KENAIKAN TARIF PAJAK DAERAH KOTA BATAM, ASOSIASI PENGUSAHA MINTA PENUNDAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

KEPASTIAN HUKUM DAN TANGGUNG GUGAT ATAS DISKRESI

Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan

TINJAUAN HUKUM TENTANG DISKRESI PEJABAT PEMERINTAHAN, LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG TERKAIT DISKRESI MENURUT UUAP

Diskresi dalam UU Administrasi Pemerintahan. Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D.

PEMUTAKHIRAN DATA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DIREKTORAT PENDAPATAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR OLEH PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat

RENCANA KERJA SKPD JANGAN ASAL JADI

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 14 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 867 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

DIBERI WAKTU 60 HARI UNTUK MENGEMBALIKAN KERUGIAN NEGARA, TEMUAN BPK TAK BISA LANGSUNG DIUSUT JAKSA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH NOMOR 05 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

DPRD SEGERA BENTUK PANSUS TEMUAN BPK

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BULULUKUMBA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Nomor : 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK HIBURAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK HIBURAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

APBD BANTEN 2013 CAPAI RP6.052 TRILIUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, pembangunan yang merata di Indonesia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur.

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT NOMOR : 23 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2011

Pdengan Persetujuan Bersama

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000 T E N T A N G

KOTA NOMOR SERI : A TENTANG APBD, a. bahwa. pelaksanaan. Menimbang. antar. perubahan APBD (APBD) yang

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi,

PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PROVINSI JAWA TENGAH

SEKILAS PAJAK DAERAH DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 8 TAHUN TENTANG PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

KENAIKAN TARIF PAJAK DAERAH KOTA BATAM, ASOSIASI PENGUSAHA MINTA PENUNDAAN Interactiveaccounting.com.au Pemerintah Kota (Pemko) Batam memastikan mulai menerapkan kenaikan tarif pajak daerah 1 berdasarkan Peraturan Daerah 2 (Perda) nomor 7 tahun 2017 tentang Pajak Daerah, hari Rabu (1/3). Mulai diterapkan, Februari kan batas waktu terakhir (penundaan), kalau tidak ada perubahan ya tetap jalan, kata Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Batam, Raja Azmansyah, Selasa (28/2). Ia menyampaikan, pelaksanaan tersebut semata-mata menjalankan Perda yang merupakan produk bersama DPRD 3 Batam dan Pemko Batam. Dalam aturan penundaan beberapa waktu lalu, batas akhir penundaan yakni akhir Februari. Nah februari kan sampai tanggal 28, seperti itulah (diterapkan), ucapnya. Soal penundaan ditengah jalan karena ada pihak yang keberatan, ia mengatakan tetap komit pemberlakuan, apalagi hingga kini belum ada pihak yang secara resmi 1 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) 2 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota. (Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) 3 DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014) Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 1

menyampaikan keberatan ke Pemko Batam. Misal di jalan ada perubahan, kami akan ikuti arahan lebih lanjut, imbuhnya. Terkait pihak yang mengaku belum mengajukan keberatan dengan alasan tidak diinformasikan, Raja mengaku heran, pasalnya Perda tersebut pembahasannya lama dan melibatkan berbagai unsur terkait. Perda ini sudah dua tahunan, dulu juga menunggu persetujuan pusat sekitar satu tahunan, paparnya. Sementara itu, Walikota Batam Muhammad Rudi mengatakan belum ada pihak yang menyampaikan keberatan atas kenaikan pajak tersebut secara resmi ke Pemko Batam. Maka dari itu, hingga kini belum ada pembahasan yang dapat menghasilkan aturan baru. Sebelum ada aturan untuk dibatalkan atau ditunda, jalan terus, ucap dia. Menurutnya, jika DPRD Batam merestui penundaan sudah pasti Pemko Batam akan menunda kenaikan pajak. Intinya yang penting ada aturan yang mengatur, dan pembahasannya harus kami dan DPRD Batam, pungkasnya. Di lain pihak, pengusaha tempat hiburan di Batam mendukung permintaan Gubernur Kepri Nurdin Basirun yang meminta Pemerintah Kota Batam menunda kenaikan pajak hiburan 4 malam. Alasannya tempat hiburan saat ini sepi pengunjung. Jujur saja, pajak yang sebelum ada kenaikan saja sudah memberatkan kita. Apalagi kondisi saat ini, memang tambah berat dan tidak sanggup. Jadi apa yang sudah disampaikan Pak Gubernur sudah sangat tepat, kata Ketua Asosiasi Jasa Hiburan (Ajahib) Kota Batam, Gembira Ginting, Senin (5/3). Menurut Gembira, seharusnya pemerintah berupaya mendatangkan banyak wisatawan ke Batam dengan durasi tinggal yang lama. Bukan seperti saat ini yang kadang hanya singgah sebentar di Batam. Jarang yang long stay. Bahkan kadang mereka tidak bermalam di Batam. Hanya wisman dari Korea yang lama di Batam tapi mereka tidak suka karaoke atau ke diskotek, tambahnya. Ia berharap Wali Kota Batam Muhammad Rudi bisa mendengarkan keluhan pengusaha untuk menunda kebijakan yang menurutnya tidak tepat diberlakukan saat ini. Tunggu perekonomian membaiklah baru diterapkan, katanya. 4 Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. (Pasal 1 angka 24 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 2

Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk juga meminta agar pemerintah menunda kenaikan pajak tempat hiburan karena sangat memberatkan pengusaha. Menurut dia, seharusnya pemerintah menggelar pertemuan dengan pihak terkait untuk membicarakan ini. Harus dibicarakan lagi. Bukan hanya waktu penerapannya yang tak tepat, tapi juga besarannya. Pengusaha harus diajak bicara, katanya. Minta Surat Resmi Pengusaha Walikota Batam Muhammad Rudi tetap pada pendiriannya. Ia tetap akan menaikkan pajak tempat hiburan sesuai amanah Perda Nomor 7/2017 tentang Pajak Daerah. Ia menegaskan tidak bisa membuat keputusan sebelum mendapat surat resmi dari pengusaha terkait penolakan mereka terhadap tarif baru pajak daerah. Apalagi ini sudah Maret, orang tidak minta (bersurat resmi) tak mungkin saya bisa laksanakan (penundaan tarif), ucap Rudi di Kantor Walikota Batam, Senin (5/3) siang. Ia tak menampik pernyataan keberatan pengusaha yang beredar di media-media Batam. Namun ia tetap menunggu surat resmi untuk diteruskan ke DPRD Batam. Menurutnya, mesti diteruskan ke DPRD karena Perda merupakan produk hukum yang dihasilkan dari pembahasan bersama DPRD Batam. Surat tidak ada, makanya belum bicara ini, tambahnya. Ia menyampaikan, surat tersebut selain sebagai dasar pembicaraan dengan DPRD Batam juga diperlukan ketika ada permasalahan yang timbul di kemudian hari. DPRD pasti minta surat dari pengusaha, kalau mereka minta dan tidak ada surat dari pihak yang keberatan, saya mau kasih apa, jelasnya. Ketika ditanya apakah Walikota bisa menggunakan hak diskresi 5 kepala daerah untuk menunda kenaikan pajak seperti yang tertuang dalam Perda Batam Nomor 7 tahun 2017 tentang Pajak Daerah, Rudi menyampaikan diskresi hanya bisa diambil sebelum aturan tersebut menjadi Perda atau untuk aturan yang hanya menjadi kewenangan Pemko Batam. Nah yang sekarang, Perda yang kami laksanakan yakni yang menjadi kesepakatan dan disahkan DPRD Batam, imbuhnya. 5 Diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan. (Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan) Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 3

Senada dengan Walikota Batam, DPRD Kota Batam juga menyebutkan permintaan penundaan kenaikan pajak hiburan oleh Gubernur Kepri, harus disertai surat resmi kepada Walikota dan DPRD Batam. Sebab, Perda Pajak Daerah tersebut merupakan produk daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh kedua lembaga pemerintahan ini. Bisa saja ditunda, tapi harus ada surat resmi dong. Alasan penundaannya apa dan sebagainya, kata Wakil Ketua Komisi 6 II DPRD Kota Batam, Sallon Simatupang, Senin (5/3). Menurut dia, sampai saat ini belum ada permintaan penundaan Perda Pajak Daerah oleh Pemprov Kepri. Bahkan ia baru mengetahui jika Gubernur Kepri meminta agar kebijakan-kebijakan ekonomi yang sulit untuk ditunda. Belum ada surat kalau minta tunda. Begitu juga dari kalangan pengusaha hiburan, kalau merasa keberatan ya sampaikan dan surati Walikota dan DPRD Batam, tutur dia. Artinya dasar penundaan harus memiliki kajian. Karena APBD 7 kita bersumber dari pajak ini, lanjut Sallon. Pertanyaannya, sambung Sallon, apakah Gubernur sudah menghitung sisi negatif jika pajak ini ditunda. Apalagi besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8 baik melalui pajak dan retribusi daerah 9, dihitung berdasarkan kenaikan pajak tersebut. Politisi Nasdem ini khawatir jika penundaan pajak ini diberlakukan akan berimplikasi terhadap defisit anggaran 10. Sebab, defisit tahun 2017 lalu sudah sangat mempengaruhi kondisi APBD. Ditambah lagi dengan tidak diberlakukannya kenaikan pajak daerah ini. Imbasnya, 6 Komisi adalah Alat kelengkapan DPRD Kabupaten/kota (Pasal 375 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPRD, DPD dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014) 7 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara) 8 Pendapatan Asli Derah (PAD) terdiri atas: a. pajak daerah; b. retribusi daerah; c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. lain-lain PAD yang sah. (Pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah) 9 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. (Pasal 1 angka 64 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) 10 Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah. (Glosarium peraturan.bpk.go.id) Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 4

banyak pembangunan yang sudah direncanakan menjadi tertunda akibat defisit, terang dia. Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Uba Ingan Sigalingging menilai, secara teknis Perda Pajak wajib dijalankan. Namun begitu ada diskresi yaitu keputusan yang diambil atas hal untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi pemerintahan. Keputusan ini terkait peraturan undang-undang yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas. Kalau misalnya mau ditunda harus lewat diskresi. Tapi alasannya pun harus jelas, kata Uba, Kamis (1/3). Menurut dia, menggunakan diskresi sesuai dengan tujuannya merupakan salah satu hak yang dimiliki pejabat pemerintahan dalam mengambil keputusan atau tindakan. Pejabat pemerintahan yang melakukan diskresi di sini adalah unsur yang melaksanakan fungsi pemerintahan, seperti Walikota. Intinya ada aturan hukum yang menjadi dasar dari pelaksanaan di lapangan, tuturnya. Keberatan Pengusaha Keberatan terhadap penyesuaian pajak daerah sebagaimana di Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017, kembali disampaikan sejumlah kalangan pengusaha. Kali ini mereka mengadukan nasibnya ke DPRD Kota Batam. Pengusaha di bidang pariwisata, seperti dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Spa Indonesia (ASPI) itu melakukan pertemuan di DPRD Kota Batam, Senin (26/3/2018). Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Hendra Asman yang ikut menerima kedatangan asosiasi pengusaha itu mengatakan, perwakilan pengusaha meminta penundaan kenaikan pajak yang sudah diberlakukan Maret ini. Pasalnya, saat ini mereka kesulitan dari sisi penghasilan, baik untuk spa maupun tingkat hunian. "Mereka bilang, untuk bertahan saja sudah syukur. Ini yang menjadi perhatian kami," kata Hendra kepada wartawan. Karena kondisi ini pula, mereka meminta kebijakan dari pemerintah untuk menunda penerapan penyesuaian pajak daerah itu. "Ini akan jadi pertimbangan yang kami sampaikan kepada Pemko Batam," ujarnya. Selain meminta agar penerapan pajak daerah ditunda, perwakilan pengusaha yang datang juga berharap agar pemerintah memperbanyak kegiatan pariwisata di tingkat Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 5

internasional. Dengan begitu, ekonomi masyarakat bisa terangkat. Itu juga berpengaruh pada tingkat hunian hotel. Sebelumnya diberitakan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Batam akan berkirim surat ke DPRD Kota Batam. Hal ini menindaklanjuti surat keberatan dari asosiasi pengusaha, agar Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 terkait pajak daerah ditunda pelaksanaannya. "Kita akan berkirim surat untuk melakukan pembahasan tentang berbagai aspirasi asosiasi. Karena perda ini produk bersama Pemko dan DPRD," kata Kepala BP2RD Kota Batam, Raja Azmansyah kepada Tribun, Jumat (23/3/2018) lalu. Azmansyah melanjutkan, selain dari asosiasi pengusaha spa, pihaknya belum lama ini juga menerima surat yang sama dari sejumlah biro reklame dengan permintaan yang sama. "Mereka bersurat saja. Tidak sampai melakukan pertemuan," ujarnya. Dalam perda baru ini, sejumlah pajak daerah memang mengalami penyesuaian dari persentase sebelumnya. Termasuk pajak usaha panti pijat, refleksi, mandi uap/spa dan sejenisnya. Semula dikenakan persentase pajak 15 persen, kemudian naik menjadi 35 persen. Begitu juga pajak diskotek, karaoke, klub malam dan sejenisnya dari 15 persen naik menjadi 35 persen. Pajak parkir dari semula dikenakan persentase 20 persen naik menjadi 25 persen. Pajak reklame dari 15 persen naik menjadi 20 persen, untuk non rokok dan minuman non alkohol. Sedangkan pajak reklame rokok dan minuman beralkohol menjadi 25 persen. Sumber Berita: batampos.co.id, Kenaikan Pajak Daerah Kota Batam, Berlaku, Kamis, 1 Maret 2018 https://batampos.co.id/2018/03/01/kenaikan-pajak-daerah-kota-batam-berlaku/ batampos.co.id, Pemko dan DPRD Batam Tetap Terapkan Tarif Baru Pajak Daerah, Selasa, 6 Maret 2018 https://batampos.co.id/2018/03/06/pemko-dan-dprd-batam-tetap-terapkan-tarif-barupajak-daerah/ Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 6

batam.tribunnews.com, Sejumlah Asosiasi Pengusaha Geruduk DPRD Batam. Minta Tunda Penerapan Pajak Daerah, Senin, 26 Maret 2018 http://batam.tribunnews.com/2018/03/26/sejumlah-asosiasi-pengusaha-geruduk-dprdbatam-minta-tunda-penerapan-pajak-daerah?page=1 Catatan: Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan mengatur mengenai diskresi pada BAB VI. Dalam Undang-Undang tersebut digarisbawahi bahwa Diskresi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan yang berwenang. Penggunaan Diskresi Pejabat Pemerintahan bertujuan untuk: a. melancarkan penyelenggaraan pemerintahan; b. mengisi kekosongan hukum; c. memberikan kepastian hukum; dan d. mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum. Diskresi Pejabat Pemerintahan meliputi: a. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang memberikan suatu pilihan Keputusan dan/atau Tindakan; b. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur; c. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena peraturan perundang-undangan tidak lengkap atau tidak jelas; dan d. pengambilan Keputusan dan/atau Tindakan karena adanya stagnasi pemerintahan guna kepentingan yang lebih luas. Pejabat Pemerintahan yang menggunakan Diskresi harus memenuhi syarat: a. sesuai dengan tujuan Diskresi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2); b. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. sesuai dengan AUPB; d. berdasarkan alasan-alasan yang objektif; e. tidak menimbulkan Konflik Kepentingan; dan Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 7

f. dilakukan dengan iktikad baik. Penggunaan Diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran wajib memperoleh persetujuan dari Atasan Pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan sebagaimana dimaksud dilakukan apabila penggunaan Diskresi berdasarkan ketentuan Pasal 23 huruf a, huruf b, dan huruf c serta menimbulkan akibat hukum yang berpotensi membebani keuangan negara. Dalam hal penggunaan Diskresi menimbulkan keresahan masyarakat, keadaan darurat, mendesak dan/atau terjadi bencana alam, Pejabat Pemerintahan wajib memberitahukan kepada Atasan Pejabat sebelum penggunaan Diskresi dan melaporkan kepada Atasan Pejabat setelah penggunaan Diskresi. Penggunaan Diskresi dikategorikan melampaui Wewenang apabila: a. bertindak melampaui batas waktu berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan; b. bertindak melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau c. tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28; yang akibat hukumnya adalah penggunaan Diskresi menjadi tidak sah. Penggunaan Diskresi dikategorikan mencampuradukkan Wewenang apabila: a. menggunakan Diskresi tidak sesuai dengan tujuan Wewenang yang diberikan; b. tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28; dan/atau c. bertentangan dengan AUPB; yang akibat hukumnya adalah Diskresi dapat dibatalkan. Penggunaan Diskresi dikategorikan sebagai tindakan sewenang-wenang apabila dikeluarkan oleh pejabat yang tidak berwenang. Akibat hukumnya adalah Diskresi menjadi tidak sah. Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 8