Disusun oleh: ITSNA ROSYADA J

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh: ITSNA ROSYADA J

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan di masyarakat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Karena tanpa pengaturan sumber daya manusia yang tepat, maka. banyak artinya tanpa dikelola oleh manusia secara baik.

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PABRIK DENGAN SISTEM ROTASI SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Penelitian Terbaru Mengenai Konsumsi Garam Harian dan Kaitannya Dengan Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Poli Jantung RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

GAMBARAN RITME SIRKADIAN NELAYAN DI TANJUNG EMAS SEMARANG

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

EFEK PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH MENOPAUSE TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI NADI ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK. Oleh : HEERASHENE SITHASIVAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diwajibkan mengambil SKS setiap semester sesuai dengan ketentuan yang

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA BERDASARKAN SHIFT KERJA PAGI DAN MALAM (Survei pada Pekerja Bagian Produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PABRIK DENGAN SISTEM ROTASI SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT KELAS III DI RSUD DR. R. GOETOENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN TEKANAN INTRAOKULAR PADA WANITA HAMIL TRIMESTER 3 DIBANDINGKAN DENGAN WANITA TIDAK HAMIL DI YOGYAKARTA INTISARI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. (Dorland, 2010). Dalam keadaan normal, tekanan intraokular rata rata sekitar 15 mm

ABSTRAK. PENGARUH JUS LABU SIAM (Sechium edule) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH PISANG KEPOK (Musa acuminata x balbisiana Colla) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Desa Keniten Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

GAMBARAN TEKANAN DARAH PASIEN PENCABUTAN GIGI DI RSGM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FK UNSRAT TAHUN

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA WANITA DEWASA AWAL YANG MELAKUKAN PILATES DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN PILATES DI RPM BODY FITNESS SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sarah Youna Moniung Rolly Rondonuwu Yolanda B. Bataha

I. PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dan. Sehat adalah keadaan sejahatera. hanya melakukan aktifitas. dari badan, jiwa, dan sosial yang

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK ETIOPATOGENESIS DAN HISTOPATOLOGI MIOKARD INFARK. Wenny. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK DAN BERBARING PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG.

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN PENGGUNAAN SUMBAT TELINGA (EAR PLUG) PADA PEKERJA PANDE ALUMUNIUM DI DESA KEMBANG KUNING KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP KEWASPADAAN DAN KETELITIAN PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Transkripsi:

GAMBARAN IRAMA SIRKADIAN SISTEM KARDIOVASKULER (Studi Observasi pada Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun oleh: ITSNA ROSYADA J120130009 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

i

ii

iii

GAMBARAN IRAMA SIRKADIAN SISTEM KARDIOVASKULER (STUDI OBSERVASI PADA ANGGOTA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KAFILAH PENUNTUN MOH. DJAZMAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA) ABSTRAK Latar Belakang: Makhluk hidup memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Kemampuan tersebut disebabkan adanya proses fisiologis ritmis yang dikendalikan oleh Nukleus Suprachiasmatik di anterior hipotalamus sebagai pemicu utama irama sirkadian dalam rentang waktu sekitar 24 jam. Akibatnya, tubuh akan terjadi proses naik turun aktifitas organ, meskipun dalam kondisi istirahat total, termasuk pada aktifitas kardiovaskuler. Sehingga, perlu diketahui gambaran normal irama sirkadian sistem kardiovaskuler untuk acuan pemberian dosis latihan yang aman dan sesuai dengan fluktuasi aktifitas kardiovaskuler. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran irama sirkadian sistem kardiovaskuler pada anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel 47 orang. Pengambilan data irama sirkadian sistem kardiovaskuler (tekanan darah dan denyut nadi) dilakukan setiap 4 jam selama 3 hari. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tekanan darah dan denyut nadi berada pada puncak terendah pada pukul 04.00 dini hari dan pukul 16.00 sore, sementara puncak peningkatan terjadi pada pukul 08.00 hingga 10.00 pagi dan 20.00 hingga 24.00 malam. Kesimpulan: Irama sirkadian sistem kardiovaskuler (tekanan darah dan denyut nadi) pada Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan hasil fluktuasi sesuai normalnya. Kata Kunci: Irama Sirkadian, Sistem Kardiovaskuler ABSTRACT Background: Human being have abilities to adapt with their environmental changes. It is caused by physiological rhythm process by Suprachiasmatic Nuclei on Anterior Hypothalamus as circadian pacemaker for 24 hours per day. As a result, body has an up and down of organs activity, even it is on rest condition, including cardiovascular activity. So, it is need to know how cardiovasular circadian rhythm performed by normally people, to give the dose of exercise that secure and appropriate with cardiovascular fluctuation activity. 1

Research Aim: To know how circadian rhythm of cardiovascular on Hizbul Wathan Scouting Movement of Moh. Djazman, Muhammadiyah University of Surakarta is performed. Research Method: The type of research used in this study is observational descriptive. The sampling technique used is Purposive Sampling Technique with the total samples as much as 47 people. Measurement for this circadian rhythm of cardiovascular (blood pressure and pulse pressure) is done for 4 hours in 3 days. Research Result: Based on the result of this research, it can be known that blood pressure and pulse pressure are on the lowest peak at 04.00 am and 16.00 pm, while the highest peak at 08.00 until 12.00 am and 20.00 until 24.00 pm. Conclution: Circadian rhythm of cardiovascular (blood pressure and pulse pressure) on Hizbul Wathan Scouting Movement of Moh. Djazman, Muhammadiyah University Of Surakarta shows a normal rhythm. Keywords: Circadian Rhythm, Cardiovascular System 1. PENDAHULUAN Makhluk hidup memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Kemampuan tersebut dikarenakan adanya pengaruh fisiologis ritmis pada sekresi hormonal, suhu, ritme bangun-tidur, keseimbangan glukosa dan siklus regulasi sel (Zee et al., 2013). Kemampuan fisiologis itu disebut dengan irama sirkadian. Irama sirkadian dikendalikan oleh Nukleus Suprachiasmatik dengan mempengaruhi sekresi hormonal dan saraf simpatis. Pada organ jantung, Nukleus Suprachiasmatik bekerja dengan mempengaruhi sekresi norepinefrin sebagai salah satu neurotransmitter simpatis yang menyebabkan jantung mampu mengendalikan tekanan darah, denyut jantung dan tonus vaskular, sehingga terjadi homeostasis dan tubuh tetap mampu beraktivitas normal meskipun terjadi perubahan kondisi lingkungan. Keseimbangan antara kondisi tubuh dengan perubahan lingkungan yang dikendalikan oleh Nukleus Suprachiasmatik melalui ritme perubahan tekanan darah tersebut memberikan keuntungan bagi jantung berupa terkendalinya fisiologis jantung dan pencegahan kerusakan organ jantung (Takeda dan Maemura, 2011). Tekanan darah merupakan hasil proses fisiologis tubuh yang mudah mengalami kenaikan dan penurunan. Chen dan Yang (2015) dalam penelitiannya, ia membagi waktu perbedaan tekanan darah menjadi 2, yaitu periode terang dan 2

gelap. Menurutnya, tekanan darah lebih tinggi pada periode gelap daripada periode terang, sehingga aktifitas fisik yang dilakukan seyogyanya disesuaikan dengan kondisi kardiovaskuler. Lebih terperinci, Koroboki et al (2012) menjelaskan bahwa tekanan darah dan denyut nadi mengalami puncak penurunan sekitar pukul 04.00 pagi dan 16.00-18.00 sore serta kenaikan pada pukul 08.00-14.00 siang dan pukul 20.00 malam. Fluktuasi sistem kardiovaskuler tersebut tetap terjadi meskipun tubuh dalam kondisi istirahat total (Guo dan Stein, 2002). Untuk memenuhi kebutuhan latihan fisik dengan pemberian waktu latihan yang sesuai dengan siklus fluktuasi tekanan darah itu, maka perlu diketahui bagaimana gambaran irama sirkadian yang terjadi. Sehingga ketepatan waktu latihan dapat dicapai dan resiko cacat/trauma akibat latihan fisik dapat dicegah. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran dalam waktu 4 jam sekali selama 3 hari berturut turut. Dari data hasil pengukuran, dilakukan tabulasi data yang kemudian dianalisa dan dideskripsikan hasil gambaran irama sirkadian tekanan darah dan denyut nadi responden. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil penelitian, didapatkan hasil tekanan darah dan denyut nadi berada di puncak penurunan pada pukul 04.00 pagi dan 16.00 sore serta puncak peningkatan pukul 08.00-12.00 siang dan 20.00-24.00 malam. Selain itu, dalam pengukuran juga didapatkan nilai sistolik dan diastolik yang melewati batas tekanan darah sistolik normal. Peningkatan tersebut terjadi pada pukul 20.00 hari pertama pengukuran, tekanan darah sistolik mencapai 130 mmhg dan diastolik mencapai 100 mmhg. Meskipun tekanan darah melebihi nilai normalnya, namun hal tersebut tidak dapat dinyatakan dalam kategori penderita hipertensi.. 3

Responden dapat dinyatakan berada pada kategori Hipertensi bilamana ditemukan 2 kali nilai yang melebihi standar normal, sebagaimana yang dijelaskan oleh McConell, Karen J et al (2016) yang menyatakan bahwa hipertensi adalah ketika sistolik > 140 mmhg, diastolik > 90 mmhg, menjalani pengobatan hipertensi dan didapatkan tekanan darah > 140/90 mmhg dalam minimal 2 kali waktu pengukuran. Jika merujuk pada National Heart Foundation of Australia (2016), nilai tekanan darah 130/100 mmhg adalah dalam kategori high-normal tension. Ritme abnormal kedua yang didapatkan adalah fluktuasi sistolik dan diastolik yang tidak seirama dalam beberapa kali waktu penelitian. Mengenai hal ini, dalam penelitiannya, Atanasova dan Marinov (2013) menjelaskan bahwa peningkatan denyut nadi yang signifikan dan melebihi batas normal tanpa diikuti oleh peningkatan tekanan darah, merupakan indikasi terjadinya infark miokard, karena hal tersebut menunjukkan bahwa jantung tidak mampu mengedarkan darah sesuai dengan volume darah yang didapatkan. selain itu, jika yang mengalami peningkatan hanyalah denyut nadi dan tekanan sistolik, sementara tekanan diastolik menurun, merupakan indikasi terjadinya arterial stiffness. 3.2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang dialami oleh peneliti adalah: a. Penelitian tidak dilakukan dengan sistem karantina total terhadap kondisi responden. b. Penelitian masih dilakukan dengan alat penelitian yang bersifat manual. c. Selama masa penelitian, tidak digunakan questioner tetang aktifitas keseharian dan pola hidup responden. 4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan gambaran hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa fluktuasi tekanan darah dan denyut nadi berada pada puncak 4

terendah pada pukul 04.00 pagi. Tekanan darah beranjak meningkat hingga pukul 08.00 pagi dan relatif stabil sampai pukul 12.00 siang. Tekanan darah dan denyut nadi mengalami penurunan pada pukul 16.00 sore, dan kembali meningkat pada pukul 20.00 malam hingga 24.00 malam. 4.2. Saran Saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada peneliti selanjutnya adalah: a. Perlunya sistem karantina responden yang lebih tertata. b. Penggunaan alat penelitian yang bersifat digital untuk memudahkan teknis penelitian. c. Perlunya penggunaan questiner tentang aktifitas keseharian dan pola hidup responden, untuk menunjang analisa hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Atanasova, G. N dan Marinov, M. S. The Pulse Pressure Amplitude as a Marker of Myocardial Infarction Risk. Bulgaria. Clinical and Experimental Cardiology. 4:6. 2013. 1000251. Chen, Lihong dan Yang, Guangrui. Recent Advence in Circadian Rhythm in Cardiovascular System. USA. Frontiers in Pharmacology. 6(71). 2015:1-7 Guo, Y. F dan Stein, P. K. Circadian Rhythm in Cardiovascular System: Consideration in Non-Invasive Electrophysiology. German. Springer Link. 6(3). 2002:267-272 Koroboki, E., Manios, E., Psaltopoulou, T., Vemmos, K., Michas, F., Alexaki, E., dan Zakopoulos, N. Circadian Variation of Blood Pressure and Heart Rate in Normotensives, White-Coat, Masked, Treated and Untreated Hypertensives. Athens. Hellenic Journal of Cardiology. (53). 2012:432-438 5

McConnell, K. J dan Baker, W. L. Blood Pressure Management- PSAP book 1. Washington. PSAP:2016 Takeda, Norihiko dan Maemura, Koji. Circadian Clock and Cardiovascular Disease. Japan. Elsevier. (57). 2011:249-256 Zee, P., Attarian, H., dan Videnovic, A. Circadian Rhythm Abnormalities. Chicago. American Academi of Neurology. 19(1). 2013:132-147 6