BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia wajib ditempuh yakni wajib belajar 9 tahun. Dari jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal yang diberikan pada anak mulai dari usia sekitar 7 sampai 12 tahun. Di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan proses pencetak generasi penerus bangsa. Apabila proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan untuk mencapai kemajuan sebuah negara. Bagi suatu Negara yang ingin maju, pendidikan harus diutamakan. Dewasa ini pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan disekolah dilaksanakan dengan memperbaiki proses belajar mengajar. Perbaikan itu tidak hanya sarana fasilitas pendidikan tetapi juga perbaikan kualitas tenaga kependidikan dan proses pembelajaran. Dari dasar pemikiran tersebut, seorang guru dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran yang lebih komunikatif agar kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dapat berkembang dan tidak terjadi kegagalan. Kegagalan dalam proses belajar mengajar dalam memberikan pengetahuan dan kecakapan yang memadai pada jenjang sekolah dasar akan berakibat timbulnya kekurangan pada diri siswa yang sulit diatasi. Dengan demikian, dapat 1
2 dikatakan bahwa pendidikan dasar memegang peranan penting untuk menentukan kualitas pendidikan. Tinggi rendahnya kualitas pada jenjang sekolah sangat ditentukan oleh pendidikan sekolah dasar (Sanjaya, 2002:2). Keberhasilan proses belajar mengajar dalam memberikan pengetahuan dan kecakapan di sekolah dasar akan menentukan kualitas pada siswa. Tetapi pada kenyataan yang ada dilapangan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan bahkan jauh dari ketercapaian tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan sekolah dasar dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjdi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab. Banyak sekolah dasar yang jauh dari ketercapainnya tujuan pendidikan dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan sebuah sekolah tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan maksimal. Misalnya saja faktor yang berasal dari kurangnya kreatif guru, kurangnya pengembangan media yang digunakan disekolah, keterbatasan sarana sekolah, malasnya siswa atau kurang semangat dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa: 1) siswa kadang bersemangat kadang tidak, disebabkan pembelajaran terpusat pada guru sehingga membuat siswa cepat bosan, 2) kesulitan guru dalam mengajar yakni siswa sering tidak paham jika tidak di jelaskan berulang-ulang, 3) Metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar sebagian besar menggunakan metode ceramah dan
3 tugas, 4) Media kurang tersedia hanya menggunakan papan tulis, 5) Media sangat diperlukan supaya siswa tidak bosan sehingga sangat bagus sekali jika dilakukan pengembangan media komik. Permasalahan pembelajaran didominasi oleh pembelajaran tradisional dan tidak ada media yang menunjang untuk pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan media supaya menghasilkan pembelajaran yang maksimal sesuai dengan karakteristik materi dan lingkungan siswa kelas III Sekolah Dasar (SD). Media yang saya tawarkan adalah media pembelajaran komik kelas III Sekolah Dasar dengan tema permainan dan sub tema permainan obak sarukan. Di dalam media pembelajaran komik ini terdapat 3 pemeran yakni Sindo, Sara dan Salam. Didalam media pembelajaran komik ini terdapat beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan yakni bahasa Indonesia, PKn, IPS, IPA dan matematika. Pemilih media komik karena media komik menceritakan cerita dengan ilustrasi gambar yang menarik bagi anak dan digemari oleh semua kalangan sehingga mampu memotivasi siswa untuk membaca cerita komik yang memuat integrasi dari beberapa pelajaran yakni IPA, IPS, Bahasa Indonesia, matematika dan PKn. Melalui pengembangan media pembelajaran komik kelas III Sekolah Dasar (SD) siswa akan berfikir secara kongkrit dan pembelajaran akan lebih menyenangkan. Permasalahan tersebut peneliti mempunyai judul yakni Pengembangan Media Pembelajaran Komik untuk SD kelas III yang dapat digunakan sebagai alat proses belajar mengajar di sekolah sehingga peserta didik tidak jenuh dan lebih memahami materi yang diajarkan.
4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam pengembangan ini adalah: 1.2.1 Bagaimana pengembangkan media pembelajaran komik untuk SD kelas III? 1.3 Tujuan Penelitian Dari uraian latar belakang diatas peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.3.1 Memahami, mendeskripsikan dan mengembangkan media pembelajaran komik untuk SD kelas III 1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Pengembangan media pembelajaran komik ini bernama permainan tradisional obak sarukan. Untuk menghasilkan media pembelajaran komik untuk SD kelas III yang baik dan menarik dalam pembelajaran maka sajian komik diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dengan sub tema permainan tradisional pada siswa kelas III semester II. Spesifikasi komik SD kelas III antara lain: media komik pembelajaran ini terdiri dari sajian teks dan gambar kartun yang memiliki alur cerita yang sistematis, isi produk berupa gambar yang berwarna yang dapat memotivasi siswa untuk membacanya, materi tersaji dalam setiap unit-unit yang disertai penjelasan tiap unitnya, media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk komik dengan isi 24 halaman yakni cover depan yang berisi judul dengan desain gambar 3 anak sedang bermain obak sarukan di lapangan, petunjuk pemakaian komik yaitu terdiri dari 4 langkah yaitu bacalah komik, kerjakan soal ayo mengingat kembali tanpa melihat
5 kunci jawaban jika selesai mengerjakan, lihatlah kunci jawaban, nilailah jawaban yang benar pada lembar jawaban. Ada tujuan komik, Isi komik yang berisikan integrasi dari 5 mata pelajaran, kesimpulan, ayo mengingat kembali berisikan 10 soal, ada kunci jawaban, ada kata-kata mutiara yang berisikan tentang kejujuran dan cover belakang yang berisikan ringkasan isi komik. 1.5 Pentingnya Penelitian Pengembangan Pengembangan media pada pembelajaran komik untuk SD kelas III dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tercapainya proses pembelajaran yang maksimal karena banyak sekolah yang tidak menggunakan media. Adapun pentingnya pengembangan pada pembelajaran tema permainan tradisional dan sub tema permainan tradisional kelas III sebagai berikut : 1.5.1 Bagi Sekolah yaitu dapat digunakan untuk referensi meningkatkan mutu pendidikan disekolah 1.5.2 Bagi Guru untuk memberikan inovasi baru tentang media pembelajaran sehingga guru akan lebih berinovasi dalam mengembangkan media di kelas 1.5.3 Bagi Peneliti Lain dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan media pembelajaran komik yang lebih kreatif untuk penelitian lanjutan. 1.6 Keterbatasan Penelitian Pengembangan Keterbatasan penelitian dan pengembangan dari penelitian pengembangan media pembelajaran komik untuk SD kelas III antara lain:
6 1.6.1 Media ini hanya dirancang untuk siswa yang akan mempelajari sebuah tema permainan dan sub tema permainan tradisional di kelas III semester II 1.6.2 Integrasi beberapa mata pelajaran sub tema permainan tradisional di kelas III semester II yakni Matematika, PKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. 1.7 Definisi Istilah Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan kata dan istilah yang terdapat pada judul untuk memperoleh pengertian yang sama. Ada beberapa devinisi operasional antara lain sebagai berikut: 1.7.1 Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari, 2010:215) 1.7.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2013:7) 1.7.3 Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita yang sistematis (Kusuma, 2007:7)