Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

dokumen-dokumen yang mirip
Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

Idea Nursing Journal Vol. IV No ISSN :

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BAYI 0-12 BULAN (BB/PB) DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANDRIANA, SST SYAFNIAR

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

MAULANA WIJAYA NIM. J

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA SOJOMERTO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN IBU TERHADAP LAMA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK DI JAKARTA TIMUR

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

Eva Silviana Rahmawati STIKES NU TUBAN ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.4, November 2017, hal

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

POLA ASUH GIZI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA KERJA PUSKESMAS SIRAIT KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Anita Puspitaningrum NIM :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA GIRIPURWO, WONOGIRI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA USIA 6-24 BULAN

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-23 BULAN DI KELURAHAN KLITREN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Transkripsi:

PENGARUH LAMA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOJATI KECAMATAN METRO BARAT Immawati Akper Dharma Wacana Metro ABSTRACT Background: Infant mortality rate less than 1 year old is very high. Half of the deaths were due to malnutrition and infectious diseases. Less nutritional causes include poor exclusive breastfeeding. Method: the design of this study using correlation method. Data were collected by using questionnaires about breastfeeding duration and weight weighing and toddler length. The data were compared with the NCHS anthropometric standard median. Result: from 125 respondents, 9 respondents did not give exclusive breastfeeding and from 116 respondents who gave exclusive breastfeeding, exclusive breastfeeding until the age of 6 months was 85 respondents (73.3%). Nutritional status based on body weight according to age, 77.6% good nutritional status Based on body length by age, 78.4% good nutritional status. Based on body length according to body weight 81.9% good nutritional status. Toddlers given exclusive breastfeeding until age 3 months, 31 respondents, 6.5% medium nutritional status, and 93.5% good nutritional status. While toddlers given exclusive breastfeeding until the age of 6 months, 21.2% moderate nutritional status and 78.8% good nutritional status. The percentage of infants exclusively breastfed for up to 3 months had greater nutritional status (93.5% of 31 respondents) than the percentage of good nutritional status exclusively breastfed to 6 months (78.8% of 85 respondents). Conclusion: The result of Pearson Chi-Square probability value (P) = 0.114. value (P) 0.114> α 0.05 which means there is no influence between the length of exclusive breastfeeding with nutritional status of children under five years old. Keyword: Exclusive breastfeeding, toddlers, nutritional status. Pendahuluan TIngkat kematian bayi berusia kurang dari 1 tahun masih tinggin per tahun. WHO (Word Health Organization) menyatakan, setengah dari angka kematian tersebut disebabkan gizi kurang dan penyakit infeksi. Salah satu penyebab gizi kurang adalah buruknya pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif memberikan manfaat luar biasa, antara lain: ASI eksklusif adalah makanan yang paling cocok untuk bayi yang dapat memberi asupan gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi (Utami, 2000). WHO (2000) juga menyatakan bahwa menyusui ASI adalah hal yang penting untuk kesehatan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hasil penelitian menunjukkan ASI mampu mencegah serangan penyakit pernafasan dan pencernaan. ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi sehingga bayi hanya mengeluarkan sedikit energi, energi yang selebihnya dapat

digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti pertumbuhan dan perkembangan (Harun, 2005). Berat badan waktu lahir dapat ditingkatkan dengan cara bayi sering menyusu pada ibunya (Supari, 2006). WHO menyatakan setiap tahunnya terdapat 1 1,5 juta bayi di dunia yang meninggal karena tidak diberi ASI. ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi sehingga bayi membutuhkan ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan di Brasil Selatan, bayi-bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena diare 1 2 kali lebih banyak dari bayi ASI eksklusif. ASI juga dapat menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi yang diberi ASI mempunyai kenaikan berat badan yang normal karena ASI dapat menghindarkan bayi dari kegemukan. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi ASI eksklusif normal. Hambatan utama penggunaan ASI menurut Roesli (2000) adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal biasa yang tidak perlu dipelajari, penerangan susu formula sangat bertubitubi bahkan kadang menyesatkan, cara menyusui yang kurang tepat, dan adanya mitos-mitos yang menyesatkan tentang ASI merupakan faktor-faktor penghambat pemberian ASI. Untuk itu pemberian ASI eksklusif masih perlu lebih ditingkatkan sehingga derajat kesehatan anak Indonesia terutama anak-anak di Lampung dapat ditingkatkan. Anak yang sehat tentu akan lebih mudah berkembangan kepandaian dibanding anak yang sering sakit (Roesli,2000). Anak ASI eksklusif akan menjadi sumber daya yang tangguh dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyojati Metro Barat. Bahan dan Metode Rancangan penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan tujuan mengetahui pengaruh lamanya pemberian ASI terhadap status gizi Balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner tentang lama pemberian ASI serta melakukan penimbangan berat badan Balita. Analisa data dilakukan dengan cara: untuk mengetahui status gizi Balita

menggunakan standar WHO-NCHS 1983 membandingkan BB/U, PB/U, dan BB/PB, kemudian menginterpretasikan hasil tersebut dengan median baku Antropometri NCHS. Untuk mengetahui pengaruh lama pemberian ASI dengan status gizi Balita dengan menggunakan teknik analisa statistic dengan rumus Uji Chi-Square, Hasil Karakteristik jenis kelamin Balita, usia ibu, dan tingkat pendidikan ibu dari responden yang berjumlah 125 orang dapat digambarkan sebagai berikut: karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin didapatkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki 72 balita (57,6%), karakteristik responden berdasarkan usia ibu didapatkan usia terbanyak adalah usia 21 25 tahun sebanyak 38 orang (30,4%) dan usia 26 30 tahun sebanyak 35 (28%). Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan SMA/SMEA/STM/SPG sebanyak 69 orang (55,2%). Pada variabel lama pemberian ASI dari 125 responden, hanya ada 9 (7,2%) responden menjawab tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Dari 125 responden sebanyak 85 responden (73,3 %) memberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Sisanya menyatakan memberi ASI eksklusif hanya sampai 3 bulan. Dalam status gizi balita, dari 125 responden yang ada, Balita diukur berat badan dan tinggi badan, sehingga dalam penilaian status gizi Balita juga disesuaikan dengan hasil penghitungan tersebut berdasarkan berat badan menurut umur, panjang badan menurut umur, dan berat badan menurut panjang badan. Tabel 1. Karakteristik status gizi Balita berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) di Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat, 2010 No Jenis Kelamin Status Gizi Jumlah Baik Sedang Kurang 1 Laki-laki 51 (75%) 14 (20,6%) 3 (4,4%) 68 (100%) 2 Perempuan 39 (81,3%) 8 (16,6%) 1 (2,1) 48 (100%) Tabel 2. Karakteristik status gizi Balita berdasarkan panjang badan menurut umur (PB/U) di Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat, 2010

No Jenis Kelamin Status Gizi Jumlah Baik Sedang Kurang 1 Laki-laki 53 (77,9%) 13 (19,1%) 2 (3%) 68 (100%) 2 Perempuan 38 (79,2%) 9 (18,7%) 1 (2,1%) 48 (100%) Tabel 3. Karakteristik status gizi Balita berdasarkan BB/PB di Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat, 2010 No Jenis Kelamin Status Gizi Jumlah Baik Sedang Kurang 1 Laki-laki 55 (80,9%) 13 (19,1%) 0 68 (100%) 2 Perempuan 40 (83,3%) 8 (26,7%) 0 48 (100%) Tabel 4. Gambaran status gizi Balita berdasarkan lama pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat, 2010 Lama Pemberian ASI Status Gizi Total Sedang Baik 0 3 bulan 2 (6,5%) 29 (93,5%) 31 (100 %) 0 6 bulan 18 (21,2%) 67 (78,8%) 85 (100 %) Total 20 (17%) 96 (83%) 116 (100 %) Tabel 5. Uji Chi-Square Value Df Asmp.Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 3.542 b 1.063 Continuity Correction 2.497 1.114 bayinya. Hal tersebut menurut 7 responden (78%) dikarenakan ASI yang tidak keluar dan 2 responden (22%) disebabkan karena bayi tidak mau menyusu ASI. Dari 116 responden yang memberikan ASI eksklusif mengatakan Pembahasan bahwa pemberian ASI eksklusif sesuai Secara umum dari 125 orang responden, dengan program pemerintah yaitu terdapat 9 orang responden yang tidak pemberian ASI dari bayi berusia 0 6 memberikan ASI eksklusif kepada bulan sebanyak 85 responden (73,3%).

Tingginya kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dikarenakan pemahaman ibu yang cukup baik akan pentingnya ASI eksklusif bagi bayi, terutama pada awal kehidupan bayi. Pemahaman akan pentingnya ASI eksklusif juga ditunjang oleh tingkat pendidikan responden yang sebagain besar pendidikan minimal SMA dan sederajat sebanyak 69 responden (55%). Kematangan usia ibu saat menyusui juga menjadi faktor pendukung berhasilnya program pemberian ASI eksklusif, 80% responden berada pada usia produktif yaitu 21 35 tahun. Status gizi Balita secara umum berada pada kategori gizi baik. Status gisi berdasarkan berat badan menurut umur, sebanyak 77,6 % Balita berada pada status gizi baik. Berdasarkan perhitungan panjang badan menurut umur, tidak ada Balita yang berada pada status gizi kurang (0%), sedangkan Balita pada status gizi baik sebanyak 81,9%. Kekurangan gizi kronis dapat diketahui dari pengukuran BB/U dan PB/U yang rendah, meskipun pengukuran BB/PB menunjukkan hasil yang normal. Dalam pengukuran BB/U dan PB/U yang dilakukan peneliti ditemukan adanya kasus gizi kurang, tetapi secara pengukuran BB/PB status gizi di wilayah Mulyojati berada pada status gizi baik. Gambaran status gizi baik tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 73,3% ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI sampai bayi berusia 2 tahun (82,8%), pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar (puting susu dan area hitam masuk ke dalam mulut bayi) sebanyak 47,7%, ibu memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi (tidak menunggu bayi menangis saja tetapi saat bayi lapar dan menangis) sebanyak 65,5%, dan waktu pemberian ASI oleh ibu pada masingmasing payudara sesuai dengan kapasitas mammae sehingga ASI dapat optimal diminum bayi selama 5 15 menit sebanyak 77,8%. Balita yang diberi ASI eksklusif sampai usia 3 bulan sebanyak 31 responden, dimana terdapat 93,5 % berstatus gizi baik. Balita yang diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak 85 responden, 78,8% Balita dalam status gizi baik. Hal ini berarti bahwa meskipun ASI eksklusif hanya diberikan sampai bayi berusia tiga bulan ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan berat badan dan panjang badan, dibuktikan dengan prosentase Balita yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 3 bulan mempunyai status gizi baik lebih besar (93,5% dari 31

responden) dibandingkan prosentase status gizi baik balita yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan (78,8% dari 85 responden). Dari hasil penghitungan Pearson Chi- Square didapatkan hasil analisis : Nilai hitung χ 2 Continuity Correction = 2497 dengan nilai probabilitas (P) = 0,114. Nilai (P) 0,114 > α 0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara lamanya pemberian ASI eksklusif dengan status gizi Balita. Daftar Pustaka Aritonang, I. (2004). Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan Balita. Jakarta : Rineka Cipta. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Roesli, U. (2004). Berikan ASI hanya untuk Bayi Anda. WWW. Compas.com. Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Buku saku untuk Bidan. Jakarta : EGC. Soetjiningsih. (1997). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. Supariasa, I.D.N. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Yahya, H. (2005). Cairan Ajaib : Air Susu Ibu. Harun Yahya International. Kesimpulan Dari 125 responden, Balita yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 116 Balita sedangkan 9 ibu tidak memberikan ASI eksklusif dengan berbagai alasan. Prosentase Balita yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 3 bulan mempunyai status gizi baik lebih besar dibandingkan prosentase status gizi baik pada Balita yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Dengan demikian tidak ada pengaruh antara lama pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi Balita. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang lama pemberian ASI eksklusif yang efektif untuk meningkatkan status gizi