METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

BAB III METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

BAB IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA BUNGA KRISAN PETANI ANGGOTA ASOSIASI TANAMAN HIAS BUNGA DAN DAUN DI KECAMATAN PAKEM, KABUPATEN SLEMAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah usaha tani jagung Desa Semedo yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan data, kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam pembahasannya lebih banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan petani, pendapatan, dan keuntungan yang diterima oleh petani bawang merah, serta kelayakan dari usahatani bawang merah lahan sawah maupun lahan pasir pantai di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. B. Metode Pengambilan Responden 1. Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu teknik penentuan daerah penelitian berdasarkan kesengajaan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Lokasi ditentukan di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul, dengan pertimbangan bahwa Desa Srigading merupakan sentra penghasil bawang merah di Kecamatan Sanden, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4. 24

25 Tabel 4. Produksi Bawang Merah di Kecamatan Sanden Menurut Desa Desa Produksi (kw) 2012 2013 2014 2015 Gadingsari 2.321 1.597 1.898 887,9 Gadingharjo 7.646 5.255 6.244 2.921 Srigading 20.996 14.429 17.144 8.020,10 Murtigading 1.523 1.047 1.244 582 Total 32.486 22.328 26.530 12.411 Sumber: Kecamatan Sanden Dalam Angka, 2016 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Desa Srigading merupakan daerah penghasil bawang merah tertinggi di Kecamatan Sanden. Kegiatan usahatani bawang merah yang dilakukan di Desa Srigading memanfaatkan 2 jenis teknologi yang berbeda yaitu usahatani bawang merah pada lahan sawah dan lahan pasir pantai. Para petani bawang merah lahan sawah dan pasir pantai bergabung dalam satu Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Srigading yang terdiri dari 12 Kelompok tani lahan sawah dan 2 Kelompok tani lahan pasir. 2. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel petani pada masing-masing kelompok tani lahan sawah dan lahan pasir pantai dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu dengan cara undian. Dari beberapa kelompok tani yang tergabung baik petani lahan sawah maupun lahan pasir pantai masing-masing akan diambil 1 kelompok tani. Kemudian pengambilan responden dilakukan dengan cara diundi. Setiap kelompok tani yang terpilih diambil masing-masing 30 petani secara acak, sehingga total responden yang akan digunakan yaitu sebanyak 60 petani. Berikut merupakan data dari gapoktan bawang merah di Desa Srigading baik lahan sawah maupun lahan pasir pantai, yaitu sebagai berikut:

26 Tabel 5. Data Gapoktan Srigading Lahan Sawah No Nama Kelompok Alamat Populasi Petani 1 Ngudi Rejeki Ngunan-unan 43 2 Wiro Tani Wirosutan 63 3 Ngudi Makmur Srabahan 53 4 Manunggal Gokerten 93 5 Ngudi Makmur Sangkeh 109 6 Malangan Malangan 121 7 Dodogan Maju Dodogan 98 8 Sri Rejeki Ngemplak 88 9 Tani Maju Ngepet 100 10 Mulyosari Rejo Tegalrejo 193 11 Sri Makmur Soge Sanden 150 12 Bukti Tani Cetan 111 Total 1.222 Sumber : Gapoktan Desa Srigading, 2016 Tabel 6. Data Gapoktan Srigading Lahan Pasir Pantai No Nama Kelompok Alamat Populasi Petani 1 Manunggal Ngepet 80 2 Pasir Makmur Soge Sanden 110 Total 190 Sumber : Gapoktan Desa Srigading, 2016 C. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan data melalui data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama yaitu petani bawang merah dengan melakukan wawancara langsung atau melakukan tanya jawab kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan serta dengan cara melakukan observasi atau pengamatan langsung di daerah penelitian. Data primer meliputi karakteristik petani (identitas petani, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga), luas lahan dan status kepemilihan lahan, biaya usahatani (biaya peralatan, penggunaan upah tenaga

27 kerja, penggunaan sarana produksi), penerimaan dan pendapatan luar usahatani pada tahun 2016. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan semua data yang diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga yang bersangkutan dengan penelitian. Data sekunder dapat dikutip melalui instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Bappeda yang digunakan untuk mengetahui keadaan wilayah penelitian, kependudukan, keadaan pertanian dan perekonomiannya. D. Asumsi dan Pembatasan Masalah Asumsi pada usahatani bawang merah diantaranya meliputi : 1. Keadaan iklim dan topografi daerah penelitian dianggap sama 2. Harga faktor produksi yang dihadapi petani usahatani bawang merah lahan sawah dan lahan pasir dihitung pada tingkat harga yang berlaku di daerah penelitian. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah hasil produksi bawang merah pada saat musim tanam ke-ii tahun 2016. E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan, yang untuk pengelolaannya memerlukan genangan air. 2. Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu dan zat hara yang sangat minim. 3. Luas lahan adalah luas area yang ditanami bawang merah oleh petani di Desa Srigading, yang diukur dalam satuan meter persegi (m²).

28 4. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja yang membantu selama proses produksi baik tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), maupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK), satuan tenaga kerja adalah hari kerja orang (HKO). 5. Pupuk adalah unsur hara yang diberikan pada tanaman dalam upaya meningkatkan produksi bawang merah dalam proses produksi. 6. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah gangguan hama dan penyakit pada tanaman guna meningkatkan produksi. 7. Benih adalah bahan tanaman yang akan ditanam di media tanam (lahan pertanian). 8. Transportasi adalah semua sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pemindahan dan pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat yang lain dalam mendukung proses produksi. 9. Pengairan adalah suatu usaha untuk mengatur dan memanfaatkan air yang tersedia dari sumber air dengan menggunakan sistem tata saluran, dinyatakan dalam satuan frekuensi (kali). 10. Proses produksi adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari mulai persiapan bibit, pengolahan tanah, penggunaan pupuk dasar, penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, penyiangan, penyiraman, panen dan pasca panen sehingga menghasilkan jumlah produksi tertentu dalam satuan kilogram (kg). 11. Hasil produksi adalah seluruh hasil produksi yang dihasilkan oleh petani usahatani bawang merah yang diukur dalam satuan (kg).

29 12. Harga produksi adalah harga penjualan bawang merah yang diterima petani dinyatakan dengan satuan (Rp/kg). 13. Biaya Implisit adalah biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan namun tetap diperhitungkan oleh petani bawang merah. Biaya implisit terdiri dari: a. Biaya lahan milik sendiri adalah biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan untuk menanam bawang merah yang dilakukan oleh petani dalam pengusahaan lahan milik sendiri pada musim tanam ke-ii yang diukur dalam satuan meter persegi (Rp/m²). b. Biaya tenaga kerja dalam keluarga adalah adalah biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang masih memiliki hubungan keluarga dan ikut serta dalam kegiatan usahatani bawang merah pada musim tanam ke-ii yang diukur dalam satuan (Rp/HKO). c. Biaya bunga modal sendiri yaitu adalah biaya bunga modal yang tidak secara nyata dikeluarkan petani dalam usahatani bawang merah milik sendiri yang diukur dalam satuan (Rp/musim siklus produksi) 14. Biaya Eksplisit adalah besarnya biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani bawang merah. Biaya eksplisit terdiri dari : a. Biaya benih adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli benih bawang merah yang akan ditanam pada lahan, dinyatakan dalam satuan kilogram (Rp/kg). b. Biaya pembelian pupuk adalah biaya yang digunakan oleh petani untuk pembelian pupuk dalam upaya meningkatkan hasil produksi. Di ukur dalam satuan kilogram (Rp/kg).

30 c. Biaya pembelian pestisida adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida dalam upaya pencegahan hama dan penyakit pada tanaman untuk meningkatkan hasil produksi. Di ukur dalam satuan (Rp/liter). d. Biaya penyusutan alat adalah biaya yang didisisihkan untuk mengganti alat-alat yang digunakan dalam kegiatan usahatani bawang merah yang telah usang (rusak), diukur dalam satuan rupiah (Rp). e. Biaya tenaga kerja luar keluarga adalah biaya yang digunakan oleh petani untuk membayar tenaga kerja luar keluarga dalam usahatani bawang merah pada musim tanam ke-ii yang diukur dalam satuan (Rp/HKO). f. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar biaya angkut hasil produksi bawang merah selama proses kegiatan usahatani bawang merah. Di ukur dalam satuan rupiah (Rp) g. Biaya pajak adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atas tanah dan bangunan yang dimiliki. Di ukur dalam satuan (Rp/m²/musim siklus produksi) h. Biaya sewa lahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa atau mengelola lahan milik orang lain yang telah disepakati dalam kurun waktu tertentu. Diukur dalam satuan (Rp/m²/musim siklus produksi) i. Biaya iuran irigasi adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan petani untuk mengelola irigasi. Di ukur dalam satuan rupiah (Rp) 14) Penerimaan adalah seluruh jumlah hasil produksi bawang merah yang diterima oleh petani dikalikan dengan harga yang dinyatakan dalam (Rp).

31 15) Pendapatan yaitu seluruh total penerimaan petani dikurangi dengan biaya eksplisit yang telah dikeluarkan, dinyatakan dalam nilai (Rp). 16) Keuntungan adalah total penerimaan petani dikurangi biaya eksplisit dan implisit yang dinyatakan dalam (Rp). 17) Revenue Cost Ratio (R/C) adalah pengukuran terhadap penggunaan biaya dalam proses produksi yang merupakan perbandingan antara penerimaan total denga total biaya. 18) Produktivitas lahan adalah kemampuan dari setiap penggunaan lahan untuk menghasilkan pendapatan, diukur dengan (Rp/m²). 19) Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan memproduksi dari tenaga kerja yang dihasilkan pada saat kegiatan usahatani bawang merah yang diukur dengan satuan (Rp/HKO). 20) Produktivitas Modal adalah kemapuan modal yang digunakan untuk usahatani bawang merah dalam menghasilkan pendapatan, diukur dengan satuan (%). F. Teknik Analisis Data Berdasarkan dengan data yang diperoleh, dapat diperhitungkan dengan beberapa rumus, diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Total Biaya Nilai total biaya pada usahatani bawang merah di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul adalah penjumlahan biaya eksplisit (TEC) dan biaya implisit (TIC). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : TC = TEC + TIC

32 TC ( Total Cost) TEC (Total Explicit Cost) TIC (Total Implicit Cost) = Total biaya (Rp) = Total biaya eksplisit (Rp) = Total biaya implisit (Rp) 2. Penerimaan Untuk mengetahui penerimaan dari usahatani bawang merah di Desa Srigading yaitu dengan mengalikan jumlah bawang merah yang diproduksi dengan harga bawang merah tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : TR = Q x P TR ( Total Revenue) P (Price) Q (Quantity) = Penerimaan (Rp) = Harga jual bawang merah (Rp) = Produksi bawang merah yang dihasilkan (kg) 3. Pendapatan Untuk mengetahui pendapatan dari usahatani bawang merah dengan menghitung selisih antara total penerimaan dengan biaya eksplisit. NR = TR TEC NR (Net Revenue) TR (Total Revenue) TEC (Total Explicit Cost) = Total pendapatan (Rp) = Total penerimaan (Rp) = Total biaya eksplisit (Rp) 4. Keuntungan Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Metode perhitungan keuntungan usahatani bawang merah secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

33 Π = TR TC Π (Profit) TR (Total Revenue) TC (Total Cost) 5. Kelayakan = Keuntungan (Rp) = Penerimaan (Rp) = Total biaya eksplisit dan implisit(rp) Untuk mengetahui kelayakan usahatani bawang merah dapat menggunakan rumus sebagai berikut : a. Revenue Cost Ratio (R/C) Untuk mengetahui R/C usahatani bawang merah dapat menggunakan rumus sebagai berikut : R/C = TR / TC TR (Total Revenue) TC (Total Cost) = Total penerimaan (Rp) = Total biaya eksplisit dan implisit (Rp) Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila R/C > 1, dan apabila nilai R/C < 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. b. Produktivitas Lahan Untuk mengetahui produktivitas lahan usahatani bawang merah dapat menggunakan rumus sebagai berikut : NR Nilai TKDK bunga modal sendiri produktivi tas lahan 2 luas lahan (m ) Produktivitas lahan = Rp/m² NR (Net Revenue) = Pendapatan (Rp) Nilai TKDK = Nilai Tenaga Kerja Dalam Keluarga (Rp/HKO) Ketentuan : Apabila produktivitas lahan > dari sewa lahan yang berlaku di daerah tersebut maka usahatani bawang merah layak untuk diusahakan.

34 Apabila produktivitas lahan < dari sewa lahan yang berlaku di daerah tersebut maka usahatani bawang merah tidak layak untuk diusahakan. c. Produktivitas Tenaga Kerja Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja usahatani bawang merah dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Produktivi tas tenaga kerja NR Nilai sewa lahan sendiri bunga modal sendiri Total TKDK (HKO) Produktivitas tenaga kerja NR (Net Revenue) Total TKDK HKO Ketentuan : = Rp/HKO = Pendapatan (Rp) = Total Tenaga kerja dalam keluarga = Hari kerja orang Apabila produktivitas tenaga kerja > dari upah tenaga kerja harian usahatani yang berlaku di Desa Srigading, maka usahatani bawang merah layak untuk diusahakan. Apabila produktivitas tenaga kerja < dari upah tenaga kerja harian usahatani yang berlaku di Desa Srigading, maka usahatani bawang merah tidak layak untuk diusahakan. d. Produktivitas Modal Untuk mengetahui produktivitas modal usahatani bawang merah dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Produktivitas modal NR Nilai sewalahan sendiri Nilai TKDK x100% TEC Produktivitas modal = % NR (Net Revenue) = Pendapatan (Rp) Nilai TKDK = Nilai Tenaga kerja dalam keluarga (Rp/HKO)

35 TEC (Total Explicit Cost) = Total biaya eksplisit (Rp) Ketentuan : Apabila Produktivitas modal > dari tingkat suku bunga bank pinjaman, maka usahatani bawang merah layak untuk diusahakan. Apabila Produktivitas modal < dari tingkat suku bunga bank pinjaman, maka usahatani bawang merah tidak layak untuk diusahakan. Tingkat suku bunga bank pinjaman di salah satu bank Indonesia pada tahun 2016 yaitu sebesar 14,4% per tahun.