PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI DESA PANANCANGAN KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENOLONG PERSALINAN IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNG MAKMUR TAHUN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA TENAGA KESEHATAN DI DESA LOLU KECAMATAN BIROMARU KABUPATEN SIGI. Abd.

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Endang Mayasari Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

Jurnal Ilmiah Permata Medika

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FACTORS-FACTORS WITH ROLE RELATED MIDWIFE VILLAGE IN EFFORT DERIVE MATERNAL MORTALITY WORKING WOMEN HEALTH REGION LHOONG DISTRICT OF ACEH BESAR

JURNAL ILMU BERBAGI PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN DI KELURAHAN MULYAHARJA KOTA BOGOR TAHUN 2013

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Pemilihan Penolong Persalinan

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Heriani 1 Berta Afriani 2 Yudi Budianto 3 STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Jln.Dr Mohammad Hatta No 687 B Baturaja ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

DETERMINAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2011

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

RENCANA PEMILIHAN PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN IBU HAMIL SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN AMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TERHADAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BIDAN PRAKTIK SWASTA NURACHMI PALEMBANG

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kematian Neonatal

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

ANALISYS THE FULFILLMENT PARTOGRAPH IN MONITORING PHASE I FOR DECREASE MORTALITY IN DELIVERING BABY SeptiRianawati 1, YuliTrisnawati 2 ABSTRACT

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOYO HULU KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

Transkripsi:

PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI DESA PANANCANGAN KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN TAHUN 2017 Nurul Husnul Lail, Wati Sufiawati Abstrak Latar belakang: Kematian ibu di kabupaten Lebak tahun 2016 sebanyak 38 kasus dari 21.292 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah pertolongan persalinan oleh dukun paraji (bukan Nakes). Cakupan persalinan Nakes di Puskesmas Cibadak tahun 2016 hanya mencapai (71,6 %) dari target seharusnya (90 %). Sedangkan cakupan di desa Panancangan tahun 2016 (46,2%). Setiap tahun persalinan oleh tenaga kesehatan di desa Panancangan selalu rendah dan belum pernah mencapai target yang ditetapkan. Tujuan: Diketahuinya Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017. Metodologi: menggunakan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pada bulan Oktober sampai Desember 2017, total sampel 58 orang. Instrumen penelitian menggunakan pengisian kuesioner. Hasil analisis: Sebagian besar (55,17%) responden memilih persalinan pada bukan Nakes, (53,45%) responden memiliki pengetahuan baik, (56,90 %) rumah ibu dekat ke Faskes, (58,62%) ibu tidak memiliki asuransi kesehatan, (53,45%) ibu mendapat dukungan dari suami/keluarga, (55,17%) ibu mendapat dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan dan saran: Ada hubungan antara pemilihan tenaga penolong persalinan dengan pengetahuan (p-palue 0,000), kepemilikan asuransi kesehatan (p value = 0,000 ; OR= 18,000), dukungan suami/keluarga (p-palue 0,000), dan dukungan nakes (p value = 0,000 ; OR= 42,857). Sedangkan Yang tidak ada hubungan bermakna adalah jarak ke fasilitas kesehatan (p value = 0,149). Saran: Tenaga kesehatan di Desa Panancangan lebih meningkatkan penyuluhan, menambah kelas Ibu Hamil, sosialisasi P4K, kemitraan bidan dan dukun paraji agar semua persalinan aman dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, Jarak ke Fasilitas kesehatan, Asuransi Kesehatan, Dukungan Suami/Keluarga serta Dukungan Tenaga Kesehatan Abstract Background : Maternal deaths in Lebak district in 2016 were 38 cases from 21,292 live births. One cause is the help of birth by paraji (not nakes). Coverage coverage of Nakes at Puskesmas Cibadak in 2016 is only reached (71,6%) from target should (90%). While coverage in 21 P a g e

Panancangan village in 2016 (46.2%). Every year the delivery by health personnel in Panancangan village is always low and has never reached the target set. Objectives : Knowledge Factors Associated With Selection of Labor Helpers in Panancangan Village, Cibadak Sub-district, Lebak District, Banten Province, 2017. Methodology: using Cross Sectional design. The population of this study were all maternal mothers from October to December 2017, a total sample of 58 people. The research instrument used questionnaires. Results of analysis: Most (55.17%) of respondents chose labor on non-nakes, (53.45%) respondents had good knowledge, 56.90% of housewives were close to Faskes, 58.62% health insurance, (53.45%) mother get support from husband / family, (55,17%) mother get support of health worker. Conclusions and suggestions: There is a relationship between the selection of auxiliary maternity helpers (p-palue 0,000), health insurance ownership (p value = 0,000; OR = 18,000), husband / family support (p-palue 0,000), and nakes support value = 0,000; OR = 42,857). While there is no significant relationship is the distance to health facilities (p value = 0.149). Suggestion: Health worker in Panancangan Village further increase counseling, increase pregnant mother class, socialization of P4K, partnership of midwife and paraji shaman to all deliveries safe and assisted by health personnel. Keywords : Knowledge, Distance to Health Facilities, Health Insurance, Support of Husband / Family and Support of Health Manpower Pendahuluan Berdasarkan WHO jumlah angka kematian ibu sebanyak 287/ 100 ribu kelahiran hidup, Negara berkembang 600/ 100 ribu kelahiran hidup, untuk Indonesia (WHO, 2015). Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012), meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2007, AKI di Indonesia masih tinggi dibandinglan dengan Negara ASEAN, seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, and Thailand 2012). Jumlah kematian ibu di provinsi Banten pada tahun 2016 adalah 253 dari 233.344 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Banten 2016), sedangkan jumlah kematian ibu di kabupaten lebak pada tahun 2016 adalah sebanyak 38 dari 21.292 Kelahiran hidup (Dinkes Lebak 2016). Sedangkan kematian bayi di kabupaten Lebak tahun 2016 adalah 406 adalah Adapun jumlah kematian ibu di Puskesmas Cibadak pada tahun 2015 terjadi 2 kematian ibu bersalin, sedangkan pada tahun 2017 di bulan April ada 1 kematian ibu bersalin di Desa Pasar Keong (Laporan kematian maternal PWS KIA Puskesmas Cibadak tahun 2015-2017). 22 P a g e

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak belum pernah mencapai target yang di tentukan, Pada tahun 2016 data laporan pengelola program kesehatan ibu menunjukan persalinan nakes di Puskesmas Cibadak Januari sampai dengan Desember hanya mencapai (71,6 %) dari target seharusnya (90 %) ada kesenjangan yang belum tercapai 18,4 %. Sedangkan capaian cakupan di desa Panancangan adalah tahun 2016 (46,2%). Berdasarkan data PWS KIA setiap tahun persalinan oleh Nakes di desa Panancangan Kecamatan Cibadak belum pernah mencapai target yang di teatapkan, hal ini menunjukkan perilaku ibu bersalin dalam pemilihan tenaga penolong persalinannya masih menggunakan dukun paraji yang seringkali mengakibatkan berbagai masalah atau komplikasi pada saat proses persalinan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian ibu bersalin. Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan tenaga Penolong Persalinan di desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten tahun 2017. Adapun tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak kabupaten Lebak provinsi Banten tahun 2017. Metode Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode dengan desain penelitian cross sectional. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua ibu yang bersalin pada bulan Oktober 2017 sampai dengan Desember 2017, baik yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan ataupun oleh bukan tenaga kesehatan. Jumlah total sampel yang di teliti adalah sebanyak 58 orang. Instrumen Penelitian Menggunakkan Kuesioner dan data sekunder dari Puskesmas Cibadak dan Bidan desa Panancangan (PWS KIA dan kohort ibu, kartu ibu, buku persalinan). Prosedur Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan oleh peneliti dan bidan desa, melalui teknik pengisian kuesioner. Sebelumnya kuesioner tersebut telah diuji cobakan di desa yang berdekatan dengan desa yang akan di teliti yaitu desa Pasar Keong. Etika Penelitian Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian 23 P a g e

namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004). Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Penolong persalinan Frekuensi % Bukan Nakes 32 55,17 Nakes 26 44,83 Total 58 100 Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang memilih tenaga penolong persalinan pada bukan Nakes sebanyak 32 orang (55,17%), sedangkan responden yang memilih tenaga penolong persalinan pada Nakes sebanyak 26 orang (44,83%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Pengetahuan Frekuensi % Kurang 27 46,55 Baik 31 53,45 Total 58 100 Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (46,55 %) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 31 orang (53,45 %). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Ke Fasilitas Kesehatan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Jarak Ke Faskes Frekuensi % Jauh 25 43,10 Dekat 33 56,90 Total 58 100 Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang rumahnya memiliki jarak ke Faskes jauh sebanyak orang 25 (43,10%), sedangkan responden dengan jarak ke Faskes dekat sebanyak 33 orang (56,90%). 24 P a g e

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Asuransi Kesehatan/BPJS Kesehatan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Asuransi/BPJS kesehatan Frekuensi % Tidak punya Asuransi/BPJS 34 58,62 Punya Asuransii/BPJS 24 41,38 Total 58 100 Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang tidak punya asuransi/bpjs sebanyak 34 orang (58,62%), sedangkan responden yang punya asuransi/bpjs sebanyak 24 orang (41,38%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami/Keluarga Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Dukungan Suami/Keluarga Frekuensi % Tidak mendukung 31 53,45 Mendukung 27 46,55 Total 58 100 Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang tidak mendapatkan dukungan suami/keluarga sebanyak 31 orang (53,45%), sedangkan responden yang mendapatkan dukungan suami/keluarga sebanyak 27 orang (46,55%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga Kesehatan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Dukungan Tenaga Frekuensi % Kesehatan Tidak mendukung 26 44,83 Mendukung 32 55,17 Total 58 100 Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 58 responden didapatkan responden yang tidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 26 orang (44,83%) sedangkan responden yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 32 orang (55,17%). 2. Analisa Bivariat Analisis Bivariat yaitu analisis untuk mendeskripsikan karakteristik masingmasing variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). 25 P a g e

Tabel 4.7 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Penget ahuan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan nakes sebanyak 30 responden (100 %) dan pada Nakes 0 responden (0%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan baik memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 2 responden (7,15) dan pada Nakes sebanyak 26 responden (92,9). Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat Hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. Penolong Persalinan Bukan p- Nakes Total OR Nakes value n % n % n % 95% CI Kurang 30 100 0 0 30 100 Baik 2 7,1 26 92,9 28 100 Total 32 55,2 26 44,8 58 100 0,000 - Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) tidak dapat ditunjukkan karena ada sel yang bernilai 0 (kelompok responden yang mempunyai pengetahuan kurang maka pemilihan tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes). Tabel 4.8 Hubungan Antara Jarak Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Jarak Ke Faskes Tahun 2017 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang jarak rumahnya jauh ke faskes memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 17 responden (68,0%) dan pada Nakes sebanyak 8 responden (32,0%), sedangkan responden yang jarak rumahnya dekat memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan Nakes sebanyak 15 responden (45,4%) dan pada Nakes sebanyak 18 responden (54,6%) Penolong Persalinan Bukan p- Nakes Total OR Nakes value n % n % n % 95% CI Jauh 17 68,0 8 Dekat 15 45,4 18 32,0 54,6 Hasil uji chi square diperoleh nilai p value > α (0,149 > 0,05), maka Ho gagal ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. 25 100 33 100 Total 32 55,2 26 44,8 58 100 Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,550. Artinya ibu yang jarak 0,149 2,550 26 P a g e

rumahnya jauh ke faskes memiliki peluang 2,5 kali lebih besar untuk memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang jarak rumahnya dekat ke faskes. Tabel 4.9 Hubungan Antara Asuransi Kesehatan/BPJS Kesehatan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Asuransi / BPJS Kesehatan Banten Tahun 2017 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang tidak punya asuransi kesehatan/bpjs kesehatan memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 27 responden (81,8%) dan pada Nakes sebanyak 6 responden (18,2%), sedangkan responden yang punya asuransi kesehatan/bpjs memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 5 responden (20,0%) dan pada Nakes sebanyak 20 responden (80,0%). Bukan Nakes Penolong Persalinan Nakes Total n % n % n % Tidak Punya 27 81,8 6 18,2 33 100 Punya 5 20,0 20 80,0 25 100 Total 32 55,2 26 44,8 58 100 p- value Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara kepemilikan asuransi kesehatan/bpjs dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa 0,000 1 Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) sebesar 18,000 Artinya ibu yang memiliki asuransi kesehatan/bpjs mempunyai peluang 18 kali lebih besar untuk memilih tenaga penolong persalinannya pada tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai asuransi kesehatan/bpjs. Tabel 4.10 Hubungan Antara Dukungan Suami/Keluarga Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun Dukungan Suami / Keluarga Tidak mendukung 2017 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapat dukungan suami/ keluarga memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 31 responden (100%) dan pada Nakes sebanyak 0 responden (0%), sedangkan responden yang mendapatkan dukungan dari suami/keluarga memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 1 responden (3,7%) dan pada Nakes sebanyak 26 responden (96,3%). Bukan Nakes Penolong Persalinan Nakes Total n % n % n % 31 100 0 0,0 31 100 Mendukung 1 3,7 26 96,3 27 100 Total 32 55,2 26 44,8 58 100 Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho p- value OR 95% CI 0,000-27 P a g e

ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara dukungan suami/keluarga dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) tidak dapat ditunjukkan karena ada sel yang bernilai 0 (kelompok responden yang tidak mendapat dukungan suami/keluarga, maka pemilihan tenaga penolong persalinannya lebih memilih pada bukan nakes). Tabel 4.11 Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Dukungan Suami / Keluarga Tidak mendukung Tahun 2017 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapat dukungan tenaga kesehatan memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 25 responden (92,6%) dan pada Nakes sebanyak 2 responden (7,4%), sedangkan responden yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes sebanyak 7 responden (22,6%) dan pada Nakes sebanyak 24 responden (77,4%). Bukan Nakes Penolong Persalinan Nakes Total n % n % n % 25 92,6 2 7,4 27 100 Mendukung 7 22,6 24 77,4 31 100 Total 32 55,2 26 44,8 58 100 p- value 0,000 Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara dukungan nakes dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) sebesar 42,8. Artinya ibu yang mendapat dukungan dari keluarga memiliki peluang 43 kali lebih besar untuk memilih tenaga penolong persalinannya pada nakes dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dari keluarganya. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak kabupaten Lebak Provinsi banten tahun 2017. Di dapatkan hasil sebagai berikut: 1. Analisis Univariat a. Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih tenaga penolong persalinan pada bukan Nakes yaitu sebanyak (55,17 %), dibandingkan dengan ibu yang memilih tenaga penolong persalinannya pada Nakes. Alasannya memang sesuai dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya di desa 28 P a g e

Panancangan persalinannya masih banyak yang lebih percaya ke dukun paraji/bukan Nakes karena dukun mau datang di panggil ke rumah ibu bersalin dan menunggu ibu bersalin dengan sabar. Hasil penelitian tentang gambaran pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan menunjukkan responden lebih banyak memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan nakes, hal ini memang sesuai dengan kondisi di desa Panancangan di mana perilaku ibu bersalin yang sebenarnya memang lebih banyak memilih penolong persalinannya pada dukun paraji (bukan nakes), alasan mereka masih memilih ke dukun paraji karena dukun paraji di percaya mempunyai doa doa atau jampe jampe yang menurut kepercayaan mereka bisa melancarkan persalinan, dukun paraji selalu rutin merawat ibu dari bersalin sampai memandikan bayinya sampai tali pusar bayi lepas, dukun juga selalu siap mencucikan baju dan memijat ibu pada hari ke 3, ke 7 dan 40 hari masa nifas. Dari hasil pengamatan di desa Panancangan belum semua dukun bermitra dengan bidan. Dukun masih berani menolong persalinan sendiri dan mendatangi rumah ibu bersalin. Ini membuktikan bahwa program kemitraan bidan dan dukun di desa Panancangan belum berjalan dengan baik. b. Pengetahuan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak (53,45), Alasannya sesuai dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya memang di desa Panancangan tingkat pengetahuan ibu bersalin sudah mulai baik karena ada kegiatan kelas ibu hamil walaupun baru ada 1 kelas. Dari hasil pengamatan penaliti di desa panancangan sudah ada kegiatan 1 kelas kelompok ibu hamil yang memberikan pengetahuan tentang persalinan yang aman jadi yang mengikuti kegiatan kelas ibu hamil tingkat pengetahuannya tentang persalinan yang aman sudah baik dan mereka memilih tenaga penolong persalinannya ke tenaga kesehatan. c. Jarak Ke Fasilitas Kesehatan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar rumah ibu dekat ke Faskes sebanyak (56,90 %). Alasannya sesuai dengan kondisi di lapangan karena desa Panancangan memang tidak terlalu jauh dari Puskesmas hanya sekitar 1-2 km dari Fasilitas kesehatan. Letak desa Panancangan merupakan desa yang dekat dari Puskesmas bisa di tempuh dengan kendaraan roda 2, namun kendaraan umum/angkot masih jarang harus nunggu lama. d. Asuransi Kesehatan / BPJS kesehatan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak 29 P a g e

memiliki asuransi kesehatan sebanyak (58,62%). Alasannya memang sesuai dengan kondisi dilapangan di mana ibu bersalin di desa Panancangan tidak mempersiapkan diri untuk memiliki asuransi kesehatan/bpjs. Alasannya ibu yang akan bersalin tidak mau repot dengan pembayaran kartu BPJS, mereka menganggap persalinannya akan aman saja, jadi tidak mau daftar BPJS. Dari hasil pemanatauan di desa Panancangan, bila persalinan nya tidak ada masalah mereka memanggil dukun dulu, tapi bila ada masalah atau kesulitan baru minta bantuan tenaga kesehatan. e. Dukungan Suami/Keluarga Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami/keluarga sebanyak (53,45%). Alasannya mereka tidak mendukung bersalin ke tenaga kesehatan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga tentang persalinan yang aman masih sangat kurang. Keluarga masih sering menyarankan bersalin ke dukun paraji saja kalau ada masalah baru panggil bidan, mereka mengannggap persalinan adalah hal yang alami dan tidak berbahaya karena ketidaktahuan mereka akan tanda tanda bahaya pada saat persalinan. f. Dukungan Tenaga Kesehatan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mendapat dukungan tenaga kesehatan yang baik sebanyak (55,17%). Alasannya dari hasil analalisa di lapangan, tenaga kesehatan di desa Panancangan selalu memberikan dukungan kepada ibu hamil agar persalinannya ditolong nakes, dan di fasilitas kesehatan. Penyuluhan tentang persalinan yang aman sudah di lakukan juga di posyandu dan kelas ibu hamil. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang pengetahuannya kurang proporsinya lebih besar (100%) memilih penolong persalinannya pada bukan Nakes (Dukun paraji) dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat Hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) tidak dapat ditunjukkan karena ada sel yang bernilai 0 (kelompok responden yang mempunyai pengetahuan kurang maka pemilihan tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden 30 P a g e

terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan termasuk yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif rnerupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Menurut penelitian Nurhasni (2010), menunjukan bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pemilihan penolong persaloinan, sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara signifikan adalah umur, paritas, pendapatan, riwayat ANC, jarak ke fasilitas kesehatan. Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah menurut (Citra, 2012), didapatkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap, tingkat ekonomi dan tradisi dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Abai Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan tahun 2011 dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliana (2011), di Kecamatan Leles Kabupaten Garut, juga penelitian Uswatun Khasanah (2010) di Puskesmas Curug Kota Serang, yang menunjukkan bahwa. ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Dari hasil pengamatan di desa Panancangan, memang pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan masih kurang, hal ini di sebabkan karena belum berjalannya kegiatan kelas ibu hamil di setiap posyandu, baru ada 1 posyandu yang mengaadakan kegiatan kelas ibu hamil. Sehingga belum semua ibu hamil mendapat pengetahuan tentang persalinan yang aman di tenaga kesehatan, mereka hanya mengetahui kalau yang ada masalah saja yang perlu di tolong nakes. Kurangnya kegiatan penyuluhan dan kunjungan rumah pada ibu bersalin yang tidak hadir ke posyandu, Alangkah baiknya bila disetiap posyandu semuanya di adakan kelas ibu hamil, supaya semua ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik tentang persalinan yang aman dan sudah memutuskan untuk memilih penolong persalinannya pada tenaga kesehatan. Dan penyuluhan dan sosialisasi tentang materi persalinan yang aman juga harus di berikan pada perangkat desa dan tokoh masyarat dan tokoh agama supaya masyarakat meningkat pengetahuannya tentang persalinan yang aman sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan. 31 P a g e

b. Hubungan Antara Jarak Ke Fasilitas Kesehatan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang jarak rumahnya jauh ke faskes proporsinya lebih besar (68,0%) akan memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang jarak rumahnya dekat ke faskes. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value > α (0,149 > 0,05), maka Ho gagal ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,550. Artinya ibu yang jarak rumahnya jauh ke faskes memiliki peluang 2,5 kali lebih besar untuk memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang jarak rumahnya dekat ke faskes. Persepsi ibu terhadap jarak rumahnya ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi keputusan ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan pada tenaga kesehatan. Sebagian besar ibu menginginkan jarak yang dekat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian (khasanah, 2010), diperoleh hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga penolong persalinan diantaranya pada faktor predisposisi: pendidikan ibu dan pengetahuan ibu, pada faktor pemungkin: persepsi jarak ke pelayanan kesehatan dan persepsi terhadap biaya, sedangkan pada faktor penguat adalah: dukungan suami/keluarga dan keterpaparan informasi kesehatan. Hasil penelitian yang sejalan dengan jurnal penelitian (Pratiwi dkk, 2014). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hasil analisis chisquare dengan Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,079 (p > 0,05). Hal ini terjadi karena ibu mempunyai tempat tinggal yang jaraknya dekat maupun jauh sama-sama dapat memanfaatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Sama halnya dengan jarak ke fasilitas kesehatan, waktu tempuh juga tidak berhubungan dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hasil analisis chi-squaredengan Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,088 (p > 0,05). Hal ini terjadi karena ibu mempunyai tempat tinggal yang waktu 32 P a g e

tempuhnya sebentar maupun lama sama-sama dapat memanfaatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurhasni (2010), yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak ke tempat pelayanan kesehatan dengan perilaku ibu dalam pemilihan penolong persalinan dengan hasil uji statistik (p = 0,149). Dari hasil penelitian (khasanah, 2010), diperoleh hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga penolong persalinan diantaranya pada faktor predisposisi: pendidikan ibu dan pengetahuan ibu, pada faktor pemungkin: persepsi jarak ke pelayanan kesehatan dan persepsi terhadap biaya, sedangkan pada faktor penguat adalah: dukungan suami/keluarga dan keterpaparan informasi kesehatan. Dari hasi pengamatan di desa Panancangan, memang jarak rumah ibu ke fasilitas kesehatan tidak berpengaruh karena walaupun ke Puskesmas agak jauh, tapi disana sudah ada tinggal bidan desa. Tapi tetap saja ibu yang akan bersalin lebih memilih penolong persalinannya pada dukun paraji walaupun jarak ke rumah bidan desa juga dekat. Karena jumlah bidan desa hanya 1 sedangkan jumlah dukun ada 3 dukun yang ada di tiap RW yang siap dipanggil kapan saja bila ibu bersalin membutuhkan. Maka keberadaan dukun yang sangat dekat dengan ibu berpeluang untuk dipilih menjadi penolong persalinan oleh setiap ibu yang akan bersalin karena keberadaan mereka yang sangat dekat dengan masyarakat yang akan bersalin. Hanya bila ada penyulit atau masalah pada saat proses persalinan mereka baru meminta bantuan tenaga kesehatan. c. Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan/BPJS Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak punya asuransi kesehatan/bpjs kesehatan proporsinya lebih besar (81,8%) akan memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang punya asuransi kesehatan/bpjs kesehatan. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara kepemilikan asuransi kesehatan/bpjs dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) sebesar 18,000 Artinya ibu yang memiliki asuransi kesehatan/bpjs mempunyai peluang 18 kali lebih besar untuk memilih tenaga penolong persalinannya pada tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai asuransi kesehatan/bpjs. 33 P a g e

Pada awal tahun 2014 pemerintah membuat kebijakan tentang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Bantuan Sosial) dengan cara membayar premi bagi peserta non PBI (bukan penerima bantuan iuran), dan gratis bagi peserta PBI (penerima bantuan iuran). Namun kebijakan ini tidak di manfaatkan oleh responden dan masih banyak (81,8%) belum mendaftarkan diri mereka ke Asuransi Kesehatan / BPJS Kesehatan. Maka perlu sekali mengadakan sosialisasi tentang program Asuransi Kesehatan / BPJS Kesehatan pada masyarakat khususnya pada ibu hamil yang akan merencanakan persalinannya. Sehingga diharapkan ibu bersalin dapat mengerti manfaat dari Asuransi Kesehatan/BPJS Kesehatan. Hasil ini penelitian ini sesuai dengan penelitian Rosnani (2010) bahwa persalinan ditolong oleh non tenaga kesehatan diantaranya disebabkan karena faktor tidak mempunyai Asuransi Kesehatan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan jurnal penelitian Pratiwi dkk, (2014). Pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan paling banyak dilakukan responden yang memiliki jaminan kesehatan (72,1%). Hasil analisis Fisher s Exact Test diperoleh nilai p = 0,412 (p > 0,05) maka H0 diterima berarti tidak ada hubungan antara kepemilikan jaminan kesehatan dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini terjadi karena ibu yang memiliki jaminan kesehatan maupun tidak sama sama dapat memanfaatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hasil pengamatan di wilayah Puskesmas Cibadak, memang benar bahwa masih banyak masyarakat yang belum mempunyai Asuransi Kesehatan / BPJS Kesehatan dan belum mengetahui secara jelas tentang Asuransi Kesehatan / BPJS Kesehatan, karena masih ada ibu bersalin yang belum memahami tentang Asuransi Kesehatan/BPJS Kesehatan. Mereka merasa keberatan untuk membayar iuran BPJS mandiri karena harus daftar semua anggota keluarga jadi pembayarannya dirasakan berat menurut mereka, sehingga ibu yang mau bersalin yang tidak punya asuransi kesehatan lebih memilih bersalin di dukun paraji dari harus bayar iuran BPJS kesehatan yang mahal sedangkan ke dukun harga secara sukarela. d. Hubungan Antara Dukungan Suami/Keluarga Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan suami/ keluarga yang kurang, proporsinya lebih besar (100%) akan memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan suami/keluarga yang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara kepemilikan asuransi 34 P a g e

kesehatan/bpjs dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten Tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) tidak dapat ditunjukkan karena ada sel yang bernilai 0 (kelompok responden yang mendapat dukungan keluarga yang kurang maka pemilihan tenaga penolong persalinannya lebih memilih pada bukan nakes). Sesuai dengan tujuan umum dari P4K (perencanaan kehamilan dan pencegahan komplikasi) adalah meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat ((Depkes RI, 2009). Hasil penelitian yang sejalan menurut penelitian Nurhasni (2010), menunjukan bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pemilihan penolong persaloinan, sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara signifikan adalah umur, paritas, pendapatan, riwayat ANC, jarak ke fasilitas kesehatan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nurhasni (2010) dan Meylanie (2010) serta Khasanah (2010) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami/keluarga dalam pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil pengamatan di Wilayah Puskesmas Cibadak, menunjukkan bahwa perilaku pemilihan tenaga penolong persalinan oleh ibu bersalin sangat tergantung pada suami/keluarganya, bisa dilihat pada keluarga yang suaminya/keluarganya tidak mendukung untuk ditolong oleh tenaga kesehatan, maka ibu tersebut akan mempertimbangkan pilihannya untuk bersalin ke tenaga kesehatan atau pada dukun. Sebaliknya bila suami/keluarganya mendukung persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan maka ibu tersebut termotivasi untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Karena dukungan suami/keluarga sangat kuat dalam memberikan motivasi pada perilaku ibu dalam memilih tenaga penolong persalinannya, maka tenaga kesehatan harus melakukan upayaupaya pendekatan pada suami/keluarga ibu sejak masa kehamilan melalui penyuluhan persalinan yang bersih dan aman dan program P4K (Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi). e. Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. 35 P a g e

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan nakes yang kurang, proporsinya lebih besar (77,4%) akan memilih tenaga penolong persalinannya ke bukan nakes dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan nakes yang baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < α (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan bermakna antara dukungan nakes dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Panancangan kecamatan Cibadak provinsi Banten tahun 2017. Hasil penelitian nilai Odds Ratio (OR) tidak dapat ditunjukkan karena ada sel yang bernilai 0 (kelompok responden yang mendapat dukungan nakes yang kurang, maka pemilihan tenaga penolong persalinannya lebih memilih pada bukan nakes). Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak sekaligus pelaksanaan pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan berjalan secaraoptimal. Kebijakan tentang pendayagunaan tentang kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sector ketenaga kerjaa, sectorkeuangan dan peraturan kepegawayan. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan. Selain dari pada itu, beberapa factor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor diatas. (Depkes 2001). Hasil penelitian ini nsejalan dengan penelitian menurut (Nurhasni, 2010), menunjukan bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pemilihan penolong persaloinan, sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara signifikan adalah umur, paritas, pendapatan, riwayat ANC, jarak ke fasilitas kesehatan. Dari hasil penelitian khasanah (2010), diperoleh hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga penolong persalinan diantaranya pada faktor predisposisi: pendidikan ibu dan pengetahuan ibu, pada faktor pemungkin: persepsi jarak ke pelayanan kesehatan dan persepsi terhadap biaya, sedangkan pada faktor penguat adalah: 36 P a g e

dukungan suami/keluarga dan keterpaparan informasi kesehatan. Hasil analisa di desa Panancangan bahwa peranan tenaga kesehatan yaitu bidan desa panancangan sangat rajin memberikan dukungan agar semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan, upaya-upaya yang dilakukan bidan desa yaitu di posyandu selalu aktif memberikan penyuluhan tentang persalinan yang aman harus ditolong ke nakes. Simpulan Dan Saran Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih tenaga penolong persalinannya pada bukan Nakes yaitu 55,17 %. Dari hasil penelitian terdapat sebagian besar 55,17 % responden memilih tenaga penolong persalinan pada bukan Nakes, 53,45% responden memiliki pengetahuan baik, 56,90 % rumah ibu dekat ke Faskes, 58,62% ibu tidak memiliki asuransi kesehatan/bpjs Kesehatan, 53,45% ibu yang kurang mendapat dukungan dari suami/keluarga, dan 55,17% ibu yang mendapat dukungan yang baik dari tenaga kesehatan. Terdapat hubungan bermakna antara Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan dengan Pengetahuan baik p-value 0,000. Kepemilikan Asuransi Kesehatan/BPJS Kesehatan, Dukungan Suami/Keluarga, dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak dan pemilihan tenaga penolong persalinan Kesehatan di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017. Adapun nilai OR hanya ada pada hasil analisis bivariat yaitu hubungan antara asuransi kesehatan/ BPJS dengan pemilihan tenaga penolong persalinan 18,00, sedangkan variabel lainnya tidak ada nilai OR karena ada sel yang bernilai 0. Berdasarakan hasil penelitian yang didapat, mengenai Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2017, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi tempat penelitian Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan semua indikator program KIA terutama persalinan pada tenaga kesehatan baik di tingkat puskesmas dan khususnya bagi bidan desa Panancangan agar dapat meningkatkan cakupan persalinan di wilayah kerjanya. 2. Bagi masyarakat Dapat meningkatkan peran serta masyarakat secara umum dan khususnya untuk ibu yang akan bersalin dan keluarganya supaya sejak masa awal kehamilanya agar mendapatkan pengetahuan tentang persalinan yang aman dan di harapkan semua ibu hamil memlih tenaga penolong persalinannya 37 P a g e

pada tenaga kesehatan. Sehingga semua ibu bersalin ditolong melalui proses persalinan yang bersih dan aman serta sesuai dengan standar APN (Asuhan Persalinan Normal) agar ibu dan bayinya sehat dan selamat. 3. Bagi tenaga kesehatan Dengan adanya penelitian ini, di harapkan dapat memberikan masukan dan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang berhubungtan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan oleh ibu bersalin dan dapat meningkatkan kinerjanya dalam mendukung semua ibu sejak masa awal kehamilannya di motivasi untuk memilih tenaga persalinannya pada tenaga kesehatan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan di masa yang akan datang dan bisa memberikan sumber informasi terhadap penelitian selanjutnya tentang pemilihan tenaga penolong persalinan. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan penelitian selanjutnya, juga menjadi bekal bagi peneliti yang sebagai masukan dalam penelitian lebih lanjut dengan variabel lainnya. Referensi Buku Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil, 2012. Citra, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas abai kecamatan sangir batang hari kabupaten solok selatan. penelitian, fakultas keperawatan. http://repo.unand.ac.id/119/ 23 Mar 2016, di akses 12-1-2017.jam 10.35. Depkes RI, 2015. AKI dan AKB, Jakarta: WHO-Depkes. 2009, Pedoman pemantauan wilayah setempatkesehatan ibu dan anak PWS- KIA, Jakarta.. 2008. Buku kesehatan ibu dan anak, Jakarta.. 2007. Pedoman pemantauan wilayah setempatkesehatan ihu dan anak PWS- KIA, Jakarta. Dinkes Provinsi Banten. 2016. Buku kesehatan ibu dan anak. Dinas Kesehatan Lebak. 2009. Rencana strategis dinas kesehatan pemerintah Kabupaten Lebak 2009-2014, Lebak: Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak. 2016. Rekapitulasi laporan PWS KIA Kabupaten Lebak tahun 2016. Lebak: Dinkes Kabupaten Lebak. F. Gary C, dkk.2012. Sonografi pada kasus viabilitas kehamilan, hal.200. Jakarta. EGC. 38 P a g e

Haryanti. 2011. Fakior faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. https://media.neliti.com/media/publicati ons/8231-id-faktor-yangberhubungan-denganpemanfaatan-pertolonganpersalinan-oleh-tenaga-ke.pdf, Di akses 12-1-2017.jam 10.35 http://repo.unand.ac.id/119/ 23 Mar 2016. faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas abai kecamatan sangir batang hari kabupaten solok selatan, di akses 12-1-2018 jam 11.24 Kemenkes RI. 2016. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Kemenkes dan JICA. Manuaba. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta: ECG. Mochtar, R 1989. Sinopsis obstetri. obstetri fisiologi, obstetri patologi, Jakarta: EGC. Nurhasni, 2010 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cijeruk Kabupaten Bogor Tahun 2010. Notoatmodjo. 2010. Ilmu perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.. 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.. 2005. Promosi kesehatan, teori dan aplikasinya, Jakarta: Rineka. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta: Rhineka Cipta,. 2001. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, S. 2014. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Pramirohardjo.. 2008. Ilmu kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.. 2001. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Priyoto, 2014. Teori Sikap Dan Perilaku Kesehatan Puskesmas Cibadak. 2017, Profil Puskesmas Cibadak Tahun 2017. Kabupaten Lebak.. 2016, Rekap pemantauan wilayah setempat PWS KIA dan laporan kematian ibu tahun 2016-2017. 39 P a g e

. 2016, Kohort ibu Puskesmas Cibadak tahun 2016. Kabupaten Lebak.. 2016, Profil Puskesmas Cibadak tahun 2016. Kabupaten Lebak.. 2016, Rekap PWS KIA dan Laporan kematian ibu tahun 2016. Saifuddin, AB. 2001. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Yulia. 2009. Pemilihan Penolong Persalinan Pada Ibu yang Melahirkan anak pertama di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut. (Skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 40 P a g e