BAB II URAIAN TEORITIS. adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis - jenis Fotojurnalistik!

A. TEKNIK FOTO JURNALISTIK

Fotojurnalistik! Pertemuan 1

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pertemuan 14 Fotografi EDFAT ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

PANDUAN UJI KOMPETENSI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

Komposisi dalam Fotografi

Pertemuan 11: Jurnalistik Foto

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber :

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berkomunikasi merupakan hal dasar dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORI

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERTEMUAN 7! Hal-Hal yang Perlu Dimiliki Seorang Pewarta Foto. 1. Naluri Berita. 2. Rasa Ingin Tahu. 3. Pantang Menyerah. 4. Perilaku yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

PERTEMUAN I. Edisi The Daily Graphic 1877

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

Basic Photography. Setting & Composition PART II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan oplah antarpenerbit surat kabar semakin pesat.oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

Commercial / Advertising Photography

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendasar. Salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

ANALISIS ISI FOTOJURNALISTIK MENGENAI KERUSUHAN MESIR PADA HARIAN KOMPAS SKRIPSI. Diajukan oleh: EVA MUGDHIYANA

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai mahkluk sosial, manusia memiliki hasrat yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

Komposisi dalam Foto Portrait

KURSUS DAN PELATIHAN FOTOGRAFI JENJANG V KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

FOTOGRAFI KE SAJIAN MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sarana komunikasi terus berlangsung dari tahun ke tahun.

ANALISIS FOTO JURNALISTIK MENGENAI KERUSUHAN DI MESUJI LAMPUNG PADA HARIAN KOMPAS SKRIPSI DEDY ISNAINI BERUTU

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

TUGAS KOMPUTER PHOTOGRAPHY

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2005: 10) ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland tersebut menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Komunikasi (communication) adalah proses sosial di mana individuindividu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Harold Laswell (dalam Mulyana, 2005: 62) mengemukakan cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?. Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi jika didukung oleh adanya (1) Sumber: Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri dari satu orang, organisasi atau lembaga. (2) Pesan: Yaitu sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. (3) Media: Yaitu alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam

komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang tidak dapat melihat, membaca dan mendengarnya. (4) Penerima: Yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. (5) Efek: Yaitu perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara, 2006: 23-25). Adapun proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan sekunder. a. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakann lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), syarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. b. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh dan jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena, dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya (Effendy: 2005, 11-17). Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak (http://id.wikipedia.org). Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr dan Joseph A. Devito (dalam Effendy, 2005: 21-25), komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya adalah (1) Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication): Tidak terdapat arus balik dari komunikan. (2) Komunikator pada komunikasi massa melembaga: Media massa sebagai saluran komunikasi merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. (3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum: Karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. (4) Media komunikasi

massa menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesanpesan yang disebarkan. (5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, di mana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal. II.2. Fungsi Komunikasi Massa Menurut seorang pakar komunikasi, Harold D. Lasswell (dalam Effendy, 2005: 27), proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi: a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the components of society in making a response to the environment). c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social inheritage). Di sini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (dalam Ardianto, 2004: 15-18), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

f. Surveillance (Pengawasan) Surveillance mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya melakukan pengawasan. Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu (1) Warning or Beware Surveillance (Pengawasan Peringatan) dan (2) Instrumental Surveillance (Pengawasan Instrumental). g. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga memberikan informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. h. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. i. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara.fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada cara di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. j. Entertainment (Hiburan) Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk saran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya banyak dimuati acara hiburan.memang ada beberapa televisi dan radio siaran yang memuat 100% berita.tetapi televisi dan

radio siaran lainnya menyajikan berita kurang dari 5%, majalah pun demikian halnya.ada yang banyak memuat hiburan, ada pula yang sedikit memuat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat kabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, Teka- Teki Silang (TTS), dan berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi). Dari paparan diatas, fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja, yakni: menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain) dan mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 31). II. 3. Fotografi Fotografi merupakan sebuah seni dan teknologi dalam proses menghasilkan sebuah gambar/imaji. Mo Tschi di China, Aristoteles di Yunani, Al-Hazzen di Timur Tengah, Leonardo Da Vinci dan Louis Jacques Mande Daguerre di Eropa, merupakan sebagian kecil yang turut berperan dalam pengembangan teknik dan konsep melukis dengan cahaya yang telah mereka lakukan sedari 25 abad silam dengan melakukan ribuan percobaan (Drajat, 2001: iii). Fotografi secara resmi lahir di Paris ketika Louis Jacques Mande Daguerre memperkenalkan kameranya yang bernama Daguerreotype. Sejak itu, era

perkembangan fotografi terus berjalan mengikuti perkembangan kemajuan manusia, hingga kini memasuki masa booming teknologi kamera digital. Fotografi masuk ke Indonesia sekitar tahun 1841, ketika pemerintah kolonial Belanda mendatangkan Dr. Jurriaan Munich untuk mendokumentasikan aktivitas Hindia Belanda. Namun sayangnya foto-foto Jurriaan tidak terdokumentasikan dengan baik, sehingga kita sulit mengamati foto-foto pertama tentang Indonesia (Santoso, 2010: 4). Sekitar tahun 1875, dunia fotografi mulai diisi oleh orang pribumi yang bernama Kassian Chepas, seorang pria asal Yogyakarta. Foto Kassian yang fenomenal dan dijadikan penelitian arkeologi adalah foto dokumentasi 467 relief Karmawibhangga (relief pada dasar candi Borobudur yang tertutup tanah). Perkembangan fotografi setelah itu masih belum menunjukkan geliatnya. Baru tahun 1960-an, seiring dengan peningkatan harga perlengkapan fotografi, dunia fotografi di Indonesia mulai berkembang. Foto yang bagus harus memiliki beberapa kualitas. Pertama, foto harus fokus sehingga maknanya yang penting bisa terlihat dan dipahami pemirsanya. Kedua, foto harus memiliki exposure yang bagus. Kualitas foto yang bagus lainnya adalah foto bebas dari cacat (Rolnicki, 2008: 322). Sedangkan menurut Arbain Rambey, elemen penting dalam fotografi ada lima yaitu: (1) Teknis, (2) Komposisi, (3) Posisi, (4) Momen dan (5) Content. Menurut Santoso (2010: 14) ada beberapa macam jenis fotografi diantaranya yaitu:

1. Fotografi Murni atau Hobi Jenis fotografi yang digolongkan ke dalam kelompok fotografi murni ini adalah jenis karya fotografi yang dibuat semata-mata karena hobi atau kesukaan sang fotografer. Karya tersebut tidak dimasukkan sebagai ilustrasi artikel pada majalah atau surat kabar atau juga tidak dimasukkan sebagai bahan promosi atau iklan. Karya tersebut dibuat atas dasar keinginan atau mood si pemotret terhadap objek atau keindahan objek yang dilihatnya. Tujuan yang dikejar oleh sang fotografer adalah menciptakan momen eksotik. 2. Fotografi Jurnalistik Fotografi jurnalistik yang khusus menampilkan foto-foto yang memiliki nilai berita, baik benda, bahan atau situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum.bersifat aktual sebagai berita yang mampu mengungkapkan kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin tahu. Dalam fotografi jurnalistik juga dikenal rubrikasi atau pembagian antara lain: a. Fotografi Hard News Dalam Bahasa Indonesia lazim disebut berita hangat atau keras, merupakan hasil rekaman berita beragam peristiwa yang dapat mengubah sejarah dunia atau juga sebuah peristiwa yang menggemparkan, seperti kerusuhan, kekerasan, bencana alam dan kecelakaan yang merenggut ratusan korban jiwa.

b. Fotografi General News (Berita Umum) Fotojurnalistik kategori ini bersifat seremoni yang terjadwal atau teragendakan.seperti foto-foto pejabat, peresmian sebuah gedung, karnaval, peringatan ulang tahun sebuah negara dan sebagainya yang bersifat informasi. c. Fotografi Portrait Potret dalam fotojurnalistik bukan sekedar foto close-up semata.potret di sini lebih sekedar menyajikan wajah seseorang atau tokoh. Foto berani menampilkan karakteristik sesuai dengan hati sang subjek, yang paling pokok adalah pengungkapan kreatif dari watak seorang tokoh, hingga merupakan sebuah biografi visual. d. Fotografi Industri dan Pertanian Foto-foto yang bersifat proses produksi dalam suatu industri baik pertanian maupun industri berskala besar, juga lahan pertanian serta kesibukan dalam mengolah produksi pertanian. e. Fotografi Ekonomi dan Investasi Foto yang berkenaan dengan perekonomian makro, bisa berupa foto pameran industri yang menyangkut usaha masyarakat. Tetapi tidak menonjolkan gambar proses produksi yang rutin. f. Fotografi Daily Life (Feature) Fotojurnalistik yang tidak terkait dengan syarat unsur kehangatan atau aktualitas, yang diutamakan dalam kategori foto ini adalah keunikan, humor maupun perjuangan hidup dan nasib seseorang.

g. Fotografi Seni dan Budaya Berita budaya juga menjadi santapan bagi publik/pembaca.setiap umat manusia selalu terkungkung oleh suatu budaya dimana mereka tinggal atau hidup.beragam budaya dan adat istiadat ada di dunia ini. h. Fotografi Arsitektur Segala foto yang menunjukkan arsitektur, interior maupun eksterior dan semua gedung bangunan. i. Fotografi Iptek dan Kesehatan Kategori foto tentang penemuan di bidang teknologi seperti komputer maupun penemuan serum untuk suatu pengobatan. j. Fotografi Alam Lingkungan Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan.selain alam, satwa yang dilindungi juga dapat menjelma menjadi foto-foto yang menarik. k. Fotografi Sports Foto olahraga merupakan wujud apresiasi terhadap semangat kompetisi sportif.foto-foto di lingkup arena pertandingan amat kaya dengan gerakan yang aktraktif maupun peristiwa diluar ruangan.

l. Esai Foto Foto-foto yang bercerita foto seri yang biasanya dilengkapi dengan teks pengantar.foto bukan foto tunggal melainkan terdiri dari beberapa foto yang menjadi item maupun tema cerita. 3. Fotografi Komersil Fotografi komersial memiliki aturan-aturan yang ditaati dan ditepati. Fotografer di bidang ini harus menunjukkan hasil yang subjektif secermat mungkin. Bahkan pada saat-saat tertentu para pemotret harus pula menjaga kerahasian, keamanan dan keselamatan objek yang dipotretnya. 4. Fotografi Iklan Pada fotografi iklan dapat dilihat bahwa faktor objektivitas agak sedikit berkurang. Alasan yang paling mendasar adalah foto-foto yang akan ditampilkan bertujuan mempengaruhi selera konsumen, agar konsumen mau membeli produk yang ditawarkan. Seorang fotografer harus berkreasi untuk mendapatkan hasil yang memiliki magnet. 5. Fotografi Pernikahan Fotografi pernikahan adalah bagian dari fotografi komersial yang berfungsi sebagai sarana pendokumentasian upacara pernikahan.fotografi pernikahan merupaka tambang emas bagi seorang fotografer yang tidak ada habis-habisnya. Cabang fotografi ini tidak akan pernah berakhir sepanjang masa, karena merupakan

keinginan manusiawi jika pasangan yang melakukan pernikahan ingin mengabadikan hari bahagia mereka tersebut. 6. Foto Fashion Foto fashion tidak lagi berbentuk foto produk tetapi berkembang menjadi aliran yang mengutamakan artistik yang tinggi yang mewakili rancangan mode. Persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga teknik fotografi, make-up dan rambut, tata gaya, tata ruang dan sebagainya yang menghasilkan sebuah karya seni. II.3.1. Fotografi Jurnalistik Menurut Guru Besar Universitas Missouri di Amerika Serikat, Cliff Edom, fotojurnalistik adalah paduan kata (words) dan gambar (pictures). Sementara menurut mantan editor foto majalah Life dari 1937-1950, Wilson Hicks, fotojurnalistik adalah kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Kategori fotojurnalistik terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, tidak pernah sama setiap tahunnya. Kategori yang pernah dibuat sekitar tahun 2007 oleh Badan Fotojurnalistik Dunia (World Press Photo Foundation) pada lomba foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan seluruh dunia. Kategori itu adalah sebagai berikut: 1. Spot Photo Foto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian.

2. General News Photo Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa.temanya bermacam-macam yaitu politik, ekonomi dan humor. 3. People in the News Photo Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita.yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu.tokoh-tokoh pada foto people in the news bisa tokoh populer atau bisa tidak, tetapi kemudian menjadi populer setelah foto itu dpublikasikan. 4. Daily Life Photo Adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segikemanusiawiannya (human interest). 5. Portrait Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan mejeng. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya. 6. Sport Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga.karena olahraga berlangsung pada jarak tertentu antara atlet dengan penonton dan fotografer, dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang memadai. 7. Science and Technology Photo Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 8. Art and Culture Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya. 9. Social and Environment Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya. Pada sebuah foto terdapat teks foto atau sering disebut caption yang diperlukan untuk menjelaskan suatu foto. Kalau tanpa teks foto, maka sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi dibaliknya. Syarat-syarat teks foto seperti di Lembaga Kantor Berita Antara, adalah sebagai berikut: - Teks foto harus dibuat minimal dua kalimat.

- Kalimat pertama menjelaskan gambar. Kalimat kedua dan seterusnya menjelaskan data yang dimiliki. - Teks foto harus mengandung minimal unsur 5W + H, yaitu who, what, where, when, why + how. - Teks foto dibuat dengan kalimat aktif sederhana (simple tense). - Teks foto diawali dengan keterangan tempat foto disiarkan, lalu tanggal penyiaran dan judul, serta diakhiri dengan tahun foto disiarkan serta nama pembuat dan editor foto (Alwi, 2004: 6-7). Menurut Alwi (2004: 42), tahapan dalam fotografi ada empat, yaitu komposisi, fokus, kecepatan dan diafragma. 1. Komposisi Komposisi adalah susunan dalam foto.bagaimana susunan itu hanya fotografer yang bisa mengetahui dan melakukannya. Komposisi dilakukan berdasarkan: (1) point of interest. Point of interest adalah hal atau sesuatu yang paling menonjol pada foto, yang membuat orang langsung melihat kepadanya atau disebut juga pusat perhatian. (2) framing. Framing menggunakan lensa fiks, dilakukan dengan cara fotografer maju-mundur, mendekat-menjauhi objek. Tetapi dengan lensa zoom maka framing dilakukan dengan cara memutar ring zoom ke kanan-kiri atau ke depan-belakang searah objek foto. (3) balance. Balance adalah keseimbangan yang harus dipertimbangkan pada objek foto. Komposisi juga disusun berdasarkan jarak pemotretan yang dilakukan dengan variasi longshot, medium shot dan close up. Juga sudut pengambilan dengan variasi high angle dan low angle. Lalu penempatan objek lain dengan objek utama, dengan variasi foreground dan background dan posisi kamera yang diletakkan vertikal atau horizontal. a. Long Shot Komposisi yang dihasilkan adalah objek (point of interest) kecil.hal ini karena kamera berada pada jarak yang jauh dengan objek foto, sehingga hasil foto/proyeksi foto pada kaca pembidik terlihat juga

kecil.komposisi dengan pemotretan long shot dilakukan untuk memperoleh foto berkesan memperlihatkan suasana. b. Medium Shot Komposisi yang dihasilkan adalah objek yang difoto (point of interest) sudah terlihat lebih besar dibandingkan pada pemotretan long shot. Hal ini karena kamera sudah berada atau diletakkan lebih dekat jaraknya dengan objek foto. c. Close up Komposisi yang terlihat hanya objek yang difoto saja atau yang dijadikan point of interest, pada seluruh permukaan foto atau kaca pembidik. Tidak ada objek lain. Sehingga hasil foto objek juga terlihat besar. d. High Angle Adalah pemotretan denagn menempatkan objek foto lebih rendah daripada kamera.atau, kamera berada lebih tinggi daripada objek foto, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik objek foto terlihat mengecil. e. Low angle Adalah pemotretan dengan kamera yang ditempatkan lebih rendah daripada objek foto.atau, objek foto berada lebih tinggi daripada kamera, sehingga objek foto terkesan membesar pada kaca pembidik. f. Foreground Adalah pemotretan dengan menempatkan objek lain di depan objek utama. Yang tujuannya, selain sebagai pembanding juga untuk memperindah objek utama. Objek di depan disebut foreground atau latar depan, bisa dibuat tajam (focus), bisa pula tidak tajam (blur). Fokus dilakukan pada objek utama. Hasil foto terkesan objek utama terhalang oleh objek lain didepannya. g. Background Kebalikan dari foreground adalah pemotretan dengan menempatkan objek utama di depan objek lain. Tujuannya seperti foreground, yaitu untuk pembanding dan memperindah objek utama. Objek lain dibelakang disebut latar belakang (background). h. Horizontal dan Vertikal Adalah pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horizontal) dan hasil fotonya juga mendatar (horizontal).sementara vertikal, posisi kamera berdiri (vertikal), sehingga hasil fotonya juga vertikal. 2. Fokus

Adalah kegiatan mengatur ketajaman objek foto yang telah dijadikan point of interest pada saat komposisi. Dilakukan dengan cara memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada kaca pembidik, objek yang tadinya tidak tajam dan tidak jelas, menjadi fokus dan tajam serta jelas bentuk dan tampilannya. 3. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah gerakan tirai yang membuka-menutup sesuai angka yang dipilih pada tombol kecepatan.tirai ada pada bagian belakang dalam kamera.kecepatan diibaratkan kelopak mata manusia.kalau kelopak mata manusia membuka berarti manusia bisa melihat karena cahaya masuk, begitu juga sebaliknya kalau kelopak mata tertutup.rumus kecepatan adalah makin besar kecepatan (ditunjukkan dengan angka yang besar), makin sebentar/sedikit cahaya yang bisa masuk ke kamera dan membakar film.sebaliknya, makin kecil kecepatan (ditunjukkan dengan angka yang kecil), makin lama/banyak cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera dan membakar film. 4. Diafragma (Aperture) Sama halnya dengan kecepatan, diafragma juga diibaratkan bola mata manusia.kalau bola mata membesar, berarti cahaya yang bisa masuk ke dalam mata manusia banyak, terutama kalau manusia berada pada tempat yang gelap, sehingga manusia bisa melihat di dalam kegelapan.sebaliknya, kalau bola mata manusia mengecil, berarti cahaya yang bisa masuk ke dalam mata manusia sedikit, hal ini terutama kalau manusia berada di tempat terang dimana manusia

mengerdip sehingga bola mata pun mengecil dan cahaya yang bisa masuk ke dalam mata manusia pun juga sedikit. Teori diafragma yaitu makin besar diafragma (ditunjukkan dengan angka kecil), makin banyak cahaya yang bisa lolos ke kamera melalui lensa.sebaliknya, makin kecil diafragma (ditunjukkan dengan angka yang besar) maka makin sedikit cahaya yang bisa lolos ke dalam kamera melalui lensa. Sedangkan Rolnicki (2008) mengemukakan beberapa kaidah komposisi yang bisa meningkatkan mutu isi gambar, yaitu sebagai berikut: a. Center of Interest Alasan mengapa foto diambil harus terlihat jelas bagi pemirsanya. Isi foto harus jelas terlihat dan diletakkan secara strategis dalam kerangka. b. Rule of Thirds Memotret subjek dengan menempatkannya langsung di tengah frame biasanya menghasilkan foto yang statis dan kurang menarik. Saat melihat melalui lensa kamera, fotografer bisa secara visual membagi space menjadi tiga baik secara vertikal maupun horizontal. Persilangan dari area ini akan menghasilkan titik temu yang menonjol untuk menempatkan informasi visual dalam frame. c. Leading Lines Garis dalam foto dapat membawa pemirsanya langsung ke subjek utama. Garis-garis ini bisa berbentuk nyata seperti jalan atau jalur yang ditempuh seseorang, atau bisa juga samar, seperti garis geometris dengan detail arsitektural. d. Framing Framing dalam foto memanfaatkan detail latar depan dan belakang untuk memberikan batas parsial atau frame di seputar objek utama. e. Grounds Meskipun foto memadatkan pemandangan tiga dimensi menjadi gambar dua dimensi, foto masih bisa menunjukkan kedalaman dan menunjukkan perbedaan spasial. Menempatkan isi yang bermakna di latar depan, tengah dan belakang gambar akan membantu prinsip ini. f. Lighting Pencahayaan yang menarik dapat membuat gambar lebih menarik. g. Impact

Dampak adalah kekuatan foto untuk merebut perhatian orang. Pemirsa mungkin akan tertarik pada satu foto karena isinya yang dramatis. Selain itu, teknik memotret juga menunjang hasil fotojurnalistik yang menarik. Menurut Alwi (2004: 60-66) teknik memotret adalah suatu cara dalam memotret setelah diketahui bagaimana tahapan memotret. Teknik memotret bermacam-macam, tetapi yang paling banyak digunakan untuk pemotretan fotojurnalistik adalah sebagai berikut: a. Freeze Adalah teknik memotret pada objek bergerak yang menginginkan objek tersebut berhenti (diam/freeze) setelah dipotret.karena itu digunakan kecepatan tinggi atau diatas 1/60 sesuai gerakan objek foto. Memotret freeze bisa dilakukan menggunakan lampu flash. b. Blur Adalah teknik memotret pada objek bergerak untuk memperoleh hasil foto objek yang bergerak tersebut menjadi blur atau tidak fokus (goyang), sementara objek yang tidak bergerak diam dan tajam. Karena itu kecepatan yang digunakan adalah kecepatan rendah atau dibawah 1/60. c. Panning Adalah teknik memotret dengan menggerakkan kamera sesuai gerakan objek foto. Tujuannya adalah supaya gerakan tersebut terekam oleh kamera hanya lintasannya saja pada latar belakang objek foto secara blur bergaris. d. Zooming

Adalah teknik memotret untuk memperoleh hasil foto dengan kesan objek mendekat/menjauhi kamera, untuk itu digunakan lensa zoom. Kecepatan yang dipakai adalah kecepatan rendah atau dibawah 1/60. e. Multiple Exposure Adalah teknik memotret untuk memperoleh hasil foto dengan kesan menumpuk objek yang difoto lebih dari satu kali tetapi berada pada satu frame (bingkai film). f. Window Light Adalah teknik memotret dengan memanfaatkan cahaya dari satu sumber, bisa itu cahaya dari jendela (window), bisa juga cahaya dari sumber lain yang searah seperti halnya cahaya jendela. g. Siluet Adalah teknik memotret dengan menempatkan kamera menghadap langsung sumber cahaya, sementara objek foto di tengah-tengah sumber cahaya dengan kamera.hasil fotonya, objek foto gelap sementara latar belakang (sumber cahaya) terang. II.3.2. Metode EDFAT Entire Detail Frame Angle Time atau disingkat EDFAT merupakan metode yang diperkenalkan Walter Cronkite School of Journalism and Telecommunication Arizona State University sebagai salah metode pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam. Tahapantahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode iniadalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.

f. Entire (E) Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain. Untuk mengincar atau mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai obyek. g. Detail (D) Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest. h. Frame (F) Suatu tahapan dimana kita mulai membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti suatu komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini. i. Angle (A) Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan. j. Time (T) Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan atas ke empat tingkat yang telah disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis atas keinginan membekukan gerakan atau memilih ketajaman

ruang adalah satu prasyarat dasar yang sangat diperlukan (http://wulanderland.wordpress.com). Sedangkan, menurut buku Photojournalism2 (dalam Wijaya: 2009) ada minimal empat syarat untuk menghasilkan sebuah karya fotojurnalistik yang baik, antara lain: a. Waktu (Time) Fotojurnalistik harus mampu mempertimbangkan aspek waktu, yaitu yang pertama berhubungan dengan berapa lama (how long) waktu yang dihabiskan untuk membuat sebuah/serangkaian foto dan yang kedua seberapa cepat (how fast) seorang pewarta foto mampu sampai di tempat kejadian dan berapa cepat ia mampu bereaksi menjepretkan kameranya ketika ada momen yang bernilai berita (news value). Timing yang tepat kerap kali menentukan hasil akhir sebuah foto, apakah akan menjadi sebuah foto luar biasa atau hanya foto yang biasa-biasa saja. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah mengenai kekinian (up to date) foto tersebut. Sebuah foto yang baik mampu menceritakan suatu kisah terbaru secara gamblang dengan menggunakan hanya satu foto atau dalam rangkaian beberapa foto yang bercerita, namun, foto yang baik juga dapat menceritakan kilas balik (flash back) kepada penikmatnya apa yang pernah terjadi pada suatu masa dahulu. b. Familiar (Familiarity) Syarat ini erat kaitannya dengan seberapa jauh khalayak mengenal subyek foto yang ditampilkan di media massa. Adakalanya media menampilkan sosok yang tidak familiar pada awalnya, namun akhirnya menjadi sosok yang mudah dikenali oleh khalayak luas.

Dalam hal ini, berlaku dua hal dalam familiarity, yaitu: - Sosok tersebut familiar, maka dia di-publish, atau - Sosok tersebut menjadi familiar setelah dia di-publish. c. Sudut Pandang Sudut pandang seorang pewarta foto dan juga khalayak yang melihat foto tersebut, pasti akan sangat dipengaruhi lingkungan sosial tempatnya berada. Selain itu, kerangka berpikir (frame of reference) dan luas lingkup pengalaman (field of experience) turut pula menentukan bagaimana sebuah foto dipandang. d. Sesuai Kenyataan (Reality) Fakta adalah hal yang dijunjung tinggi oleh para jurnalis di seluruh dunia. Kredibilitas media akan tercoreng manakala diketahui ada berita ataupun gambar yang mereka terbitkan ternyata hasil rekayasa yang tidak sesuai kenyataan. II. 4. Media Massa Media massa (mass media) menurut Rolnicki (2008) adalah saluransaluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, komputer, televisi, radio dan sebagainya. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yakni media massa cetak dan media elektronik. Bentuk-bentuk media massa seperti yang dijelaskan Ardianto (2004: 97-143) yaitu sebagai berikut: a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg di Jerman. b. Majalah Menurut Dominick (dalam Ardianto, 2004: 107) klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum), (2) business publication (majalah bisnis), (3) literacy reviewsand academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah), (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala), (5) Public Relations Magazine (majalah humas). c. Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Radio juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping

empat fungsi lainnya yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi (Ardianto, 2004: 115-119). d. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Karakteristik televisi seperti yang dikutip dalam Ardianto (2004: 128-130) yakni: (1) Audiovisual/dapat didengar sekaligus dapat dilihat. (2) Berpikir dalam gambar. (3) Pengoperasian lebih kompleks. e. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film (motion pictures) ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun. f. Komputer dan Internet Menurut LaQuey (dalam Ardianto, 2004: 143), yang membedakan internet (dan jaringan global lainnya) dari teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. II. 5. Surat Kabar

Keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru (Ardianto, 2004: 101). Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Adapun ciri-ciri surat kabar sebagaimana yang dipaparkan oleh Effendy (2005: 154) adalah sebagai berikut: a. Publisitas Surat kabar diperuntukkan umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum. b. Universalitas Menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia. c. Aktualitas Yang dimaksud dengan aktualitas ialah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan. d. Periodisitas Periodisitas merupakan penerbitan surat kabar dilakukan secara periodik, teratur. Tidak menjadi soal apakah terbitnya itu sehari sekali, seminggu

sekali, sehari dua kali atau tiga kali seperti di negara-negara yang sudah maju, syaratnya ialah harus teratur. Dibandingkan dengan media eletronik yang menyiarkan pemberitaan seperti radio dan televisi, ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar adalah (a) Terekam. Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat diulangkaji, bisa dijadikan dokumentasi dan bisa dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu. (b) Menimbulkan perangkat mental secara aktif. Karena berita surat kabar menyebabkan pembaca harus menggunakan perangkat mental secara aktif, maka wartawan yang menyusunnya harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para pembaca mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya dengan sifat khalayak surat kabar yang heterogen, yang tingkat pendidikannya tidak sama dan mayoritas dari mereka rata-rata berpendidikan rendah sampai tengah. Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar nasional, regional dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah. Surat kabar nasional, diantaranya Kompas, Suara Pembangunan, Media Indonesia, Republika, Suara Karya. Surat kabar regional, diantaranya Pikiran Rakyat (Jawa Barat), Jawa Pos dan Surabaya Pos (Jawa Timur), Suara Merdeka