BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghadapi era pasar bebas yang semakin ketat persaingan bisnisnya, hal tersebut yang memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Banyak perusahaan berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka dalam rangka memenangkan persaingan. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam menyempurnakan strategi bisnisnya adalah melakukan restrukturisasi. Alasan utama restrukturisasi untuk menciptakan sinergi, baik keuangan maupun operasi sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Selain penyempurnaan strategi bisnis, tujuan lain dilakukan restukturisasi adalah untuk meningkatkan daya saing sehingga dapat menghindari monopoli. Salah satu program restrukturisasi adalah spin off, yaitu pemekaran usaha dalam bentuk pemisahan sebagian aset, liabilitas dan atau sumber daya lainnya dari induk perusahaan menjadi anak perusahaan baru. Tujuan dilakukan spin off adalah agar perusahaan induk dapat lebih fokus dalam melaksanakan fungsi koordinasi dan sinergi dalam menetapkan kebijakan strategis melalui program-program keuangan, investasi dan pengembangan, pemasaran, operasional serta sumber daya manusia. Hal ini diperkuat dengan adanya Master Plan Revitalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun 2005-2009, upaya untuk menciptakan BUMN Indonesia masa depan yang kompetitif, menembus batas sebagai perusahaan multinasional yang berukuran menengah, 1
memiliki core competence dan dapat masuk dalam jajaran perusahaan terkemuka di dunia. Pemerintah akan melakukan beberapa kebijakan strategis dalam rangka upaya peningkatan kinerja, di antaranya dengan cara restrukturisasi BUMN untuk stand alone, merger/konsolidasi, holding, divestasi, serta likuidasi. Selain hal tersebut juga berdasarkan kajian dari Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Pranoto dkk, 2014), ide awal dari pembentukan holding company sebagai pilihan untuk restrukturisasi BUMN adalah untuk optimalisasi manajemen. Selanjutnya mempertimbangkan Lingkungan usaha yang kompetitif tidak bersifat statis, lingkungan ini dapat berubah dari waktu ke waktu karena berbagai faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut yaitu, kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi, perubahan dalam keinginan pelanggan, bertambahnya produk pengganti, masuknya pendatang baru, menguatnya peran pemasok dan peran pelanggan. Namun demikian penilaian keunggulan bersaing perusahaan bisa dilakukan dengan analisis statis yang berfokus pada suatu kejadian pada kurun waktu tertentu saja, tetapi harus dilakukan berdasarkan kondisi berkelanjutan (in a continuous base) untuk memberikan respon dan antisipasi sesuai dengan perubahan yang berlaku. Spin off dari perspektif keuangan perusahaan adalah membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam melakukan strategi restukturisasi spin off, manajemen harus memperhitungkan kinerja perusahaan terutama setelah dilakukan proses tersebut. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan mengevaluasi 2
rasio-rasio keuangan. Dampak dari spin off juga terdapat penghematan yang dapat dinikmati perusahaan seperti kreditur akan menetapkan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan sebelum spin off dikarenakan adanya koordinasi oleh perusahaan induk sebagai investment holding. Data laporan keuangan sejak periode 2007-2010 (sebelum spin off ) dan periode 2011-2014 (setelah spin off ) untuk total aset dan laba rugi sebagaimana gambar 1.1.1 dan 1.1.2 di bawah ini. Gambar 1.1.1:Total Aset 2007-2014 TOTAL ASET 65.346 75.967 51.897 22.789 31.035 34.561 33.643 39.244 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 1.1.2:Laba Setelah Pajak 2007-2014 LABA SETELAH PAJAK 5.058.780 4.822.198 4.109.569 3.743.397 1.584.617 2.112.638 2.558.077 2.125.284 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 3
Menurut Moin (2007), dinyatakan bahwa dapat menggunakan return on assets dan return on equity dalam perhitungan rasio profitabilitas, perhitungan rasio hutang dapat menggunakan debt ratio dan debt to equity ratio, rasio likuiditas dengan current ratio, rasio aktivitas dengan menggunakan total asset turn over serta rasio pasar menggunakan earning per share. PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia yang berdiri sejak tahun 1959 telah melakukan restukturisasi pada akhir tahun 2010 melalui spin off yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2011. Namun sebelumnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.28/1997 tanggal 7 Agustus 1997 jo Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1998 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja ( PT Pusri ), maka status PT Pusri (Persero) berubah menjadi induk perusahaan (Operating Holding) dengan membawahi 6 anak perusahaan. Bidang usaha masing-masing anak perusahaan PT PIHC sebagai berikut. 1. PT Petrokimia Gresik (PKG), memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36, Phonska, DAP, NPK, ZK dan industri kimia lainnya serta pupuk organik. 2. PT Pupuk Kujang (PKC), memproduksi dan memasarkan pupuk urea, NPK, organik dan industri kimia lainnya. 3. PT Pupuk Kaltim (PKT), memproduksi dan memasarkan pupuk urea, NPK, organik dan industri kimia lainnya. 4
4. PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya. 5. PT Rekayasa Industri (REKIND), bergerak dalam penyediaan jasa engineering, procurement & construction (EPC). 6. PT Mega Eltra (ME), bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum dan jasa konstruksi. Dalam rangka restrukturisasi/pengembangan usaha telah dilakukan pemisahan aset ke anak perusahaan dengan metode spin off dimana PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) mendirikan anak perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan Akta Pendirian No.14 tanggal 12 November 2010 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi SH, Notaris di Jakarta. Pengalihan sebagian aset PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT Pusri Palembang dilaksanakan per 1 Januari 2011. Dengan demikian segala kegiatan operasional PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang meliputi produksi, pemasaran, pengadaan, pengembangan usaha dan lain-lain diserahkan kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) bertindak murni sebagai non operating holding. Proses spin off yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia adalah dengan melakukan pemisahan sebagian aset dan liabilitas serta sumber daya dan operasional bisnis dari induk perusahaan dengan membentuk satu anak perusahaan. Dengan demikian, Pupuk Indonesia semula adalah operating company menjadi non operating company atau investment holding. Dalam melakukan analisis kinerja keuangan setelah restukturisasi pada akhir tahun 2010 melalui spin off, menggunakan data Laporan Keuangan Audit 5
yang dipublikasikan. Kinerja keuangan diukur untuk melihat apakah kinerja keuangan setelah spin off mengalami pertumbuhan. Ukuran tersebut diperlukan untuk menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai dasar analisis tercapainya efektivitas pengambilan keputusan strategi spin off. Setelah proses spin off terlihat kinerja keuangan PT Pupuk Indonesia mengalami peningkatan, 2011-2014 dibandingkan sebelum dilakukan spin off dengan menggunakan data keuangan sebelum spin off adalah data tahun 2007-2010. Berdasarkan uraian hal tersebut di atas maka selanjutnya akan dilakukan penelitian bagaimana dampak strategi restukturisasi spin off terhadap kinerja keuangan Pupuk Indonesia pada tahun 2007-2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini mencoba merumuskan masalah dengan menganalisis dampak spin off sebagai upaya pengembangan bisnis serta dalam rangka peningkatkan nilai perusahaan, Penelitian ini mengukur kinerja keuangan Pupuk Indonesia sebelum dan setelah menjadi investment holding. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat peningkatan kinerja keuangan Pupuk Indonesia setelah aksi korporasi spin off? 6
2. Apakah terdapat peningkatan nilai perusahaan setelah dilakukan proses spin off? 3. Apakah faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja keuangan setelah spin off? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis kinerja keuangan yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Pupuk Indonesia dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sebelum dan setelah spin off. 2. Melakukan perhitungan valuasi atas nilai perusahaan Pupuk Indonesia sebelum dan setelah spin off. 3. Mengevaluasi nilai perusahaan Pupuk Indonesia setelah spin off. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Pupuk Indonesia dapat menjadikan sebagai potret finansial perusahaan sebelum dan setelah dilakukan spin off. b. Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN lain dapat menjadikan referensi serta masukan strategis jika akan menerapkan pola spin off dalam melakukan restrukturisasi perusahaan BUMN (pola pemisahan induk perusahaan dari operating company menjadi non operating company atau investment holding). 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab. Secara garis besar isi dari tiap bab dapat dilihat sebagai berikut. 7
Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, metode penelitian, dan analisis data. Bab II. Landasan Teori Dalam bab ini akan dibahas semua teori yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis dan menyimpulkan penyelesaian masalah seperti yang telah dikemukan dalam perumusan masalah pada bab 1. Bab III. Metoda Penelitian Bab ini berisi tentang desain penelitian, sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi analisis data terhadap hasil dari pemrosesan data serta pemilihan jenis analisis data ditentukan dari kebutuhan penelitian dan tetap sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Bab V. Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang ditarik dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan kepada Pupuk Indonesia. 8