BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BALAM JAYA KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. KM2 yang dilewatiolehjalan Negara sepanjang 36 KM kearah Barat dan+ 6

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PALUNG RAYA. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Palung Raya

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dijelaskan dalam undang - undang Nomor 17 tahun 2007 tentang rencana

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, status gizi masyarakat. angka morbiditas, dan angka mortalitas (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008). Negara di seluruh dunia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, memenuhi pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan dan mendorong kesetaraan gender, menurunkan angka kematian balita, meningkatkan kualitas kesehatan ibu melahirkan, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain, menjamin kelestarian lingkungan dan gaya hidup dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Tantangan untuk memenuhi delapan tujuan diatas tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Komitmen tersebut di kenal dengan Suistinable Development Goals (SDGs). Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2020 adalah meningkatkan kesadaran, kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujut derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, Bangsa dan

2 Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, melalui kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal diseluruh Indonesia (Almazini, 2010). Seiring perkembangan zaman, departemen kesehatan telah melaksanakan beberapa program untuk menunjukkan berbagai dampak positif dibidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat tingginya angka harapan hidup. Setiap individu pasti berkeinginan untuk dapat terus hidup sehat dan kuat sampai tua, untuk mencapainya salah satu cara yang dapat dilakukan adalah perilaku hidup sehat. Adanya perubahan pola hidup sehat membawa konsekuensi terhadap perkembangan penyakit degeneratif, salah satunya adalah Hipertensi (Haryono, 2013). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2013). Sebanyak 90% kasus hipertensi yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun dapat juga disebabkan oleh penyakit sekunder yang berupa akibat DM, penyakit jantung, ginjal, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun kehamilan. Sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang

3 tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik, stres, dan merokok (Andini, 2014). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai salah satu penyakit degeneratif. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti stroke sehingga dapat menimbulkan kematian (Gunawan, 2012). Untuk mengatasi penyakit hipertensi digunakan beberapa terapi salah satunya adalah terapi herbal. Terapi herbal adalah pengobatan yang berasal dari seluruh atau sebagian dari tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat. Tanaman telah berkemampuan untuk mensintesis senyawa kimia yang membantu pertahanan diri dari berbagai penyakit. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat herbal hipertensi adalah seledri, ketimun, mengkudu, rumput laut dan daun salam (Samsudin, 2014). Daun salam biasanya dimanfaatkan sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya digunakan sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu dan buahnya dapat dimakan. Tanaman ini berkhasiat sebagai obat hipertensi, sebagai analgetik, obat maag dan penyakit diabetes melitus. Kandungan senyawa flavonoid yang ada di dalam daun salam dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi, menurunkan kadar gula darah dan kadar kolesterol (Candra, 2013). Daun salam merupakan salah satu jenis bumbu makanan dengan senyawa yang sulit dicerna oleh tubuh dan dapat menyebabkan efek

4 konstipasi seperti sulit buang air besar. Hal ini terjadi karena proses pencernaan yang lambat sehingga buang air besar pun akan terasa lama dan sulit. Jika daun salam digunakan sebagai obat dan mengonsumsinya dalam intensitas yang rutin dan jumlah yang besar penderita darah tinggi maka rentan terkena efek samping (Cahyani, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2012) dengan judul efek air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah sistol dan diastol pada laki-laki dewasa. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata tekanan darah sesudah meminum air rebusan daun salam 105,20/71,80 mmhg, lebih rendah dari pada sebelum meminum air rebusan daun salam sebesar 138,83/77,93 mmhg (p < 0,01). Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (WHO, 2011). Sementara itu, di Provinsi Riau periode 2013 2014 tercatat masih tinggi, yaitu mencapai 24%. Padahal tahun 2010 2011 dapat diturunkan 7,9%, tapi justru terjadi penambahan tahun 2012 menjadi 11,4% dan tahun 2013 terus meningkat menjadi 24%. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas setiap tahun akibat penyakit hipertensi terutama jika penyakit ini tidak dapat dikontrol secara teratur (Profil Kesehatan Riau, 2012).

5 Laporan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar penderita hipertensi tahun 2015, menunjukkan bahwa penderita hipertensi diseluruh wilayah Kabupaten Kampar sebesar 22.516 jiwa, di lihat dari urutan 10 besar, Tambang menempati urutan tertinggi yang menderita hipertensi sebanyak 4.504 (20,0%) setelah itu diikuti Puskesmas Kampar 2.286 (10,1%) dan Puskesmas Kampar Timur 1.740 (7,72%). Data kejadian hipertensi dari Puskesmas Kampar Timur tahun 2015 bisa di lihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 : Distribusi Frekuensi Penderita Hipertensi Menurut Golongan Umur Di Puskesmas Tambang Tahun 2015 No Desa Kasus Hipertensi Menurut Umur 36-44 Tahun 45-59 Tahun 60 Tahun 1 Tambang 112 124 130 2 Kuapan 90 136 119 3 Aur sati 56 79 78 4 Gobah 65 85 94 5 Padang Luas 82 109 92 6 Terantang 62 93 81 7 Rimbo panjang 78 103 75 8 Kualu 52 81 68 9 Teluk kenidan 48 67 62 10 Parit baru 56 74 50 11 Kemang indah 34 73 62 12 Tarai bangun 89 152 138 13 Kualu nenas 71 99 81 14 Sei piinang 110 125 102 15 Balam jaya 72 91 88 16 Pulau permai 98 89 90 17 Palung raya 130 115 104 Jumlah 1305 1685 1514 Sumber : Puskesmas Tambang Tahun 2015 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penyakit hipertensi tertinggi berada di Desa Tarai Bangun yaitu 152 orang dengan golongan umur yaitu pada umur 45-59 tahun. Obat-obat hipertensi sekarang ini masih belum

6 sepenuhnya memberikan jawaban atau solusi untuk para penderita. Selain harganya yang cukup mahal banyak efek samping yang ditimbulkan pada pemakaian obat- obatan ini. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat mulai mencari alternatif pengobatan yang lain Salah satunya melalui terapi herbal (Utami 2013). Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan dipuskesmas Tambang terhadap penderita hipertensi yang sudah berobat, dari 10 orang penderita hipertensi, 3 orang mengatakan pernah mencoba daun salam sebagai obat herbal penurun tekanan darah, 7 orang mengatakan bahwa mereka hanya mengetahui tanaman daun salam hanya digunakan sebagai bumbu masakan, mereka tidak mengetahui tentang daun salam bisa mengobati hipertensi, cara mengkonsumsi serta manfaat dari tanaman daun salam tersebut. Selama ini masyarakat penderita hipertensi hanya mengkonsumsi obat obat kimia untuk mengatasi hipertensi mereka yang tinggi tanpa memikirkan efek samping dari obat kimia tersebut. Berdasarkan latar masalah dan fenomena yang terjadi diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Usia 45-59 Tahun Di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambung Timur Tahun 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh

7 rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di desa Tarai Bangun wilayah kerja puskesmas Tambang tahun 2016? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum : untuk menganalisis pengaruh rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi usia 45-59 tahun di desa Tarai Bangun wilayah kerja puskesmas Tambang tahun 2016. 2. Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui karakteristik responden. b. Untuk mengetahui tekanan darah responden sebelum diberikan daun salam. c. Untuk mengetahui tekanan darah responden setelah diberikan daun salam. d. Untuk mengetahui apakah rebusan rebusan daun salam berpengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan untuk teori dan menambah hasil informasi ilmiah yang berhubungan dengan pengaruh pemberian rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian terkait dalam merancang penelitian selanjutnya.

8 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat dengan mengkonsumsi rebusan daun salam untuk penurunan tekanan darah