BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. lipogenesis mengawali pertambahan ukuran sel (adipogenesis) dari pre-adiposit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses penuaan bukan suatu

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar dari jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid terutama didasarkan pada kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida (TG), dan penurunan kolesterol HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun menunjukkan sebanyak 35.9% mempunyai kadar kolesterol abnormal ( 200 mg/dl), 15.9% mempunyai kadar LDL yang sangat tinggi ( 190 mg/dl), 22.9% mempunyai kadar HDL kurang dari 40 mg/dl, dan 11,9% dengan kadar trigliserida >200 mg/dl (DEPKES RI, 2013). Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan metabolik, misalnya aterosklerosis, penyakit jantung koroner (PJK), stroke, dan sindrom metabolik. PJK dan stroke telah menjadi penyebab tertinggi kematian di dunia sejak tahun 2012. Keduanya menyebabkan 14,1 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2012, yang terus meningkat sejak tahun 2000. Di Indonesia sendiri, PJK menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian dan stroke pada urutan kelima (DEPKES RI, 2013). Pengobatan dislipidemia yang direkomendasikan oleh PERKI meliputi intervensi gaya hidup dan farmakologis. Pada penderita dislipidemia, rekomendasi utama terapi farmakologis adalah golongan statin, sedangkan 1

2 pada hipertrigliseridemia rekomendasi utama terapi farmakologis adalah golongan fibrat, sedangkan pilihan lain seperti golongan asam nikotinat, statin, dan kombinasi antar keduanya (PERKI, 2013). Namun, terapi pengobatan dislipidemia maupun hipertrigliseridemia membutuhkan biaya yang mahal. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara dengan berbagai macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat herbal. Maka dari itu, banyak penderita dislipidemia yang lebih memilih menggunakan terapi herbal. Cinnamon atau kayu manis (Cinnamomum) menjadi salah satu alternatif terapi herbal bagi penderita dislipidemia. Cinnamomum burmannii merupakan salah satu spesies dari Cinnamomum yang berasal dari Indonesia. C. burmannii mempunyai efek analgesik, anti-bakteri, anti-diabetik, anti-jamur, antioksidan, antirematik, anti-thrombotic, dan anti-tumor. Secara umum, kandungan kimia dari C. burmannii adalah sebagian besar cinnamyl alcohol, coumarin, asam cinnamic, cinnamaldehid, anthocynin, dan minyak-minyak esensial dengan gula, protein, lemak, pektin, dan lain-lain (Al-Dhubiab, 2012). Berdasarkan penelitian Anand P et al (2010) memberikan hasil bahwa ekstrak air cinnamon mengandung zat aktif biologis berupa trimer dan tetramer flavonoid, catechin dan epicatechin dengan sifat insulin-mimetic yang dapat meningkatkan ekspresi Peroxisome Proliferator-Activated Receptors (PPARs) yang merupakan faktor transkripsi yang terlibat dalam regulasi adipogenesis dan menurunkan resistensi insulin, sehingga berdampak terhadap peningkatan metabolisme lipid dan glukosa. Hasil penelitian oleh Rebecca dkk (2013)

3 pemberian serbuk instan kayu manis tidak menunjukkan penurunan kadar kolesterol total secara signifikan karena induksi yang diberikan hanya selama satu minggu dan pemberian dosis yang sedikit, sedangkan pada penelitian Lukman (2011) melalui pemberian ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL tikus dengan model diabetes dalam jangka waktu 14 hari. Berlatar belakang hal tersebut, maka penulis meneliti mengenai pengaruh pemberian ekstrak Cinnamomum burmannii terhadap kadar trigliserida tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi lemak. 1.2. Masalah Penelitian 1.2.1. Apakah terdapat pengaruh ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap penurunan kadar trigliserida tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi lemak? 1.2.2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas dosis ekstrak kayu manis terhadap kadar trigliserida tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi lemak? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap penurunan kadar trigliserida tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi lemak.

4 1.3.2. Tujuan khusus Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas dosis ekstrak kayu manis terhadap kadar trigliserida tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi pakan tinggi lemak. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis Sebagai landasan ilmiah tentang kayu manis yang memiliki aktifitas sebagai penurun kadar trigliserida. 1.4.2. Manfaat praktis Memberi dasar pengembangan pemanfaatan ekstrak kayu manis sebagai alternatif pilihan terapi pada penyakit hipertrigliseridemia.

1.5.Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nomor Peneliti Judul Metode & Sampel Hasil 1. Lukman (2011) Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) Terhadap Kadar Trigliserida (TG) Dan Low Density Lipoprotein (LDL) Kolesterol Tikus Model Diabetes Mellitus Tipe I Yang Diinduksi Aloksan 2. Rebecca dkk (2013) Pemanfaatan Minuman Serbuk Instan Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) post test only control group; sampel Tikus Wistar pre and post test with control group design; sampel Tikus Sprague dawley Ekstrak C.burmannii dosis 0,5 ml dan 2 ml dapat menurunkan kadar TG dan LDL kolesterol, sedangkan dosis l ml hanya dapat menurunkan kadar TG tikus model diabetes mellitus tipe I yang diinduksi aloksan Pemberian minuman serbuk instan kayu manis menunjukkan tidak adanya beda nyata secara statistik terhadap kadar kolesterol total tikus (p>0,05) 5

3. Firdaus (2014) Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan 4. Hermansyah (2014) Efek Ekstrak Kayu Manis Cinnamomum cassia Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Kolesterol pada Tikus Jantan Strain Sparague dawley yang Diinduksi Aloksan pre and post test with control group design; sampel Tikus Sprague dawley pre and post test with control group design; sampel Tikus Sprague dawley Kayu manis (Cinnamomum cassia) secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah dan kadar trigliserida tikus (p<0,05) dan meningkatkan berat badan meskipun belum secara signifikan (p>0,05) Kayu manis (Cinnamomum cassia) secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah dan kadar kolesterol (p<0,05), dan menaikkan berat badan meskipun belum secara signifikan (p>0,05) 6

7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hewan coba yang dikondisikan hiperlipidemia melalui induksi pakan tinggi lemak dan bukan melalui induksi tikus diabetes yang memiliki patogenesis berbeda, serta lama induksi pakan tinggi lemak yang digunakan adalah 1 bulan dan pemberian ekstrak etanol 96% kayu manis dilakukan selama 1 bulan dengan pemberian 3 dosis.