BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Praktika Senior PRAKTIKA SENIOR. Oleh: FOURLINA NOVIYANI NDRAHA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker merupakan suatu kondisi sel telah. kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma yang paling ganas. Hampir tidak ada kanker yang dapat sembuh dengan spontan dan bila kanker itu dibiarkan terus tumbuh, cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan kematian penderitanya dalam keadaan yang menyedihkan dan memilukan. Masalah kanker sangat luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, masyarakat serta pemerintah dan lingkungan hidup (Rasjidi, 2009). Kanker menjadi penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi di seluruh dunia. Terdapat sekitar 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker pada tahun 2012. Jumlah dari kasus baru diperkirakan meningkat sekitar 70% dari 2 dekade terakhir. Lebih dari 60% dari total kasus baru di dunia terjadi di daerah Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan (WHO, 2015). Pada tahun 2015 diperkirakan 1.658.370 kasus baru pasien di Amerika yang akan terdiagnosa penyakit kanker dan 589.430 orang meninggal akibat penyakit ini. Jumlah kematian akibat kanker adalah 171,2 per 100.000 lakilaki dan perempuan (berdasarkan data tahun 2008-2012). Jumlah masyarakat yang terdiagnosa kanker mencapai sekitar 14,5 juta di tahun 2014 dan 1

diperkirakan meningkat hingga mencapai 19 juta pada tahun 2024 (SEER Cancer Statistics Review (CSR), 2015). Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk untuk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4 atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1% dan di daerah Sumatera Utara sebanyak 1,0% yaitu 13.391 orang (Infodatin, 2015). Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita di negara maju, nomor dua setelah kanker serviks di negara berkembang dan merupakan 29% dari seluruh diagnosa kanker setiap tahun. Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini. Berdasarkan data dari WHO, kasus kematian pada penderita kanker payudara adalah sebanyak 521.000 kematian di seluruh dunia (WHO, 2015). Situasi kanker payudara di Indonesia berdasarkan estimasi angka kesakitan dan kematian di Indonesia, kanker payudara berada pada urutan yang pertama yaitu 21,69% dari 25 jenis kanker yang terjadi di Indonesia pada tahun 2005-2007. Pada prevalensi kanker berdasarkan provinsi, D.I. Yogyakarta merupakan provinsi tertinggi terjadinya kanker payudara di Indonesia yaitu sebanyak 9,6% dan di Sumatera Utara sebanyak 2,9% (Data SIRS, 2007). 2

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker payudara disebabkan pasien sering datang terlambat dalam mendapatkan pertolongan. Kebanyakan pasien kanker payudara datang pada stadium lanjut. Sebanyak 5-12% dari pasien stadium I/II meninggal dalam 10 tahun pertama setelah diagnosa ditegakkan, lebih dari 60% pada pasien stadium III dan lebih 90% pada stadium IV. Penderita datang sangat terlambat dan mencari pertolongan hanya setelah terjadi perdarahan karena pada stadium dini sering tidak menimbulkan gejala (Rasjidi, 2009). Sedangkan apabila lebih cepat terdeteksi prognosis harapan hidup akan lebih baik. Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara (survival rate) per stadium yaitu stadium 0 sebanyak 89%, stadium I sebanyak 85%, stadium II sebanyak 60-70%, stadium III sebanyak 30-50% dan stadium IV sebanyak 15%. Pilihan pengobatan yang digunakan pada pasien kanker harus berdasarkan pada tujuan yang relasitik dan dicapai untuk setiap tipe kanker yang spesifik. Berbagai terapi yang diterapkan termasuk pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis serta beberapa metode terapi lainnya (Smeltzer & Bare, 2002). Terapi operasi dan radioterapi menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal, sedangkan kemoterapi adalah metode terapi sistemik terhadap kanker sistemik dan juga kanker dengan metastasis klinis ataupun subklinis (Fujin et al., 2013). 3

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk menghancurkan sel kanker dengan menghambat atau mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel (Suyatno, 2014). Penggunaan kemoterapi dapat dimaksudkan sebagai kuratif, adjuvan (penunjang) dan paliatif. Kemoterapi menyebar melalui sirkulasi darah tanpa halangan sampai di semua jaringan dan semua organ bahkan sampai di semua sel tubuh. Namun kelemahan terapi sistemis ini adalah setiap sel sehat akan menerima racun sel dalam konsentrasi yang sama. Jadi efek sampingnya juga bersifat sistemis dapat muncul di manapun dan batasnya ditentukan oleh toleransi dari sel-sel sehat yang paling peka, dimanapun dalam tubuh (Jong, 2005). Meskipun sering menjadi pilihan utama dalam mengatasi kanker, kemoterapi memiliki efek samping yang serius. Kepekaan terhadap efek samping sangat berbeda dari satu penderita ke penderita lain. Karakteristik individu sangat bervariasi dalam tingkatan gejala mual-muntah post kemoterapi (Jong, 2005). Efek samping kemoterapi paling sering dapat dilihat pada jaringan dengan aktivitas proliferatif yang tinggi dan salah satunya pada sistem gastrointestinal karena sebagian besar agen kemoterapi bersifat emetogenik (Widjanarko, 2003). Masalah nutrisi mual dan muntah merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang dapat menimbulkan ketakutan bagi pasien (Hesketh, 2008). Berdasarkan penelitian di RSUP DR. M. Djamil Padang, pasien keganasan yang menjalani kemoterapi mengalami depresi akibat mual dan muntah (Rulianti et al., 2013). Efek samping akut ini dapat mengakibatkan masalah 4

nutrisi dan akhirnya mempunyai dampak buruk terhadap fungsi imunitas tubuh serta menurunkan toleransi pasien terhadap sitostatika (Reksodiputo, 2009). Selain penatalaksanaan secara farmakologi, intervensi non farmakologi juga telah diteliti sebagai terapi adjuvant untuk mengatasi masalah mual dan muntah. Untuk mengatasi efek mual dan muntah setelah kemoterapi diberikan psikoterapi yang salah satunya adalah dengan memberikan terapi perilaku. Salah satu bentuk terapi perilaku adalah terapi relaksasi yaitu terapi relaksasi otot progresif. Hasil penelitian yang melibatkan 7l pasien kanker payudara menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat mengurangi durasi dan intensitas mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi. Mual dan muntah masih dirasakan oleh pasien saat menjalani kemoterapi, tetapi intensitas, frekuensi,dan durasinya lebih rendah dibandingkan kemoterapi sebelumnya tanpa adanya terapi relaksasi otot progresif (Rahmawati, 2011). Terapi relaksasi otot progresif adalah salah satu dari teknik relaksasi yang paling mudah dan sederhana serta merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan relaksasi otot melalui dua langkah. Langkah pertama adalah dengan memberikan tegangan pada suatu otot dan kedua dengan menghentikan tegangan tersebut kemudian memusatkan perhatian terhadap bagaimana otot tersebut menjadi relaks, merasakan sensasi relaks secara fisik dan tegangannya menghilang (Robert, 2007). Teknik relaksasi progresif ini, telah digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan yang berhubungan dengan stress seperti tukak lambung kecemasan, hipertensi dan insomnia. Efektivitas 5

relaksasi progresif ini berdasar pada hubungan antara ketegangan otot dengan ketegangan emosi (Vitahealth, 2004) Penelitian yang dilakukan oleh Maraldo et. al (2015), menunjukkan bahwa pada pasien yang mengalami night eating syndrome merasakan penurunan gejala setelah dilakukan relaksasi otot progresif dan juga terbukti menurunkan depresi dan kecemasan yang dialami oleh pasien. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Molassiotis, Yung, Yam, Chan dan Mok (2001), menunjukan sebanyak 28 pasien dari dengan intervensi relaksasi otot progresif mengalami penurunan mual dan muntah setelah kemoterapi secara signifikan dibandingkan dengan 33 pasien yang masuk dalam kelompok kontrol. Hasil studi penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa pasien pada kelompok intervensi mengalami penurunan keluhan mual dan muntah sedangkan pada kelompok kontrol cenderung tetap bahkan meningkat (Agustini, 2013). Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien yang menjalani kemoterapi (Hawkins & Grunberg, 2009). Skrinning dan evaluasi nutrisi secara dini dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin mempengaruhi keberhasilan terapi kanker. Penemuan masalah nutrisi dan terapinya membantu pasien meningkatkan respon terapi dan menurunkan komplikasi (Sutandyo, 2007). Oleh karenanya amat penting untuk menerapkan cara-cara yang kreatif untuk meningkatkan masukan dan diet yang adekuat. 6

Teknik relaksasi dapat membantu menurunkan stimulasi yang memperburuk gejala mual dan muntah (Smeltzer & Bare, 2002). Ada beragam teknik yang mampu mencapai kondisi relaksasi yang sama, termasuk salah satunya adalah relaksasi otot progresif yang secara sistematis, mengencangkan dan melemaskan kelompok-kelompok otot yang berlainan. (Hyman, 2006). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan judul Aplikasi terapi relaksasi otot progresif untuk mengatasi masalah nutrisi dalam asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Rindu B2A RSUP H. Adam Malik Medan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah apakah terdapat perubahan masalah nutrisi mual-muntah akibat kemoterapi setelah diberikan relaksasi otot progresif pada pasien kanker payudara di RSUP H.Adam malik Medan? 1.3 Tujuan Penyusunan 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan menitikberatkan implementasi relaksasi otot progresif untuk mengatasi masalah nutrisi yaitu mual muntah. 7

1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, dan frekuensi kemoterapi b. Mengidentifikasi keluhan mual muntah (frekuensi, durasi, intensitas) sebelum dilakukan relaksasi otot progresif. c. Mengidentifikasi keluhan mual muntah (frekuensi, durasi, intensitas) setelah dilakukan relaksasi otot progresif. d. Mengidentifikasi perbedaan mual muntah (frekuensi, durasi, intensitas) sebelum dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif. 1.4 Manfaat Penyusunan 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi. Hasil karya ilmiah ini juga dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian yang melibatkan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Selain itu, karya tulis ilmiah ini dapat memberikan gambaran terhadap kondisi pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi sehingga dapat memberikan gagasan baru untuk pengembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan Medikal Bedah di masa yang akan datang. 1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan 8

Hasil Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan asuhan keperawatan pada pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu karya ilmiah ini dapat memberikan gambaran asuhan keperawatan secara komprehensif pada pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi. 9