secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

Profil Sanitasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacar. Sedangkan Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan batasan : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan 1

2 sesorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2005). Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa (Depkes, 2005). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah Tangga ber-phbs berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS. Menurut Fadillah (2008), pembangunan kesehatan akan dapat dicapai dengan memberdayakan masyarakat agar mampu secara mandiri memenuhi kabutuhan

3 kesehatan yang berkesinambungan. Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi yakni pemberdayaan masyarakat dan kemandirian. Ini menjadi penting karena memang kesehatan harus dimulai dari kesadaran setiap individu untuk menjamin agar dirinya tidak sakit. Logikanya sederhana saja, jika setiap individu sehat, tentunya keluarga juga sehat dan jika setiap keluarga sehat maka dengan sendirinya masyarakat sehat. Oleh karena itu perlu kesadaran individu bahwa keluarga dan masyarakat yang sehat, sesungguhnya diawali dari diri sendiri. Jika kita peduli terhadap kesehatan diri sendiri, maka kita telah berpartisipasi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi. Oleh karena itu untuk mencegahnya rumah tangga perlu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (Depkes RI, 2009). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat. Melalui ini setiap anggota rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatakan pelayanan kesehatan yang ada. Setiap rumah tangga juga digerakkan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Depkes RI, 2008).

4 Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS ada lima prioritas yaitu KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan asuransi kesehatan. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana( social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2011). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan tanggung jawab semua anggota keluarga. Dalam 10 indikator tersebut ada beberapa indikator yang harus dilakukan oleh ibu rumah tangga meski tidak terlepas dari dukungan anggota keluarga yang lain. Peran ibu rumah tangga dalam menerapkan PHBS dalam keluarga sangat penting karena ibu rumah lebih sering tinggal di rumah. Seorang ibu rumah tangga mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan pola hidup sehat yang bisa menghindarkan semua anggota keluarga dari ancaman penyakit. Salah satu tanggung jawab ibu rumah tangga adalah memelihara kesehatan anggota keluarganya dengan setiap harinya menyediakan makanan yang sehat, bergizi dan tetap enak dinikmati sert sesuai dengan pola hidup sehat. Karena lebih sering dirumah maka ibu rumah tangga juga mempunyai kewajiban menjaga kebersihan di dalam maupun diluar rumah yang merupakan pola hidup sehat dalam

5 keluarga. Selain itu ibu rumah tangga juga memberikan pendidikan kepada anaknya agar bisa mengatur pola hidup sehat dalam menjalankan kegiatannya setiap hari. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku panduan pedoman PHBS. Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat Provinsi 100%(30 Provinsi), 76% Kabupaten/Kota, 71,3% puskesmas. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi, Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat, pemetaan PHBS individu. Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi dan keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksana PHBS, menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan pembobotan, menetapkan indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan tatanan sehat serta PHBS individu (Pedoman PHBS). Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan lintas sektor yang rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi, indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatana sehat, pemetaan PHBS individu (Pedoman PHBS). Kesehatan masyarakat pada dasarnya berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat diupayakan atas dasar kesadaran diri, sehingga

6 diharapkan nantinya dapat memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan nasional promosi kesehatan. Mencegah sakit adalah lebih mudah dari pada mengobati apabila seseorang telah jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), PHBS adalah hasil sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derejat kesehatan masyarakat. Adapun PHBS dalam rumah tangga adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Upaya pengembangan terhadap program promosi kesehatan dan PHBS 2010 tersebut terus ditingkatkan ke arah yang lebih terencana, terpadu dan berkesinambungan. Hal ini dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat). Tugas mewujudkan masyarakat yang sehat tidak hanya dapat dilakukan seluruhnya oleh pemerintah, melainkan dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak,

7 masyarakat dan individu. Berkaitan dengan masalah kesehatan, kerap kali didengungkan bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati. Selain lebih mudah, menjaga kesehatan relatif lebih menghemat biaya. Disamping itu beban psikologi yang ditanggung oleh penderita dan keluarga menjadi sangat berat. Dan yang tak kalah pentingnya adalah menurunnya produktifitas kerja. Dari hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa yang memberikan ASI hanya 30,2%, 34,3% balita umur 5-59 bulan tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhir, perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas 36,3% dan perokok aktif setiap hari sebesar 33,4%, rumah tangga dengan akses air minun 66,8%, rumah tangga yang memiliki fasilitas BAB sendiri 76,2%, rumah tangga yang memiliki akses sanitasi 58,9%, untuk penampungan air limbah rumah tangga umumnya dibuang lagsung ke got 46,7% dan 15,5% menggunakan penampungan tertutup dilengkapi dengan SPAL, pengelolahan sampah rumah tangga pada umumnya dengan cara dibakar 50,1% dan diangkut petugas hanya 24,9%, rumah tangga yang ber PHBS dengan baik 32,2% dan 50,5% penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan. Dari hasil survey yang dilakukan Dinkes Tegal 2013 menunjukkan bahwa dari 10 indikator PHBS tersebut, ternyata didapat lima urutan terbesar masalah yang masih dihadapi masyarakat Kabupaten Tegal, yaitu 1) Indikator Tidak merokok masih sangat rendah yaitu 33.5% rumah tangga yang bebas dari asap rokok, 2) Masih rendahnya masyarakat yang menjadi anggota Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yaitu 51%, 3) Masih rendahnya masyarakat yang menerapkan ASI ekslusif (57,8%), 4) Rumah Tangga yang semua ruangan rumah berlantai kedap air (bukan tanah) dan dalam keadaan bersih sebesar 79%, 5) Rumah tangga yang melakukan aktifitas fisik

8 atau olahraga terukur minimal 30 menit/hari dan dilakukan 3-5 kali seminggu masih rendah yaitu 80,5% rumah tangga. Profil kesehatan Sumatera Utara 2012, rumah tangga yang memenuhi syarat rumah sehat yaitu 69,71%, rumah tangga dengan sumber air minum dari kemasan 27,66% dan dari sumur 23,4%, rumah tangga dengan pembuangan tinja menggunakan septik 67,49%, rumah tangga yang ber PHBS 54,30% ( Pusat Promosi Kesehatan, Kemenkes 2013). Penyakit yang sering muncul akibat rendahnya PHBS adalah cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan sebagainya yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan Indonesia dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Pada tahun 2012, kasus diare yang ditemukan dan ditangani adalah sebanyak 216.175 atau 38,67%, dari 1.141.496 balita yang ditimbang, terdapat 42.190 (3,70%) balita yang menderita gizi kurang, sedangkan yang menderita gizi buruk ada sebanyak 1.208 (0,11%) (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012). Menurut database kesehatan per Kabupaten (2012), di Kabupaten Labuhan Batu Selatan rumah tangga yang ber PHBS (56,31%), rumah sehat (72,66%), rumah tangga dengan akses air bersih (32%), jamban sehat (76.92%), pertolongan oleh tenaga kesehatan (80%). Ditemukan 8 kasus DBD dan insiden diare per 1000 (42%). Laporan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di puskesmas Dawan I tahun 2010, meliputi : Tidak merokok dalam rumah 24,75 %, Memberantas jentik nyamuk 67,1 %, ASI Eksklusif 75,7 %, Makan sayur dan buah setiap hari 96,31 %, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 97,2 %, Jamban sehat 98,4 %, melakukan

9 aktivitas fisik setiap hari 99,21 %, Memakai air bersih 100 %, Menimbang bayi dan balita ( 100%), Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100 %. Penelitian lain yang dilakukan Habibah (2008) tentang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga di Puskesmas Sidomulyo, menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah tangga, dengan nilai p value 0,033 = 0,05, maka pengetahuan berhubungan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dengan sikap ternyata berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Berdasarkan penelitian Rini (2011) di Padang, penelitian yang dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga diketahui bahwa dari 10 indikator PHBS yang masih dibawah standart nasional yaitu pemberian ASI ekslusif sebanyak 41,3%, penimbangan balita setiap bulan sebanyak 49,2%, cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebanyak 53,6%, memberantas jentik nyamuk dirumah seminggu sekali sebanyak 43,2%, menggunakan jamban sehat sebanyak 61,5%, yang tidak merokok di dalam rumah sebanyak 33,3%, melakukan aktivitas fisik setiap hari sebanyak 61,5%. Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut Puskesmas Tanjung Medan kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2012, rumah tangga yang ber-phbs (43,3%), rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebanyak (57,2%), rumah tangga yang memiliki fasilitas air bersih (52,3%), rumah tangga tangga yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak

10 (31,4%), rumah tangga yang menimbang balita setiap bulan sebanyak (37,4%), rumah tangga yang memakan sayur dan buah setiap hari (53,01%), rumah tangga yang melakukan kegiatan fisik setiap hari sebanyak (39,7%), rendahnya rumah tangga yang menerapkan ASI eksklusif yaitu sebanyak (53,5%), tingginya angka merokok di rumah tangga sebanyak (43,8%). Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti di desa Perlabian terhadap 5 rumah tangga didapatkan masih adanya sampah dipekarangan rumah, barang-barang bekas yang berserakan dibelakang rumah yang dapat menjadi wadah berkembangbiaknya nyamuk serta tidak adanya SPAL sehingga disekitar rumah tercium bau yang tidak sedap. Dari 5 rumah tangga hanya 1 rumah tangga yang memiliki jaminan kesehatan, 5 rumah tangga yang merokok didalam rumah, serta ke 5 rumah tangga mengkonsumsi buah hanya 1 kali dalam 1 minggu, dari ke 5 lima rumah tangga tersebut memiliki jamban yang tidak sehat. Dari 10 anak yang terlihat bermain dipekarangan rumah tidak menggunakan sandal dan tidak mencuci tangan selesai bermain. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peran ibu rumah tangga dalam kesehatan sangat penting, maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran perilaku ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan.

11 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan peneliti secara umum yaitu bagaimana gambaran perilaku ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2014. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian. 2. Untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian. 3. Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu rumah tangga di desa Perlabian. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Memberikan masukan kepada pemimpin/ kepala desa Perlabian untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan rendahnya PHBS serta terwujudnya keluarga yang mandiri terhadap kesehatan keluarganya.

12 2. Sebagai masukan kepada msyarakat di desa Perlabian agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga agar meningkatkan derejat kesehatan keluarga. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti delanjutnya yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 4. Sebagai tahap penerapan ilmu penulis dalam melakukan penelitian pada bidang kesehatan masyarakat yang diperoleh selama mengikuti pendidikan USU di FKM.