Pergeseran Kemiringan pada Vigènere Chiper

dokumen-dokumen yang mirip
TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

Metode Enkripsi baru : Triple Transposition Vigènere Cipher

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

Implementasi Vigenere Chiper Kunci Dinamis dengan Perkalian Matriks

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Enkripsi-Pembangkit Kunci Bergeser

Modifikasi Nihilist Chiper

BAB III KOMBINASI VIGÈNERE CIPHER DAN KEYED COLUMNAR TRANSPOSITION. Cipher ini adalah termasuk cipher simetris, yaitu cipher klasik abjad

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

H-Playfair Cipher. Kata Kunci: H-Playfair cipher, playfair cipher, polygram cipher, kriptanalisis, kriptografi.

Aplikasi Pewarnaan pada Vigener Cipher

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

Modifikasi Playfair Chiper Dengan Kombinasi Bifid, Caesar, dan Transpositional Chiper

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

Pengembangan Vigenere Cipher menggunakan Deret Fibonacci

Termasuk ke dalam cipher abjad-majemuk (polyalpabetic substitution cipher ).

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER ASCII JAVA

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

PENGAMANAN DATA REKAM MEDIS PASIEN MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI VIGÈNERE CIPHER

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

Vigenere Cipher with Dynamic Key

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

Analisis Perbandingan Full Vigenère Chiper, Auto-key Vigenère Chiper dan Running-key Vigenère Chiper

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

Hill Cipher & Vigenere Cipher

Modifikasi Playfair Cipher Menggunakan Vigenere Cipher

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

Studi dan Analisis Mengenai Aplikasi Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

Vigènere Cipher Dengan Kunci Substitusi Inkremental Berdasarkan Caesar Cipher

PEMANFAATAN KEMBALI KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN MELAKUKAN MODIFIKASI METODE-METODE KRIPTOGRAFI YANG ADA

Venigmarè Cipher dan Vigenère Cipher

APLIKASI TEORI BILANGAN DALAM SANDI VIGENERE DAN CAESAR

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

IMPLEMENTASI ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN RIVEST SHAMMER ADLEMAN (RSA) DALAM KEAMANAN DATA TEKS

Vigenere Minimum-Prime Key-Adding Cipher

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi ciphertext dan

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

PENGUJIAN KRIPTOGRAFI KLASIK CAESAR CHIPPER MENGGUNAKAN MATLAB

Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tripel Vigenere Super Encrypsi

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

PENERAPAN ALGORITMA CAESAR CIPHER DAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DALAM PENGAMANAN PESAN TEKS

Modifikasi Bigram dan Penggunaan Tabel Tiga Dimensi pada Vigenere Cipher

Teknik Substitusi Abjad Kriptografi - Week 2

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK MEDIA PEMBELAJARAN KRIPTOGRAFI KLASIK

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Beberapa Algoritma Kriptografi Klasik. Haida Dafitri, ST, M.Kom

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

3D Model Vigenere Cipher

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

Cipher yang Tidak Dapat Dipecahkan (Unbreakable Cipher)

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

Rancangan Algoritma Kriptografi Boink2 Berbasis Subtitusi Karakter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sebelumnya oleh Anjar Setyo Nugroho (2010) telah dibuat PENERAPAN KRIPTOGRAFI PADA SMS MOBILE DENGAN

Super-Playfair, Sebuah Algoritma Varian Playfair Cipher dan Super Enkripsi

Studi dan Perbandingan Berbagai Macam Algoritma Cipher Transposisi

PENGAMANAN MENGGUNAKAN METODE VIGENERE CIPHER

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi(arjana, et al. 2012):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

Rancangan Algoritma Shift Vigenere Cipher

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE

Analisis Frekuensi pada Teks Bahasa Indonesia Dan Modifikasi Algoritma Kriptografi Klasik

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN KUNCI GESER METODE ENKRIPSI BLOK

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

Penggunaan Fungsi Rasional, Logaritma Kuadrat, dan Polinomial Orde-5 dalam Modifikasi Kriptografi Caesar Cipher

Studi Perbandingan Secom Cipher Dan VIC Cipher Terhadap Algoritma Kriptography Kunci Simetri Klasik

KRIPTOGRAFI DAN KRIPTANALISIS KLASIK

ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL M O D U L 1 P R A T I K U M CRYPTOGRAPHY PENYUSUN

Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi

Konversi Citra ke dalam Bentuk Teks Terenkripsi dengan Memanfaatkan Chiper Abjad Majemuk

Modifikasi Algoritma Caesar Cipher Menjadi SPICA-XB (Spinning Caesar dengan XOR Binary)

VIGENERE BIT SHIFT : SEBUAH PARADIGMA BARU

Algoritma Kriptografi Kunci Publik. Dengan Menggunakan Prinsip Binary tree. Dan Implementasinya

Enkripsi Teks dengan Algoritma Affine Cipher

Algoritma Enkripsi Playfair Cipher

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

Pergeseran Kemiringan pada Vigènere Chiper YulieAnneria Sinaga NIM :13504085 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: if14085@students.if.itb.ac.id Abstract Terdapat metode-metode untuk menentukan kunci Vigènere chiper, seperti Metode Kasiski untuk menentukan panjang kunci (n). Setelah mendapatkan panjang kunci, pemecahan kunci dapat dilanjutkan dengan teknik analisis frekuensi. Teknik ini dimulai dengan mengelompokan seluruh chiper berdasarkan urutan huruf dari kelompok huruf pertama sampai kelompok huruf ke-n. Kemudian teknik analisis frekuensi dilakukan pada setiap kelompok huruf. Metode dalam memecahkan chiperteks ini dapat dipersulit dengan melakukan metode penggeseran kemiringan pada Vigènere chiper. Pergeseran kemiringan pada Vigènere chiper dilakukan dengan menyusun plainteks menjadi bentuk segitiga siku-siku yang membesar di bagian bawah. Jumlah pergeseran menentukan kemiringan segitiga, semakin besar jumlah pergeseran maka kemiringan semakin besar. Tinggi segitiga dibatasi sebanyak 4 baris, apabila jumlah huruf plainteks melebihi 4 baris maka dibentuk segitiga baru lagi sampai akhir plainteks. Tujuan dilakukan pergeseran ini adalah untuk mempersulit kriptanalis pada saat menentukan panjang kunci dan melakukan pengelompokan huruf pada teknik analisis frekuensi. Sehingga untuk dekripsi chiper tidak hanya dibutuh kunci tetapi juga jumlah pergeseran m. Pada makalah akan dibahas mengenai konsep, implementasi dan pengujian metode penggeseran kemiringan pada Vigènere chiper ini. Serta dilakukan perbandingan-perbandingan kekuatan chiperteks dengan variasi-variasi lainnya pada metode ini yaitu dengan mencoba berbagai nilai m. Kata Kunci: Vigènere chiper, pergeseran, plainteks, chiperteks, metode kasiski. 1. PENDAHULUAN Vigènere chiper merupakan contoh terbaik dari chiper abjad-majemuk (polyalphabetic subtitution chiper) manual. Algoritma ini ditemukan oleh diplomat (sekaligus seorang kriptologis) Perancis, Blaise de Vigènere pada abad 16. Vigènere chiper digunakan oleh tentara Konfiderasi (Confiderate Army) pada Perang Sipil Amerika (American Civil War). Perang Sipil terjadi setelah Vigènere Chiper berhasil dipecahkan[1]. Vigènere chiper menggunakan bujursangkar Vigènere untuk melakukan enkripsi (lihat gambar 1). Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan huruf-huruf kunci, sedangkan baris paling atas menyatakan hurufhuruf plainteks[2]. Gambar 1 : Bujursangkar Vigènere Setiap baris bujursangkar menyatakan huruf-huruf chiperteks yang diperoleh dengan Caesar chiper, yang mana jauh pergeseran huruf plainteks ditentukan oleh nilai desimal dari huruf kunci tersebut (di sini, a=0, b=1, c=2,,z=25). Sebagai contoh huruf kunci c (=2) menyatakan huruf plainteks digeser sejauh 2 huruf ke kanan (dari susunan alfabetisnya) [1]. Kunci digunakan secara berulang-ulang, misalnya kunci yang digunakan adalah KEY maka : Kunci: KEYKEYK Plainteks: MESSAGE Cipherteks: WIRCEEO Vigènere chiper tidak menerapkan teknik diffusion sama sekali, chiper ini hanyalah variasi dari Caesar chiper. Chiper ini diperkirakan tidak dapat dipecahkan selama kurang lebih 300 tahun, sampai akhirnya pada tahun 1863, Feidrich Kasiski berhasil menemukan metode untuk memecahkannya [3]. Metode ini ditemukan berdasarkan kenyataan bahwa kunci mengalami perulangan dan bahasa pada umumnya mengalami perulangan juga. Apabila diberikan pesan yang jauh lebih panjang dari pada kunci, maka kunci akan beberapa kali mengenkripsi himpunan huruf yang sama dengan himpunan huruf sebelumnya yang dienkripsi dengan kunci yang sama [4]. Hal ini menciptakan pola yang sederhana dari perulangan sekumpulan huruf. Dengan mencari frekuensi antara sekumpulan huruf yang berulang tersebut dan memfaktorkannya kita dapat

menemukan panjang kunci yang diiginkan. Dengan didapatkannya panjang kunci, maka kunci akan mudah ditemukan dengan menggunakan teknik analisis frekuensi. Teknik analisis frekuensi pada sekumpulan huruf Caesar chiper dapat digunakan untuk menemukan kunci, dengan didapatkannya panjang kunci melalui metode Kasiski. Dengan adanya komputer, Vigènere chiper menjadi semakin mudah untuk dipecahkan. Kebanyakan chiperteks dapat dipecahkan dalam waktu singkat meskipun memiliki kunci yang panjang. Akibatnya Vigènere chiper tidak lagi dipercaya dapat memberikan standar keamanan. Oleh karena itu, kriptanalis dapat dipersulit dalam menentukan kunci dengan menggunakan metode penggeseran kemiringan pada Vigènere chiper. Pergeseran kemiringan pada Vigènere chiper dilakukan dengan menyusun plainteks menjadi bentuk segitiga siku-siku yang membesar di bagian bawah. Jumlah pergeseran menentukan kemiringan segitiga, semakin besar jumlah pergeseran maka kemiringan semakin besar. Tinggi segitiga dibatasi sebanyak 4 baris, apabila jumlah huruf plainteks melebihi 4 baris maka dibentuk segitiga baru lagi sampai akhir plainteks. Tujuan dilakukan pergeseran ini adalah untuk mempersulit kriptanalis pada saat menentukan panjang kunci dan melakukan pengelompokan huruf pada teknik analisis frekuensi. Sehingga untuk dekripsi chiper tidak hanya dibutuh kunci tetapi juga jumlah pergeseran. 2. PERBANDINGAN ANTARA VIGÈNERE MURNI DENGAN VIGÈNERE YANG MENGGUNAKAN PERGESERAN 2.1. Vigènere Chiper Pada chiper abjad majemuk, subtitusi huruf diambil dari alfabet yang berbeda, tergantung dari lokasi huruf plainteks saat ini. Berikut akan diberikan ilustrasi dalam melakukan enkripsi dengan Vigènere chiper. Untuk penjelasan mengenai metode ini kita gunakan angka 0-25 untuk mensubtitusikan huruf A-Z [5]. Semua tanda baca dan spasi diabaikan. a b C d e f g h i j k l m 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 n o P q r s t u v w x y z 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Untuk setiap huruf ke-i plainteks Pi yang diberikan memiliki subtitusi huruf chiperteks ke-i Ci dengan rumus sebagai berikut : Ci = (Pi + ki)mod26 (1) Dimana Ki adalah huruf ke-i pada kunci. Akan tetapi Sebagai contoh, terdapat plainteks yang berisi A quick brown fox jumps dan kunci yang digunakan adalah my key sequence. Di bawah ditunjukan perulangan kunci yang dituliskan di bawah huruf plainteks dengan urutan yang sama. Di bawah plainteks dan kunci dituliskan angka-angka yang berkorespondensi dengan setiap hurufnya. A Q U I C K B R O W N F O X J U M P S 00 16 20 08 02 10 01 17 14 22 13 05 14 23 09 20 12 15 18 K E Y K E Y K E Y K E Y K E Y K E Y K 10 04 24 10 04 24 10 04 24 10 04 24 10 04 24 10 04 24 10 --------------------------------------------------------------------------------- K U S S G I L V M G R D Y B H E Q N C 10 20 18 18 06 08 11 21 12 06 17 03 24 01 07 04 16 13 02 Sekumpulan huruf di bawah garis horizontal adalah chiperteks. Sebagai contoh, huruf ketiga plainteks U (=20) dan huruf pertama kunci Y (=24) bila dijumlahkan jumlahnya adalah 44 kemudian dimodulo 26 sesuai persamaan (1) sehingga menghasilkan 18 yang berdistribusi dengan huruf S. Untuk dekripsi chiperteks digunakan rumus sebagai berikut: Pi = (Ci - ki)mod26. (2) Sebagai contoh, huruf terakhir dari chiperteks C(=02), dikurangi huruf K(=10) pada kunci menghasilkan nilai -8 dengan menggunakan mod 26 sesuai persamaan (2), kita tambahkan 26 sehingga hasil yang diperoleh adalah 18 yaitu huruf S. Selain cara di atas, proses enkripsi dan dekripsi dapat dilakukan dengan menggunakan bujursangkar Vigènere. Bujursangkar Vigènere sangat membantu proses chipering yang dilakukan secara manual karena setiap huruf plainteks dan kunci sudah dipetakan menjadi sebuah huruf chiperteks [4]. Sehingga tidak diperlukan perhitungan matematis dalam chipering secara manual. 2.2. Vigènere dengan Pergeseran Vigènere dengan pergeseran kemiringan merupakan modifikasi dari Vigènere chiper biasa. Letak perbedaan dari kedua algoritma ini ialah pada subtitusi huruf plainteks dengan huruf kunci. Pada Vigènere chiper biasa setiap huruf plainteks dipasangkan dengan huruf kunci dengan urutan yang sama. Sedangkan pada metode pergeseran ini plainteks disusun dahulu dalam bentuk segitiga dengan suatu nilai pergeseran m, kemudian setiap barisnya dilakukan subtitusi dengan kunci seperti pada

Vigènere chiper biasa. misalnya : Dengan pergeseran m = 1: Plainteks kunci chiperteks A key K QU key AY ICK key SGI BROW key LVMG N key X FO key PS XJU key HNS MPS key WTQ Dengan pergeseran m = 2: Plaintekeks kunci chiperteks AQ key KU UICK key EMAU BROWNF key LVMGRD OXJUMPS key YBHEQNC Baris pertama segitiga selalu dimulai dengan sebuah huruf pertama plainteks, baris ini kita sebut bi, kemudian baris berikutnya b i+1 berjumlah 1+ (m*i). Jumlah baris pada sebuah segitiga dibatasi menjadi 4 baris saja. Jumlah baris ditentukan menjadi hanya 4 baris tanpa memiliki maksud tertentu. Apabila kunci yang digunakan adakah rangkaian huruf yang sama seperti AAAA atau BBBB maka hasil Vigènere chiper dengan pergeseran dan tanpa pergeseran akan sama. Hal ini disebabkan oleh pergeseran yang terjadi tidak memiliki pengaruh apapun karena setiap huruf tetap dikenai huruf kunci yang sama. Pergeseran ini akan menyulitkan kriptanalis pada saat akan menentukan panjang kunci, karena kunci tidak digunakan secara berulang-ulang pada jarak yang sama. Selain itu kriptanalis juga akan mengalami kesulitan dalam melakukan pengelompokan huruf pada metode analisis frekuensi. 2.3. Algoritma Berikut adalah algoritma enkripsi plainteks dengan metode Vigènere dengan pergeseran. Algoritma ini menyusun plainteks ke dalam bentuk segitiga sikusiku dengan jumlah pergeseran jumpeg. Segitiga yang dibentuk akan memiliki tinggi 4 baris dan alas sepanjang 4 * jumpeg. Dan fungsi enkripsi Encrypt adalah fungsi yang melakukan subtitusi antara plainteks (setiap baris yang telah mengalami pergeseran) dengan kunci. int i = 0; while (i<plainteks.length) int j = 1; while (j<5 & i<plainteks.length) int k =0; plaintemp = null; chipertemp = null; while ( k < (jumpeg * j) & i<plainteks.length) plaintemp += plainteks[i]; i++; k++; chipertemp = Encrypt(plainTemp, kunci); chipertemp2 += chipertemp; j++; chiperteks = chipertemp2; return chiperteks; Fungsi Encrypt merupakan fungsi enkripsi yang juga digunakan pada enkripsi dengan menggunakan metode Vigènere chiper biasa. Fungsi ini menerima parameter plainteks P dan kunci key. for (int i = 0; i < P.Length; i++) encrypt += Convert.ToString (Convert.ToChar( (Convert.ToInt16(key[i%key.Length]) + Convert.ToInt16(P[i])) % 65536)); return encrypt; Berikut adalah algoritma dekripsi plainteks dengan metode Vigènere dengan pergeseran. Algoritma ini menyusun plainteks ke dalam bentuk segitiga sikusiku dengan jumlah pergeseran jumpeg. Segitiga yang dibentuk akan memiliki tinggi 4 baris dan alas sepanjang 4 * jumpeg. Dan fungsi enkripsi Decrypt adalah fungsi yang melakukan subtitusi antara chiperteks (setiap baris yang telah mengalami pergeseran) dengan kunci int i = 0; while (i < chiperteks.length) int j = 1; while (j< 5 & i <chiperteks.length) int k = 0; plaintemp = null; chipertemp = null; while (k < (jumpeg * j) & i < chiperteks.length) chipertemp += chiperteks[i]; i++; k++; plaintemp = Decrypt(chiperTemp, kunci);

plaintemp2 += plaintemp; j++; plainteks = plaintemp2; return plainteks; Fungsi Decrypt merupakan fungsi dekripsi yang juga digunakan pada enkripsi dengan menggunakan metode Vigènere chiper biasa. Fungsi ini menerima parameter chiperteks C dan kunci key. for (int i = 0; i < C.Length; i++) decrypt += Convert.ToString (Convert.ToChar( ((Convert.ToInt16(C[i]) - Convert.ToInt16(key[i %key.length])) % 65536))); 2.4 Kriptanalisis Metode Kasiski yang digunakan untuk menetukan panjang kunci pada Vigènere chiper adalah dengan mamanfaatkan kuntungan bahwa bahasa inggris tidak hanya mengandung perulangan huruf tetapi juga perulangan pasangan huruf atau triple huruf seperti TH,THE, dan sebagainya [1]. Terdapat kemungkinan perulangan ini menghasilkan kriptogram yang berulang. Perhatikan contoh di bawah ini: Plainteks : THE QUICK FOX A QUICK Kunci : KEY KEYKE YKE Y KEYKE Chiperteks : DLC AYGMO DYB Y AYGMO Pada contoh diatas, QUICK dienkripsi menjadi kriptogram yang sama, yaitu AYGMO. Tetapi kasus tersebut tidak selalu terjadi. Hal tersebut bisa terjadi karena jarak antara kata yang berulang adalah kelipatan dari panjang kunci, maka kata yang sama tersebut akan muncul menjadi kriptogram yang sama pula pada chiperteks. Untuk kasus di atas, jarak antara Q dengan Q adalah 9 yang merupakan kelipatan dari panjang kunci yaitu 3. Untuk mendapatkan panjang kunci, semua jarak antara kriptogram yang berulang dihitung. Setelah mendapatkan jarak-jarak antara kriptogram yang berulang, tentukan faktor pembagi yang beririsan dari jarak-jarak tersebut. Kemungkinan besar irisan tersebut merupakan panjang kunci atau kelipatannya[1]. kelompok huruf dengan urutan ke-panjang kunci. Analisis frekuensi terus dilakukan sampai kelompok huruf terakhir sehingga didapatkan kunci yang dicari. Metode pergeseran kemiringan pada Vigènere chiper dapat mempersulit kriptanalis pada saat akan menentukan panjang kunci karena kunci tidak digunakan secara berulang-ulang pada jarak yang sama. Akan tetapi bukan berarti chiper ini tidak dapat dipecahkan. Pola yang sama dapat terjadi apabila ukuran chiperteks cukup panjang dan jumlah pergeserannya besar. Misalnya dengan jumlah pergeseran lebih besar atau sama dengan panjang chiper atau pergeseran sebanyak panjang kunci, metode ini menjadi tidak berguna, karena plainteks kembali menggunakan kunci secara berulang-ulang pada jarak yang sama, sehingga sifat chiper menjadi kembali seperti Vigènere biasa. 2.5 Implementasi Aplikasi Vigènere Geser merupakan implementasi dari metode Vigènere chiper dengan pergeseran kemiringan. Aplikasi ini menerima dua mode operasi yaitu Vigènere biasa dan Vigènere bergeser untuk memperlihatkan perbandingan antara chiperteks yang dihasilkan dengan kedua metode tersebut. Aplikasi ini membaca plainteks, chiperteks, dan kunci sebagai huruf kecil dan mengabaikan spasi. Hal ini ditujukan untuk memudahkan subtitusi urutan huruf A- Z dengan urutan angka dari 0-25. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut adalah hasil penggunaan aplikasi yang telah diimplementasi dengan dua mode operasi yaitu Vigènere biasa dan Vigènere bergeser. Hasil dari penggunaan aplikasi ini dapat menunjukan perbandingan antara mode Vigènere biasa dan Vigènere dengan pergeseran, selain itu juga akan dilakukan perbandingan antara penggunaan jumlah pergeseran yang berbeda-beda. Berikut ditunjukan metode Vigènere biasa Chiperteks : kussgilvmgrdybheqnc Setelah mendapatkan panjang kunci kita dapat memecahkan kunci dengan teknik analisis frekuensi. Plainteks dibagi-bagi menjadi kelompok huruf sebanyak panjang kunci. Kelompok huruf pertama merupakan huruf-huruf dengan urutan pertama pada kelompok huruf yang telah dikelompok sepanjang kunci. Pengelompokan ini terus dilakukan sampai

Gambar 2 : Metode Vigènere biasa jumlah pergeseran 1. Chiperteks : kaysgilvmgxpshnswtq Gambar 5 : Vigènere bergeser dengan pergeseran > panjang plainteks Gambar 3 : Vigènere bergeser dengan pergeseran 1 jumlah pergeseran = jumlah huruf kunci. Chiperteks : kussgilvmgrdybheqnc Dari hasil pergeseran sebanyak 20 huruf di atas dapat disimpulkan apabila pergeseran dilakukan sama besar atau lebih besar dari panjang plainteks maka pergeseran tidak akan berarti apa-apa karena plainteks habis pada baris pertama sehingga tidak terjadi pembentukan segitiga. 4. KESIMPULAN Metode pergeseran kemiringan ini merupakan modifikasi dari Vigènere chiper yang dilakukan untuk menutupi kelemahannya yaitu perulangan kunci dengan jarak yang sama. Metode ini digunakan untuk mempersulit kriptanalis dalam menentukan kunci dengan metode pemecahan yang sudah ada. Akan tetapi metode ini menjadi tidak berguna apabila jumlah pergeseran yang dilakukan lebih besar atau sama dengan panjang chiper dan sama dengan panjang kunci. Jumlah pergeseran yang disarankan untuk mendapatkan manfaat maksimal dari metode ini adalah lebih kecil dari panjang kunci. DAFTAR REFERENSI Gambar 4 : Vigènere bergeser dengan pergeseran = panjang kunci Hasil enkripsi dari Vigènere dengan pergeseran 3 atau sama dengan panjang kunci menunjukan hasil yang sama dengan hasil enkripsi Vigènere biasa. Hal ini disebabkan oleh jumlah huruf pada setiap baris segitiga adalah kelipatan panjang kunci, sehingga kunci digunakan berulang-ulang pada plainteks tanpa pergeseran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pergeseraan akan tidak berguna apabila dilakukan pergeseran sebanyak panjang kunci. jumlah pergeseran =20. Chiperteks : mcssoilvmilpsvbyybq [1] Munir, Rinaldi. Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi. Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. 2006. [2] How The Vigènere Chiper Works : A Detailed Explanation into an Important Cryptographic HistoricalDiscovery. https://www.securetrust.com/resources/vigenereci pherdetails/. Tanggal akses 18 Oktober 2007, pukul 17.00 [3] Wilson, I. Philip, M. Garcia. A Modified Version of the Vigenère Algorithm, IJCSNS International Journal of Computer Science and Network Security, VOL.6 No.3B, March 2006 [4] Schineier, B. Applied Cryptography. John Wiley and Sons Inc. New York, New York, 1995. [5] Faith, Chao. The Vigènere Chiper. Department of Mathematics, Golden Gate Universitiy. 2006.