PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR THE APLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON HEAT AND TEMPERATURE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA TINGKAT SMA BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

RIDA BAKTI PRATIWI K

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X SMA SWASTA SINAR HUSNI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM NEWTON

Rizki Andriani dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Jurnal Saintech Vol. 08 No.03 September 2016 ISSN No

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 10 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PELAJARAN FISIKA

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Yosi Farah dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Unnes Physics Education Journal

Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR Pintor Simamora 1, Victorya Rotua Estomihi Pardede 2 email: pintor_fisika@yahoo.co.id 1, victorya.pardede@gmail.com 2 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Teknik yang digunakan pada pengambilan sampel penelitian adalah cluster random sampling sehingga terpilih dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dalam bentuk essay dan lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa. Pengujian data pretes kedua kelas menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan kelas kontrol dengan model Pembelajaran Konvensional. Dari hasil pengujian t terdapat pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa. Katakunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar THE APLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON HEAT AND TEMPERATURE Pintor Simamora 1, Victorya Rotua Estomihi Pardede 2 email: pintor_fisika@yahoo.co.id 1, victorya.pardede@gmail.com 2 Abstract. This study aims to determine the effect of Problem Based Learning model to student learning outcomes on subject of Heat and Temperature. This research is quasi-experimental. Techniques that used to gain a sample is random-cluster-sampling technique that was chosen two classes as experimental and control classes. Instruments in the form of essays tests and observation sheets to measure affectivepsychomotor of students. Pretest data on both classes showed that both classes have the same ability. Then be given treatment which experimental class with Problem Based Learning and control class with Conventional Learning. From the t-test results there is effect of Problem Based Learning model to student learning outcomes. Keywords: Problem Based Learning, Learning Outcomes PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya, sehingga dalam pembelajarannya mengharuskan dapat menumbuhkan minat siswa untuk mampu berfikir kritis mengenai konsep-konsep yang ada pada pembelajaran fisika karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Nugroho (2014), bahwa pada dasarnya dalam kehidupan sehari hari semua kejadian yang terjadi tak bisa dilepaskan dari proses fisika, karena fisika sangat berhubungan erat dengan lingkungan sekitar. Kenyataannya, banyak siswa yang beranggapan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit dan abstrak. Sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk mempelajarinya. Pernyataan ini didukung berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan 64

instrumen angket yang disebarkan kepada 31 orang siswa, menunjukkan respon/minat siswa terhadap mata pelajaran fisika masih tergolong sedang hingga rendah. Terdapat 48,4% siswa (15 siswa) berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, 32,2% siswa (10 siswa) berpendapat biasa saja, dan hanya 19,4% (6 siswa) yang menyukai pelajaran fisika. Dari hasil angket juga didapatkan data dan alasan mengenai anggapan siswa terhadap fisika yang cenderung sulit. Sebanyak 68% (21 siswa) menuliskan bahwa guru lebih dominan menggunakan metode ceramah seperti mencatat materi belajar, menjelaskan menggunakan rumus, dan mengerjakan soal. meskipun sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Hasil kajian lapangan yang sama juga dipaparkan Lestari, N (2011) yang menunjukkan bahwa masih banyak pembelajaran fisika menggunakan metode ceramah sehingga siswa beranggapan bahwa fisika hanya sekedar hafalan. Siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan eksperimen dan pembelajaran kurang dikaitkan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sasaran hasil belajar siswa seperti yang ditegaskan dalam kurikulum 2013 belum tercapai. Tuntutan kurikulum 2013 menekankan agar pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang akan menyentuh tiga ranah, yaitu, afektif, kognitif, dan psikomotrik siswa. Sani, R. (2014) menjelaskan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan seharusnya dilengkapi dengan aktivitas mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta, sehingga melalui aktivitas pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan bukan hanya pada proses pemebelajaran siswa, tetapi juga tampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Purwanto (2008), hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat usaha yang dilakukan seseorang sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berhubungan dengan persoalan di lapangan maka diperlukan upaya untuk menyempurnakan pembelajaran fisika. Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang tepat. Merujuk pemikiran Weil (2011), each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives, artinya melalui model pembelajan guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekpresikan ide. Model pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based Learning). Arends, R. (2008) berpendapat bahwa model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Sani, R. (2014) juga menambahkan bahwa pembelajaran berbasis masalah membutuhkan kemampuan untuk bertanya, menganalisis masalah, mengobservasi, mengumpulkan dan mengolah informasi, serta mengembangkan konsep sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dikaji. Keseluruhan kemampuan yang dimiliki PBL sangat mendukung tercapainya kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sejalan dengan itu, Lestari, N. (2011) juga memaparkan tentang model pembelajaran PBL yang mengatakan bahwa dalam model ini siswa sendirilah yang secara aktif mencari jawaban atas masalahmasalah yang diberikan guru. Dalam hal ini guru lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif. Hasil penelitian yang dilakukan Fuada, B. (2012) telah menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis konstruktivisme mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII pokok bahasan kalor, dengan peningkatan rata-rata pemahaman konsep mencapai 29,86 pada skala 100 atau setara dengan 49% pada kelas eksperimen. Selain ada peningkatan, ada juga kelemahan dalam penelitian ini yaitu bahwa implementasi tahapan model pembelajaran berbasis masalah setiap fasenya harus diperhatikan. Untuk itu peneliti harus memperhatikan perencanaan tahapan dari setiap fase. Perbedaan penelitian sekarang dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan macromedia flash sebagai media pembelajaran. Damanik, R. (2013) berpendapat media pembelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Penggunaan macromedia flash sebagai media pembelajaran diharapkan mampu membantu siswa menguasai materi suhu dan kalor. Seperti penelitian Adegoke (2011) tentang media pembelajaran macromedia flash, menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam fisika dapat ditingkatkan dengan instruksi multimedia. Peserta didik yang diberi instruksi multimedia berbasis komputer menunjukkan hal yang lebih baik dalam mengingat dan mentransfer pengetahuan dari pada mereka yang diajarkan dengan pengajaran yang berpusat pada guru. Berdasarkan uraian masalah tersebut, terlihat hubungan antara model atau metode mengajar dengan 65

hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menyesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat tercapai dengan tepat. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasieksperiment. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling, dan terpilih dua kelas sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest-postest design. Rancangan penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1. Postes Eksperimen T 1 X 1 T 2 Gambar 1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan data yang diperoleh bahwa nilai rata-rata postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata postes di kelas kontrol. Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2. Kontrol T 1 X 2 T 2 Keterangan: T 1 : Tes awal (Pretes). T 2 : Tes akhir ( Postes). X 1 : Pembelajaran Berbasis Masalah : Pembelajaran Konvensional X 2 Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar kognitif siswa serta lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa. Tes hasil belajar kognitif siswa berjumlah 10 soal dalam bentuk essay yang terdiri dari ranah kognitif C 4, C 5 dan C 6. Lembar penilaian afektif berkenaan dengan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran. Penilaian psikomotorik siswa berkenaan dalam hal keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak siswa. Observasi yang dilakukan bersifat langsung dan dilakukan oleh pengamat (observer). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian kedua kelas diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan, maka dilakukan uji-t dua pihak dan disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1. Setelah pada sampel diterapkan model pembelajaran yang berbeda diperoleh hasil postes pada kedua kelas. Gambar 2. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki nilai rendah pada kelas eksperimen lebih sedikit dibandingkan pada kelas kontrol dan jumlah siswa yang memiliki nilai tinggi pada kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah baik untuk diterapkan. Perhitungan uji hipotesis untuk data postes dilakukan dengan uji t satu pihak. Secara ringkas perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 2. Tabel 1. Two Group Pretest-Postest Design Kelas Pretes Perlakuan Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes Data Ratarata t hitung t tabel Kesimpulan Eksperimen 73.13 Ada Kontrol 68.77 2.02 1.67 pengaruh terhadap hasil belajar Dalam penelitian ini, penilaian afektif dan psikomotorik siswa menjadi salah satu yang diamati. Perkembangan afektif dan psikomotorik dinilai dengan menggunaan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasil perkembangan afektif dan psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 3. Selain persentase penilaian sikap siswa pada penelitian ini juga diperoleh persentase penilaian psikomotorik siswa pada Gambar 4. 66

Gambar 3. Presentase Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Gambar 4. Persentase Penilaian Psikomotorik Siswa Dari Gambar 3 dan Gambar 4 dapat diamati bahwa perkembangan afektif siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada perkembangan afektif siswa di kelas kontrol. Untuk perkembangan psikomotorik siswa hanya dinilai pada kelas eksperimen. Perkembangan psikomotorik siswa di kelas eksperimen juga mengalami peningkatan selama menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor. Dalam proses pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan menemukan sendiri informasi yang berkaitan dengan masalah. Masalah yang dirancang berasal dari lingkungan kehidupan nyata yang dialami siswa itu sendiri, sehingga menimbulkan ketertarikan anak untuk menyelesaikan persoalan dan memotivasi anak belajar. Macromedia flash sebagai multimedia juga sangat membantu penerapan model pembelajaran berbasis masalah, dengan animasi yang ditampilkan dalam macromedia flash siswa menjadi lebih memahami pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Damanik (2013) yang memaparkan penggunaan macromedia flash sebagai multimedia interaksi dalam pembelajaran menyebabkan siswa kelas eksperimen mudah dalam memahami dan mengingat sehingga pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran berbasis masalah sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata postes di kelas kontrol. Seperti halnya dalam penelitian Nugroho (2014) juga mengatakan model pembelajaran ini sangat sesuai jika digunakan dalam proses pembelajaran khususnya fisika. Hasil belajar siswa yang diperoleh mengalami peningkatan setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada tiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen terjadi serta merta karena proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam proses kegiatan belajarnya, siswa dibagi menjadi lima kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok-kelompok tersebut dihadapkan pada suatu permasalahan untuk menemukan konsep suhu dan kalor. Siswa disuruh melakukan praktikum dengan alat dan bahan yang sudah disediakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang ada pada lembar kerja siswa. Siswa kemudian belajar secara kolaboratif dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri, pengalaman pada kehidupan sehari-hari dan pengalaman langsung di lapangan. Melalui kegiatan praktikum suhu dan kalor, siswa belajar dan bekerja dengan kelompoknya masingmasing untuk menemukan konsep tentang suhu dan kalor serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada akhir pembelajaran, siswa mempresentasikan hasil kegiatan yang mereka lakukan di depan kelas dan dievaluasi serta bersama-sama menarik kesimpulan. Keseluruhan rangkaian pembelajaran ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh Sani, R. (2014) yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan dilengkapi dengan aktivitas mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh Panggabean, R. (2012). Peneliti menjelaskan secara ringkas sintaks yang digunakan saat meneliti, antara lain menggunakan sintaks yang diadaptasi dari Arends (2013:115) yaitu mengarahkan siswa pada masalah, mempersiapkan siswa untuk belajar, membantu penelitian mandiri dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Keseluruhan sintaks ini dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga berdampak pada hasil belajar. Sedangkan pada kelas kontrol, pada saat pembelajaran guru masih terlalu dominan. Guru hanya menjelaskan materi dan memberikan soal-soal sehingga siswa cenderung hanya mendengarkan dan mengamati penjelasan dari guru dan siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Pada Gambar 3, hasil presentase rata-rata penilaian sikap siswa yaitu sebesar 61,46 yang tegolong baik, hal ini terjadi karena model yang diterapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mengembangkan diri, saling bekerja sama pada saat praktikum dan memberikan pendapat pada saat fase mengembangkan dan mempresentasikan artefak dengan menyajikan laporan hasil praktikum. Didukung oleh perolehan data yang didapatkan Panggabean, R. (2012) dalam penelitiannya, terbukti bahwa perolehan sikap siswa dalam setiap siklus selalu meningkat hingga katagori aktif. Panggabean menyampaikan model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mengembangkan diri, saling bekerja sama, dan menyampaikan pendapatnya sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Penilaian keterampilan siswa pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Sejalan dari Gambar 4 yang ditampilkan, ratarata persentase keterampilan siswa di kelas eksperimen sebesar 65,07 yang termasuk dalam kriteria baik. Hal ini terjadi karena siswa bersemangat pada saat melakukan percobaan. Meskipun 67

saat ingin melakukan percobaan (praktikum) banyak siswa yang kebingungan mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan, namun siswa sangat antusias pada saat melakukan percobaan dan menyajikan laporan percobaannya. Nugoho (2014) dalam membuktikan bahwa penilaian afektif dan psikomotorik siswa memberikan sumbangsih terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan adanya interkasi sosial yang dibentuk dalam kelompok belajar yang sesuai dengan fase model Pembelajaran Berbasis Masalah, memicu terbentuknya pengetahuan dan ide baru siswa serta memperkaya pengalaman intelektual siswa. Hasil temuan dalam penelitian ini juga didukung penelitian Fuada, B. (2013) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kalor sangat membantu siswa dalam memperoleh hasil yang optimal sehingga pembelajaran fisika lebih efektif. Dalam pelaksanaanya, siswa menjadi lebih aktif dalam kelompokkelompok kecil, saling bekerjasama dan berdiskusi. Lestari, N. (2011) juga memaparkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar fisika terutama bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi hanya saja penerapnnya memerlukan cukup banyak waktu. Namun dalam pelaksanaannya, fase-fase yang diterapkan tidak sepenuhnya maksimal. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan siswa belum terbiasa dengan pemecahan masalah sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah sehingga instruksi yang diberikan peneliti dalam penerapan model ini kurang dimengerti oleh beberapa orang siswa. Siswa terbiasa menerima pelajaran dari guru saja dan mengerjakan soal-soal perhitungan pada saat pembelajaran fisika. Lestari, N (2011) juga memaparkan bahwa penerapan model PBL memerlukan cukup banyak waktu karena tidak semua siswa mengerti tahapan pembelajarannya, oleh karena itu peneliti tetap berusaha mengarahkan dan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam setiap fasenya, seperti membuat hipotesis masalah, mengivestigasi, dan mempresentasikan hasil temuannya. Peneliti juga mengupayakan untuk menginstruksi siswa sejelas mungkin dan memperhatikan ketersedian waktu dalam melaksanakan pembelajaran agar pelakasanaan pembelajaran dapat diatur sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor. Hasil belajar secara signifikan berbeda hasil antara sampel yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang diperoleh setiap pertemuan dinyatakan meningkat dalam kategori baik. Begitu pula setelah dilakukan observasi psikomotorik siswa kelas eksperimen selama empat kali pertemuan, perkembangan psikomotorik siswa mengalami peningkatan. SARAN Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih memahami model pembelajaran Berbasis Masalah untuk memaksimalkan pencapaian hasil belajar, dan sebaiknya memerhatikan ketersedian waktu dalam melaksanakan pembelajaran agar pelakasanaan pembelajaran dapat diatur sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Diharapkan juga sebelum pembelajaran sebaiknya memberikan instruksi yang jelas kepada siswa agar siswa lebih paham dengan model ini sehingga tercipta suasana kondusif dan pembelajaran dengan model ini pun dapat berjalan lebih efektif dan efisien. REFERENSI Adegoke, B. A. (2011). Online Physics Module: Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary Students's Achievement in Physics. European Journal of Education Studies 3(3), 537-550. Arends, R. (2008). Learning to Teach (7 th ed.). Belajar untuk Mengajar (Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto pada Tahun 2008). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Damanik, R. & Tanjung, R. (2013). Pengaruh Media Pembelajaran Animasi Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X MAN Lima Puluh. Jurnal Inpafi Vol. 2, 214-221. Fuada, B. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII. Universitas Negeri Semarang, 33-41. Lestari, N. (2011). Pengaruh Model Pemb elajaran Berbasis Masalah (Problem -Based Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikn Fisika, Pendidikan Ganesha Singaraja., 32-37. Nugroho, P. A. (2014). Problem Based Learning Pokok Bahasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 11 Semarang. Prosiding Mathematics and Sciences forum 2014, 279-290. Panggabean, R. (2012). Pengaruh Model Problem Based Learning Pada Materi Pokok Optika Geometris., 38-43. Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Weil, B. J. (2011). Models Of Teaching. Yogyakarta: Penerbit Pustaka. 68