LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

BUPATI LOMBOK TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

1 of 5 02/09/09 11:52

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA HIMPUN PEMEKON BUPATI LAMPUNG BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG N0M0R 13 TAHUN 2005 SERI D ==================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka perwujudan demokrasi ditingkat desa agar sesuai dengan budaya yang berkembang dalam masyarakat, maka dibentuk Badan Permusyawaratan Desa sebagai wahana untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, pembentukan Badan Permusyawaratan Desa perlu diatur dalam Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4310); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155); 8. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain 9. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 1 Seri D.1); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 48 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 65 Seri D.42); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG Dan BUPATI SUMEDANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang. 3. Bupati adalah Bupati Sumedang. 4. Camat adalah Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang di wilayah kerjanya. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Permusyawaratan yang terdiri dari perwakilan penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat, berfungsi membuat dan menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat sebagai bahan kebijakan pemerintah desa. 9. Peraturan Desa adalah semua peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama-sama dengan BPD. 10. Dusun atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa. BAB II

KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG Bagian Pertama Kedudukan BPD Pasal 2 (1) BPD sebagai badan permusyawaratan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. (2) BPD berkedudukan sebagai lembaga Pemerintahan Desa dan menjadi Mitra Pemerintah Desa. Bagian Kedua Fungsi BPD Pasal 3 BPD berfungsi : a. pembentukan Peraturan Desa bersama Kepala Desa; b. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat; c. pelaksanaan fungsi lain yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang BPD Pasal 4 BPD mempunyai tugas dan wewenang: a. membentuk peraturan desa yang dibahas dengan Kepala Desa untuk mendapat persetujuan bersama; b. membahas dan menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa bersama Kepala Desa; c. menampung dan memusyawarahkan aspirasi masyarakat sebagai bahan kebijakan Kepala Desa dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa; d. memberikan pertimbangan kepada Kepala Desa mengenai perjanjian kerja sama yang menyangkut kepentingan desa; e. mengayomi dan menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di masyarakat desa yang bersangkutan sepanjang menunjang perkembangan pembangunan;

f. memberikan pertimbangan/rekomendasi kepada Kepala Desa dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan; BAB III HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Pertama Hak BPD Pasal 5 BPD mempunyai Hak: a. menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa bersama Kepala Desa; b. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa; c. mengusulkan rancangan perubahan anggaran pendapatan dan belanja desa; d. memusyawarahkan perubahan rancangan Peraturan Desa; e. menampung aspirasi masyarakat sebagai bahan Peraturan Desa; f. menetapkan tata tertib BPD. Bagian Kedua Kewajiban BPD Pasal 6 BPD mempunyai kewajiban: a. mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. menumbuh kembangkan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; d. bersama Kepala Desa dan kelembagaan desa lainnya memusyawarahkan anggaran pendapatan dan belanja desa sebagai acuan tahun anggaran desa; e. bersama Kepala Desa membuat rencana strategis desa dan rencana jangka menengah sebagai acuan pembangunan lima tahun dan satu tahun yang disesuaikan dengan potensi dan peluang yang ada. BAB IV

ANGGOTA BPD Bagian Pertama Penetapan Anggota BPD Pasal 7 (1) Anggota BPD dipilih dari penduduk desa yang memangku jabatan seperti Ketua Rukun Warga, pemangku adat dan tokoh masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di desa bersangkutan. (2) Anggota BPD ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat di tingkat desa dengan difasilitasi oleh panitia pembentukan BPD yang ditetapkan oleh Camat atas usulan Kepala Desa. (3) Anggota BPD dapat diusulkan dari calon-calon yang diajukan ditingkat Rukun Warga dan dusun yang didalamnya mencakup unsur-unsur pemangku adat dan tokoh masyarakat dengan memperhatikan jumlah penduduk di masing-masing Rukun Warga. Pasal 8 (1) Setelah pelaksanaan musyawarah penetapan di tingkat desa selesai, paling lambat 7 (tujuh) hari, Ketua Panitia mengajukan calon terpilih anggota BPD kepada Kepala Desa dengan dilampirkan Berita Acara Hasil Musyawarah, untuk diusulkan kepada Camat selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Camat. (2) Sebelum memangku jabatannya, anggota BPD mengucapkan sumpah/janji. Susunan kata-kata sumpah/janji dimaksud adalah sebagai berikut: Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara, dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara serta segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagian Kedua Syarat Menjadi Anggota BPD

Pasal 9 Yang dapat diajukan menjadi anggota BPD adalah penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat: a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti G.30 S/PKI dan atau kegiatan-kegiatan organisasi terlarang lainnya; d. berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP atau sederajat; e. berumur sekurang-kurangnya 21 tahun atau pernah menikah; f. sehat jasmani dan rohani; g. nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatan; h. berkelakuan baik jujur dan adil; i. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; j. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana; k. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat desa yang bersangkutan; l. memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat. Bagian Ketiga Jumlah Anggota BPD Pasal 10 Jumlah anggota BPD ditentukan sesuai dengan jumlah penduduk desa yang bersangkutan dengan ketentuan: a. jumlah penduduk sampai dengan 2.000 jiwa, 7 orang anggota; b. jumlah penduduk 2.001 sampai dengan 3.500 jiwa, 9 orang anggota; c. jumlah penduduk lebih dari 3.501 jiwa, 11 orang anggota. Bagian Keempat Hak Anggota BPD Pasal 11 Anggota BPD mempunyai hak: a. menjadi anggota panitia pencalonan dan pemilihan Kepala Desa dan pemilihan Kepala Dusun;

b. mengajukan pendapat dan usulan dalam musyawarah BPD dalam menetapkan peraturan desa dan anggaran pendapatan dan belanja desa; c. mengajukan pertanyaan kepada Kepala Desa dalam pelaksanaan Pemerintahan Desa; d. memberikan bahan-bahan untuk laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa yang disampaikan kepada Bupati melalui Camat; e. menerima uang musyawarah atau rapat sesuai kemampuan keuangan desa berdasarkan peraturan desa. Bagian Kelima Ketua Rukun Warga, Pemangku Adat dan Tokoh Masyarakat Paragraf 1 Ketua Rukun Warga Pasal 12 (1) Dalam suatu desa di bentuk Rukun Tetangga dan Rukun Warga. (2) Rukun Tetangga merupakan mitra Pemerintah Desa dan bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan lain yang mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan membantu penyelenggaraan urusan Pemerintahan Desa. (3) Rukun Warga merupakan mitra Pemerintah Desa yang mengkoordinasikan tugas Rukun Tetangga dan organisasi kemasyarakatan lain dalam wilayah Rukun Warga untuk membantu penyelenggaraan urusan Pemerintahan Desa. Paragraf 2 Pemangku Adat Pasal 13 (1) Pemangku adat merupakan warga masyarakat desa setempat yang secara turun temurun menjadi penanggungjawab berlangsungnya suatu upacara tradisional dan memelihara kebiasaan-kebiasaan serta pustaka-pustaka di desa tersebut. (2) Pemerintahan Desa mengakui dan menghormati pemangku adat sebagai tokoh masyarakat dan memperhatikan aspirasi tokoh

tersebut yang berhubungan dengan kelangsungan pemerintahan dan pembangunan di desa yang bersangkutan. Paragraf 3 Tokoh Masyarakat Pasal 14 (1) Tokoh masyarakat merupakan figur warga yang dihormati, dapat diteladani kepeloporannya, sikap serta perilaku dalam kehidupan keluarga dan kehidupan masyarakat. (2) Tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat dari unsur tokoh agama, Pegawai Negeri/guru, pemuda dan wanita yang bertempat tinggal di desa bersangkutan. BAB V MASA JABATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama Masa Jabatan Anggota BPD Pasal 15 Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Bagian Kedua Pemberhentian Anggota BPD Pasal 16 (1) Anggota BPD berhenti atau diberhentikan karena: a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua BPD; c. bertempat tinggal di luar desa yang bersangkutan; d. tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Daerah ini; e. dinyatakan melanggar sumpah/janji sebagai anggota BPD dengan Keputusan Ketua BPD; f. terkena larangan rangkap jabatan dalam Pemerintah Desa;

g. tidak aktif melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai anggota BPD selama 6 (enam) bulan berturut-turut. (2) Anggota BPD yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, tempatnya diisi oleh calon yang diusulkan berdasarkan Pasal 9 Peraturan Daerah ini. (3) Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat untuk diresmikan secara administrasi dengan Keputusan Camat. (4) Anggota pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) Pasal ini menyelesaikan masa kerja anggota yang digantinya. BAB VI BIAYA MUSYAWARAH Pasal 17 (1) Biaya musyawarah penetapan calon anggota BPD ditanggung oleh Pemerintah Desa bersama warga desa setempat serta tidak dibenarkan dibebankan kepada calon. (2) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB VII PIMPINAN BPD Pasal 18 (1) Pimpinan BPD terdiri dari Ketua dan seorang Wakil Ketua. (2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam musyawarah BPD yang diadakan secara khusus. (3) Musyawarah pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. (4) Tata cara pemilihan pimpinan BPD ditetapkan berdasarkan peraturan tata tertib BPD. Pasal 19

(1) Dalam pelaksanaan tugasnya pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD. (2) Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dipimpin oleh seorang sekretaris BPD dan dibantu oleh staf sesuai kebutuhan yang diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa yang memenuhi syarat atas persetujuan pimpinan BPD. (3) Sekretaris dan staf sekretariat BPD tidak boleh dirangkap dengan perangkat desa. (4) Untuk keperluan kegiatan BPD, disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD. BAB VIII MUSYAWARAH BPD Pasal 20 (1) BPD mengadakan musyawarah secara berkala sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun. (2) Dalam keadaan tertentu, atas permintaan sekurang-kurangnya 1/5 dari jumlah anggota BPD dan atau permintaan Kepada Desa, Ketua BPD dapat mengundang Anggota BPD, untuk mengadakan musyawarah BPD. (3) BPD mengadakan musyawarah BPD ditetapkan setiap tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa, sesuai dengan kemampuan desa. (4) Uang sidang musyawarah BPD ditetapkan setiap tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa, sesuai dengan kemampuan desa. Pasal 21 Pengaturan mengenai sifat musyawarah, jenis musyawarah, waktu musyawarah, tata cara musyawarah, tata cara pembicaraan, risalah musyawarah, catatan dan laporan musyawarah ditetapkan dalam peraturan tata tertib BPD. BAB IX

LARANGAN DAN TINDAKAN PENYIDIKAN Bagian Pertama Larangan Pasal 22 (1) Anggota dan Pimpinan BPD dilarang rangkap jabatan dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa. (2) Anggota BPD dilarang memaksakan kehendak untuk kepentingan pribadi atau golongan sehingga menimbulkan perpecahan dalam pelaksanaan Pemerintahan Desa. Bagian Kedua Tindakan Penyidikan Pasal 23 Tindakan penyidikan terhadap anggota BPD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Perwakilan Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2003 serta Peraturan pelaksanaannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 26

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2005 NOMOR 13 SERI D Disahkan di Sumedang pada tanggal 13 Oktober 2005 BUPATI SUMEDANG, Cap/ttd DON MURDONO Diundangkan di Sumedang pada tanggal 14 Nopember 2005 Plt SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG ttd ACHMAD KUSNADI D