JURNAL. IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Transkripsi:

JURNAL IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman) Oleh : ARIYANTI HASAN 221 410 216 JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013

ABSTRAK Ariyanti Hasan, Nim. 221 410 216. 2013. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman).Skripsi. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran tentang implementasi kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman. (2) kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1), Implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. (2), Penyusunan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menggunakan pedoman yang ditentukan oleh BSNP. Kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1) Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2) Media pembelajaran yang sangat kurang. 3) Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. Keempat, Dukungan orang tua siswa yang kurang. Kata Kunci : Implementasi, Pembelajaran PKn, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

1 IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SDN 10 Paguyaman Kecamatan Paguyaman) Pembimbing : Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd *, Asmun Wantu, S.Pd.,M.Sc ** Ariyanti Hasan Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo PENDAHULUAN Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya adalah pembaharuan sistem pendidikan. Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan bidang pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (UU No. 20 Tahun 2003). Pemerintah juga menetapkan empat strategi pokok pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut E. Mulyasa (2006: 8) empat strategi pokok pembangunan bidang pendidikan nasional yaitu: 1) peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan, 2) relevansi pendidikan dengan

2 pembangunan, 3) peningkatan kualitas pendidikan, dan 4) efisiensi pengelolaan pendidikan. Sejalan dengan visi pendidikan nasional dan strategi pokok pembangunan bidang pendidikan tersebut, pembaharuan sistem pendidikan dilakukan salah satu di antaranya adalah pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dunia kerja. Perubahan kurikulum yang ideal dilaksanakan setiap saat bila ada perubahan ilmu pengetahuan dan tuntutan dari dunia kerja. Kebijakan relevansi pendidikan dalam strategi pembangunan bidang pendidikan, dititik beratkan pada keterkaitan dan kesepadanan antara materimateri yang diajarkan di sekolah dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu pembaharuan kurikulum sangat dibutuhkan pada masa sekarang untuk mengakomodasi berbagai tuntutan kebutuhan masyarakat Indonesia yang beragam tersebut. Pada awal ditetapkannya KTSP di Kabupaten Boalemo khususnya mata pelajaran PKn sekolah dasar, banyak guru yang kurang paham dengan standar isi dalam materi pembelajaran PKn. Di samping itu kurangnya sarana prasarana yang mendukung seperti buku-buku yang relevan dengan materi PKn sekolah dasar masih sangat terbatas. Ketidakmampuan guru PKn sekolah dasar dalam memahami KTSP akan mengkibatkan penafsiran yang berbeda terhadap materi pelajaran PKn itu sendiri. METODE PENULISAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif analisis kritis. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-kualitatif dengan tehnik analisis interaktif. Adapun alasan penelitian kualitatif di atas dimaksudkan untuk lebih mementingkan proses pengumpulan data beragam dan disusun sebagai kekhususan untuk dikelompokkan bersama melalui proses pengumpulan data secara teliti serta saling berkaitan (bottom up grounded theory) (Sutopo, 2006:

3 41). Analisis ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan di lapangan yang disusun secara lentur dan terbuka (Sutopo, 2006: 42) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kasus tunggal, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat purposive sampling (sampel bertujuan), di mana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sepenuhnya sebagai sumber data serta mengetahui permasalahan secara mendalam (Sutopo, 2006: 64). Peneliti akan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah implementasi KTSP secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Informan tersebut adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum, Guru PKn dan peserta didik pada sekolah tempat penelitian. Teknik cuplikan semacam ini disebut internal sampling karena bukan untuk maksud atau kepentingan generalisasi sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif (Sutopo, 2006: 62). Teknik analisis interaktif ini memiliki tiga komponen analisis yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang digambarkan pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006: 120) Pengumpulan Data Reduksi data Sajian Data Penarikan Simpulan/Verifikasi Selanjutnya aktivitas penelitian hanya bergerak di antara dua komponen analisis tersebut. Penyajian data sebagai alur penting dari kegiatan analisis interaktif digunakan untuk melihat hasil data. Sedangkan hasil observasi dan

4 wawancara digunakan untuk menentukan proses analisis pembelajaran secara sistematis dan objektif didukung proses analisis yang didapat dari sumber arsip dan dokumen yang didapat melalui metode kritik sumber intern dan ekstern. Kritik sumber tersebut digunakan untuk membantu interpretasi data yang diolah sehingga menghasilkan hipotesis yang obyektif. Setiap kelompok data yang telah direfleksi lalu saling dikomparasikan untuk menemukan perbedaan dan persamaan persepsi dalam tujuan penelitian awal sehingga simpulan yang didapat menjadi lebih jelas. Analisis ketiga yang penting adalah menarik simpulan atau verifikasi. Peneliti memberi simpulan secara longgar, tetap terbuka dan skeptis. Model analisis ini memiliki kekuatan pada proses analisisnya yang dilakukan berulangulang, sehingga pada tahap ini diperoleh simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data terakhir dilakukan dengan menarik simpulan /verifikasi berdasarkan reduksi dan sajian data. Kedalaman dan ketelitian proses analisis akan menentukan gambaran umum yang detil tentang objek yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia serta berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan maupun martabat bangsa dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan dari pendidikan nasional seperti yang dijelaskan dalam (Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yakni : tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

5 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seorang guru harus banyak membaca dan belajar, guna mencari dan memperluas cakrawala pengetahuannya Fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, termasuk di SDN 10 Paguyaman harus di selengarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk meenjamin pencapaian tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetisi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana menyampaikan pesanpesan kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar

6 Kompetensi Lulusan (SKL). Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru. Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, dari awal proses pembelajaran hingga akhir sering menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan membuat siswa sering keluar masuk pada mata pelajaran sedang berlangsung. Guru hanya menegur dan tidak memberi sangsi sifatnya mendidik kepada siswa. Sering kali siswa bosan dengan pelajaran PKn, dikarenakan cara mengajar guru yang monoton. Seharusnya guru juga harus menjelaskan secara detail bila ada pertanyaan siswa. Sering kali siswa bertanya tentang isi dari pembahasan yang disampaikan oleh guru, sehingga guru harus menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang mudah dimengerti serta dipahami oleh siswa dan melemparkannya lagi pertanyaan kepada siswa yang lain agar ada penjelasan yang bisa dimengerti oleh siswa. Seandainya siswa kurang puas dengan hasil jawaban, guru harus menjelaskan secara perlahan agar siswa dapat mengerti dan memahami apa isi dari pembahasan yang akhirnya dapat dipahami oleh siswa. Metode yang sering diterapkan guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang memahami akan makna isi pelajaran tersebut, yang membuat nilai siswa kurang bagus dan menurun dan membuat pelajaran tersebut kurang diminati siswa karena cara penyampaian dan pengajaran guru dalam mengajar kurang bervariasi. Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan pesan kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan (facilitiate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan

7 lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan salam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL). Berdasarkan hasil penelitian di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni : 1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan. 2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran. 3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan. 4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru PKn. Implementasi KTSP pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman akan memiliki warna yang sangat berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kunci yang menentukan serta menggerakkan daerah masing-masing, karakteristik dan kemampuan peserta didik. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi di sekolah. Dengan KTSP guru PKn dituntut untuk membuktikan profesionalismenya dan mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Tugas guru PKn di SDN 10 Paguyaman bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan tetapi mereka berfungsi sebagai motifator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Diakui bahwa berhasil tidaknya implementasi di SDN 10 Paguyaman tersebut dalam pembelajaran PKn terutama dalam penyesuaian kurikulum dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu implementasi kurikulum mata pelajaran PKn dalam

8 kegiatan pembelajaran di SDN 10 Paguyaman juga sangat di pengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan alat bantu pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN 10 Paguyaman, pembelajaran bukan semata-mata tanggung jawab guru PKn saja,akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sehingga pembina terhadap komponenkomponen tersebut merupakan tuntunan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan implementasi KTSP. Dalam hal ini implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menuntut guru PKn dan kepala sekolah untuk memperhatikan 3 komponen utama yaitu Standar Nasional Pendidikan, silabus yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas progam pembelajaran, proses pembelajaran, hasil pembelajaran serta mekanisme dan kriteria penelitian, RPP perlu dikembangkan secara matang untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan. Untuk menyukseskan implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman guru di tuntut berjiwa mulia, berhati suci dan rela mengorbankan kehidupanya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata. B. Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman Berdasarkan sajian data dari hasil penelitian, ada beberapa kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain: 1) Secara keseluruhan masih menggunakan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media. 2) Proses pembelajaran di kelas tidak berdasarkan rancangan pada RPP. 3) Penyusunan RPP bukan untuk merancang proses

9 pembelajaran di kelas agar terencana dan tersistematis, melainkan sekedar persyaratan administratif. 4) Belum ada buku-buku pelajaran yang berani mengangkat berbagai kearifan lokal seperti budaya daerah. 5) Kurang kreatifnya guru PKn di SDN 10 Paguyaman dalam mengembangkan materi sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan KTSP. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1. Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2. Media pembelajaran yang sangat kurang. 3. Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4. Dukungan orang tua siswa yang kurang. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia. Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung pada situasi dan kondisi pada saat kurikulum diberlakukan. Adapun kelebihan-kelebihan KTSP antara lain : 1. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan, serta mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. 2. Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa dimunculkan oleh sekolah. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap

10 sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa. 3. KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling membutuhkan siswanya. Sebagai contoh sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih menfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya. 4. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan. 5. Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana. Tetapi tetap memberikan tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolahsekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami. 6. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya. Adapun kelemahan- kelemahan KTSP antara lain : 1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru. 2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih

11 banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya. 3. Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. 4. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. 5. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni : Pertama, Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan. Kedua, Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran. Ketiga, Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan. Keempat, Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru PKn. 2. Penyusunan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menggunakan pedoman yang ditentukan oleh BSNP. Dalam penyusunannya diarahkan supaya siswa dapat memahami materi pelajaran.perumusan indikator keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman dibuat secara musyawarah dengan sesama guru mata pelajaran yang disebut

12 dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Indikator keberhasilan disesuaikan dengan materi yang telah ada dengan kemampuan siswa. 3. Kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain : 1) Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2) Media pembelajaran yang sangat kurang. 3) Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4) Dukungan orang tua siswa yang kurang. Saran 1. Kepala Sekolah - Sekolah dalam melaksanakan sosialisasi Kurikulum pada mata pelajaran PKn dapat mempersiapkan segala sarana prasarana yang mendukung agar implementasi kurikulum terus dapat ditingkatkan. - Dalam penyusunan kurikulum hendaknya lebih diarahkan dan ditingkatkan supaya siswa dapat memahami materi pelajaran. 2. Guru - Penyusunan kurikulum dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman hendaknya harus sesuai dengan materi dan bahan pelajaran. - Perumusan indikator keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman hendaknya sesuai dengan materi yang disampaikan dan harus sesuai dengan kemampuan siswa. - Harus lebih banyak menggunakan metode dan media pembelajaran dan meninggalkan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media.

13 DAFTAR RUJUKAN BSNP. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ditjen Dikdasmen. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya..2008. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyadi, Usman, dkk. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Edisi Pertama. Bina Aksara.Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi. Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas. 2009. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Isi. http://www.puskur.net/index.php. Diakses 28 Agustus 2013 Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. RINEKA Cipta. Jakarta. Sumiyati. 2009. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Isi. http://www.puskur.net/index.php?menu=profile&pro=78&iduser=5.diakses 6 Agustus 2013. Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Eka Jaya. Wahid, Aliaras, dkk. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Edisi Pertama. Graha Ilmu.JakartaBarat.