BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena berkaitan erat dengan corporate governance, sehingga sering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya pemisahaan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN UMUR LISTING TERHADAP KUALITAS IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan (Farid dan Kautsar

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesepakatan untuk pemegang saham dengan pihak manajemen (Agent) dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan dan pengelolaan Corporate Governance merupakan sebuah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Persaingan dunia yang semakin ketat dan perekonomian dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui kebijakan dividen tunai yang matang (Ronosulistyo, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance dapat ditelusuri dari pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatkan kinerjanya. Bagi perusahaan, salah satu keputusan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan issue penting terutama di era globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Monks dan Minow (2001) dalam Mochammad (2007) corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan dasar untuk memahami lebih mendalam mengenai corporate governance. Teori ini dianggap penting karena berkaitan erat dengan corporate governance, sehingga sering digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Taman dan Nugroho (2011) hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih pemilik perusahaan (principal) mempekerjakan manajer perusahaan (agent) yang bertujuan untuk memberikan suatu jasa dan selanjutnya memberikan kekuasaan kepada agent tersebut untuk membuat suatu keputusan atas nama principal tersebut. Konflik kepentingan ini yang terjadi antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajer perusahaan (agent) yang disebabkan karena agent tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan principal, sehingga hal ini akan memicu adanya biaya keagenan (agency cost). Dengan diberikannya wewenang kepada pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan, diharapkan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk mensejahterakan pemilik perusahaan (principal) baik dalam rentang 11

12 waktu jangka pendek maupun jangka panjang (Jensen dan Meckling (1976) dalam Taman dan Nugroho (2011)). Manajer perusahaan yang merupakan pengelola dari suatu perusahaan akan lebih mengetahui tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik perusahaan (principal). Dalam suatu perusahaan manajer memiliki kewajiban untuk memberikan sinyal yang baik mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik perusahaan. Salah satu pemberian sinyal dari manajer perusahaan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan sangat penting bagi para pengguna informasi eksternal, terutama karena kelompok ini berada dalam kondisi ketidakpastian yang paling besar (Isnanta (2008) dalam Taman dan Nugroho (2011)). Dengan demikian, manajemen sangat diperlukan untuk melakukan pelaporan dan pengungkapan mengenai perusahaan kepada pemilik sebagai wujud akuntabilitas manajemen terhadap pemilik perusahaan. Selain itu untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen dapat dilakukan dengan sistem pengawasan yang selanjutnya dikenal dengan corporate governance yang berfungsi untuk menurunkan atau menekan biaya keagenan (agency cost).

13 2. Corporate Governance Corporate governance pada dasarnya merupakan hubungan partisipan dalam melakukan penentuan mengenai arah dan kinerja perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) corporate governance merupakan salah satu dasar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berhubungan erat dengan kepercayaan, baik pada perusahaan yang telah melaksanakan maupun pada kondisi usaha suatu negara. Dengan diterapkannya corporate governance dalam suatu perusahaan dapat menciptakan adanya persaingan yang sehat dan kondisi usaha yang kondusif (KNKG (2006) dalam Wardani (2008)). Menurut The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) corporate governance adalah suatu struktur, sistem, dan proses yang dibutuhkan oleh setiap bagian-bagian dalam perusahaan yang bertujuan untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan secara berkelanjutan dalam waktu jangka panjang. Hal tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku (IICG (2009: 3) dalam Taman dan Nugroho (2011)). Corporate governance juga merupakan seperangkat aturan yang dijalankan oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk menegaskan bahwa tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk mensejahterakan para pemangku kepentingan dan memenuhi kepentingan lainnya, bukan hanya untuk mencapai tujuan perusahaan itu sendiri (Rompas, dkk.,

14 2014). Dengan demikian, penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia sangatlah penting untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Corporate governance memberikan suatu kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan akan berjalan secara efektif, sehingga mekanisme checks and balance dalam perusahaan dapat terwujud. B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Kesempatan Investasi dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi akan membutuhkan dana yang besar, dan apabila kebutuhan akan sumber pendanaan internal tidak lagi mencukupi maka perusahaan akan menggunakan sumber pendanaan dari pihak eksternal untuk melakukan ekspansi. Berkaitan dengan hal tersebut maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kualitas implementasi corporate governance yang bertujuan untuk mempermudah dalam memperoleh pendanaan dari pihak eksternal dan menurunkan biaya modal (Klapper dan Love (2002), dan Durnev dan Kim (2003)). Pada saat kesempatan investasi semakin menguntungkan, maka return atas investasi dari pemegang saham juga akan semakin besar daripada manfaat yang diterima, apabila melakukan diskresi terhadap sumber daya perusahaan (Durnev dan Kim, 2003). Manajer pada suatu perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi tinggi dalam hal pemilihan proyek, maka manajer tersebut akan

15 berkesempatan untuk melakukan diskresi yang semakin besar, daripada manajer perusahaan yang memiliki kesempatan investasi rendah (Gillan et al. 2003). Dengan demikian, perusahaan dengan kesempatan investasi tinggi cenderung akan membutuhkan kualitas corporate governance yang semakin baik dan berkualitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulyanti (2011) menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berbeda dengan penelitian Taman dan Nugroho (2011) dan Rahayuningsih (2013) yang menyatakan bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kualitas corporate governance. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi corporate governance. 2. Penjualan dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Penjualan berhubungan erat dengan kualitas implementasi corporate governance, hal tersebut dibuktikan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penjualan dalam penelitian ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih atau pendapatan usaha dengan asset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Penjualan mempunyai pengaruh yang strategis bagi suatu perusahaan, karena penjualan yang dilakukan juga harus didukung dengan harta ataupun asset yang dimiliki. Apabila penjualan dalam suatu

16 perusahaan ditingkatkan maka secara otomatis asset pun juga harus ditambah untuk menunjang kebutuhan perusahaan (Weston dan Brigham, 2001). Perusahaan akan memanfaatkan asset tetap yang telah ditanamkan untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan. Berkaitan dengan hal tersebut perusahaan harus menerapkan kualitas corporate governance yang baik, dengan tujuan dapat memaksimalkan perusahaan dalam memperoleh laba. Perusahaan menanamkan modalnya pada asset tetap berwujud karena mudah di monitor dan sulit diselewengkan dibandingakan dengan asset lancar dan asset tidak berwujud yang mudah untuk diselewengkan (Klapper dan Love, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan Meitha dan Tuzahro (2009) menunjukkan bahwa penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih (2013) menunjukkan bahwa penjualan berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2: Penjualan berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi corporate governance. 3. Ukuran Perusahaan dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Ukuran perusahaan terbukti memiliki pernanan penting dalam menentukan modal yang akan digunakan oleh suatu perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang

17 dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai saham, total asset, dan lain sebagainya. Terdapat dua sudut pandang mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan corporate governance (Klapper dan Love, 2002). Sudut pandang pertama menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar akan cenderung memiliki lebih banyak masalah keagenan, sehingga perusahaan tersebut membutuhkan mekanisme corporate governance yang ketat. Sementara sudut pandang kedua menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran kecil memungkinkan adanya kesempatan tumbuh yang lebih baik, sehingga kebutuhan akan dana eksternal juga semakin besar untuk meningkatkan kebutuhan atas mekanisme corporate governance yang semakin baik. Perusahaan yang besar akan menjadi sorotan dan perhatian publik, dengan hal tersebut perusahaan akan terdorong untuk menerapkan struktur dan meningkatkan kualitas corporate governance (Durnev dan Kim, 2003). Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil, karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas yang lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri (Hardanti dan Gunawan, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawati (2006) dan Sulyanti (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance.

18 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rahayuningsih (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi corporate governance. 4. Leverage dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Leverage merupakan pembiayaan modal pada suatu perusahaan dengan proporsi hutang yang lebih besar dibandingkan dengan modal sendiri. Menurut Jensen (1986) kepemilikan hutang perusahaan adalah salah satu mekanisme untuk mempersatukan kepentingan manajer dengan para pemegang saham. Hutang tersebut akan memberikan sinyal yang berkaitan dengan bagaimana kondisi keuangan pada suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang tinggi, akan cenderung di awasi oleh kreditor. Kemungkinan besar perusahaan akan melakukan pelanggaran dengan semakin tingginya nilai Debt Equity to Ratio. Pelanggaran tersebut terkait dengan perjanjian kontak hutang, dimana perusahaan akan berusaha untuk melakukan manipulasi laporan keuangan agar terlihat semakin baik tanpa memperhatikan kualitas corporate governance (Durnev dan Kim, 2003). Pendapat lain mengenai hubungan antara leverage dengan kualitas implementasi corporate governance pada suatu perusahaan

19 dijelaskan dengan dua sudut pandang dalam perspektif yang berbeda (Black et al. 2006). Sudut pandang pertama (a substitution story) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat hutang tinggi dalam struktur permodalan, maka akan cenderung diawasi oleh kreditor dengan lebih ketat yang biasanya dinyatakan pada saat pembuatan kontrak perjanjian hutang. Sudut pandang kedua (an investor pressure story) menyatakan bahwa kreditor memiliki kepentingan dan kekuasaan yang sangat besar dengan praktik corporate governance dari debiturnya, bila dibandingkan dengan para pemegang saham yang hanya memaksa perusahaan untuk meningkatkan kualitas implementasi corporate governance perusahaan, apabila perusahaan mendanai bisnisnya dengan proporsi hutang yang tinggi dalam struktur modalnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Black et al. (2006) dan Yastuti (2012) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Taman dan Nugroho (2011), Isditanadevi dan Puspaningsih (2014) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H4: Leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas implementasi corporate governance.

20 5. Profitabilitas dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Profitabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada, baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang (Wijaya dan Hadianto (2008) dalam Hardanti dan Gunawan (2010)). Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung lebih luas dalam pengungkapan informasi, yang berguna untuk mendukung kelangsungan posisi perusahaan terkait dengan kualitas implementasi corporate governance (Muhamad, dkk., 2009). Sehingga dengan profitabilitas perusahaan yang semakin tinggi akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kualitas corporate governance yang lebih baik. Hasil penelitian yang dilakukan Hikmah, dkk., (2011) dan Putranto dan Raharja (2013) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Isditanadevi dan Puspaningsih (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi corporate governance. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi corporate governance.

21 6. Umur Listing dan Kualitas Implementasi Corporate Governance Umur listing merupakan umur dari suatu perusahaan pada saat saham perdananya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Umur listing perusahaan berkaitan dengan kelangsungan usaha dari suatu perusahaan, apakah perusahaan tersebut mampu untuk bersaing dan bertahan dalam dunia bisnis atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmah, dkk., (2011) menunjukkan bahwa umur listing perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan corporate governance. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Isditanadevi dan Puspaningsih (2014) yang menyatakan bahwa umur listing tidak berpengaruh terhadap kualitas corporate governance. Perusahaan yang telah lama listing di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis (Isditanadevi dan Puspaningsih, 2014). Dengan demikian, perusahaan tersebut mendapatkan penilaian positif dari stakeholder karena pengalamannya dalam mengelola perusahaan dari tahun ke tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut semakin memiliki kualitas corporate governance yang baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H6: Umur listing berpengaruh positif terhadap kualitas implementasi corporate governance.

22 C. Model Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Kesempatan Investasi Penjualan H1 H2 + + Ukuran Perusahaan Leverage H3 H4 H5 + - + Kualitas Implementasi Corporate Governance Profitabilitas H6 + Umur Listing GAMBAR 2. 1. MODEL PENELITIAN