ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES INFUSA DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Susilawati: Aktivitas Antidiabetes Dariekstrak Etanol Biji Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Pada mencit galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI JUNI 2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 5 1.1. Keji Beling... 5 1.1.1. Klasifikasi tumbuhan... 5 1.1.2. Deskripsi tumbuhan... 6 1.1.3. Kandungan kimia... 6 1.1.4. Khasiat dan manfaat daun keji beling... 7 1.2. Tapak Dara... 7 1.2.1. Klasifikasi tumbuhan... 8 1.2.2. Deskripsi tumbuhan... 8 1.2.3. Kandungan kimia... 9 1.2.4. Khasiat dan manfaat daun tapak dara... 10 1.3. Diabetes Mellitus (DM)... 10 1.3.1. Klasifikasi diabetes mellitus... 11 a. Diabetes mellitus tipe 1... 11 b. Diabetes mellitus tipe 2... 11 c. Diabetes mellitus tipe 3... 12 d. Diabetes mellitus tipe 4 (Gestasional)... 12 1.3.2. Gejala dan diagnosis diabetes mellitus... 12 1.4. Antidiabetika Oral... 14 1.4.1. Senyawa golongan sulfonilurea... 14 1.4.2. Senyawa golongan biguanida... 15 1.4.3. Golongan penghambat α glukosidase/acarbose... 16 1.4.4. Golongan tiazolidindion... 16 1.4.5. Golongan meglitinid... 17 1.4.6. Golongan inhibitor dipeptidil peptidase-4 (DPP-4)... 17 1.5. Antidiabetika Injeksi... 18 1.5.1. Analog GLP-1 (glukagon polipeptida-1)... 18 1.5.2. Analog amylin... 18 1.6. Uji Aktivitas Antihiperglikemik... 19 1.6.1. Metode uji toleransi glukosa... 19 1.6.2. Metode uji diabetes aloksan... 20 1.7. Metode Pengukuran Glukosa... 21 iii

1.6.1. Metode kimiawi... 21 1.6.2. Metode enzimatik... 21 II METODOLOGI PENELITIAN... 23 III BAHAN DAN ALAT... 26 3.1. Bahan... 26 3.2. Alat... 26 3.3. Hewan Percobaan... 26 IV PROSEDUR KERJA... 27 4.1. Penyiapan Bahan dan Determinasi... 27 4.2. Pembuatan Ekstrak... 27 4.3. Uji Parameter Nonspesifik Simplisia... 28 4.3.1. Penetapan kadar air... 28 4.3.2. Penetapan kadar abu total... 29 4.4. Penapisan Fitokimia... 29 4.4.1. Penapisan golongan senyawa alkaloid... 29 4.4.2. Penapisan golongan senyawa flavonoid... 30 4.4.3. Penapisan golongan senyawa polifenolat... 30 4.4.4. Penapisan golongan senyawa saponin... 30 4.4.5. Penapisan golongan senyawa tannin... 31 4.4.6. Penapisan golongan senyawa kuinon... 31 4.4.7. Penapisan golongan senyawa steroid-triterpenoid... 31 4.4.8. Penapisan golongan senyawa monoterpen-sesquiterpen... 32 4.5. Pembuatan Suspensi Uji... 32 4.6. Orientasi Induksi Aloksan... 33 4.7. Pengujian Efek Antihiperglikemik... 33 4.8. Pengukuran Glukosa Darah... 34 4.9. Analisa Data... 35 V HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 5.1. Hasil Determinasi Tanaman... 36 5.2. Penyiapan Bahan Tanaman dan Hasil Ekstraksi... 36 5.3. Hasil Uji Parameter Nonspesifik Simplisia... 37 5.3.1. Hasil penetapan kadar air... 37 5.3.2. Hasil penetapan kadar abu... 37 5.4. Hasil Penapisan Fitokimia... 38 5.5. Hasil Uji Aktivitas Antihiperglikemik... 40 VI KESIMPULAN DAN SARAN... 47 6.1. Kesimpulan... 47 6.2. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN... 51 iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.a Hasil determinasi keji beling... 51 1.b Hasil ekstrak kental... 52 2 Perhitungan kadar air dan kadar abu... 53 3 Perhitungan rendemen ekstrak... 56 4 Tabel kadar glukosa darah mencit... 57 5 Tabel hasil uji statistik keberhasilan induksi... 58 6 Tabel uji statistik ANOVA... 60 v

DAFTAR TABEL Tabel Halaman I.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa... 13 V.1 Hasil penapisan simplisia dan ekstrak daun keji beling... 38 V.2 Hasil penapisan simplisia dan ekstrak daun tapak dara... 39 V.3 Hasil rata-rata kenaikan kadar glukosa darah setelah induksi... 42 V.4 Hasil rata-rata kadar glukosa darah mencit selama pengujian... 43 L.4 Tabel kadar glukosa darah mencit... 57 L.5 Tabel hasil uji statistik keberhasilan induksi... 58 L.5.1 Kelompok kontrol negatif... 58 L.5.2 Kelompok kontrol positif... 58 L.5.3 Kelompok keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume)... 58 L.5.4 Kelompok tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don)... 59 L.5.5 Kelompok kombinasi ekstrak... 59 L.5.6 Kelompok pembanding glibenklamid... 59 L.6 Tabel uji statistik ANOVA... 60 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman I.1 Daun keji beling... 5 I.2 Daun tapak dara... 8 I.3 Struktur kimia aloksan... 20 II.1 Skema pengujian kadar glukosa darah mencit... 25 V.1 Histogram perubahan kadar glukosa darah selama pengujian... 45 L.3.1 Hasil ekstrak etanol daun keji beling... 56 L.3.2 Hasil ekstrak etanol daun tapak dara... 56 vii

PENDAHULUAN Diabetes Melitus adalah salah satu gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemik yang disebabkan defisiensi insulin dan/atau resistensi insulin yang merupakan akibat dari penurunan respon jaringan terhadap efek fisiologi insulin. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang memiliki risiko tinggi. Sayangnya, tidak banyak masyarakat Indonesia yang menyadari dirinya mengidap penyakit penyebab kematian ke enam tersebut. Prevalensi penyakit diabetes di Indonesia meningkat sangatlah pesat. Di Indonesia DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Odason and Kolawole, 2007: 1). Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 sekitar 346 juta penduduk di dunia terkena diabetes dan 21,3 juta orang merupakan penderita dari Negara Indonesia. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa prevalensi DM di daerah urban Indonesia untuk usia diatas 15 tahun sebesar 5,7% (Perkeni, 2011: 1). Upaya terapi yang biasa dilakukan para penderita DM selama ini adalah dengan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral (OHO) sintetis seperti golongan sulfonilurea, biguanida, inhibitor alfa glukosidase dan lain-lain. Namun, dewasa ini masyarakat cenderung tertarik terhadap pengobatan herbal yang dianggap memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibanding dengan obat sintetik. 1

2 Beberapa tanaman obat telah diketahui berguna dalam pengobatan diabetes dan telah digunakan secara empiris sebagai antidiabetik di seluruh dunia. Efek antihiperglikemia dari tanaman-tanaman ini terkait dengan kemampuan tanaman untuk mengembalikan fungsi jaringan pankreas dalam peningkatan produksi insulin atau menghambat penyerapan glukosa atau untuk memudahkan glukosa diproses oleh insulin. Umumnya tanaman yang mengandung glikosida, alkaloida, terpenoid, flavonoid, tanin dan polifenolat yang sering memiliki efek antidiabetik (Malviya et al., 2010: 3). Salah satu bahan yang secara empiris digunakan sebagai obat antidiabetes melitus adalah daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don). Pada umumnya dua tanaman tersebut merupakan tanaman yang mudah ditemui sehari-hari. Flavonoid dan polifenolat yang terkandung pada daun keji beling serta alkaloid dan tanin yang terkandung dalam daun tapak dara yang diduga dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Dalimartha, 1999: 38-146). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dosis 500 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB tikus dapat berefek menurunkan kadar glukosa darah (Baroroh dkk, 2011: 43-53). Penelitian tentang efek anti hiperglikemik daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) dosis 100 mg/kg BB; 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB tikus mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan persen penurunan berturut-turut sebesar 43,46%; 53,70% dan 58,85% (Sutrisna dkk,

3 2012: 37-40). Dengan dilakukannya pengkombinasian antara keduanya diharapkan mampu memberikan efek antihiperglikemik yang saling menguatkan antara senyawa flavonoid dan/atau polifenol pada daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan alkaloid dan/atau tanin pada daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don). Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada hewan percobaan (Yuriska, 2009: 7). Sehingga dapat diketahui kemampuan menurunkan kadar glukosa darah dari ekstrak daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) terhadap mencit yang telah dibuat hiperglikemia. Berdasarkan penggunaan daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) dimasyarakat untuk mengatasi kondisi hiperglikemia, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ekstrak daun keji beling dan daun tapak dara memiliki aktivitas antihiperglikemik terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan?; Apakah kombinasi kedua ekstrak daun keji beling dan tapak dara memiliki aktivitas antihiperglikemik terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan?; Pada dosis berapakah ekstrak daun keji beling dan ekstrak daun tapak dara serta kombinasi keduanya efektif menurunkan hiperglikemik pada mencit jantan yang diinduksi aloksan?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis efektif untuk kombinasi ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan daun tapak

4 dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) yang memberikan aktivitas anti hiperglikemik terhadap mencit yang telah diinduksi aloksan. Dan dari penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan tinjauan ilmiah mengenai efek antihiperglikemik kombinasi ekstrak etanol daun keji beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) dan daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah secara in vivo yang kemudian memacu penelitian lebih lanjut untuk dapat dibuat dalam bentuk sediaan farmasi. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk menambah informasi mengenai bahan alam yang dapat digunakan sebagai obat tradisional.