Dua hal yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran ekonomi yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah dan menentukan strategi yang tepat dalam mengambil suatu keputusan. Menurut Suryadi (2008:20) berpikir kritis merupakan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Sedangkan berpikir kreatif menurut Suryadi (2008:23) merupakan suatu proses berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang sudah dikuasai sebelumnya. Dari pengertian kemampuan berpikir kritis dan kreatif di atas tampak bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan dalam menghadapi suatu masalah. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang memadai diharapkan dapat dicapai siswa melalui pembelajaran ekonomi di kelas. Hal ini, karena siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang memadai memiliki kemungkinan besar untuk dapat mempelajarai masalah secara sistematis,

4 menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang penyelesaian yang dipandang relatif baru. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode atau teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, baik secara mental, fisik maupun sosial. Kemampuan berpikir kritis dan kretif siswa tidak dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses pembelajaran guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembentukan konsep, metode pembelajaran yang digunakan di sekolah masih secara konvensional, yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Pembelajaran tersebut dapat menghambat perkembangan kreatifitas dan aktifitas siswa seperti dalam hal mengkomunikasikan ide dan gagasan. Sehingga keadaan ini tidak lagi sesuai dengan target dan tujuan pembelajaran ekonomi. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perencanaan dan metode yang digunakan dapat mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki peserta didik juga keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik dilibatkan dalam proses berpikirnya. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP Negeri 1 Tambaksari, salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya keaktifan siswa yang menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam proses pembelajaran. Pola pengajaran guru mata pelajaran Ekonomi SMP Negeri 1 Tambaksari menggunakan metode ceramah. Pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses pembelajaran berjalan satu arah saja. Guru juga kurang

5 menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar, sehingga siswa sulit memahami materi yang dipelajari. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa ditandai dengan sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan, kurangnya keberanian mengungkapkan pendapat, ide, atau gagasan mereka, dan kurangnya fokus terhadap materi yang dipelajari, sehingga menghambat kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah yang ditemuinya dimana hal tersebut terlihat dari hasil observasi awal yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis hanya 28% dan kemampuan berpikir kreatif sebesar 38% dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 30 orang siswa. Fakta-fakta yang ada saat ini memberikan petunjuk untuk segera memperbaiki kelemahan-kelamahan dari proses pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, terlebih pada pembelajaran ekonomi agar tidak menghambat pada pencapaian tujuan pembelajaran ekonomi yang lebih jauh. Untuk itu, diperlukan alternatif pembelajaran ekonomi yang berkualitas, yaitu suatu pembelajaran ekonomi yang inovatif serta memberikan peluang lebih banyak pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa sebagai bekal di kehidupan saat ini dan kehidupan yang akan datang. Salah satu alternatif pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah (selanjutnya disingkat PBM). Menurut Rusman (2014:229) pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan inovasi dalam pembelajaran karena

6 dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul- betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Berdasarkan asumsi tersebut, metode ini memungkinkan untuk menuntut aktivitas mental siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan dalam pembelajaran ekonomi, sehingga mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya serta memberikan peluang lebih banyak pada siswa untuk berkomunikasi aktif dengan teman sebayanya. Dengan diterapkannya pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi 75% dari hasil observasi awal. Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TAMBAKSARI KABUPATEN CIAMIS TAHUN AJARAN 2016/2017. B. Pembatasan Masalah Dengan adanya pembatasan masalah ini peneliti bisa melakukan penelitian lebih fokus pada permasalahan yang diteliti serta untuk menjaga agar masalah yang diteliti tidak lepas dari pokok permasalahan yang telah ditentukan. Maka masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

7 1. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tambaksari Kabupaten Ciamis. 2. Penelitian ini dilakukan pada semester genap. 3. Peneliti memfokuskan mata pelajaran IPS yang di gunakan adalah bidang studi Ekonomi dengan tema materi mengenai Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam Pembangunan Nasional. 4. Kemampuan berpikir itu sendiri terbatas pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi. 5. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terbatas pada model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: 1. Apakah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa? 2. Apakah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa? 3. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi?

8 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). 3. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa pada pembelajaran ekonomi. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pembelajaran ekonomi terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada pembelajaran ekonomi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Bagi sekolah dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk

9 meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa sehingga dapat mencapai ketuntasan belajar siswa. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi guru IPS terutama pada mata pelajaran ekonomi tentang manfaat diterapkannya pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan Inovatif. c. Bagi Siswa Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai subjek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman dalam belajar ekonomi secara aktif, kritis, kreatif, dan menyenangkan.