BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ini, Inovasi dan teknologi yang semakin cepat setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan dengan berfikir global dan bertindak secara

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) di tingkat regional merupakan indikasi signifikan globalisasi perdagangan dunia. Blok perdagangan bebas regional yang termasuk juga akan dihadapi negara Indonesia dalam kerjasama internasional adalah adanya ASEAN Economic Community (AEC) yang mulai berlaku pada tahun 2015. AEC 2015 merupakan kerjasama negara-negara di Asia Tenggara dalam tujuan meningkatkan ekonomi masing-masing negara. Konsep utamanya ialah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya memiliki tujuan tertentu. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam usahanya yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder. Selain itu tujuan perusahaan antara lain meningkatkan nilai perusahaan, memuaskan kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan (profit). Kinerja perusahaan akan menentukan tercapainya tujuan tersebut dan akan dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal. 1

2 Salah satu manfaat dari laporan keuangan adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Hampir semua perusahaan saat ini pasti menerbitkan laporan keuangan, terutama bagi perusahaan yang sudah tergabung dalam bursa, karena itu merupakan syarat wajib untuk memperdagangkan sahamnya di bursa (Prasetyo, 2015). Dengan melihat laporan keuangan, para stakeholders, atau pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti para investor, kreditur, pemerintah, dapat mengetahui sejauh mana kinerja sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan tersebut baik, maka para investor tidak akan ragu untuk menanamkan modalnya, para kreditur tidak ragu untuk memberikan kreditnya kepada perusahaan, serta pemerintah akan menyerahkan proyek-proyeknya untuk dikerjakan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu sebisa mungkin perusahaan harus mempertahankan kinerja keuangannya dan menampilkannya secara konsisten bahkan meningkat di dalam lapoan keuangan. Mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan itu tidaklah mudah. Perusahaan harus mampu mengelola dan memaksimalkan sesuatu yang dimilikinya, terlebih dalam era globalisasi saat ini. LQ45 merupakan suatu forum yang didalamnya berisi perusahaan perusahaan yang saham sahamnya memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Tidak sembarang perusahaan yang dapat masuk dalam kriteria LQ45. Duduk di jajaran LQ45 merupakan suatu kehormatan bagi sebuah perusahaan karena itu berarti pelaku pasar modal sudah mengakui dan percaya bahwa tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan ini baik. Namun bagi yang sudah berada di dalamnya harus tetap

3 bekerja keras untuk mempertahankannya, karena saham-saham ini akan dipantau setiap 6 bulan sekali dan akan diadakan review yang biasanya berlangsung pada awal Februari dan awal Juli. Saham yang masih berada dalam kriteria akan tetap bertahan dalam jajaran LQ 45 sedangkan yang sudah tidak memenuhi kriteria akan diganti dengan yang lebih memenuhi syarat. Pemilihan saham saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasihat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan Profesional di bidang pasar modal. Perusahaan mempertahankan daya saing melalui penyusunan strategi dan kebijakan menyesuaikan kondisi pasar. Perusahaan mengubah dari bisnis yang berdasarkan labor based business (tenaga kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan) dimana karakteristik utamanya adalah ilmu pengetahuan. Perusahaan yang berbasis knowledge based company akan lebih mengandalkan pengetahuan dalam meningkatkan daya saingnya, yaitu dengan lebih berinvestasi di bidang Intellectual Capital. Penerapan knowledge based business berpengaruh terhadap penciptaan nilai perusahaan. Perkembangan perusahaan bergantung dari pengelolaan sumber daya perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan oleh manajemen sehingga keunggulan kompetitif dan berkelanjutan akan tercapai serta mampu bersaing dengan perusahaan lain. Faradina dan Gayatri (2016) menjelaskan bahwa: Fenomena Intellectual Capital berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 Tahun 2000 tentang aktiva tidak berwujud, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun intellectual capital telah mendapat perhatian. Dimana intangible asset atau aset tak berwujud adalah aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Dalam paragraph 09 disebutkan beberapa

4 contoh dari aktiva tidak berwujud antara lain pengetahuan dan teknologi, desain dan implikasi sistem baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merk dagang. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memperhatikan aktiva tidak berwujud sebagai strategi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif dan menerapkan knowledge based business. Intellectual Capital merupakan aset tidak berwujud, termasuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki badan usaha yang harus dikelola dengan baik untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dari elemen human capital, structural capital dan capital employed yang dapat memberikan nilai lebih atau keuntungan bagi perusahaan serta pengetahuan yang dikelola oleh perusahaan dengan baik akan memberikan keunggulan kompetitif. Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah di identifikasi sebagai seperangkat tak berwujud (sumber daya, kemampuan, dan kompetensi) yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai (Pangestika, 2010). Beberapa perusahaan menginvestasikan dalam pelatihan karyawan, penelitian dan pengembangan, hubungan pelanggan, sistem komputer dan administrasi, dan lain-lain. Investasi ini sering disebut sebagai intellectual capital yang bertumbuh dan bersaing dengan investasi modal fisik dan keuangan (Zéghal dan Maaloul, 2010). Nugroho (2012) mengungkapkan bahwa: Modal intelektual (intellectual capital) itu sendiri adalah suatu pengetahuan, informasi dan kekayaan intelektual yang mampu untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan suatu perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing dalam berbagai macam hal.

5 Meskipun terdapat berbagai definisi mengenai Intellectual Capital (IC), terutama karena terdapat fakta bahwa terdapat dua pendekatan yaitu berbasis pengetahuan dan ekonomi, sejumlah besar ilmuwan dan praktisi mengidentifikasi tiga komponen IC yaitu human capital, structural capital dan customer (relational capital) (Maditinos et. al, 2011). Proksi yang digunakan untuk mengukur Intellectual Capital, perusahaan dapat menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) yang dikembangkan oleh pulic pada tahun 1998. Komponen utama dari VAIC dilihat dari capital employed (capital employed efficiency-cee). Human capital (human capital efficiency-hce). Structural Capital (structural capital efficiency-sce). Human capital menggambarkan kekayaan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Secara sederhana human capital merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. Human capital merupakan elemen terpenting dalam intellectual capital (Bontis, 2010). Structural capital juga merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi guna menciptakan nilai tambah untuk produk yang dihasilkan dan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Jika sebuah organisasi memiliki structural capital yang sangat buruk, maka akan sangat sulit untuk meraih manfaat penuh dari IC secara keseluruhan (Bontis, 2010). Capital employed adalah pengetahuan yang dibentuk dalam marketing channel. Organisasi berkembang yang memiliki capital employed yang baik dapat menciptakan dinamisasi yang baik antara pemasok maupun pelanggan. Hal

6 tersebut dikarenakan pihak pemasok atau pelanggan mempunyai loyalitas yang tinggi, kondisi tersebut dapat meningkatkan laba yang diperoleh oleh perusahaan. Ini disebabkan capital employed merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara nyata bagi perusahaan (Astuti;Simarmata, 2015). Intellectual Capital Disclosure merupakan suatu cara perusahaan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk annual report. Intellectual Capital Disclosure merupakan informasi yang diberikan berupa pernyataan, catatan mengenai pernyataan, dan tambahan pengungkapan informasi yang terkait dengan catatan. Tiga konsep disclosure yang umumnya dikemukakan yaitu adequate (cukup), fair (wajar), dan full disclosure (pengungkapan yang lengkap) (Wardhani, 2010). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturanaturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Faradina dan Gayatri (2016) mengungkapkan bahwa: ROA merupakan rasio profitabilitas yang mengukur jumlah laba yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi penggunaan total aset untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi Return on assets (ROA) suatu perusahaan semakin tinggi pula keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aset. Return on assets (ROA) juga memberikan

7 gambaran tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan dana yang telah diinvestasikan menjadi laba bersih kepada para investor. Selain kinerja keuangan perusahaan, hal yang menarik untuk diteliti adalah terkait kegunaan modal intelektual sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai pasar perusahaan (Simarmata, 2015). Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya dipasar. Semakin meningkatnya perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan adanya hidden value. Jika pasarnya efisien, semakin tinggi modal intelektual perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan (Sunarsih, 2012). Hal ini dikarenakan investor akan memberikan nilai yang tinggi pada perusahaan yang memiliki modal intelektual yang lebih besar (Yuniasih, dkk, 2011). Saat ini Modal Intelektual menjadi salah satu isu penting yang sangat menarik untuk dikaji, berbagai hasil penelitian baik dalam konteks Indonesia maupun internasional menunjukkan hasil yang tidak konsisten, terutama tentang IC dan ICD dengan kinerja perusahaan maupun nilai perusahaan. Semakin besar modal intelektual maka semakin efisien penggunaan modal pada perusahaan (Zulmiati, 2012). Sudah terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai Intellectual capital, dan intellectual capital disclosure, serta hubungannya dengan kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Soetedjo dan Mursida, (2014) yang meneliti pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan,

8 VAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA. Namun secara parsial, peneliti menemukan bahwa dari tiga komponen pembentuk intellectual capital, hanya HCE yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Antonio Meles, dkk, (2016), menguji mengenai pengaruh dari intellectual capital dengan kinerja keuangan perbankan di Amerika Serikat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa efisiensi dalam penggunaan Intellectual Capital (IC) positif mempengaruhi kinerja keuangan bank-bank di Amerika Serikat. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa modal manusia (HC) efisiensi, subkomponen efisiensi IC, ditemukan memiliki lebih besar berdampak pada kinerja keuangan dari IC subkomponen lainnya. Nasif Ozkan, dkk, (2016), menguji pengaruh dari Intellectual capital dengan kinerja keuangan dalam sektor perbankan di Turki. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja modal intelektual dari sektor perbankan Turki umumnya dipengaruhi oleh modal manusia efisiensi (HCE). Dalam sektor perbankan, pengembangan dan investasi bank memiliki rata-rata tertinggi VAIC. Ketika VAIC dibagi menjadi nya komponen, dapat diamati bahwa modal yang digunakan (CEE) dan (HCE) positif mempengaruhi keuangan kinerja bank. Namun, CEE memiliki lebih banyak memengaruhi kinerja finansial dari bank dibandingkan dengan HCE. Oleh karena itu, bank yang beroperasi di sektor perbankan Turki harus menggunakan keuangan dan modal fisik jika mereka ingin mencapai tingkat profitabilitas yang lebih tinggi. Rhoma Simarmata tahun (2015) yang meneliti mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan perbankan

9 yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan Untuk analisis masing-masing indikator IC ditemukan terdapat pengaruh positif dari capital employed efficiency (CEE) terhadap ROA tetapi berpengaruh negatif terhadap PBV; sementara human capital efficiency (HCE) terbukti berpengaruh positif baik terhadap ROA maupun PBV; dan structural capital efficiency (SCE) terbukti berpengaruh negatif terhadap ROA dan PBV. Ike Faradina dan Gayatri (2016), yang meneliti pengaruh Intellectual Capital dan Intellectual Capital Disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intellectual Capital (IC) dan Intellectual Capital Disclosure berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Hasil penelitian yang tidak konsisten membuat penulis tertarik untuk mengkaji hal Intellectual Capital dan membuktikan secara empiris apakah Intellectual Capital dan Intellectual Capital Disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rhoma Simarmata pada tahun 2015, adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, adanya penambahan satu variable independen yaitu Intellectual Capital disclosure, populasi penelitian dengan menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI, dan waktu penelitian yang akan dilakukan pada periode 2012 hingga 2015.

10 Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti akan mengangkat dan membahas permasalahan dengan judul Pengaruh Intellectual Capital Dan Intellectual Capital Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Dalam Indeks LQ45 Yang Terdaftar Di Bei Pada Periode 2012-2015 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Intellectual Capital (VAIC) akan mempengaruhi kinerja keuangan dari perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 2. Apakah Intellectual Capital (VAIC) akan mempengaruhi nilai dari perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 3. Apakan Intellectual Capital Disclosure (ICD) akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 4. Apakah Intellectual Capital Disclosure (ICD) akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45? 5. Apakah terdapat hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan?

11 1.3 Batasan Masalah Batasan agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti terarah dan tidak meluas, maka peneliti membatasi penelitiannya pada masalah pengaruh intellectual capital dan intellectual capital disclosure terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2015. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat di peroleh rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah intellectual capital (VAIC) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan? 2. Apakah intellectual capital (VAIC) berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah Intellectual Capital Disclosure (ICD) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan? 4. Apakah Intellectual Capital Disclosure (ICD) berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah Kinerja keuangan memediasi hubungan intellectual capital (VAIC) dan nilai perusahaan 6. Apakah kinerja keuangan memediasi hubungan intellectual capital disclosure (ICD) dengan nilai perusahaan?

12 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tergabug dalam indeks LQ45 ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital (VAIC) terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital Disclosure (ICD) terhadap kinerja keuangan perusahaan. 4. Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital Disclosure (ICD) terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk mengetahui apakah Kinerja keuangan memediasi hubungan antara intellectual capital dan nilai perusahaan. 6. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan memediasi hubungan antara intellectual capital disclosure dengan nilai perusahaan. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan yang ada dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan maupun meningkatkan nilai perusahaan dalam menghadapi era penuh persaingan saat ini. Dengan adanya penelitian mengenai peran modal

13 intelektual diharapkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia semakin menyadari pentingnya peran manajerial yang baik dalam mengolah setiap asset yang mereka miliki, termasuk intangible asset. 2) Bagi Investor Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi dengan mengukur kinerja intellectual capital dan intellectual capital disclosre yang selanjutnya dapat digunakan untuk menilai perusahaan. 3) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh intellectual capital dan intellectual capital disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaa dan nilai perusahaan. 4) Bagi Akademisi Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh Intelectual Capital dan Intellectual Capital Disclosure terhadap Kinerja Keuangan maupun Nilai Pasar Perusahaan.