Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Pengaruh Temperatur dan Waktu Pemanasan, serta Cara Pendinginan pada Proses Carburizing Terhadap Kekerasan Baja Karbon Rendah

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PERLAKUAN PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH SEBAGAI MATERIAL ALTRENATIF UNTUK PISAU POTONG PADA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA.

TEKNOLOGI. Jurnal Ilmu - Ilmu Teknik dan Sains Volume 11 No.1 April Penanggung Jawab. Dekan Fakultas Teknik Universitas Pattimura.

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

Campuran Arang Tempurung Kelapa Bekas dan Arang Tempurung Kelapa Baru untuk Media Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

PENGARUH PARAMETER PROSES GURDI TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL KFRP KOMPOSIT

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PERANCANGAN EKSPERIMEN BAJA KARBON RENDAH HASIL PROSES PACK CARBURIZING DENGAN METODE EKSPERIMEN FAKTORIAL

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

APLIKASI SERBUK ARANG TONGKOL JAGUNG DAN SERBUK CANGKANG KERANG MUTIARA SEBAGAI MEDIA CARBURIZER PROSES PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 Melalui Proses Kaburasi

JURNAL ANALISA PENGARUH BUSI IRIDIUM DAN PERTALITE TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125

ANALISA PENGARUH VARIASI KATALIS BaCO3, NaCO3 dan CaCO3 PADA PROSES KARBURASI BAJA KARBON SEDANG DENGAN PENDINGINAN TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini masyarakat banyak yang menggunakan. transportasi yang marak digunakan untuk mudik lebaran.

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Meningkatkan Efektifitas Karburisasi Padat pada Baja Karbon Rendah dengan Optimasi Ukuran Serbuk Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA S-35 C DALAM PROSES KARBURASI PADAT MEMANFAATKAN TULANG SAPI SEBAGAI KATALISATOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

PERUBAHAN HARGA TEGANGAN TARIK YIELD MATERIAL BAJA KARBON RENDAH SETELAH MELALUI PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DI TINJAU DARI STRUKTUR MIKRO

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

PENGARUH HOLDING TIME TERHADAP SIFAT KEKERASAN DENGAN REFINING THE CORE PADA PROSES CARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH. Darmanto * ) Abstrak

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HARDENING TERHADAP KEKERASAN BAJA S45C DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

ANALISA KERAGAMAN NILAI KEKERASAN BAJA ST-42 MELALUI PROSES KARBURASI MENGGUNAKAN KOMPOSISI BaCO 3 dan CARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

JURNAL PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA DAN FLUIDA PENDINGIN PADA PROSES LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

PENGARUH KADAR CAMPURAN PENDINGIN DAN VARIASI KECEPATAN PENYAYATAN BAJA ST 37 PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA RODA GIGI PASCA PENGERASAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN PEMANAS INDUKSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB III METODA PENELITIAN DAN ANALISA PENGUJIAN

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

Transkripsi:

Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time Am. Mufarrih 1, Hesti Istiqlaliyah 2, Ah. Sulhan Fauzi 3, Aris Wibowo 4 1,2,3,4 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri E-mail: * 1 mufarrih@unpkediri.ac.id, 2 hestiisti@unpkediri.ac.id, 3 sulhanfauzi@unpkediri.ac.id Abstrak Baja mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan menunjang teknologi di zaman sekarang. Baja dimanfaatkan sebagai alat potong, roda gigi ataupun komponen mesin yang sering terjadi kontak antara komponen satu dengan komponen lainnya, sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki sifat mekanik baja. Sifat mekanik dapat diukur berdasarkan nilai kekerasannya. Baja St 41 mempunyai karakteristik mudah dibentuk, ketangguhan dan keuletan yang tinggi, tetapi kekerasannya rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi holding time terhadap kekerasan dan kedalaman difusi baja St 41 setelah dilakukan proses pack carburizing menggunakan media arang tempurung kelapa sawit. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi holding time sebesar 30, 45 dan 60 menit. Pengambilan data kekerasan menggunakan pengujian kekerasan Rockwell sedangkan pengambilan data kedalaman difusi menggunakan Mikroskop. One Way ANOVA digunakan untuk menganalisa data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan variasi holding time terhadap kekerasan dan kedalaman difusi. Peningkatan holding time akan meningkatkan kekerasan dan kedalaman difusi. Peningkatan kekerasan baja maksimum dicapai pada holding time 60 menit dengan peningkatan sebesar 56,1% dibandingkan tanpa dilakukan holding time. Kata Kunci holding time, pack carburizing, kekerasan, kedalaman difusi, kelapa sawit 1. PENDAHULUAN Sifat mekanik berperan penting dalam menentukan kemampuan baja sebagai komponen mesin terutama pada roga gigi transmisi. Roda gigi transmisi bekerja pada putaran tinggi dan saling bergesekan dengan komponen lain sehingga perlu pengerasan pada permukaan untuk mengurangi keausan. Untuk memenuhi karakteristik tersebut terutama penggunaan baja karbon rendah sebagai komponen mesin harus melewati beberapa proses. Baja tersebut tidak dapat dikeraskan secara langsung, tetapi perlu ada media donor sebagai penambah karbon dalam proses perlakuan panas, proses ini disebut dengan proses karburasi [1]. Karburasi pada baja karbon rendah bertujuan untuk menambah kandungan karbon secara difusi agar bisa ditingkatkan kekerasannya [2]. Karburasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menambah kandungan karbon didalam baja terutama di permukaan logam dengan menggunakan media mengandung karbon. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan sifat baja pada bagian permukaan keras dan bagian tengah masih memiliki keuletan, hal ini bertujuan untuk memperkecil keausan pada permukaan sedangkan pada bagian inti yang sifatnya lentur memiliki ketahanan. Proses karburasi memang diperuntukkan untuk baja dengan kadar karbon rendah dengan kadar karbon kurang dari 0,25%. Baja tersebut memiliki sifatnya yang lunak/ulet akan lebih 135 mudah dalam proses pembentukannya sehingga akan memperpanjang umur pahat dan menekan biaya produksi [3]. Tempurung kelapa sawit merupakan limbah dari proses produksi yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dan hanya dimanfaatkan sebagian kecil kebutuhan saja, misalnya sebagai bahan untuk membuat arang dan bahan bakar alternatif ketel uap sebagai pengganti batu bara. Selain harganya yang murah, tempurung kelapa sawit juga mudah didapat. Dilihat secara ilmiah komposisi cangkang kelapa sawit adalah: rendemen 38%, kadar air 4.62%, kadar zat terbang 17.30%, kadar abu 3.23%, karbon terikat 79.47%, serta daya serap terhadap benzena sebesar 24.19%, kloroform 34.26%, dan iodin 973.52 mg/g [4]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karburasi padat menggunakan media arang tempurung kelapa sawit dengan variasi holding time terhadap kekerasan dan kedalaman difusi baja St 41. Proses pendinginan dilakukan dengan media pendingin oli yang sama. Telah dilakukan penelitian terdahulu menggunakan tempurung kelapa untuk meningkatkan kekerasan bahan pisau. Setelah dilakukan pengujian nilai kekerasan yang paling tinggi dari beberapa pengujian di dapatkan pada temperature 950 C dengan waktu penahanan 6 jam peningkatan

kekerasan sebesar 80,67 HRC atau sebesar 79.67% setelah di lakukan karburasi, bila dibandingkan dengan tanpa perlakuan sebesar 58,89 HRC [5]. Dan penelitian sebelumnya yang dilakukan Sofiyyudin [6], karburasi menggunakan media arang batok kelapa terhadap kekerasan hasil uji kekerasan spesimen suhu pemanasan carburizing 850 C dan di quenching, memiliki nilai kekerasan 786,26 kg/mm 2 dan spesimen suhu pemanasan carburizing 900 C dan di quenching, memiliki nilai kekerasan 799,176 kg/mm 2, ini menunjukkan peningkatan sebesar kekerasan sebesar 1,64%. Penelitian ini menggunakan arang tempurung kelapa sawit karena cadangan karbon yang tersimpan pada tanaman kelapa sawit cukup tinggi [7]. Proses pemanasan spesimen menggunakan tungku pemanas listrik (furnace) dengan kemampuan pemanasan hingga 1200 C seperti ditunjukkan Gambar 2. Pengukuran kekerasan menggunakan Universal Digital Hardness EMCO seperti ditunjukkan Gambar 3, sedangkan untuk untuk mengukur kedalaman difusi menggunakan mikroskop seperti yang ditunjukkan Gambar 4. 2. METODE PENELITIAN Berdasarkan data yang diperoleh penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, Sehingga data data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angkaangka hasil dari pengujian setelah dilakukan perlakuan. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguak angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya [8]. Gambar 2. Furnace Variabel bebas penelitian ini ialah holding time dengan variasi 0, 30, 45, dan 60 menit. Variabel terikat penelitian ini ada dua yaitu kekerasan dan kedalaman difusi. Penentuan variasi holding time yang diterapkan, merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. 2.1 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan sebagai pada penelitian ini yaitu baja St 41 dengan diameter 25 mm dan tinggi 10 mm. Spesimen uji ditunjukkan Gambar 1. Proses karburasi menggunakan karburasi padat dengan memanfaatkan arang tempurung kelapa sawit sebagai media karburasi. Pendinginan menggunakan media oli. Barium Karbonat (Ba 2CO 3) ditambahkan pada proses karburasi ini sebagai stimulan/energizer dengan komposisi sebesar 10%. Gambar 3. Alat uji kekerasan Rockwell Gambar 1. Penempatan spesimen di dalam kotak karburasi 136 Gambar 4. Mikroskop 2.2 Langkah langkah Pengumpulan Data Spesimen uji yang sudah dipotong, kemudian dibubut terlebih dahulu agar permukaannya rata dan dimensinya sama, yaitu diameter 25 mm dan tinggi 10 mm. Kemudian

spesimen uji dimasukkan ke dalam kotak karburasi dan ditimbun dengan arang tempurung kelapa sawit hingga penuh. Tahap berikutnya ialah memasukkan kotak karburasi yang berisi sepesimen uji ke dalam furnace. Suhu pemanasan dalam proses karburasi harus mencapai suhu austenite, dimana pada suhu austenit ini martensit akan terbentuk pada pendinginan cepat. Temperatur berpengaruh pada besarnya fluks atom. Fluks adalah jumlah atom yang berdifusi melewati luasan media acceptor. Bila suhu naik, atom-atom akan bergetar dengan energi yang lebih besar, dan sejumlah atom akan berpindah dalam kisi. Semakin besarnya temperatur pemanasan yang digunakan, maka semakin besar pula energi aktivasi yang dimiliki oleh atom karbon aktif untuk melakukan perpindahan secara difusi menuju ke dalam baja [9]. Pada penelitian ini, proses pemanasan dilakukan hingga mencapai temperatur 900 C kemudian ditahan selama variasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0, 30, 45, dan 60 menit seperti terlihat pada Tabel 1. Selanjutnya proses pendinginan spesimen uji dengan menggunakan media pendingin oli hingga dingin. diperoleh hasil kekerasan dan kedalaman difusi seperti ditunjukkan Tabel 2 berikut. No Tabel 2. Hasil Pengukuran Kekerasan dan Kedalaman difusi Holding Time Kekerasan (HRC) Kedalaman Difusi (µm) 1 2 3 1 2 3 1 0 10 10.5 10 0 0 0 2 0 9.5 10 9.5 0 0 0 3 0 10 10.5 10 0 0 0 4 30 11 11.5 12 12 13 13 5 30 12 11 12 13 12 13 6 30 11.5 12 11 13 13 13 7 45 14 13.5 13.5 17 17 18 8 45 14 14 13 17 19 18 9 45 14 13.5 14 18 17 17 10 60 15 16 16.5 20 22 20 11 60 15 15.5 15 21 21 20 12 60 16 15.5 16 20 21 21 Hasil pengukuran kedalaman difusi karbon ke permukaan spesimen uji dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. Tabel 1. Variabel bebas dan level Variabel Bebas Holding Time Satuan Menit Level 1 0 Level 2 30 Level 3 45 Level 4 60 Pengambilan data kekerasan menggunakan metode pengujian kekerasan Rockwell. Sebelum diuji kekerasan, permukaan spesimen digosok terlebih dahulu untuk menghilangkan oksidasi yang timbul. Setelah benda uji bersih baru dilakukan pengujian kekerasan. Sedangkan untuk pengambilan data kedalaman difusi, bagian yang dilihat harus dipotong terlebih dahulu, baru kemudian dapat mengamati dan mengukur kedalaman difusi pada tepi bagian spesimen. Setelah semua data penelitian terkumpul, kemudian dilakukan analisis data menggunakan one way anova dengan bantuan software minitab 16. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran kekerasan dan kedalaman difusi dilakukan pada tiga area yang berbeda untuk masingmasing spesimen uji. Berdasarkan pengukuran 137 Gambar 5. Pengukuran kedalaman difusi menggunakan mikroskop 3.1 Analisis Data Untuk mengetahui apakah holding time mempunyai pengaruh terhadap nilai kekerasan dan kedalaman difusi, maka dilakukan Analysis of variance (ANOVA). ANOVA mensyaratkan bahwa residual harus memenuhi tiga asumsi, yaitu bersifat identik, independen dan berdistribusi normal [10].

1. Uji Identik Gambar 9. Plot ACF pada respon kedalaman difusi Gambar 6. Plot residual kekerasan baja versus fitted values Berdasarkan plot ACF yang ditunjukkan pada Gambar 8 dan 9 di atas, dapat dihetahui bahwa tidak ada nilai ACF pada tiap lag yang keluar dari batas interval. Hal ini berarti residual bersifat independen. 3. Uji kenormalan Uji kenormalan residual dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Gambar 7. Plot residual kedalaman difusi versus fitted values Berdasarkan Gambar 6 dan 7 dapat diketahui bahwa residual tersebar secara acak disekitar harga nol dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi identik terpenuhi. 2. Uji Independen Pengujian independen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan auto correlation function (ACF). Gambar 8. Plot ACF pada respon kekerasan Gambar 10. Uji normalitas Gambar diatas menunjukan bahwa dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh P-value sebesar 0,134 yang berarti lebih besar dari α. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. 4. Analysis of Variance (ANOVA) Setelah asumsi identik, independen dan distribusi normal sudah terpenuhi maka dilakukan ANOVA untuk mengetahui apakah variabel holding time memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kekerasan dan kedalaman difusi permukaan baja. ANOVA untuk kekerasan dan kedalaman difusi ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. 138

Tabel 3. ANOVA holding time terhadap kekerasan holding time terhadap kekerasan dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 4. ANOVA holding time terhadap kedalaman difusi Variabel bebas dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat apabila P- Value lebih kecil dari nilai taraf signifikan α, dalam penelitian ini α bernilai 0.05 = 5%. Berdasarkan ANOVA dapat dijabarkan pengaruh variabel bebas holding time terhadap variabel terikat kekerasan dan kedalaman difusi dapat dijabarkan sebagai berikut: 3.1.1 Pengaruh holding time terhadap kekerasan P-value untuk variabel holding time terhadap respon kekerasan sebesar 0,000 < α, hal ini berarti bahwa holding time memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kekerasan baja dengan tingkat keyakinan sebesar 95 %. Karakteristik semakin besar semakin baik (large is better) digunakan untuk respon kekerasan. Hal ini berarti bahwa nilai kekerasan yang maksimum adalah yang paling diinginkan. Pengaruh variasi Gambar 11. Pengaruh holding time terhadap kekerasan Berdasarkan Gambar 11, dapat diketahui bahwa semakin lama holding time maka kekerasan permukaan baja akan semakin meningkat. Kekerasan permukaan maksimum dapat diperoleh dari level holding time selama 60 menit, dengan nilai kekerasan rata-rata sebesar 15,61 HRC. Jika dibandingkan dengan tanpa dilakukan holding time, maka terjadi peningkatan kekerasan sebesar 56,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar [11] tentang perlakuan panas material Al/TiB 2. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin lama holding time, maka kekerasan juga semakin meningkat. 3.1.2 Pengaruh holding time terhadap kedalaman difusi Dari Tabel Anova dapat diketahui bahwa P- value untuk variabel holding time terhadap respon kedalaman difusi sebesar 0,000 < α, hal ini berarti bahwa holding time juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedalaman difusi karbon ke permukaan baja dengan tingkat keyakinan sebesar 95 %. Karakteristik semakin besar semakin baik (large is better) juga diberlakukan untuk respon untuk kedalaman difusi. Hal ini berarti bahwa nilai kedalaman difusi yang maksimum adalah yang paling diinginkan. Pengaruh variasi holding time terhadap kedalaman difusi dapat dilihat pada Gambar 12. 139

b. Disarankan juga untuk menggunakan media karbon yang berbeda agar dapat menemukan media-media karbon baru yang lebih efektif untuk digunakan pada proses pack carburizing. DAFTAR PUSTAKA Gambar 12. Pengaruh holding time terhadap kedalaman difusi Berdasarkan Gambar 12, dapat diketahui bahwa semakin lama holding time maka kedalaman difusi karbon ke permukaan baja juga akan semakin meningkat. Kedalaman difusi maksimum dapat dicapai pada level holding time selama 60 menit, dengan nilai kekerasan rata-rata sebesar 20,67 µm. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Ada pengaruh yang signifikan variasi holding time terhadap kekerasan baja St 41 setelah dilakukan proses pack carburizing menggunakan media arang tempurung kelapa sawit. b. Ada pengaruh yang signifikan variasi holding time terhadap kedalaman difusi karbon ke permukaan baja St 41 setelah dilakukan proses pack carburizing menggunakan media arang tempurung kelapa sawit. c. Peningkatan holding time akan meningkatkan kedalaman difusi karbon ke permukaan baja serta meningkatkan kekerasan baja pada proses pack carburizing. 5. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan temperatur pemanasan yang berbeda serta variasi holding time dengan rentang yang berbeda untuk membandingkan besarnya kontribusi variabel-variabel bebas tersebut dalam mengurangi variasi respon yang diteliti. 140 [1] Wattimena, W. M. E., Louhenapessy, Jandri. 2014. Pengaruh Holding Time Dan Quenching Terhadap Kekerasan Baja Karbon St 37 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Arang Batok Biji Pala (Myristica Fagrans). Jurnal Teknologi. Volume 11 No.1. [2] Istiqlaliyah, Hesti., Ratnaning, Kustriwi., Baihaqi, Mohammad. 2016. Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon pada Baja ST 42. Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi di Industri. [3] Amanto, H & Daryanto. 2006. Ilmu Bahan, Jakarta: Bumi Aksara. [4] Cahyani, Rani. 2011. Pembuatan dan Analisis Kualitas Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Aktivasi dan Kalium Hidrosida, Institut Pertanian Bogor. [5] Mulyanto, A. E., Pribadi, R.J., E, Solechan. 2013. Analisa Penggunaan Tempurung Kelapa Untuk Meningkatkan kekerasan Bahan Pisau Timbangan Meja Dengan Proses Pack carburizing. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim. [6] Sofiyudin, A. 2007. Pengaruh Suhu Carburizing Menggunakan Media Arang Batok Kelapa Terhadap Kekerasan Dan Ketahanan Aus Roda Gigi Baja Aisi 4140. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. [7] Yulianto, 2015. Pendugaan Cadangan Carbon Tersimpan Pada Kelapa Sawit (Elaeis Jarq) Dan Analisis Kesuburan Tanah Di Perkebunan Pt. Daria Dharma Pratama Ipuh Bengkulu.Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor : Bogor [8] Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Jakarta. [9] Vlack, V.L.H. 1984. Ilmu dan Teknologi Bahan Edisi ke-lima. USA: Addison-Wesley Publishing. [10] Mufarrih, Am. 2017. Pengaruh Parameter Proses Gurdi terhadap Kekasaran Permukaan pada Material KFRP Komposit. Seminar Nasional Inovasi Teknologi. [11] Kumar, P.S., Lakshminarayanan, P.R., Varahamoort, R. 2016. Effect of Pouring Temperature and Holding Time on Hardness at Various Locations of Al/Tib2 MMC Cast Ingot. International Journal of Latest Engineering Research and Applications. Vol. 1 Hal 30-41.