LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

MUSIK SAMPEK SEBAGAI KEMASAN WISATA DI DESA PAMPANG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre adventure

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR HIBAH BERSAING TEMA PERANCANGAN GAMELAN KERAMIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KASONGAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Menurut Pitana dan Diarta (2009) konsep pariwisata mempunyai kata

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

Pesona Kehidupan Tradisional di Tengah Modernitas. Oleh : Christina Wahyu Cahyani Jumat, 17 Pebruari :42

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

Transkripsi:

682/Etnomusikologi LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING Metode Pembelajaran Sampek Bagi Mahasiswa Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Tim Pengusul Eli Irawati, S.Sn., M.A (Ketua) /NIDN.0006118004 Kustap, S.Sn., M.Sn (Anggota)/NIDN.0001076707 Dibiayai Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Program Penelitian Nomor:084/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/II/2015, tanggal 5 Februari 2015 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA LEMBAGA PENELITIAN November 2015 1

2

PRAKATA Alhamdulillah akhirnya kegiatan pelaksanaan penelitian hibah bersaing yang dilakukan di desa Pampang Samarinda Utara berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan. Laporan ini merupakan wujud dari kegiatan yag telah kami laksanakan bersama team peneliti. Tanpa dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait mustahil kegiatan ini dapat berjalan. Oleh karena itu kami menghaturkan ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan program ini antara lain: 1. Dr. Nur Sahid, M.Hum, selaku ketua LPPM ISI Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kapada kami untuk melaksanakan program ini. 2. Team peneliti dan masyarakat Pampang Samarinda Utara terimakasih atas informasi, ilmu pengetahuann dan dukungannya, sehingga kami mendapatkan data dan informasi tentang Sampek yang ada di desa Pampang Samarinda Utara. 3. Perangkat/pemerintah Desa, pengurus dan anggota kelompok seni pertunjukan dan masyarakat Dayak Kenyah di desa Pampang Samarinda, terimakasih atas kerjasamanya menerima kami dengan sangat bersahabat, semoga kedepannya kita dapat bekerjasama lagi. Laporan ini tentu saja banyak kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan masukannya, agar ke depannya nanti dapat lebih baik dri sekarang. Amiin Ya Robbil Alamin. Yogyakarta, 28 Oktober 2015 Eli Irawati, S.Sn., M.A 3

ABSTRAK Penelitian ini direncanakan berjalan dua tahun, tahun pertama dititik beratkan pada pencarian data tentang asal usul keberadaan suku Dayak kenyah, kepercayaan suku Dayak Kenyah, asal usul keberadaan musik Sampek, hubungan musik sampek dengan kehidupan masyarakat dayak kenyah di desa Pampang, dan cara memainkan musik Sampek. Penelitian tahun pertama ini mengambil obyek Sampek suku Dayak Kenyah di desa Pampang Dalam Samarinda yang sampai saat ini masih hidup dan berkembang di tengah hiruk pikuk kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penulisan secara deskriptif Analitis serta menggunakan pendekatan secara Etnomusikologis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keberadaan musik Sampek sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Pampang Dalam yang sampai saat ini masih mempercayai adanya kekuatan dari Bungan Malan sebagai penguasa wilayah tersebut. Penciptaan musik Sampek juga tidak terlepas dari adanya cerita rakyat Lawe yang di representasikan dalam elemen musikal dalam permainan Sampek. Hasil luaran dari tahun pertama ini adalah sebuah modul belajar musik sampek bagi mahasiswa jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Sampek, dan Mahasiswa Jurusan Etnomusikologi. 4

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN PENGESAHAN... RINGKASAN PRAKATA DAFTAR ISI... I II III IV V BAB 1 PENDAHULUAN... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.. 10 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.. 13 BAB 4. METODE PENELITIAN 14 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA... 21 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 22 DAFTAR PUSTAKA.. 23 LAMPIRAN-LAMPIRAN.... 26 1. Instrumen 27 2. Personalia Tenaga Pelaksana. 28 5

BAB 1. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Suku Dayak Kenyah merupakan termasuk dalam sub suku Dayak Apokayan yang mendiami wilayah di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Malaysia bagian Timur. Dayak sebagai suku mayoritas yang mendiami wilayah Kalimantan khususnya Kalimantan Timur mempunyai jumlah sub suku yang beragam. Kata dayak sendiri berasal dari kata daya dalam bahasa Dayak Iban mempunyai arti kekuatan, nama dayak digunakan masyarakat Kalimantan Timur untuk menyebut suku yang tinggal di pedalaman/hulu sungai mahakam, orang yang ditinggal di gunung/bukit biasa juga di sebut orang bukit, dan juga untuk menyebut penduduk asli yang bukan beragama Islam (Coomans, 1982:2). Dayak Kenyah dibagi-bagi lagi menjadi beberapa sub-sub suku kecil diantaranya adalah, Suku Lepo Tau, Lepo Tukung, Lepo Timay, Lepo Jalan, Lepo Kulit Uma Baka dan Uma Lung. Suku ini mendiami beberapa wilayah Kota Madya dan Kabupaten yang ada di Kalimantan Timur yaitu di Kota Madya Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten lainnya di Kalimantan Timur. Diantara wilayah tersebut di Kota Madya Samarinda khususnya Desa Pampang terdapat Suku Dayak Kenyah dari berbagai sub-sub suku yang membaur hidup bersama. Walaupun mereka dari sub-sub suku yang berbeda tetapi mereka menyadari bahwa mereka memiliki rumpun dan leluhur yang sama, sehingga tetap menjunjung tinggi adat istiadat yang diwariskan leluhur. Kesadaran sebagai penerus bagi perkembangan seni dan budaya leluhur pedalaman Kalimantan Timur, khususnya suku Dayak Kenyah tetap mereka pertahankan ditengah arus globalisasi. Desa Pampang merupakan sebuah desa budaya yang masih melestarikan tata cara tradisi turun temurun nenek moyang suku Dayak Kenyah, desa ini terletak di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara. Desa Pampang terbagi menjadi dua desa yaitu desa Pampang Hulu yang dihuni oleh suku pendatang dari Bugis, Banjar, Kutai, Jawa, dan pendatang lainnya. Sedangkan Desa yang dihuni oleh suku Dayak Kenyah adalah desa Pampang Dalam. Pampang sendiri berasal dari kata pampang (dari bahasa suku Dayak Benuaq) yang berarti Cabang. Hal ini kemungkinan dilihat dari lokasi desa Pampang yang terletak di antara sungai Karang Mumus dan sungai Pampang. Desa Pampang oleh pemerintah Kota Madya Samarinda dijadikan sebagai 6

salah satu desa budaya karena kehidupan masyarakatnya sangat menjunjung seni tradisi khususnya seni pertunjukan dan seni rupa. Kehidupan masyarakatnya masih menganut tradisi leluhur dan kepercayaan dari nenek moyang, termasuk dalam hal berkesenian. Hal ini mereka lakukan agar keharmonisan dalam hubungan dengan sang Pencipta/Bungan Malan yang menguasai seluruh penguasa baik itu penguasa atas ataupun penguasa bawah dan juga dengan sesama dapat tercipta. Totemisme banyak kita jumpai sebagai perwujudan dari menghormati para penguasa jagad raya tersebut. Sebagai contoh penguasa atas mereka lambangkan dengan burung Enggang, sedangkan penguasa bawah mereka lambangkan dengan naga. Perwujudan itu menjadikan menarik apabila kita lihat dari visual instrumen Sampek yang penuh dengan totemisme. Seni pertunjukan tradisional mempunyai kaitan erat dengan aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka. Hal ini terlihat dari penggunaan musik Sampek di desa Pampang Dalam yang dapat menopang aspek-aspek kehidupan tersebut diantaranya adalah aspek ekonomi, budaya, agama, bahasa, politik, sosial dan lain. Kesenian yang dimiliki masyarakat Dayak Kenyah di desa Pampang Dalam menjadi bagian dalam upacara adat dan keagamaan, dimana kedudukannya terangkum dalam kesatuan utuh pada rangkaian upacara yang tidak pernah terlepas dari unsurunsur seni seperti halnya musik Sampek. Sampek bagi masyarakat Dayak Kenyah yang ada di desa Pampang Dalam adalah merupakan salah satu instrumen petik khas suku Dayak Kenyah yang mempunyai dawai serta dimainkan dalam setiap acara baik formal maupun informal. Kegiatan apapun yang berhubungan dengan upacara atau hiburan tidak terlepas dari iringan Sampek, seperti mengiringi tarian Hudoq untuk upacara melas tahun, hiburan pada saat panen raya, menyambut tamu dan lain sebagainya. Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Suku Dayak Kenyah di desa Pampang Dalam adalah dapat kita jumpai permainan Sampek yang dimainkan oleh para penduduk setempat dari anakanak sampai dewasa. Hal ini menarik bagi kita yang berkecimbung di seni tradisi tentang bagaimana cara mereka untuk menanamkan kesadaran akan tradisi yang mereka miliki serta cara mereka mengtransperkan pembelajaran Sampek pada masyarakatnya. Berbicara mengenai metode pembelajaran musik tradisi sampai saat ini belum banyak kita temui. Berangkat dari itulah perlu kiranya kita melakukan suatu penelitian yang memfokuskan bagaimana cara menuliskan tradisi menjadi suatu bentuk modul belajar musik Sampek yang dapat dijadikan salah 7

satu acuan dalam mempelajari musik tradisional di perguruan tinggi seni khususnya di jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Berpijak dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hubungan musik Sampek dengan masyarakat Dayak Kenyah? 2. Bagaimanakah asal usul musik Sampek? 3. Bagaimanakah cara bermain dan belajar musik Sampek? Lagu Sampek apa saja yang sering dimainkan masyarakat Dayak Kenyah di desa Pampang? C. Pendekatan Teori Musik sebagai cerminan perilaku manusia dapat kita hubungkan secara sinkronik dengan tingkah laku yang lain seperti agama, drama/teater, tari, organisasi sosial, ekonomi, struktur politik, dan bidang-bidang yang lainnya. Oleh karena itu, untuk memahami tentang suatu kebudayaan, salah satu langkah yang dapat kita lakukan adalah dengan melihat atau mempelajari musik yang ada dalam budaya tersebut. Konsep-konsep pemikiran yang biasa digunakan para etnomusikolog dalam mengupas tingkah laku musik non literat, seperti apa yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam bahwa landasan pikiran penelitian tentang obyek musik etnis adalah terdiri dari tiga tingkatan analisis yang menjadi dasar dalam penelitian etnomusikologi yaitu, yang pertama conceptualization about music, yang kedua behavior in relation to music dan yang ketiga adalah music sound itself. Alan memandang bahwa bunyi musik harus dilihat sebagai suatu hasil perilaku manusia, sementara perilaku itu sendiri dilandasi oleh konsep-konsep yang melatarbelakangi hadirnya musik tersebut. Selanjutnya dijelaskan tentang perilaku manusia yang dibagi menjadi tiga macam yaitu perilaku fisik atau jasmani, perilaku sosial dan perilaku verbal (Merriam, 1964: 32-33). Oleh karena itu suatu budaya musik seperti halnya Sampek harus ditempatkan pada masyarakatnya itu sendiri yaitu mencakup gagasan, tindakan dan musik yang dihasilkan merupakan representasi dari masyarakat pendukungnya/dalam hal ini masyarakat Suku Dayak 8

Kenyah di desa Pampang Dalam. Hubungan tersebut apabila kita gambarkan maka akan menjadi sebagai berikut: KONSEP BUNYI MUSIK PERILAKU Skema Analisis Alan P. Merriam Konsep merupakan landasan bagi seseorang untuk berperilaku, dalam hal ini seorang seniman menghasilkan karya musik yang dapat diterima masyarakatnya karena memiliki konsep penciptaan yang jelas, tentunya dari pengalaman empiris yang ada dalam diri masing-masing seniman tersebut. Konsep dan bunyi musik yang dihasilkan bersifat dinamis terhadap perkembangan jaman, sehingga musik tersebut dapat bertahan dan selalu mendapat pendukung dalam masyarakatnya. Hal ini terjadi karena musik tidak dapat dipisahkan dari para pendukungnya baik yang bersifat aktif/senimannya maupun pasif/masyarakat yang mempunyai musik tersebut. Perilaku ada karena adanya konsep yang melatarbelakangi tentang penciptaan suatu musik yang dapat dimengerti, diterima, dan didukung oleh masyarakatnya. Apabila teori di atas kita aplikasikan ke dalam Sampek Suku Dayak Kenyah di Desa Pampang Dalam, maka akan terdapat hubungan sebagai berikut. Masyarakat Dayak Kenyah Desa Pampang Samarinda Utara Transper Pengetahuan bermain Sampek Skema Analisis Lapangan Aktivitas Bermain Sampek yang dilakukan Suku Dayak Kenyah di desa Pampang Dalam 9

Adapun bagan dari kegiatan penelitian tahun pertama adalah sebagai berikut. Metode Pembelajaran Sampek Bagi Mahasiswa Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Waktu Kegiatan Studi Lapangan dan Pustaka Hasil Tahun I Pengamatan langsung dan wawancara. Mendeskripsikan Asal Usul Dayak Kenyah dan mengamati hubungan pertunjukan musik Sampek dengan kehidupan mereka sehari-hari Data audiovisual dan penjelasan lisan ( jurnal) Difokuskan pada kajian tentang asal usul Sampek, cara memainkan Sampek, hubungan sampek dengan kehidupan Masyarakat Dayak Kenyah, dokumentasi berupa audio visual dan transkripsi lagu-lagu Sampek. Data tulisan lengkap dalam bentuk Laporan Penelitian Modul Belajar Musik Sampek 10