BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. penting upaya peningkatan mutu pendidikan matematika secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. catatan Human Development Index UNDP (United Nation Development Program)

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model. dan efisien serta mendapat hasil optimal.

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan dibutuhkan dalam masa pembangunan yang sedang berlangsung. Melalui pendidikan sekolah berbagai aspek pendidikan dapat dikembangkan, agar menghasilkan tenagatenaga manusia yang berkualitas dan bermutu. Sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu diharapkan dapat menghadapi tantangan globalisasi yang sedang terjadi. Perubahan global yang terjadi akan berpengaruh pada tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan tersebut menuntut adanya perbaikan yang berkaitan dengan sistem pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran disekolah. Dengan adanya perbaikan sistem pembelajaran di sekolah, diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan meningkat sehingga akan berpengaruh juga pada hasil belajar siswa. Belajar sangat erat hubungannya dengan hasil belajar. Belajar adalah suatu proses mengkonstruksikan perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi yang hasilnya diwujudkan dalam hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang sejauh mana siswa dalam mencapai

2 tujuan- tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan- kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMA. Mata pelajaran akuntansi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan mata pelajaran yang lain. Salah satu kekhususan itu adalah selain pemahaman terhadap konsep pelajaran tersebut juga menuntut praktek dan retensi karena ada bagian-bagian pelajaran yang harus dikuasai melalui ingatan. Akuntansi dapat diartikan seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomik. Pengambilan keputusan biasanya memerlukan informasi untuk menyakinkan bahwa harapan-harapannya cukup pasti akan terealisasi. Salah satu informasi yang penting dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan sehari-hari adalah informasi keuangan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan tertentu. Unsur penting lain adalah perlunya informasi keuangan untuk pertanggungjawaban. Akuntansi merupakan satu pengetahuan yang banyak menawarkan tantangan intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih luas. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa akuntansi bukan semata-mata keterampilan teknis atau proses pencatatan. Akuntansi melibatkan pula proses

3 penalaran dan perancangan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan. Akuntansi merupakan keahlian khusus yang bersifat melayani masyarakat sehingga faktor sosial, etika, dan moral juga terlibat di dalamnya, faktor tersebut menjadi penting khususnya jika akuntansi diarahkan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Medan merupakan salah satu sekolah yang banyak diminati di kota Medan. Siswa di sekolah ini sangat bervariasi, baik dari segi penguasaan bahan materi maupun daya serap ataupun kemampuan berpikir masing- masing siswa yang berbeda antara satu sama lain khususnya untuk kelas XI IPS, pada mata pelajaran Akuntansi. Materi akuntansi yang berkaitan dengan kemampuan berpikir dan penalaran seseorang, menjadi tantangan tersendiri bagi guru sejauh mana mengajarkan materi agar siswa dapat menerima dan memahami materi ajar dengan baik. Di samping itu, terdapat pula beberapa permasalahan yang terjadi di kelas di antaranya dalam siswa hanya sebatas menghafal materi yang disampaikan guru tanpa pemahaman siswa yang kurang dan tidak merata, dimana terdapat siswa yang cepat memahami penjelasan guru dan ada siswa yang kurang dalam menerima penjelasan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas, hal ini terlihat jelas dari proses pembelajaran yang berlangsung dikelas ketika sebagian siswa ada yang hanya diam duduk untuk mendengarkan begitu saja tanpa mempertanyakan sesuatu yang mungkin tidak dimengerti olehnya. Selain itu, adanya juga siswa yang merasa

4 jenuh dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa tidak memperhatikan sama sekali penjelasan materi yang diajarkan di dalam kelas, banyak yang melamun dan melakukan kegiatan lain di luar pembelajaran yang sedang berlangsung. Semua permasalahan di atas tentu saja diakibatkan oleh cara ataupun strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang tidak tepat yakni ceramah, tanya jawab dan penugasan saja. Dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian siswa memiliki persepsi kurang positif terhadap guru, dikarenakan penjelasan guru juga terlalu cepat, guru hanya peduli dengan sebagian siswa yang mau mendengarkan saja. Penguasaan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dapat dilihat dari kemampuan dalam melakukan pembukuan. Tidak hanya itu secara nasional penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut juga dapat dilihat dari hasil ujian nasional dimana berdasarkan hasil pengamatan masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Medan adalah 75. Dengan demikian siswa harus mencapai nilai yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Hasil observasi dan hasil pengalaman langsung ketika Program Pengalaman Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa nilai dalam mata pelajaran akuntansi siswa sebagian besar masih rendah. Adapun rincian dari KKM siswa tuntas dan belum tuntas dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini:

5 Tabel.1.1. Persentase (%) Siswa Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Tuntas Belum Tuntas Jumlah Siswa Rata- rata Nilai UTS XI IPS 1 5% 95% 20 Siswa 57,63 XI IPS 2 3,8% 96,2% 26 Siswa 52,54 XI IPS 3 34% 66% 23 Siswa 57 (Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 10 Medan) Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SMA Negeri 10 Medan menunjukkkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi masih dikategorikan rendah. Hal ini dapat dilihat dari data siswa di SMA Negeri 10 Medan masih banyak yang memperoleh nilai rendah pada mata pelajaran akuntansi sehingga tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran akuntansi di sekolah ini yakni sebesar 75. Dari penelitian yang dilakukan terdapat hasil belajar mata pelajaran Akuntansi masih cenderung kurang memuaskan. Hal ini dapat disebabkan oleh penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah, demonstrasi, latihan dan pengadaan tugas-tugas. Menurut pendapat Yuswani (2007:103) bahwa: penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah: 1) kurang meminati pelajaran, 2) materi bersifat abstrak, dan 3) penggunaan media yang kurang tepat. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya prestasi siswa-siswi yang mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal diantaranya terdapat anak yang ketakutan, takut ditertawakan, diejek, ditegur, khawatir, tidak bisa konsentrasi, tidak berani mengemukakan pendapat dan sebagainya. Ini berarti perlu adanya jaminan

6 bagi siswa untuk merasa aman dan tentram. Hal ini dimaksudkan karena asumsi kebanyakan siswa-siswi IPS khususnya kelas XI di SMA Negeri 10 Medan yang beranggapan bahwa mata pelajaran akuntansi itu merupakan mata pelajaran yang menakutkan bagi para siswa IPS. Mereka berfikir akuntansi sangat sukar dimengerti seperti halnya matematika (dalam Ilmu Exact). Ditinjau dari segi psikologi pendidikan, maka keberhasilan belajar peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran tertentu, misalnya akuntansi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Seperti pendapat Slameto (2010: 54) bahwa: Faktor intern adalah siswa itu sendiri, misalnya kecerdasan siswa, kesiapan siswa, kemampuan belajar, bakat siswa, kemauan belajar dan minat siswa. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan, pribadi guru, kompetensi guru, suasana belajar dan metode mengajar. Seorang guru harus mampu menentukan strategi ataupun pendekatan yang tepat yang dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat menjadi pilihan bila menginginkan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana diungkapkan Slameto (2003:65) agar siswa dapat belajar dengan baik maka strategi pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila strategi pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Dikatakan efisien apabila strategi pembelajaran yang diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dipergunakan seminimal mungkin. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara stimulan, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan, banyak siswa kurang

7 serius mengikuti materi pengantar akuntansi karena strategi yang digunakan dalam penyampaian bersifat monoton. Pada akhirnya berpengaruh kepada penguasaan materi mata pelajaran akuntansi yang akan berpengaruh pada praktisi dari lulusan SMA yang diharapkan akan mampu bersaing dalam dunia pasar kerja. Sejauh ini strategi pembelajaran yang digunakan guru-guru di sekolah SMA Negeri 10 Medan selama ini belum optimal sehingga menyebabkan timbulnya kebosanan siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar. Terlebih-lebih adanya kesan selama ini, pembelajaran yang dilaksanakan dipengaruhi pandangan instan yaitu siap pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu konsep saja, dengan kata lain bahwa pembelajaran terfokus kepada guru. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari strategi belajar yang terlalu monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah, sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan guru di kelas, salah satu di antaranya adalah strategi pembelajaran kontekstual/contextual Teaching Learning (CTL). Namun perlu disadari bahwa strategi tersebut tidak ada yang terbaik atau terburuk, karena strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini Sudjana (2002:76) menyatakan bahwa "masing-masing strategi/metode ada keunggulan serta kelemahannya". Pada pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

8 dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. Meskipun peneliti menyadari masih banyak strategi lain yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, namun peneliti memiliki alasan kuat yang melatarbelakangi mengapa peneliti memilih strategi pembelajaran kontekstual dikarenakan dari penelitian awal siswa lebih nyaman untuk bertanya pada temannya dari pada bertanya kepada gurunya. Selain itu pada saat guru memberikan tugas kepada siswa, siswa cenderung untuk mengerjakannya secara berkelompok. Dari keadaan tersebut, peneliti melihat bahwa siswa tersebut memiliki perbedaan karakteristik dalam belajar, selain itu siswa mengakui bahwa mereka akan lebih mudah menerima materi apabila materi tersebut dapat berhubungan langsung dengan lingkungan. Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, maka perolehan hasil belajar akuntansi juga dipengaruhi faktor karakteristik siswa. Salah satu faktor karakteristik siswa yaitu kemampuan berpikir logis. Siswa yang mampu berpikir logis akan cepat memahami konsep yang tinggi sehingga dapat menimbulkan tingkat atensi dan antusiasnya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Kemampuan berpikir logis yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks

9 belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dalam mata pelajaran Akuntansi akan semakin mampu menggunakan berbagai informasi yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal latihan maupun memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya jika siswa memiliki kemampuan berpikir logis yang rendah maka diprediksi akan kesulitan dalam melatih diri untuk menyelesaikan soal-soal. Berdasarkan uraian tersebut peneliti didasarkan pada penerapan strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran ekspositori. Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kontekstual dan ekspositori dalam mempengaruhi hasil belajar akuntansi. Maka peneliti merasa pengaruh strategi pembelajaran kontekstual akan tepat digunakan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 10 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah serta hasil survey awal peneliti, maka timbul beberapa pertanyaan yang dapat diidentifikasi sebagai permasalahan yaitu: (1) apakah yang harus diberikan terlebih dahulu dalam kegiatan pembelajaran akuntansi? (2) bagaimanakah cara menyampaikan urutan materi ajar yang paling baik dalam pembelajaran akuntansi? (3) urutan bagaimanakah yang lebih tepat dan dapat membantu proses belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi? (4) apakah perbedaan dalam strategi pembelajaran memberikan hasil belajar yang berbeda? (5) apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan kondisi

10 pembelajaran yang berbeda pula? (6) apakah perbedaan karakteristik belajar siswa mempengaruhi hasil belajar? (7) apakah strategi pembelajaran tertentu hanya layak untuk siswa yang memiliki karekteristik tertentu pula? (8) apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? (9) apakah hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir logis rendah? dan (10) apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka. masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir siswa terhadap hasil belajar akuntansi. Strategi pembelajaran dibatasi pada kajian tentang strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran ekspositori. Kemampuan berpikir dibedakan atas kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah. Sedangkan hasil belajar akuntansi dibatasi pada kelas XI IPS semester genap dengan aspek yang diukur dibatasi pada aspek kognitif. Sedangkan materi ajar akuntansi dibatasi pada materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, dimana sub temanya adalah jurnal, buku besar dan jurnal penyesuaian.

11 D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, indentifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah hasil belajar akuntansi siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada hasil belajar akuntansi siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? 2. Apakah hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar akuntansi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir siswa terhadap hasil belajar akuntansi siswa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui hasil belajar akuntansi siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori. 2. Mengetahui hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah. 3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir siswa terhadap hasil belajar akuntansi

12 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini secara teoritis dan praktis. Secara teoretis manfaat, penelitian adalah: (1) Untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (2) Untuk memberikan ide baru dalam paradigma pembelajaran. Sedangkan secara praktis, manfaat penelitian ini adalah: (a) Bagi siswa 1. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akuntansi 2. Meningkatkan pemahaman konsep Akuntansi yang dipelajari secara mendalam melalui pengalaman langsung 3. Mendapatkan proses pembelajaran Akuntansi yang lebih bermakna dan berkualitas. (b) Bagi guru 1. Alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Akuntansi 2. Mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi 3. Meningkatkan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran terutama dalam mata pelajaran Akuntansi.

13 (c) Bagi sekolah 1. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu dan efektifitas mata pelajaran Akuntansi 2. Hasil belajar Akuntansi siswa yang maksimal akan berdampak pada peningkatan kualitas sekolah (d) Bagi peneliti 1. Mendapatkan pengalaman menerapkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.