STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Repu

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI

BERITA NEGARA. No.188, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pembayaran Pensiun. Prajurit TNI. Kepolisian. PNS. Biaya Operasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENHAN. Kesehatan. Pelayanan. Tertentu. Operasional.

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN TANDA PENGHARGAAN BELA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENHAN. Dosen. Tetap. Gaji. Tunjangan.

No.1084, 2014 KEMENHAN. Veteran. Tanda Kehomatan. Pemberian. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perawatan. Pemakaman. TNI. PNS.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perizinan. Luar Negeri. Penugasan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN

PROSEDUR PEMBERIAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

2016, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Ind

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENHAN. Iuran Dana Pensiun. PT. Asabri (Persero). Investasi. Pencabutan.

2012, No helikopter utility MI-17 beserta awaknya pada misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa United Nations Organization Stabi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Pedoman.

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2012, No.190.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN TANDA JASA DAN TANDA KEHORMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER! PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tunjangan Operasi Pengamanan. Petugas. Pulau Kecil. Terluar.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5793); MEMUTUSK

-2- Pelaksanaan Pemeriksaan Setempat Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengin

Transkripsi:

DIUNDANGKAN DI JAKARTA PADA TANGGAL 1 JULI 212 k KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 212, TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 212 TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai hasil yang optimal dan keseragaman dalam pelayanan administrasi Permohonan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan maka disusunlah Standardisasi Pelayanan Administrasi Pengurusan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang Standardisasi Pelayanan Administrasi Permohonan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 29 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 29 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 21 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 29 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 21 Nomor 43); 3. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 21 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia; - 4. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 21 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 21 Nomor 469);

2 5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 1 Tahun 212 tentang Tata Cara Pengajuan usul Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 212 Nomor 346); 6. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 14 Tahun 212 tentang Tim Peneliti Pusat Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 212 Nomor 361); 7. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 18 Tahun 212 tentang Tata Cara Pengajuan Hak Penghormatan dan Penerima Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 212 Nomor 487); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Standardisasi pelayanan administrasi permohonan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan adalah sarana manajemen dalam usaha/ kegiatan yang dilakukan untuk membakukan dan menyeragamkan permohonan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. 2. Gelar adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada Prajurit dan PNS Kemhan yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian, darmabakti dan karya yang luar biasa kepada bangsa dan negara. 3. Tanda Jasa adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada Prajurit dan PNS Kemhan yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam mengembangkan dan memajukan suatu bidang tertentu yang bermanfaat besar bagi bangsa dan negara.

3 4. Tanda Kehormatan adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada Prajurit, PNS Kemhan, WNI, WNA, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara. 5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan. 6. Panglima yang selanjutnya disebut Panglima adalah perwira tinggi militer yang memimpin TNI. 7. Kepala Staf Angkatan adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara. 8. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI adalah alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. 9. Prajurit adalah anggota Tentara Nasional Indonesia. 1. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orangorang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. 11. Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA adalah orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara asing. 12. Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disingkat PNS Kemhan adalah PNS yang bekerja atau ditugaskan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI. 13. Tim Peneliti Pusat adalah Tim yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengkajian serta memberikan pertimbangan kepada Menteri dalam hal pemberian Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. 14. Tim Peneliti Mabes TNI/Angkatan adalah Tim yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengkajian serta memberikan pertimbangan kepada Panglima/Kepala Staf Angkatan dalam hal pemberian Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Pasal 2 (1) Gelar diberikan kepada prajurit dan PNS Kemhan yang telah gugur atau meninggal dunia berdasarkan peraturan perundang-undangan.. (2) Gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Kementerian Pertahanan kepada Kementerian Sosial.

4 Pasal 3 Tanda Jasa diberikan kepada: a. prajurit di lingkungan TNI dan di luar struktur TNI; dan b. PNS Kemhan. Pasal 4 Tanda Kehormatan berupa Bintang dan Satyalancana Militer diberikan kepada: a. prajurit di lingkungan TNI dan di luar struktur TNI; b. PNS Kemhan; c. WNI lainnya yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. WNA (Kepala Negara/ Kepala Pemerintahan, Menteri Pertahanan, Kepala Kepolisian dan Panglima atau Kepala Staf Angkatan Bersenjata). Pasal 5 Tanda Kehormatan berupa Bintang dan Satyalancana Sipil diberikan kepada: a. prajurit di lingkungan TNI dan di luar struktur TNI; dan b. PNS Kemhan. Pasal 6 Tanda Kehormatan berupa Samkaryanugraha diberikan kepada Kesatuan di lingkungan TNI. BAB II PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN (1) Gelar berupa Pahlawan Nasional. Bagian Kesatu Waktu Pengusulan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pasal 7 (2) Pemberian Gelar dapat disertai dengan pemberian Tanda Jasa dan/atau Tanda Kehormatan.

5 (3) Pengusulan Gelar diterima Kemhan berdasarkan usul dari Sekjen dan Mabes TNI atau instansi lain setiap saat sesuai kebutuhan. (4) Pengusulan Gelar diterima dan diusulkan Kemhan kepada Kemsos. (1) Tanda Jasa berupa Medali. Pasal 8 (2) Tanda Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Medali Kepeloporan; b. Medali Kejayaan, dan c. Medali Perdamaian. (3) Pengusulan Tanda Jasa sudah diterima Kemhan paling lambat minggu pertama bulan April dan minggu pertama bulan September. Pasal 9 (1) Tanda Kehormatan berupa: a. Bintang; b. Satyalancana, dan c. Samkaryanugraha. (2) Pengusulan Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sudah diterima Kemhan paling lambat minggu pertama bulan Februari. (3) Pengusulan Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sudah diterima Kemhan paling lambat minggu pertama bulan. Maret dan minggu pertama bulan September. (4) Pengusulan Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sudah diterima Kemhan paling lambat minggu pertama bulan Maret. Pasal 1 (1) Pengusulan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan di tingkat Mabes TNI diatur dengan Peraturan Panglima TNI. (2) Pengusulan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda kehormatan di tingkat Angkatan diatur dengan Peraturan Kas Angkatan. Bagian Kedua Permohonan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pasal 11 (1) Tanda Kehormatan berupa Bintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a diberikan kepada perseorangan.

6 (2) Pengisian formulir mengenai personel yang diusulkan untuk memperoleh Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 12 (1) Tanda Kehormatan berupa Satyalancana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b diberikan kepada perseorangan. (2) Tanda Kehormatan berupa Satyalancana Militer terdiri atas: a. Satyalancana Bhakti; b. Satyalancana Teladan; c. Satyalancana Kesetiaan; d. Satyalancana Santi Dharma; e. Satyalancana Dwidya Sistha; f. Satyalancana Dharma Nusa; g. Satyalancana Dharma Bantala; h. Satyalancana Dharma Samudra; i. Satyalancana Dharma Dirgantara; j. Satyalancana Wira Nusa; k. Satyalancana Wira Dharma; 1. Satyalancana Wira Siaga, dan m. Satyalancana Ksatria Yudha. (3) Pengisian formulir mengenai personel yang diusulkan untuk memperoleh Satyalancana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 13 Tanda Kehormatan berupa Samkaryanugraha sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) huruf c diberikan kepada: a. Kesatuan; b. Institusi Pemerintah; atau c. Organisasi. Bagian Ketiga Jadwal Sidang dan Jadwal Pengusulan Tanda Kehormatan Pasal 14 Jadwal sidang Tanda Kehormatan untuk: a. TNI AD dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli; dan 2. periode II pada bulan Desember.

7 b. TNI AL dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli; dan 2. periode II pada bulan Oktober. c. TNI AU dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli; dan 2. periode II pada bulan November. Pasal 15 Jadwal pengusulan Tanda Kehormatan untuk: a. Mabes Angkatan/Kemhan ke Mabes TNI dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember; dan 2. periode II pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli. b. Mabes TNI ke Kemhan dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan September sampai dengan Januari; dan 2. periode II pada bulan Agustus sampai dengan bulan November. c. Kemhan ke Setmilpres dilaksanakan dengan 2 (dua) periode yaitu: 1. periode I pada bulan Januari sampai dengan Maret; dan 2. periode II pada bulan November sampai dengan Desember. BAB III TATARAN KEWENANGAN Bagian Kesatu Permohonan Gelar Pasal 16 Pelayanan administrasi permohonan Gelar di tingkat Setjen Kemhan: a. Sekjen Kemhan menerima permohonan untuk mendapatkan Gelar dari Kasatker di lingkungan Kemhan; b. Sekjen Kemhan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Gelar; c. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Kas Angkatan bagi Prajurit yang telah gugur atau meninggal dunia; dan d. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Menteri bagi PNS Kemhan yang telah gugur atau meninggal dunia.

8 Pasal 17 Pelayanan administrasi permohonan Gelar di tingkat Mabes Angkatan: a. Kepala Staf Angkatan menerima permohonan untuk mendapatkan Gelar dari Sekjen Kemhan, Kesatuan di luar Struktur TNI serta Kotama/Balakpus di lingkungan Mabes Angkatan; b. Kepala Staf Angkatan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Gelar; dan c. Kepala Staf Angkatan meneruskan permohonan ke Panglima. Pasal 18 Pelayanan administrasi permohonan Gelar di tingkat Mabes TNI: a. Panglima menerima permohonan untuk mendapatkan Gelar dari Mabes Angkatan; b. Panglima menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Gelar; c. Tim Peneliti Mabes TNI mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Gelar; d. hasil sidang Tim Peneliti Mabes TNI diajukan ke Panglima untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Panglima mengajukan permohonan ke Menteri. Pasal 19 Pelayanan administrasi permohonan Gelar di tingkat Kemhan: a. Menteri menerima permohonan untuk mendapatkan Gelar dari Panglima dan Sekjen Kemhan; b. Menteri dalam hal ini Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Gelar; c. Tim Peneliti Pusat mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Gelar; d. hasil sidang sebagaimana dimaksud pada huruf c diajukan ke Menteri untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Menteri mengajukan permohonan ke Menteri Sosial.

9 Bagian Kedua Permohonan Tanda Jasa Pasal 2 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Jasa di tingkat Setjen Kemhan: a. Sekjen Kemhan menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa dari Kasatker di lingkungan Kemhan; b. Sekjen Kemhan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa; c. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Panglima bagi Prajurit; dan d. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Menteri bagi PNS Kemhan dan WNI serta WNA. Pasal 21 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Jasa di tingkat Mabes Angkatan: a. Kepala Staf Angkatan menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa dari Sekjen Kemhan, Kesatuan di luar Struktur TNI dan Kotama/Balakpus di lingkungan Mabes Angkatan; b. Kepala Staf Angkatan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa; dan c. Kepala Staf Angkatan meneruskan permohonan ke Panglima. Pasal 22 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Jasa di tingkat Mabes TNI: a. Panglima menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa dari Mabes Angkatan; b. Panglima menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa; c. Tim Peneliti Mabes TNI mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Tanda Jasa; d. hasil sidang Tim Peneliti Mabes TNI diajukan ke Panglima untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Panglima mengajukan permohonan ke Menteri.

1 Pasal 23 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Jasa di tingkat Kemhan: a. Menteri menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Jasa dari Panglima dan Sekjen Kemhan; b. Menteri dalam hal ini Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan menghimpun daftar nama yang akan diajukan usul untuk mendapatkan Tanda Jasa; c. Tim Peneliti Pusat mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Tanda Jasa; d. hasil sidang sebagaimana dimaksud pada huruf c diajukan ke Menteri untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Menteri mengajukan permohonan ke Menteri terkait. Bagian Ketiga Permohonan Tanda Kehormatan Paragraf 1 Tanda Kehormatan Bagi Prajurit dan PNS Kemhan Pasal 24 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Setjen Kemhan: a. Sekjen Kemhan menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Kasatker di lingkungan Kemhan; b. Sekjen Kemhan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; c. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Panglima bagi Prajurit; dan d. Sekjen Kemhan meneruskan permohonan ke Menteri bagi PNS Kemhan. Pasal 25 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Mabes Angkatan: a. Kepala Staf Angkatan menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Sekjen Kemhan, Kesatuan di luar Struktur TNI serta Kotama/Balakpus di lingkungan Mabes Angkatan; b. Kepala Staf Angkatan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; dan c. Kepala Staf Angkatan meneruskan permohonan ke Panglima.

11 Pasal 26 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Mabes TNI: a. Panglima menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Sekjen Kemhan, Kasatker/Satminkal Mabes TNI, Angkatan dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; b. Panglima menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; c. Tim Peneliti Mabes TNI mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; d. hasil sidang Tim Peneliti Mabes TNI diajukan ke Panglima untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Panglima mengajukan permohonan ke menteri. Pasal 27 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehorthatan di tingkat Kemhan: a. Menteri menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Panglima dan Sekjen Kemhan; b. Menteri dalam hal ini Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; c. Tim Peneliti Pusat Kemhan mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; d. hasil sidang sebagaimana dimaksud pada huruf c diajukan ke Menteri untuk mendapatkan persetujuan; e. Menteri mengajukan permohonan Tanda Kehormatan Sipil ke Menteri terkait; dan f. Menteri mengajukan permohonan Tanda Kehormatan Militer kepada Presiden melalui Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Paragraf 2 Tanda Kehormatan Militer Bagi WNI dan WNA Pasal 28 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Setjen Kemhan: a. Sekjen Kemhan menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Pemerintah Daerah;

12 b. Sekjen Kemhan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; dan c. Sekjen Kemhan meneruskan usulan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan ke Panglima. Pasal 29 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Mabes TNI: a. Panglima menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Sekjen Kemhan; b. Panglima menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; c. Tim Peneliti Mabes TNI mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; d. hasil sidang Tim Peneliti Mabes TNI diajukan ke Panglima untuk mendapatkan persetujuan; e. Panglima mengajukan permohonan Tanda Kehormatan sebagaimana dimaksud huruf d kepada Menteri; dan f. Panglima mengadakan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tentang penyelesaian pengurusan Tanda Kehormatan Militer untuk WNA. Pasal 3 Pelayanan administrasi permohonan Tanda Kehormatan di tingkat Kemhan: a. Menteri menerima permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan dari Panglima; b. Menteri dalam hal ini Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan menghimpun daftar nama yang akan diajukan permohonan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; c. Tim Peneliti Pusat Kemhan mengadakan sidang sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk mendapatkan Tanda Kehormatan; d. hasil sidang sebagaimana dimaksud pada huruf c diajukan ke Menteri untuk mendapatkan persetujuan; dan e. Menteri mengajukan permohonan ke Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

13 BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 1 Juli 212 Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 26 Juni 212 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Cap/ tertanda AMIR SYAMSUDIN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Cap/ tertanda PURNOMO YUSGIANTORO BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 212 NOMOR 699 Autentikasi Biro Tata Usaha etlen Kemhan, orwanto, M.A., M.Ed dir Jenderal TNI

< z < Cl) Z Cil Z Z off E<5 Z.c 2 w a. :LI ) V) = :) a. n1 41 E- < c4 c!..) Z Z z < z E E<_.. z x Z< < rn E- < 4)..,1 N Z < u) a. < 62 ''' o :5 wz wo cwz wx < (.7). ;5 (... (/) < w.. z m 1 z N e4 LT,) rxz < t' È5, 2... z < < wou v. y) -I a. Z E- ) E W 2 co TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN BINTANG YANG DIMILIKI TMT TNI JABATAN DAN KESATUAN N-. Lt) Ka/ Dan Satker MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, a to Cap/ tertanda bi PURNOMO YUSGIANTORO cid L' ct 4 as +, xccs 5,,-..1.: -6 2 k', 21 la - PANGKAT,KORPS, NRP NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR M cv,-. Petunjuk Pengisian: tu) 4 on.4!... 41..X '8. ) eq T.'...)... cn a) Z a Z ---> v,. - 4,... cz. -- a...x o. cc 1.....cs L. i, at -ij O.. o os o "#3.8).Z cu c O r,i._ id 5crs as Id ---b.o-o -o (I)., g -r)n.4)..c E. E ' E.x...--..., :z... :z.:z -cs -cs -cs -cl ics -cs 'ai --4 (NI of.1- t-., 555 8w zio5,.. 66 -.Ncia It q6 o6 as 5

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN k cv URAIAN JASA, DAERAH OPERASI, AKIBAT u) JABATAN DAN KESATUAN Tr PANGKAT,KORPS, NRP co 4 bn. i t)6'4 1_4 1-4.) V CIS 441 Z ". +-+ PJ 4- d j CU ' Cti 4 " ci) cq' 1 CU.cs CCI NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Z cn '" Pe tunjuk Pengisian: i... E g A 1:1 c al al 1 (/)... v I,4 r I I : 2 :z v).....1.1.2,4 = 4 r 4 ii4 nj "Ci "Ci nd...13 "CS 1.1 (NI cr) Tt 1..,.., LO M-17-J 14a :1 cu 75 o fl, cd c.) ri 4 si

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN o N URAIAN JASA, PRAJURIT YANG DAPAT DIJADIKAN TELADAN in JABATAN DAN KESATUAN Nr. PANGKAT,KORPS, NRP M NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Z N --1 Petunjuk Pengisian: c\i cr> ci c3.

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN ko x TMT TNI rx1 a Q z JABATAN DAN KESATUAN.4- z PANGKAT,KORPS, NRP NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR cr) cv z,..., crs o s..; z.5' w g2"4 z i E -. -4 g (1).1:1 no cod z" t) E-i -(73 ci E.1),_, cil cti 645 4CI C) g -(1. "a () c-.2 5,i.2 E4 '' w ii E" v) O...,,E-4 d M C/) -.... 1..1 g..1, I 1 1 5 -..... -,..... - O d ' - - - - 1:i cd..e a) 4 N M a.1- Lo trs' el O c9...-= x., U... c 3 x... E-4 k a a) ė..g a cn (-4.--, cni cri.4: ui Lci cll

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN N WAKTU, MISI, NEGARA PENUGASAN in cd cd JABATAN DAN KESATUAN I' PANGKAT,KORpS, NRP CO NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Z N,..4 Petunjuk Pengisian:

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN CN TMT MENGAJAR DI LEMDIK Lo Cd JABATAN DAN KESATUAN cs- PANGKAT,KORPS, NRP co NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Z z N Petunjuk Pengisian:.-4 C4cd- Lr).. :5' 'CI 1 ) 1 S.-14 I ri 4 Lri

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN qp DAERAH OPERASI, TMT PENUGASAN in O cii JABATAN DAN KESATUAN.4- PANGKAT,KORPS, NRP NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR co cv Z,, Petunjuk Pengisian: r.i g E-4 cz fx g r5 w.. 1:1 ai to a.; 5 z TS g V E 1 V cd 8., -5 ci) 7/1. cu to as 4 j 4c ri e--- cts t. al? i ai C A.L') -. ".c.s.y C..... ( 5... V) V) ajv)..a.,.., 45,4..a...., i:j...,4..., i5 g ii.,...4 gggggl tv --I 4) -.. 4,--4 CN co Tr In al cri Tr: q:3

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN 1/4 cd C/) TMT TNI in 2 RS JABATAN DAN KESATUAN 1- PANGKAT,KORPS, NRP c) NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Z N,_, Petunjuk Pengisian: TS 1:$ TS Ti C 1 Cf) lr) 2 2 2 2 2 2

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN ko N as OD TMT TNI in as JABATAN DAN KESATUAN cs- PANGKAT,KORPS, NRP cn NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR N Z,..4 tt 1,1-1 1..1 r..1 1 eld b bbbb ' a. N cr) ir) of iri kt5

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN q) z r.t.) W z ci) z z < c.) Z z cn cn < DAERAH OPERASI, TMT PENUGASAN JABATAN DAN KESATUAN PANGKAT,KORPS, NRP NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR Lo co N Z '" I. cd to.: txo rx. z,, g cd _ o as - as au el -41" 4) 'cii "CS CI) OD 4 ale4-alocli I 4j 4 o I-. 4 4, _J vj E--. 2 ai g g tj al m ca 4 45, -cs 'd cn '1/3. In 'al O Ti -ti Ts 'd ;8 *-1. ;11 a) '-4 CNI a. co.1- V),P, Lo..- E E 5 5 O o o o o o as o o o o o o o X a.

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN 1/4 d cv JABATAN DAN KESATUAN.4. PANGKAT,KORPS, NRP ce) NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR CNI,_, Z Petunjuk Pengisian:...I 1-.1 s-i 1.4 1-1.7-i.-1 ;i:1 ;Ei ;Es *-81 ;Ei ;.t51 r-4 cv co 4 in g ID cd - ; c\i co 4 tri al

TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN k..) rz) 2 z co x d z qu TMT PENUGASAN JABATAN DAN KESATUAN LI, cr td rtl (,) 1:4 ai PANGKAT,KORPS, NRP cr) NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR N,_, Z Petunjuk Pengisian: cni cd 1/413

. q TANDA KEHORMATAN YANG DIUSULKAN OPERASI, TMT PENUGASAN in ci. N MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Cap / tertanda PURNOMO YUSGIANTORO JABATAN DAN KESATUAN d- PANGKAT,KORPS, NRP NAMA, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR r) N Z,_, Petunjuk Pengisian: 4.1- cti -v) -. Cd.4 Tti i'. - an p.; e) OA c4 Cl., >. c2 Z l al d T.: Z ctici 4i ai - al vii 1:1 ov3 at 2 4-7 "Ci 4..; 1 c)1:-z ti gcl 2... as et Z.) O CST -6 5 Cl. cd as O E E 4 cd [ ',, as as 4 at z z ci...d E. cn c/1 (7) To :(7). :FA _. "Ci "CS "CS "CS 7:3 "Ci 4 N r) d- tr) vi VD EEEEEE O o o o o Fo o o o o,4 o 2 _ 2 cni c6 t: tri q-3