LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG BUPATI FAKFAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

KABUPATEN BUTON UTARA

PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI BENGKULU TENGAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2008 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR: 1 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA KABUPATEN DAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN, Menimbang : a. bahwa guna mendukung kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan kampung perlu diberikan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung yang diprioritaskan pada pembiayaan untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan dan keterpencilan; b. bahwa Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dimaksud perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia T ahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569); Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang... 1

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4021) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4165); Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan... 2

13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN Dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA KABUPATEN DAN KAMPUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Way Kanan. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Way Kanan. 3. Daerah adalah Kabupaten Way Kanan. 4. Bupati adalah Bupati Way Kanan. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 6. Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Kampung adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBD yang dialokasikan kepada Kampung. 7. Alokasi Dana Kampung, yang selanjutnya disingkat ADK adalah dana bantuan Pemerintah Kabupaten kepada Kampung yang bersumber dari bagian perolehan Pajak Daerah, bagian perolehan Retribusi Daerah, bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten, yang dialokasikan dengan tujuan keadilan dan pemerataan kemampuan keuangan Kampung untuk membiayai kebutuhannya. 8. Dana... 3

8. Dana Alokasi Khusus Kampung, yang selanjutnya disebut DAK Kampung adalah dana bantuan pemerintah Kabupaten kepada Kampung untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten. 9. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. 10. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 11. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul, adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten Way Kanan. 12. Pemerintahan Kampung adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung. 13. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung. 14. Badan Permusyawaratan Kampung yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga legislasi, penyusunan Peraturan Kampung, anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung dan Keputusan Kampung, serta penampungan dan pengaturan aspirasi masyarakat. 15. Sumber Pendapatan Kampung adalah sumber penerimaan Kampung yang berasal dari Pendapatan Asli Kampung, bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan sumbangan dari pihak ketiga maupun pinjaman Kampung. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, selanjutnya disebut APBK adalah anggaran tahunan dari program pemerintahan dan pembangunan Kampung yang dijabarkan dan dterjemahkan dalam angka-angka rupiah yang mengandung perkiraan terget pendapatan dan perkiraan batas tertingi belanja kampung. BAB II KEUANGAN KAMPUNG Bagian Pertama Kedudukan Keuangan Kampung Pasal 2 (1) (2) Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Kampung yang menjadi kewenangan kampung didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, bantuan pemerintah, bantuan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Penyelenggaraan urusan Pemerintah Kabupaten yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kampung didanai dari APBD. (3) Penyelenggaraan... 4

(3) (4) Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kampung didanai dari APBN. Penggunaan dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) dilakuk an dengan tertib dan disiplin anggaran. Bagian Kedua Kedudukan Keuangan Kepala Kampung dan Perangkat Kampung Pasal 3 Kepala Kampung dan Perangkat Kampung diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah kabupaten dan kampung. Pasal 4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penghasilan tetap Kepala Kampung dan Perangkat Kampung dianggarkan dalam APBD Kabupaten Way Kanan. Tunjangan lainnya yang diterima oleh Kepala Kampung dan Perangkat Kampung ditetapkan setiap tahun dalam APBK sesuai dengan kemampuan keuangan kampung. Besarnya penghasilan tetap yang diterima oleh Kepala Kampung paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupetan Way Kanan. Besarnya penghasilan tetap yang diterima oleh Perangkat Kampung akan menyesuaikan dengan kondisi keuangan kabupaten, dikecualikan bagi Sekretaris Kampung yang sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Badan Permusyawaratan Kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kampung diberikan tunjangan sesuai kemampuan keuangan kampung. Penentuan penghasilan tetap dan atau tunjangan lainnya yang diberikan kepada Kepala Kampung dan Perangkat Kampung, serta tunjangan yang diberikan kepada Badan Permusyawaratan Kampung wajib dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK). BAB III... 5

BAB III SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG Pasal 5 (1) (2) (3) (4) (5) Sumber Pendapatan Kampung terdiri atas : a. Pendapatan Asli Kampung; b. Bagian dari penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. c. Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten; d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan; dan e. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Sumber Kekayaan Kampung terdiri atas : a. tanah kas kampung; b. pasar kampung; c. pasar hewan; d. tambatan perahu; e. bangunan kampung; f. pelelangan ikan yang dikelola oleh kampung; dan g. lain-lain kekayaan kampung yang sah. Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Kampung, Kampung dilarang : a. menetapkan Peraturan Kampung tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi; dan b. menetapkan Peraturan Kampung tentang pendapatan yang menghambat mobilitas masyarakat, lalu lintas barang dan jasa antar kampung. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas kampung. Sumber Pendapatan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah dimiliki dan dikelola kampung tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal 6 Sumber pendapatan daerah yang berada di kampung baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh provinsi atau kabupatan tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Kampung. Pasal 7... 6

Pasal 7 Sumber pendapatan kampung yang berada di kampung baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Pemerintah Kampung tidak dibenarkan dipungut oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten. BAB IV PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA KABUPATEN DAN KAMPUNG Bagian Pertama Alokasi Dana Kampung (ADK) Pasal 8 Sumber Alokasi Dana Kampung, meliputi : a. Bagian dari penerimaan Pajak Daerah dialokasikan kepada Kampung sebesar 10 % (sepuluh persen) dari penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dalam APBK. b. Bagian dari penerimaan Retribusi Daerah tertentu dialokasikan kepada Kampung sebesar 10 % (sepuluh persen) dari penerimaan retribusi daerah yang ditetapkan dalam APBK dan diatur dengan Peraturan Bupati. c. Bagian dari penerimaan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten yang dialokasikan kepada Kampung sebesar 10 % (sepuluh persen) diluar dari Belanja Aparatur dan Gaji Pegawai, yang diberikan secara bertahap dengan memperhatikan kondisi kesiapan Kampung. Bagian Kedua Rumus Penetapan Alokasi Dana Kampung Pasal 9 (1) Rumus Alokasi Dana Kampung dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Kampung untuk setiap kampung ( Azas Pemerataan dan Keadilan); (2) Besarnya Prosentase perbandiingan antara azas Pemerataan dan Keadilan ditetapkan oleh Kabupaten, misal besarnya Alokasi Dana Kampung Minimal (ADKM) adalah 60% dari jumlah ADK dan besarnya Alokasi Dana Kampung Proporsional (ADKP) adalah 40% dari jumlah ADK. (3) Rumus... 7

(3) Rumus Alokasi Dana Kampung sebagai berikut : a. b. c. ADKx = ADKM + ADKPx Keterangan : ADKx = Alokasi Dana Kampung untuk Kampung x ADKM = Alokasi Dana Kampung Minimal yang diterima Kampung ADKPx = Alokasi Dana Kampung Proporsional untuk Kampung x X = Kampung Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional : ADKPx = BKx X (ADK - ADKM) Keterangan : ADKPx = Alokasi Dana Kampung Proporsional untuk Kampung x BKx = Nilai Bobot Kampung untuk Kampung x ADK = Total Alokasi Dana Kampung untuk Kabupaten ADKM = Total Alokasi Dana Kampung Minimal x = Kampung Rumus untuk menentukan Nilai Bobot Kampung : BKx = a1 KV1x + a2 KV2x + a3 KV3x +...ankvnx Keterangan : BKx = Nilai Bobot Kampung untuk Kampung x KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Variabel pertama, kedua, dan seterusnya A1, a2, a3,...an = Angka Bobot masing-masing variabel. d. Rumus perhitungan masing-masing Koefisien Variabel untuk Kampung x : KV1,2,...x = V1,2,...x Vn Keterangan : KV1,2...x V1,2...x Kampung x Vn untuk = Nilai Koefisien Variabel pertama, kedua, dan seterusnya untuk Kampung x, misalnya = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk = Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya seluruh Kampung e. Rumus... 8

e. Rumus Penentuan Bobot Variabel (a) A1 + a2 + a3 + an = 1 a1, a2,..., an : Angka Bobot Variabel Pertama, Kedua, hingga ke-n, Bagian Ketiga Penggunaan Alokasi Dana Kampung (ADK) Pasal 10 (1) Bagian dari Alokasi Dana Kampung untuk kegiatan Belanja Administrasi Umum (BAU) dialokasikan sebesar 30% (tiga puluh persen) digunakan untuk : a. Bantuan Tunjangan lainnya bagi Aparat Pemerintah Kampung; b. Bantuan Tunjangan lainnya bagi keanggotaan BPK; c. Biaya Operasional Sekretariat Kampung; d. Biaya Operasional Sekretariat BPK; e. Bantuan Tunjangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung; f. Biaya Perjalanan Dinas; g. Lain-lain pengeluaran rutin. (2) Bagian dari Alokasi Dana Kampung untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat kampung (Belanja Modal) dialokasikan sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) digunakan untuk pelaksanaan pembangunan pada skala Kampung sesuai dengan daftar skala prioritas pembangunan kampung baik fisik, ekonomi, sosial budaya sebagai dana stimulan. (3) Alokasi Dana Kampung (ADK) tidak diperboleh untuk kegiatan politik melawan hukum dan peruntukan yang tidak tepat sasaran. Bagian Keempat Dana Alokasi Khusus Kampung ( DAK Kampung ) Pasal 11 Pemerintah Kabupaten dapat memberikan Dana Alokasi Khusus Kampung ( DAK Kampung ) bagi kampung-kampung tertentu untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten. BAB V... 9

BAB V PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Bagian Kesatu Pengelolaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung Pasal 12 (1) Kepala Kampung adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan kampung. (2) Dalam melaksanakan kekuasaanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala Kampung dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaaanya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan kepada perangkat kampung. (3) Untuk melakukan penatausahaan keuangan kampung, Kepala Kampung dapat mengangkat Bendaharawan Kampung, yang berasal dari warga kampung yang mempunyai keahlian dibidang penatausahaan keuangan serta berwatak jujur dan dapat dipercaya. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan kampung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan (3) diatur dengan Peraturan Kampung. (5) Pedoman pengelolaan keuangan kampung sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan (3) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung Pasal 13 (1) Penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dimusyawarahkan antar Pemerintah Kampung dengan Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) dan dituangkan dalam Peraturan Kampung tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) tahun yang bersangkutan. (2) Rambu-rambu penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (3) Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai akibat diberikannya Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dicatat dan dibukukan dalam Buku Administrasi Keuangan Kampung oleh Bendaharawan Kampung. (4) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan secara terbuka dengan melibatkan seluruh masyarakat kampung dan berkoordinasi dengan LPMK. (5) Kebutuhan... 10

(5) Kebutuhan pembangunan internal kampung menjadi tanggung jawab kampung dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali. Bagian Ketiga Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Kampung dan BPK Pasal 14 (1) Tugas dan tanggung jawab Kepala Kampung : a. Mengkoordinasikan musyawarah antara Pemerintah Kampung, BPK dan elemen Kampung terkait lainnya mengenai rencana penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung; b. Mengkonsultasikan kepada masyarakat tentang rencana penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung; c. Menyusun rancangan Peraturan Kampung tentang APBK dan disampaikan kepada BPK untuk ditetapkan dengan persetujuan bersama menjadi Peraturan Kampung; d. Bertanggung jawab atas penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung setiap tahun anggran kepada masyarakat melalui BPK. e. Melaporkan penggunan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung kepada Bupati melalui Camat setiap bulannya. (2) Tugas dan tanggung jawab Badan Permusyawaratan Kampung : a. Bersama-sama Pemerintah Kampung menyusun rancangan Peraturan Kampung tentang APBK yang didalamnya termasuk rencana penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung; b. Mengawasi penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung baik tertib administrasi maupun pelaksanaan dilapangan; c. Meminta pertanggungjawaban Kepala Kampung atas penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung. BAB VI PEMBINAAN / PENGAWASAN Pasal 15 (1) Pembinaan atas penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dilakukan oleh Tim Pembina Tingkat Kabupaten dan Tim Pembina Tingkat Kecamatan. (2) Tim Pembina Pengelolaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung di tetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 16... 11

Pasal 16 Pengawasan atas penggunaan Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dilakukan oleh Badan Pengawasan Daerah. Pasal 17 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Penetapan Alokasi Dana Kampung (ADK) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kampung akan diatur dengan Peraturan Bupati. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelaksanaan Alokasi Dana Kampung (ADK) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kampung akan diatur dengan Peraturan Bupati. BAB VII KETENTUAN SANKSI Pasal 18 (1) Bupati Way Kanan dengan persetujuan DPRD Kabupaten Way Kanan berhak mengurangi jumlah Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung tertentu pada tahun berikutnya dari jumlah yang seharusnya secara proporsional bagi kampung yang terbukti tidak mampu melaksanakan pembangunan skala kampung yang bersumber dari Alokasi Dana Kampung secara transparan, partisipatif dan akuntabilitas; (2) Bagi pelaksana pembangunan yang yang terbukti malakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pembangunan skala kampung dari Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung akan dilakukan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 (1) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka semua pendapaatan, belanja dan bantuan Kampung dicantumkan dalam APBK. (2) Bantuan Kampung yang diberikan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini melalui berbagai jalur ditiadakan. BAB IX... 12

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaan. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan. DISAHKAN DI : BLAMBANGAN UMPU PADA TANGGAL : 15 Mei 2006 BUPATI WAY KANAN, Dto, T A M A N U R I DIUNDANGKAN DI : BLAMBANGAN UMPU PADA TANGGAL : 15 Mei 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAY KANAN Dto, AGUS SALIM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 Dislain sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM Drs. RUDI JOKO. K, SH Pembina Tk. I NIP 170019919 13

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA KABUPATEN DAN KAMPUNG 1. UMUM Pemerintah Daerah Kabupaten Way Kanan menyelenggarakan Pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah untuk mencapai Visi dan Misi Kabupaten Way Kanan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Way Kanan dibagi atas Kecamatan dan Kecamatan terdiri atas Kampung-kampung. Tiap-tiap Kampung tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan Pemerintahan Kampung dan pelayanan kepada masyarakat. Pembentukan Peraturan Daerah tentang Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung dimaksudkan untuk mendukung pendanaan penyerahan urusan kepada Pemerintahan Kampung yang diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Pendanaan tersebut menganut prinsip money follows function, yang menganut makna bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan. Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kampung secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan kampung. Dalam rangka penyelenggaraan otonomi kampung, penyerahan, pelimpahan, dan penugasan urusan pemerintahan kepada kampung secara nyata dan bertanggung jawab harus diikuti dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan secara adil, termasuk perimbangan keuangan antara Kabupaten dan Kampung. Sebagai kampung otonom, penyelenggaraan pemerintahan kampung dan pelayanan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Pendanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah agar terlaksana secara efisien dan efektif serta untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan, maka diatur pendanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan 14

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan Pemerintahan Kampung dibiayai APBK. Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan Pemerintahan Kampung terdiri atas Pendapatan Asli Kampung, Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Kampung, Pinjaman Kampung, dan lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan Asli Kampung merupakan pendapatan kampung yang bersumber dari hasil pajak kampung, hasil retribusi kampung, hasil pengelolaan kekayaan kampung yang dipisahkan, dan pendapatan asli kampung yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada kampung dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi kampung. Dana Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung merupakan pendanaan kampung yang bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah dan Dana Perimbangan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten dari Pemerintah Pusat. Dana Perimbangan Keuangan antara Kabupaten dan Kampung selain dimaksudkan untuk membantu kampung dalam mendanai kewenangannya juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Kabupaten dan Kampung serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar Kampung. Ketiga komponen Dana Perimbangan Keuangan anatar Kabupaten dan Kampung ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah Kabupaten serta merupakan satu kesatuan yang utuh. DBH adalah dana yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dibagihasilkan kepada Kampung berdasarkan persentase tertentu. ADK bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar Kampung dan dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar Kampung melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi Kampung. Pengelolaan keuangan dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada yang berkepentingan yang sudah menjadi tuntutan masyarakat. Semua penerimaan dan pengeluaran yang menjadi hak dan kewajiban Kampung dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dicantumkan dalam APBK. Dalam pengadministrasian keuangan Kampung, APBK, Perubahan APBK, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBK setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Kampung. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan Otonomi Kampung berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, diperlukan adanya dukungan Sistem Informasi Keuangan Kampung. Sistem tersebut antara lain dimaksudkan untuk perumusan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional. Bedasarakan pemikiran sebagaimana diuraikan diatas, maka pokok-pokok muatan Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut : a. Penegasan prinsip-prinsip dasar perimbangan keuangan Kabupaten dan Kampung sesuai asas Otonomi dan Desentralisasi; b. Penyempurnaan 15

b. Penyempurnaan prinsip penenerapan Alokasi Dana Kampung; c. Pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan; dan d. Prinsip akuntabilitas dan responsibilitas dalam Peraturan Daerah ini dipertegas dengan pemberian sanksi. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 ayat (1) : Yang dimaksud Pendapatan Asli Kampung bersumber dari : a. Hasil Usaha Kampung; b. Hasil Kekayaan Kampung; c. Hasil swadaya dan partisipasi; d. Hasil Gotong Royong; dan e. Dan lain-lain pendapatan asli kampung yang sah. Lain-lain Pendapatan Asli Kampung yang sah meliputi : a. hasil penjualan kekayaan Kampung yang tidak dipisahkan; b. pendapatan bunga; c. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan/ atau jasa oleh kampung. Pasal 5 ayat (3) Yang dimaksud dengan Peraturan Kampung tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi adalah Peraturan Kampung yang mengatur pengenaan pajak dan retribusi oleh kampung terhadap objek-objek yang telah dikenakan pajak oleh Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten, sehingga menyebabkan menurunnya daya saing bagi kampung. Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Contoh pungutan yang dapat menghambat kelancaran mobilitas masyarakat, lalu lintas barang dan jasa antar daerah maupun antar kampung, antara lain adalah retribusi izin masuk kampung dan pajak/ retribusi atas pengeluaran/ pengiriman barang dari suatu kampung ke kampung lain. Pasal 9 : Yang dimaksud dengan azas Pemerataan adalah besarnya bagian ADK yang sama untuk setiap Kampung, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Kampung Minimal (ADKM) Yang 16

Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Yang dimaksud dengan azas Keadilan adalah besarnya bagian ADK yang dibagi secara proporsional untuk setiap kampung berdasarkan Nilai Bobot Kampung (BKx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu (misal : kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan dasar, kesehatan, dll). Selanjutnya disebut Alokasi Dana Kampung Proporsional (ADKP) TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 98 17