Insidensial Bencana Alam Lokasi Bencana Tanah Longsor Di Kelurahan Salakan Bupati Banggai Kepulauan saat Menjenguk Korban Tanah Longsor Di Puskesmas Plus Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat rawan dengan gempa bumi. Provinsi Sulawesi Tengah sendiri dikenal sebagai daerah rawan gempa karena dilewati Sesar Palu Koro sepanjang 800 Km. Di samping gempa, bencana alam lainnya yang potensial terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah tanah longsor, banjir dan tsunami. Untuk Tahun 2012 bencana alam yang terjadi salah satunya adalah bencana tanah longsor yang terjadi di Kelurahan Salakan Kecamatan Tinangkung, yang menyebabkan 3 orang meninggal dunia dan belasan orang mengalami luka berat maupun ringan. Musibah Tanah longsor ini juga menyebabkan 8 unit rumah warga rusak berat dan LITBANG BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL 127
Kerugian material berupa rusaknya 8 (delapan) unit rumah warga yang mengalami rusak berat dan belasan lainnya rusak ringan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai Kepulauan, jumlah bencana alam yang terjadi selama tahun 2012, berjumlah 4 kejadian, dengan total jumlah korban 15 orang, terdiri atas korban meninggal 4 orang dan korban luka-luka berjumlah 11 orang. Sedangkan jumlah kerugian akibat bencana alam, yang terjadi sepanjang tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp. 2.065.000.000,-. 128 LITBANG BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL
Relokasi Pengungsi Korban Tanah Longsor Bencana alam yang melanda Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012 khususnya untuk bencana tanah longsor di Kelurahan Salakan Kecamatan Tinangkung, Pengungsi oleh Pemerintah Daerah selain merenggut 3 korban jiwa dan belasan luka-luka, juga sekitar 4 rumah warga di dekat Bukit Trikora, rusak parah karena tertimbun material tanah dan belasan lainnya rusak ringan. Hal ini menyebabkan para korban bencana tanah longsor yang kehilangan rumah dan warga disekitar tebing bukit trikora saat itu diungsikan ke rumah jabatan bupati banggai kepulauan sebelum dipindahkan ke tempat relokasi yang telah disediakan Kabupaten Banggai Kepulauan. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banggai Kepulauan, jumlah pengungsi korban bencana tahun 2012 baik berupa bencana tanah longsor, banjir dan lainnya berjumlah 301 orang, yang telah kembali dari tempat relokasi ke tempat asalnya berjumlah 295 orang dan yang masih tetap bertahan di tempat relokasi sebanyak 6 orang. Kebutuhan bantuan yang telah disalurkan untuk para pengungsi terdiri dari bahan makanan, obat-obatan, pakaian, tenda, air bersih, selimut dan lain-lain. Relokasi Pengungsi Korban Tanah LITBANG BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL Longsor 129
P e n u t u p S emakin maju suatu daerah, semakin tinggi tuntutan terhadap penyediaan data dan informasi yang akurat. Berdasarkan asumsi tersebut, urgensi penyediaan data menjadi sejalan dengan akselerasi pembangunan yang dilaksanakan suatu daerah. Di samping untuk keperluan perencanaan, data merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi penyusunan rencana dan pengambilan keputusan, untuk itu mutlak disajikan secara berkala dan berkesinambungan. Penyediaan data dan informasi oleh pemerintah /government, merupakan upaya yang ditempuh untuk mewujudkan akuntabilitas publik serta membangun citra pemerintah yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang terintegrasi akan memudahkan berbagai pihak mengetahui potensi dan permasalahan di suatu daerah. Buku Profil Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan diharapkan dapat memberikan sekilas gambaran untuk lebih mengenal berbagai potensi dan dinamika pembangunan yang terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan. Sehingga ke depannya, sangat diharapkan ada perhatian yang serius dari setiap SKPD tentang pentingnya database, untuk menyediakan data yang valid dan up to date. Sehingga nantinya, kebijakan yang akan diambil dan direncanakan untuk pembangunan di Kabupaten Banggai Kepulauan, benar-benar akurat dan akuntabel. 130 LITBANG BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL
LITBANG BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL 131