BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dinamika globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjalankan segala aktivitas hidupnya. Sehat termasuk manusia seutuhnya meliputi aspek fisik, emosi, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. terutama anak-anak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada. Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995). Dengan adanya globalisasi serta perpindahan penduduk, dimungkinkan menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. (Iskandar, 2008). Masih banyak tenaga kesehatan, terutama perawat yang melakukan pelayanan kesehatan tanpa diimbangi dengan 1

2 pelayanan keperawatan dengan budaya masing-masing pasien, sehingga selalu terdapat kontras atau perbedaan pendapat antara perawat dengan pasien serta anggota keluarga pasien tersebut. Perawat dan pasien memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien, tetapi cara yang ditempuh pasti berbeda. Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien). (Prima, 2011). Asuhan ini biasa disebut dengan asuhan keperawatan transkultural. Stroke secara umum dikenal sebagai penyakit yang menyerang, melumpuhkan bahkan mampu membunuh manusia. Menurut survey yang dilakukan NSA (National Stroke Association) stroke menewaskan 50% orang-orang yang baru mengalami serangan stroke dan hanya 10% yang berhasil pulih total dan sisanya harus menjalani terapi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tingkat keparahannya. Setiap tahun, 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 5 juta menderita kelumpuhan permanen dan lebih dari lima juta meninggal, yang merupakan 10 persen dari total kematian di seluruh dunia. Di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2004, diperkirakan jumlah pasien yang sembuh dari stroke adalah 4,4 juta di kawasan Asia Tenggara dan 9,1 juta di kawasan Pasifik Barat. (Wahyuningsih, 2011) Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker, dan merupakan penyebab kecacatan nomor satu bagi orang yang selamat dari serangan stroke. Data menunjukkan bahwa lebih dari

3 60% penderita stroke di dunia hidup di negara berkembang. Peningkatan kejadian stroke di beberapa negara Asia (China, India, dan Indonesia) disebabkan oleh pengaruh perubahan pola hidup, polusi, dan perubahan pola konsumsi makanan. Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi mendadak akibat gangguan peredaran darah otak. Stroke ada 2 macam, yaitu stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Angka kejadian stroke sumbatan lebih tinggi daripada stroke perdarahan (70% vs 30%). Angka kejadian stroke meningkat akibat peningkatan faktor risiko stroke misalnya hipertensi, merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2008) memperlihatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor satu pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Banyaknya kasus hipertensi, diabetes, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan merokok meningkat di Indonesia. Industrialisasi dan polusi meningkatkan risiko stroke pula. Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih (2011) mengatakan Prevalensi (angka kejadian) stroke di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8 persen. Sebagai perbandingan, prevalensi stroke di Amerika Serikat adalah 3,4 per persen per 100 ribu penduduk, di Singapura 55 per 100 ribu penduduk dan di Thailand 11 per 100 ribu penduduk. Dari jumlah total penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 persen atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat. Pada 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke.

4 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dengan motto sehatsejahtera-islami memberikan pelayanan promotif, preventif, curatif, rehabilitatif yang berkualitas, nyaman, aman, tentram dalam perawatan. Cepat, akurat serta senyum ramah dalam pelayanan. Rumah Sakit PKU Muhammdiyah PKU Surakarta terdiri dari pelayanan spesialis klinik Anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, gigi dan mulut, syaraf, THT, mata, paru, kulit dan kelamin, jantung, dan pelayanan fisioterapi. Serta perawatan rawat inap dan pelayanan penunjang. Selama tahun 2011 banyak pasien stroke yang dirawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sebanyak 177 orang terdiri dari stroke hemoragik dan non hemoragik. Sedangkan bulan Oktober dan November ada sebanyak 31 pasien. Berdasarkan studi pendahuluan dari 5 pasien, ditemukan adanya keyakinan tentang kesehatan yang berhubungan dengan transkultural, yaitu pasien yang menggunakan media pengobatan lain selain dari Rumah Sakit, keluarga pasien yang membawa air yang telah diberi do a dari kyai dan diusapkan pada tangan dan kaki kanan pasien (bagian yang mengalami kelumpuhan), selain itu ada juga pasien dan keluarga yang mempercayai jika hari selasa tidak boleh berobat, karena diyakini kalau tidak cocok akan lebih memperparah keadaan si sakit. Ketika dirawat di Rumah Sakit, pasien dan keluarga mempunyai persepsi sehat sakit yang berbeda dengan perawat, dari kondisi yang ada, hal tersebut belum diberi asuhan keperawatan transkultural sesuai persepsi sehat sakit masyarakat. Serta penting sekali untuk lebih banyak meneliti tentang

5 persepsi sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural, agar perawat dapat meningkatkan asuhan dan pasien mendapatkan kepuasan dalam pelayanan asuhan tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul penelitian Konsep sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien Stroke yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah konsep sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien Stroke yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien Stroke yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui konsep sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien tentang penyakit yang dialaminya.

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam mengembangkan potensi terutama di bidang keperawatan. 2. Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi dan asuhan keperawatan kepada masyarakat terutama asuhan keperawatan transkultural. 3. Manfaat bagi instansi Memberikan informasi ilmiah kepada instansi mengenai pentingnya asuhan keperawatan transkultural pada pasien. 4. Manfaat bagi keperawatan Dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh Itut Astuti Kusumaning Tyas tahun 2008 tentang makanan dalam perspektif budaya pada pasien dari desa ke kota di RSUI Kustati, dengan menggunakan metode deskriptif komparatif dengan rancangan kuantitatif pendekatan cross sectional. Hasil penelitian adalah ada perbedan makanan dalam perspektif budaya antara pasien yang bertempat tinggal dari desa ke kota. 2. Penelitian oleh Yoyok Bekti Prasetyo tahun 2005 tentang perspektif keperawatan trans-budaya: budaya tradisional masyarakat dan perawat

7 terhadap penyakit kusta dengan pendekatan model keperawatan transkultural di kabupaten Tuban. Hasil penelitian adalah adanya kesenjangan antara keyakinan sehat (health believe) yang tradisional dengan yang modern (diverse health system). 3. Penelitian oleh A.E. Dumatubun tahun 2002 tentang kebudayaan, kesehatan orang Papua dalam perspektif antropologi kesehatan. Hasil penelitian adalah pengetahuan tentang mengatasi masalah kesehatan pada orang Papua yang berada di pedesaan lebih cenderung menggunakan pendekatan tradisional karena faktor-faktor kebiasaan, lebih percaya pada kebiasaan leluhur mereka, dekat dengan praktisi langsung seperti dukun, lebih dekat dengan kerabat yang berpengalaman mengatasi masalah kesehatan secara tradisional, mudah dijangkau dan pengatahuan penduduk yang masih berorientasi tradisional. Sedangkan masyarakat Papua yang berada di perkotaan sudah dapat mengkombinasikan pengetahuan modern dalam menangani masalah kesehatan mereka. 4. Penelitian oleh S.A.N. Krisna Tirtawati tahun 2009 tentang locus of control pada insan pasca stroke, metode penelitian dengan menggunakan wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi locus of control pada insan pasca stroke antara lain usia, pengalaman berhasil dan gagal, lingkungan, dan budaya. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu dukungan sosial, religiusitas dan optimisme.