LAPORANTUGAS AKHIR MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL PADA BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN OLEH: NAMA : HANIFAH NIM : 142600108 Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MenyelesaikanStudiPada Program Studi Diploma IIIAdministrasiPerpajakan FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
KATAPENGANTAR PujidansyukurPenulis ucapkankepadatuhan YangMahaEsayangmemberikan rahmat dankarunianya kepada penulissehinggapenulis dapatmenyelesaikantugasakhirini dengan baik. PenulisanTugasAkhirinibertujuanuntukmemenuhi salahsatusyarat untuk menyelesaikanprogram StudiDiploma IIIJurusan AdministrasiPerpajakandiFakultas Ilmu SosialdanIlmuPolitik, UniversitasSumateraUtara.AdapunjudulProposal iniadalah ''MekanismePengenaandanPemungutanPajakHotelPadaBadanPengelolaPajakdan RetribusiDaerahKotaMedan". Penulis telahberupaya semaksimalmungkin dalampenyusunan danpenyelesaiantugas Akhirini,penulis menyadari masihbanyakkekurangandalam penulisan ini.olehkarenaitu penulismintamaafjikaterdapat kesalahandanjikaadakritikdan saranyangmembangundari pembaca akanpenulisterimadengan senanghatigunamenyempumakan tulisanini. Dalam menyusuntugasakhirinipenulistelahbanyakmendapatbantuan dariberbagai pihak.untukitupadakesempataninipenulis mengucapkanterimakasihyangsebesar-besarnya kepada: 1. BapakDr.MuryantoAmin,S.Sos,M.Si.SelakuDekan FISIPUSU 2. BapakHusniThamrin,S.Sos,M.SP. Selaku WakilDekan IFISIPUSU 3. BapakDrs.Rasudyn Ginting, M.SiSelakuKetuaProgram DiplomaIIIAdministrasi Perpajakanyangtelahmemberikanbimbingandanpengarahanselama penulis menyelesaikanstudi.
4. BapakDrs.RasudynGinting,M.SiSelakuDosenPembimbingdimanatelahmeluangkan segenapwaktuuntukmemberikanbimbingan,petunjuk,danpengetahuankepadapenulis. Sehatdanmurahrejekiselaluuntukbapak.Jasamutakanpenulislupakan. 5. BapakdanIbustafpengajarDiplomaIIIAdministrasiPerpajakanFISIPUSUyangtelah memberikanpengetahuannyakepadapenulisselamamengikutiperkuliahandifisip usu. 6. TeristimewakepadakeluargapenulisterkhususBundadanAyahyangselamainitelah memberikandoa,dukunganmoral,materil,semangatdansegalasesuatuyangdibutuhkan penulis. 7. UntukkakKorbidanKakFennypenulisucapkanjugaterimakasihbanyakkarenaselalu bersediamembantudandirepotkanselamamasamenujusidang.repetandarikalianakanselalup enulisrindukan. 8. TerimakasihbanyakjugauntukBangSotwandanBapakSuratnoyangtelahrela meluangkanwaktunyauntukmenuntundanmembimbingpenulisselamamenjalaniriset dibadanpengelolapajakdanretribusidaerahkotamedan. 9. SeluruhpegawaiBadanPengelolaPajakdanRetribusiDaerahKotaMedanyangsudah membantupenulisselamariset. 10.TerimakasihkepadaUmi,Opungdansemuasepupuyangmemberipenulissemangat dalammengerjakantugasakhir 11.Terimakasihkepadaadik-adikkuFaruqRizkullah,TsabitaBalqis,danZahira Tsurayya 12.TeruntukSarahDhibasepupuPenulisyangsetiamendengarkankeluhkesahpenulis 13.TerimakasihKepadaRyanAnsyari,MichaelHardiGinting,NovitaRahmayanti, RizaSyahputra,MFarizAdhaTernan- TernanseperjuanganpenulisdalammengerjakanTA
14.Ternan-ternanAdministrasiPerpajakanangkatan2014danternan-ternan seperjuanganstarnbuk2014. 15.TerimakasihkepadaBigBang,EpikHigh,LOTJ,Winner,NJTW,Kang'sKitc hen, yangsudahmenghiburpenulissaatpenatmengerjakantugasakhir 16.Senior-senioryangsudahdenganberbaikhatiberbagiilrnudanmenjawabhalhalyang penulistanyakan.demikianlahyangdapatpenulissampaikan,atasperhatian,dankerj asamayangbaik penulisucapkanterimakasih.semogatulisaninidapatbermanfaatbagipembaca. Medan, 2018 Penulis Hanifah
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i BAB I...1 PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Tujuan dan Manfaat...2 1. Tujuan...2 2. Manfaat...2 C. Uraian Teoritis...4 1. Pengertian Pajak...4 2. Fungsi Pajak...5 3. Jenis Pajak...5 4. Pajak Hotel...7 D. Ruang Lingkup...18 E. Metode Penelitian...18 1. Jenis Data...19 2. Studi literatur...19 3. Observasi Lapangan...19
4. Metode Pengumpulan Data...19 5. Alat Pengumpulan Data...20 6. Analisis Data dan Informasi...20 BAB II...21 GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR...21 A. Sejarah Singkat BPPRD Kota Medan...21 B. Struktur Organisasi BPPRD Kota Medan...24 C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi BPPRD Kota Medan...25 1. Kepala Badan...26 2.Sekertariat...27 3. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah...28 4. Bidang Penagihan...30 5. Bidang Hasil Pendapatan...32 6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah...34 7. Unit Pelaksana Teknis...36 8. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana...38 D. Gambaran Umum Pegawai BPPRD Kota Medan...38 E. Visi dan Misi BPPRD Kota Medan...36
BAB III...43 GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR...43 A. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel...43 B. Peran Pajak Hotel Dalam Meningkatkan PAD Kota Meda..44 C. Data Realisasi Penerimaan Pajak Hotel...45 D. Data Jumlah Wajib Pajak Hotel...46 E. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi BPPRD...46 BAB IV...48 ANALISIS DAN EVALUASI...48 A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Hotel...48 B. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung...50 1. Faktor Penghambat...50 2. Faktor Pendukung...51 C. Penyebab Belum Tercapainya Target Penerimaan Pajak Hotel...52 D. Cara yang dapat dilakukan Untuk Mengoptimalkan Pendapatan...53 BAB V...55
KESIMPULAN DAN SARAN...55 A. Kesimpulan...55 B..Saran...56 DAFTAR PUSTAKA...V
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama bagi penerimaan negara dan merupakan kewajiban masyarakat untuk membayarnya guna meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah. Pajak yang nantinya akan dipungut oleh Pemerintah Daerah akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal dasar pemerintah untuk mendanai pembangunan serta memenuhi anggaran belanja daerah, juga untuk mengurangi ketergantungannya dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Restribusi Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Pemerintah Daerah menetapkan pajak daerah dan retribusi daerah.di dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah mengelola jenis pajak daerah kabupaten/kota seperti pajak hotel, pajakrestoran, pajak reklame, pajak hiburan, pajak rokok pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan pajak pengambilan bahan galian golongan C.
Pajak kabupaten/kota memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan di tiap daerah di Indonesia. Salah satu pajak kabupaten/kota yang kontribusinya cukup besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 adalah tentang pajak hotel. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.pajak hotel ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan daerah Kota Medan, mengingat saat ini pembangunan hotel atau jenis tempat penginapan lainnya berkembang begitu pesat. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana prosedur pendataan yang dikenakan pada wajib pajak hotel yang ada di Kota Medan Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dengan judul Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Hotel Pada Badan Pengelola Pajak dan retribusi Daerah Kota Medan B. Tujuan dan Manfaat 1.Tujuan a. Untuk mengetahui mekanisme pengenaan dan pemungutan pajak hotel di kota Medan. b. Untuk mengetahui faktor faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak hotel di kota Medan. 2. Manfaat Tugas Akhir ini tentunya sangat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah
a. Bagi Mahasiswa 1) Menambah wawasan tentang proses tata cara pelaksanaan penagihan dan pemungutan Pajak Hotel 2) Menambah wawasan di bidang perpajakan b. Bagi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah 1) Dapat menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi terkait 2) Membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia 3) Sebagai sarana meningkatkan hubungan baik dan kerjasama dengan pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan c.bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan 1) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima 2) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3) Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dalam bidangnya masing-masing.
C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Beberapa ahli perpajakan banyak mengemukakan pengertian berbeda tentang pajak, tetapi pada dasarnya beberapa pengertian tersebut mempunyai maksud yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang di kemukakan oleh: a. Soemitro, dalam buku (Perpajakan) (2011:1)menyatakan: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat di paksakan dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Djajadiningrat, dalam buku (Perpajakan) (2011:1) menyatakan: Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Sedangkan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan perubahan keempat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1) Pajak dipungut berdasarkan Undang Undang 2) Sifatnya dapat dipaksakan 3) Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak 4) Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 5) Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum 2. Fungsi Pajak 1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 3. Jenis Pajak Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.
a. Menurut golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. 2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak.b. Menurut sifat pajak dikelopokan menjadi dua, yaitu: 1) Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadiwajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. 2) Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak. c. Menurut Lembaga Pemungut pajak dikelompokan menjadi dua,yaitu: 1) Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing
4. Pajak Hotel a. Pengertian pajak hotel Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (20) tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah.Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sementara itu hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lain selama menginap tersebut dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran (Darwin, 2010:119) b. Objek Pajak Hotel Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah: Pasal 32 Ayat (1) : Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Pasal 32 Ayat (2) : Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks, internet, fotokopi,
pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel. c. Yang Tidak Termasuk Objek Pajak Hotel Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Yang tidak termasuk Pajak Hotel sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (1) adalah : 1) Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggrakan oleh pemerintah atau Pemerintah Daerah; 2) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya; 3) Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan. 4) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial yang sejenis; 5) Jasa biro perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum. d.subjek Pajak Hotel Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 33 Ayat (1) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. e.tarif Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 1) Pasal 35 Ayat (1) : Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) 2) Pasal 35 Ayat (2) : Tarif pajak hotel ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Menurut Peraturan Daerah tentang pajak hotel menetapkan tarif hotel 3) Pasal 5 Ayat (1) : Tarif pajak hotel di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) f. Dasar Hukum Pajak Hotel Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagaimana dibawah ini 1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. g. Mekanisme Pemungutan Pajak Hotel 1. Pengukuhan Wajib Pajak Wajib Pajak Hotel wajib mendaftarkan usahanya kepadda bupati/walikota, dalam praktik umumnya kepada Dinas
Pendapatan Daerah kabupaten/kota, dalam jangka waktu tertentu, misalnya selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulainya kegiatan usaha, untuk dikukuhkan dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) 2. Pendaftaran dan Pendataan Untuk mendapatkan data wajib pajak dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap wajib pajak.kegiatan pendaftaran dan pendataan ddiawali dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. h. Sistem Pemungutan Pajak Hotel 1) Tata Cara Pemungutan dan Penetapan Pajak Hotel : a) Pendataan dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Setiap Wajib Pajak wajib menerima, mengisi dan menyampaikan SPTPD. SPTPD sebagaimana dimaksud diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada Kepala Daerah. Pengembalian SPTPD disampaikan kepada Kepala Daerah selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari setelah berakhirnya masa pajak. b) Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan SPTPD.
c) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT. d) Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. e) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran pajak diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah 2) Biaya Pemungutan Pajak Hotel Biaya pemungutan adalah biaya yang diberikan kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat penunjang dalam rangka kegiatan pemungutan.alokasi biaya pemungutan pajak hotel ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemungutan dan pengelolaan Pajak Hotel, diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil penerimaan pajak yang telah disetorkan ke kas daerah kabupaten/kota.khusus pajak hotel yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa diwilayah daerah kabupaten tempat pemungutan pajak hotel. Hasil penerimaan pajak hotel tersebut diperuntukkan paling sedikit 10% bagi desa diwilayah daerah kabupaten yang bersangkutan.bagian desa yang berasal dari pajak Kabupaten dengan memperhatikan aspek dan potensi antar desa. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemungutan dan pengolahan pajak hotel, diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil
penerimaan pajak yang telah disetorkan ke kas daerah Kabupaten/Kota 3) Tata Cara Pembayaran Pajak Hotel 1) Pembayaran pajak dilakukan di kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai waktu yang telah ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,dan STPD 2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas Daerah selambat lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Daerah. 3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dan 2 dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD. 4) Waktu pembayaran berdasarkan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah. 5) Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. 6) Kepala Daerah dapat melakukan pemberian persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 7) Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara berturut turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua
persen sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar. 8) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dengan dikenakan bunga 2 dua persen sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar. 9) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan oleh Kepala Daerah. 10) Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti dan pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. 11) Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan, pajak ditetapkan oleh kepala Daerah. 4) Tata Cara Perhitungan dan Pengenaan Pajak Hotel a. a. Perhitungan Pajak Hotel Pajak Hotel = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak Contoh perhitungan pajak hotel: Hotel X dengan masa pajak Januari 2017. Memiliki Omzet Rp 217.000.000,- Tarif pajak 10% Pajak Hotel = Rp 217.000.000,- x 10% = Rp 21.700.000,- Pengenaan Pajak Hotel Pajak dihitung untuk setiap bill yang dikeluarkan atau pengusaha hotel dan atas jumlah yang akan dibayar oleh tamu hotel.
Contoh perhitungan pengenaan pajak hotel: - Sewa kamar 3 hari = 3 x Rp 300.000,- = Rp 900.000,- - Cuci setrika 3 ptg = 3 x Rp 10.000,- = Rp 30.000,- - Telepon = Rp 125.000,- - Restoran = Rp 75.000,- - Taxi = Rp 0,- - Jumlah = Rp 1.130.000,- - Service 10% = Rp 113.000,- - Jumlah sebelum pajak = Rp 1.243.000,- - Diskon 5% = Rp 62.150,- - Jumlah setelah diskon = Rp 1.180.850,- - Pajak Hotel 10% = Rp 118.085,- - Jumlah yang harus dibayar = Rp 1.298.935,- - Uang muka / deposit = Rp 500.000,- - Sisa yang harus dibayar = Rp 798.935,- Yang dimaksud dengan Dasar Pengenaan pajak sebagaimana yang dimaksud pada contoh ini adalah Jumlah Setelah Diskon yaitu sebesar Rp 1.180.850,- 5) Tata Cara Penagihan Pajak Hotel Adapun Prosedur Penagihan Pajak Hotel menurut Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 yang terdapat pada BAB IV pasal 19 tentang Penagihan, sebagai berikut :
1) Kepala Dinas atau pajabat yang ditunjuk dapat menerbitkan STPD, apabila: Pajak Hotel dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar. Dari hasil penelitian STPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung. 2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD, ditambah dengan sanski administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak. 3) Pajak yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran atau terlambat dibayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, dan dapat ditagih dengan STPD. 4) Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak yang terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran. Tahapan dan urutan pelaksanaan penagihan pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran, diatur sebagai berikut : a. Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk dalam waktu sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari menerbitkan dan menyampaikan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat Lain yang sejenis kepada
Wajib Pajak Hotel setelah berakhirnya tanggal jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak, Surat Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,, dan Putusan Banding dengan meminta tanda penerimaan Surat Teguran. b. Kepala Dinas selaku Pejabat menerbitkan Surat Paksa dan Surat Paksa terseut diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada Wajib Pajak Hotel atau penanggung jawab pajak dalam waktu paling singkat 21 hari setelah surat teguran diterima Wajib Pajak Hotel dengan membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa. c. Kepala Dinas selaku pejabat menerbitkan Surat Perintah melaksanakan penyitaan dan juru sita pajak melaksanakan penyitaan atau barang-barang milik wajib pajak hotel dalam waktu paling singkat 2x24 jam setelah pelaksanaan/pemberitahuan surat paksa dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Penyitaan. d. Kepala Dinas selaku pejabat menerbitkan Surat Pencabutan Sita dan Juru Sita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak Hotel, apabila: Wajib Pajak Hotel atau penanggung pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak. Ditetapkan lain dengan Keputusan Kepala Daerah. e. Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuknya dalam waktu paling singkat 14 hari, setelah pelaksanaan penyitaan memgumumkan
pejualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak Hotel yang telah disita melalui media massa. f. Kepala Dinas selaku Pejabat, melakukan penjualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak Hotel bertempat di Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) dalam waktu paling singkat 14 hari setelah pengumuman lelang. g. Kepala Dinas menerbitkan surat kesempatan terakhir untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dan Jurusita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak Hotel diantara waktu sebagaimana dimaksud pada huruf f. h. Lelang tidak dilaksanakan apabila Wajib Pajak Hotel telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak, atau objek lelang musnah. Ketentuan mengenai pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa sebagimana dimaksud pada huruf b sampai dengan huruf h, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak Hotel tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa. Pelaksanaan Penagihan dengan surat paksa tidak mengakibatkan penundaan hak Wajib Pajak Hotel mengajukan keberatan pajak dan mengajukan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan, dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi
Penagihan aktif dilakukan Setelah jatuh tempo, pembayaran masih belum dilunasi, 7 hari setelah jatuh tempo tersebut akan diterbitkan surat teguran, 21 hari masih belum lunas juga maka akan dikeluarkan surat paksa, dalam jangka waktu sejak tanggal surat paksa. 2x24 jam tidak dilunasi maka dilakukan penyitaan, dan 14 hari setelah penyitaan dilakukan pelelangan (pengumuman lelang, tergantung barang yang disita), dalam proses penyitaan juga bisa dilakukan pencegahan dan penyanderaan. Langkah Penagihan Aktif ini muncul karena konsekuensi ketika wajib pajak tidak bersedia melunasi sebagian atau seluruh utang pajaknya. Jika wajib pajaknya melunasi, maka tindakan penagihan aktif ini tidak akan muncul. D. Ruang Lingkup Adapun yang menjadi ruang lingkup Tugas Akhir yang akan di laksanakan di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan 1. Mekanisme pengenaan dan pemungutan pajak hote; 2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak hotel E. Metode Penelitian berikut : Dalam pelaksanaan penulisan maka penulis menggunakan metode sebagai
1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1.1 Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari sumber penelitian, dengan cara wawancara yang berkompeten. 1.2 Data Sekunder Yaitu data yang bersumber dari buku-buku tentang perpajakan, undang-undang perpajakan. 2. Studi Literatur Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan di bahas melalui buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan. 3. Observasi Lapangan Penulis melaksanakan pengamatan secara langsung dan pencatatan pada objek Proposal Tugas Akhir terutama mengenai Pemungutan Pajak Hotel 4.Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 4.1. Wawancara (Interview) Dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak pihak BPPRD atau kepada pihak yang dianggap mampu memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan laporan ini.
4.2.Observasi (Observation) Penulis terjun langsung ke lapangan dengan melihat, mendengarkan, dan meneliti secara langsung untuk memperoleh data yang di perlukan. 4.3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide) Pengumpulan data dengan mengumpulkan semua dokumen-dokumen mengenai Pemungutan Pajak Hotel 5. Alat Pengumpulan Data Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data dengan jenis instrument sebagai berikut: 5.1 Wawancara (Interview) Menggunakan jenis instrument seperti pedomana wawancara 5.2 Observasi (Observation) Dalam metode ini penulis menggunakan lembar pengamatan, panduan pengamatan dan panduan observasi 5.3 Daftar Dokumentasi (Optinal Guide) Dalam metode ini penulis menggunakan metode daftar check list 6. Analisis Data dan Informasi Dalam hal ini, penulis mengumpulkan seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat kemudian menganalisisnya dan mngevaluasi kembali sehingga mendapat kesimpulan dari pengumpulan data ini.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan Pada awalnya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah suatu sub bagian pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini tidak terdapat lagi sub seksi, karena pada saat itu wajib pajak atau wajib retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu banyak. Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan melalui peraturan sub bagian keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan maka dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi yang merupakan kewajiban para wajib pajak atau wajib retribusi dalam Kota Medan yang terdiri dari 21 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Barat, Medan Belawan, Medan Deli, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Timur. Sehubungan dengan intruksi Menteri Dalam Negeri KPUD No. 7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh Indonesia, maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA No. 12 Tahun 1978 menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru
Di dalam struktur organisasi yang baru ini dibentuklah seksi-seksi administrasi Dinas Pendapatan serta bagian tata usaha yang membawahi 3 (tiga) Kepala sub bagian yang merupakan sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah yang merupakan kontribusi yang cukup penting bagi pemerintahan daerah dalam mendukung serta memelihara hasil-hasil pembangunan dari peningkatan pendapatan daerah. Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 (tiga) Kepala Sub Bagian. Peningkatan penerimaan pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Hotel yang merupakan kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah. Meningkatnya pendapatan daerah hendaknya tidak hanya ditempuh dengan cara kebijaksanaan menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki sistem atau menyempurnakan administrasi, sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas Pendapatan Kota yang ada sekarang. Namun pada kondisi sekarang ini, dirasakan tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA). Seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektoral perlu dirubah secara fungsional dan disesuiakan dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguhsungguh sehingga akhirnya Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) berhasil disusun.
Adapun penyempurnaan dimaksud dituangkan dalam : 1. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 973/442 Tahun 1988 pada tanggal 26 Mei 1988, tentang sistem prosedur perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang pelaksanaan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 973/442 Tahun 1988. 3. Surat Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1989 tanggal 26 Mei 1988, tentang Organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan. Pendapatan Daerah Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) yang dilaksanakan bertahap dan penyempurnaannya sebagai tahap awal untuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan secara efektif. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988, instruktur Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA No. 16 Tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka pada awal tahun 2017 setiap instansi vertikal akan mengalami perubahan nomenklatur, salah satunya Dinas Pendapatan Daerah
(DISPENDA) yang berubah nama menjadi Badan Pajak dan Retribusi (BPPR). B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Sekretaris, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan terdiri dari : a. Sub Bidang Teknis Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan 4. Bidang Hotel, Restoran, dan Hiburan terdiri dari : a. Sub Bidang Teknis Hotel, Restoran, dan Hiburan b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan 5. Bidan Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet, dan Retribusi terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknis Parkir, Reklame, Penerangan Jalan, Air Tanah, Sarang Burung Walet dan Retribusi b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan 6. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari : a. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Evaluasi Pajak Daerah b. Sub Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Evaluasi Retribusi Daerah c. Sub Bidang Hukum dan Publikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 7. Unit Pelaksana Teknis 8. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksana C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan Sesuai dengan keputusan Walikota Medan No. 35 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan, dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Medan 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kota Medan 3. Kepala Daerah adalah Walikota Medan 4. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Walikota Medan
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Rakyat Kota Medan 6. Perangkat Daerah adalah Organisasi atau Lembaga pada Pemerintahan Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan turut membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintah yang terdiri dari atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan daerah. 7. Sekretariat Daerah adalah Unsur Staf Pemerintah Daerah Kota Medan. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan. 9. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kota Medan sebagai Unsur Pelaksana Pemerintah Kota Medan 10. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Medan. 11. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan 12. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah Unsur Pelaksana Teknis pada Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. 13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pemegang jabatan fungsional yang mempunyai tugas khusus sesuai dengan bidang keahliannya dan jumlahnya disesuiakan dengan kebutuhan masing-masing. Adapun tugas pokok dari masing-masing seksi pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah adalah unsur pelaksana Kota Medan dalam bidang pemungutan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretariat Daerah Badan Pengelola Pajak dan Retribusi mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan melaksanakan tugas pembantuan dengan bidang tugasnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah. 2. Melakukan pembukuan dan pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak. 3. Melaksanakan koordinasi dibidang pendapatan daerah dengan unit dan instansi terkait dalam rangka penetapan besarnya pajak dan retribusi 4. Melakukan penyuluhan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya serta PBB. 5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya. 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota. b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok dibidang ketatausahaan.ruang lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum keuangan, perlengkapan, penyusunan program, kepegawaian, kerumahtanggaan, dan unsur umum lainnya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretariat memiliki fungsi : 1. Menyusun rencana kegiatan kerja. 2. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya. 3. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan laporan keuangan 4. Mengelola urusan administrasi kepegawaian dan mengelola urusan perlengkapan kerumahtanggaan dan pengadaan barang. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub Bagian Keuangan b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Penyusunan Program Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris:
1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan dan perbendaharaan serta menyusun laporan keuangan yang meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan, dan verifikasi serta penyusunan laporan keuangan dinas. 2. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas mengelola administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas serta melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian. 3. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas untuk merencanakan penerimaan pendapatan daerah, sistem dan prosedur kerja serta menyusun kebijaksanaan teknis dan program kerja jangka pendek. c. Bidang Pendataan dan Penetapan Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang didalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pendataan, pendaftaran, pemeriksaan, penetapan, dan pengolahan data dan informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai fungsi : 1. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak.
2. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi baik dari surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD), surat pemberitahuan retribusi daerah (SPRD), hasil pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait. 3. Penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. 4. Merencanakan dan menatausahakan hasil pemeriksaan terhadap wajib pajak dan wajib retribusi serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari : a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran b. Seksi Pemeriksaan c. Seksi Penetapan d. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi Setiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pendataan dan Penetapan. 1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan pendataan objek pajak daerah/ retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTRD), melaksanakan pendaftaran wajib pajak daerah/ wajib retribusi daerah melalui formulir pendaftaran, menyimpan, mendistribusikan, memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)/ wajib
retribusi daerah serta menyimpan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan. 2. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas menyusun rencana pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksaan objek pajak/ retribusi, menata usaha hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek/ retribusi serta mengirimkan laporan hasil pemeriksaan kepada Seksi Pengelolaan Data dan Informasi. 3. Seksi Penetapan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan pokok pajak daerah/ pokok retribusi daerah berdasarkan kartu data termasuk perhitungan denda dan sanksi lainnya, menerbitkan dan mendistribusikan serta menyimpan arsip surat perpajakan daerah/ retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan, melaksanakan perhitungan jumlah angsuran pembayaran/penyetoran atas permohonan wajib pajak. 4. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data objek pajak daerah/retribusi daerah, menuangkan hasil pengelolaan data informasi kedalam kartu data serta mengirimkan kartu data kepada seksi penetapan dan demikian sebaliknya d. Bidang Penagihan Bidang Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang Penagihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta pertimbangan terhadap keberatan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Untuk melaksanakan tugas bidang penagihan mempunyai fungsi : 1. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. 2. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah/ retribusi daerah dan pendapatan lainnya. 3. Melaksanakan perhitungan restitusi dan/ pemindahbukuan atas pajak daerah/ retribusi daerah dan pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak. 4. Melaksanakan telaah dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Penagihan terdiri dari : a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan. 1. Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah/ retribusi daerah dan pemdapatan daerah lainnya, melaksanakan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pendataan ulang dari hasil pungutan benda berharga kedalam kartu persediaan benda berharga, menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran serta sisa persediaan benda berharga secara berkala. 2. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah/ retribusi daerah serta menyimpan arsip surat perpajakan daerah/ retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan. 3. Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas menerima surat keberatan dari wajib pajak/ retribusi dan meneliti keberatan wajib pajak/ retribusi dan mempersiapkan Surat Keputusan Kepala Badan tentang persetujuan atas keberatan tersebut. e. Bidang Bagi Hasil Pendapatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas, yakni : 1. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan penatausahaan bagi hasil pendapatan dan bukan pajak. 2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan non pajak. 3. Melaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus ( DAK). 4. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan peraturan perundangundangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang hasil pendapat. 5. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari : a. Seksi Bagi Hasil Pajak b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil d. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan bagi hasil pendapatan. 1. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas menerima dan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan
Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan, melaksanakan penagihan PBB, Melaksanakan perhitungan penerimaan pajak pusat dan pajak provinsi, melaksanakan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya serta membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB wajib pajak, menerima kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB. 2. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Khusus. 3. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan surat-surat ketetapan pajak bumi dan bangunan dan menatausahakan pendapatan bagi hasil pajak dan non pajak. 4. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas mengkaji tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan melaksanakan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan serta melaksanakan pengkajian atas penerimaan pendapatan daerah secara periodik. f. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Bidang Pengembangan dan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan Pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain. c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya. d. Perhitungan potensi pajak daerah. e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengembangan pendapatan daerah. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas fungsinya. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari : 1. Seksi Pengembangan Pajak 2. Seksi Pengembangan Retribusi 3. Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan Pendapatan Daerah.
1. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas menyiapkan rencana, program, dan kegiatan seksi pengembangan pajak, penyusunan bahan petunjuk, teknis lingkungan pengembangan pajak, penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang Pajak Dearah. 2. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas penyiapan rencana program dalam kegiatan seksi pengembangan retribusi, penyususan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi, penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pengembangan daerah, penyiapan bahan data pengkajian, pengembangan potensi retribusi daerah, penyiapan bahan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 3. Seksi Pengembangan Pendapatan lai-lain mempunyai tugas penyiapan rencana program dan kegiatan seksi pengembangan pendapatan lain-lain, penyusunan bahan petunjuk teknis lingkungan pengembangan pendapatan lain-lain, penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan lain-lain, penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain, penyiapan bahan monitoring evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan membuka 7 (tujuh) lokasi kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang ada di 21 (dua
puluh satu) kecamatan Kota Medan. Membuka Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) ini untuk memudahkan wajib pajak mendaftarkan usahanya. Adapun alamat-alamat UPT tersebut sebagai berikut : 1. KA. UPT WIL I Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Air Bersih No. 68 Medan. Dan UPT ini mewakili 4 kecamatan yaitu: 1) Medan Denai. 2) Medan Amplas. 3) Medan area. 4) Medan Kota. 2. KA. UPT WIL II Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Pelita IV No. 32 Medan. Dan UPT ini mewakili 2 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Tembung. 2) Medan Perjuangan. 3. KA. UPT WIL III Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Sei Binge No. 43 kel, Sei Sikambing B Medan Petisah. Dan UPT ini mewakili 3 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Petisah 2) Medan Sunggal 3) Medan Helvetia 4. KA. UPT WIL IV
Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Karya 2 No. 32 Kec.Medan Barat. Dan UPT ini mewakili 2 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Timur. 2) Medan Barat. 5. KA. UPT WIL V Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Brigjen Katamso. Dan UPT ini mewakili 3 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Polonia. 2) Medan Maimun. 3) Medan Baru. 6. KA. UPT WIL VI Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Suka Indah No. 2 Kel. Suka Maju Kec. Medan Johor. Dan UPT ini mewakili 3 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Tuntungan. 2) Medan Selayang. 3) Medan Johor. 7. KA. UPT WIL VII Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini berlokasi di Jl. Paku No.B 12 Tanah Enam Ratus Kec.Medan Marelan. Dan UPT ini mewakili 4 kecamatan yaitu sebagai berikut : 1) Medan Belawan. 2) Medan Labuhan