KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

P E N G A N T A R. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

I. INFORMASI METEOROLOGI

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

I. INFORMASI METEOROLOGI

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. INFORMASI METEOROLOGI

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PENEMPATAN TENAGA KERJA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I FEBRUARI 2017

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN I FEBRUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, September 2017 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, GOEROEH TJIPTANTO, M.T.I NIP

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan September dan Prakiraan Musim Kemarau setiap bulan Maret. Buletin Prakiraan Musim kemarau 2018 ini memuat informasi Prakiraan Awal Musim Kemarau 2018, Perbandingan antara Prakiraan Awal Musim Kemarau 2018 terhadap Rata rata atau Normalnya selama 30 tahun (1981 2010), dan Prakiraan Sifat Hujan selama periode Musim Kemarau 2018. Selain itu juga memuat informasi Analisa Awal Musim Hujan 2017/2018 dan Analisa Perbadingan Awal Musim Hujan 2017/2018 terhadap rata-ratanya. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta memperhatikan perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional maupun global yang sedang berlangsung serta kecenderungannya yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di Jawa Tengah, Awal Musim Kemarau 2018 di wilayah Jawa Tengah umumnya diprakirakan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2018. Awal Musim kemarau paling awal terjadi pada bulan April Dasarian III (Kota Tegal dan Pekalongan, sebagian wilayah Kab. Wonogiri; sebagian wilayah utara Kab. Tegal, Pemalang dan Rembang; wilayah barat laut Batang; wilayah timur Pati) dan yang paling akhir pada bulan Juni Dasarian III (sebagian wilayah Kab. Purbalingga, Banjarnegara dan Wonosobo; sebagian wilayah selatan Cilacap dan Pekalongan; sebagian kecil wilayah utara Purworejo dan wilayah tenggara Pemalang). Untuk Sifat Hujannya umumnya diprakirakan Normal (N). Guna memenuhi kebutuhan Informasi iklim pada daerah Kabupaten/Kota, maka buku ini disusun berdasarkan wilayah administratif, untuk mempermudah pemahaman bagi pengguna jasa, informasi ini kami sajikan dalam bentuk uraian, tabel dan peta serta dilengkapi dengan pengertian istilah-istilah yang digunakan. Untuk penyempurnaan isi buku ini, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pengguna jasa. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP. 196306281989031001 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii I. PENGERTIAN... 1 A. AWAL MUSIM... 1 B. SIFAT HUJAN... 1 C. DASARIAN :... 1 D. ZOM DAN NON ZOM... 2 II. UMUM... 2 A. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT... 4 III. ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 DI JAWA TENGAH... 6 A. ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018... 6 B. PERBANDINGAN ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018 TERHADAP RATA-RATANYA.... 6 IV. PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH... 7 A. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018... 7 B. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN SELAMA MUSIM KEMARAU 2018... 8 C. PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA... 9 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG ii

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8 : : : : : : : : TABEL1. ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 DI JAWA TENGAH TABEL 2. PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH PETA ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018 DI JAWA TENGAH PETA ANALISA PERBANDINGAN AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018 TERHADAP RATA-RATANYA DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH PETA PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA DI JAWA TENGAH PETA PRAKIRAAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG iii

I. PENGERTIAN A. AWAL MUSIM 1. Awal Musim hujan ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). 2. Awal Musim kemarau ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). B. SIFAT HUJAN Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : 1. Atas Normal (AN) : Jika nilai curah lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. 2. Normal (N) : Jika nilai curah hujan antara 85%-115% terhadap rata-ratanya. 3. Bawah Normal (BN) : Jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. C. DASARIAN : Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari, dalam satu dasarian dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu: Dasarian I : Tanggal 1-10 Dasarian II : Tanggal 11-20 Dasarian III : Tanggal 21 - akhir bulan. Contoh : Awal Musim Kemarau : APR III = Tanggal 21 30 April. : JUNI I = Tanggal 1-10 Juni STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 1

D. ZOM DAN NON ZOM Zona Musim (ZOM) adalah adalah daerah yang pola hujan rataratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan (umumnya pola Monsun). Non ZOM adalah Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan II. UMUM Secara umum kondisi musim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD) dan fenomena iklim regional seperti sirkulasi monsun Asia- Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan serta ditentukan pula oleh kondisi dinamika atmosfer dan perkembangan suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia. Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia 1. El Nino Southern Oscillation (ENSO) El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino, namun jika anomali suhu permukaan laut Negatif disebut La Nina. Sementara itu dampak pengaruh El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. El Nino yang berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat, El Nino tidak menyebabkan berkurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Seperti halnya El Nino, dampak La Nina tidak berpengaruh ke seluruh wilayah Indonesia. STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 2

2. Indian Ocean Dipole (IOD) Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi laut atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI). Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat. 3. Sirkulasi Monsun Asia Australia Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya membentuk pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pola angin timuran/ tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. 4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa, maka pada daerahdaerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan. 5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi menimbulkan banyaknya uap air di atmosfer. STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 3

A. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena alam, meliputi : El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan Suhu Permukaan Laut Indonesia. Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut yang akan terjadi pada Musim Kemarau 2018, adalah : 1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena ENSO dan IOD a. El Nino Southern Oscillation (ENSO) Sejak bulan September tahun 2017, kondisi di Ekuator Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi yang cenderung dingin, kondisi ini diprediksi terus berlanjut hingga Mei 2018 kemudian meluruh menuju Netral pada Juni-Juli 2018. Pada akhir Februari 2018 indeks Nino3.4 berada pada kondisi La Nina Lemah dengan indeksnya bernilai -0.87. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa kondisi La Nina Lemah akan meluruh pada pertengahan tahun 2018. Dalam kaitan ini memberikan indikasi bahwa Musim Kemarau 2018 umumnya pada kisaran kondisi normalnya. b. Indian Ocean Dipole (IOD) Nilai Dipole Mode Index (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : - 0.38 (Desember 2017); -0.33 (Januari 2018) dan +0.53 (Februari 2018). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Maret hingga Juli 2018 berkisar pada nilai -0.20 s/d +0.38. Nilai ini berada pada kondisi normal. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2018, uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia dalam kondisi Normal. 2. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Sirkulasi Monsun Asia- Australia, ITCZ, dan Suhu permukaan Laut Indonesia a. Sirkulasi Monsun Asia Australia Hingga akhir Februari 2018 sirkulasi monsun di Indonesia umumnya masih dalam kisaran normalnya. Sirkulasi angin pada lapisan 850mb untuk wilayah Indonesia bagian selatan bertiup dari arah barat, sedangkan di wilayah Indonesia bagian STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 4

utara angin berbelok dari arah timur laut ke tenggara. Diprakirakan bahwa monsun Asia diprediksi masih normal hingga Maret 2018. 3. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) Posisi ITCZ pada akhir Februari 2018 dominan masih berada di selatan ekuator dan akan bergerak ke arah utara menuju garis ekuator mengikuti pergerakan tahunannya. Jika dibandingkan terhadap posisi rata-ratanya, posisi tersebut cukup sesuai dengan kisaran rata-rata, sehingga potensi sifat musim kemarau di beberapa wilayah diprakirakan akan cenderung normal sesuai kondisi rata-rata wilayah masing-masing 4. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Hingga akhir Februari 2018, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi netral dengan anomali suhu berkisar -1 C s/d +1 C. Daerah dengan suhu permukaan laut relatif lebih hangat berada di perairan utara Sulawesi dan sekitar kepulauan Maluku yang anomali suhu permukaan lautnya mencapai +1 C Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Kemarau 2018 diprakirakan sebagai berikut : 1) Umumnya wilayah perairan Indonesia diprakirakan akan hangat hingga Juli 2018 dengan anomali suhu berkisar 0.5 C s/d +2 C. 2) Wilayah perairan Indonesia lainnya seperti Sumatera bagian utara diprakirakan akan cenderung normal dengan anomali suhu permukaan laut berkisar antara -0.5 o C s/d 0.5 C. B. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH a. Awal Musim Kemarau 2018 di wilayah Jawa Tengah diprakirakan terjadi paling awal pada bulan April Dasarian III dan paling akhir pada bulan Juni Dasarian III, yaitu sekitar 6 ZOM (11.1%) pada bulan April 2018, 25 ZOM (46.3%) pada bulan Mei 2018 dan 23 ZOM (42,6%) pada bulan Juni 2018. b. Sifat hujan Musim Kemarau 2018 di Jawa Tengah diprakirakan sekitar 2 ZOM (3,7%) wilayah di Jawa Tengah Bawah Normal STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 5

(BN), 32 ZOM (59.3%) Normal (N) dan 20 ZOM (37.0%) Atas Normal (AN). c. Bila dibandingkan terhadap rata-ratanya, di wilayah di Jawa Tengah yang awal musim kemaraunya lebih awal (Maju) dari rata-ratanya sekitar 5 ZOM (9.3%), 33 ZOM (61.1%) lebih lambat dari rata-ratanya (Mundur) dan 16 ZOM (29.6%) sama dengan rata-ratanya. III. ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 DI JAWA TENGAH A. ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018 1. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan September 2017 meliputi: Kota Semarang, Kab. Kendal, Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap; sebagian besar wilayah Kab.Batang, Kebumen, Magelang, Semarang dan Wonosobo; sebagian wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pekalongan dan Kota Salatiga; sebagian kecil wilayah Kab. Demak, Grobogan, Boyolali dan Purworejo. (Luasan Zona Musim + 44.2% ) 2. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan Oktober 2017 meliputi : Sebagian besar wilayah Kab. Purworejo, Klaten dan Sukoharjo; sebagian wilayah Kota Salatiga, Kab.Kudus, Grobogan, Demak, Sragen dan Boyolali; sebagian kecil wilayah Kab. Blora, Pati, Karanganyar, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Wonogiri. (Luasan Zona Musim + 21.2% ) 3. Awal Musim Hujan terjadi pada bulan November 2017 meliputi : Kab. Rembang dan Jepara; sebagian besar wilayah Kab. Blora dan Pati; sebagian wilayah Kab. Grobogan; sebagian kecil wilayah Kab. Tegal, Pemalang, Batang, Wonogiri dan Brebes (Luasan Zona Musim + 34.6% ) B. PERBANDINGAN ANALISA AWAL MUSIM HUJAN 2017/2018 TERHADAP RATA-RATANYA. 1. Daerah - daerah yang lebih Awal (Maju) dari rata-ratanya meliputi : Kota Semarang, Kab. Kendal, Wonosobo dan Temanggung; sebagian besar wilayah Kab. Brebes, Tegal, Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Batang, Magelang, Semarang, Jepara, Pati dan Blora; sebagian wilayah timur laut Kab. Wonogiri; sebagian wilayah Kota Salatiga, Kab. Pemalang, Purbalingga, Pekalongan, STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 6

Demak, Boyolali, dan Grobogan; sebagian wilayah utara Kab. Purworejo, Rembang dan Kudus; wilayah timur Kab. Karanganyar. (Luasan Zona Musim + 55.8% ) 2. Daerah-daerah yang sama dengan rata-ratanya meliputi : Sebagian besar wilayah Kab. Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Demak dan Purworejo; sebagian wilayah Kota Salatiga, Kab. Karanganyar, Kudus, Boyolali, Banyumas, Pemalang, Pekalongan dan Kebumen; sebagian wilayah timur Kab. Rembang; sebagian wilayah selatan Kab. Cilacap, Semarang dan Pati; sebagian kecil wilayah selatan Kab. Brebes, Tegal dan Magelang; sebagian wilayah barat Kab. Banjarnegara; sebagian kecil wilayah barat laut Kab. Grobogan. (Luasan Zona Musim + 28.8% ) 3. Daerah daerah yang lebih lambat (Mundur) dari rata-ratanya meliputi : Kota Tegal, Kota Surakarta dan Kota Pekalongan; sebagian wilayah Kab. Brebes, Tegal, Jepara Grobogan, Rembang dan Pati; sebagian wilayah utara Kab. Pemalang, Pekalongan, Blora, Kudus, Sukoharjo dan Klaten; sebagian wilayah selatan Kab. Boyolali dan Sragen; wilayah barat laut Kab. Batang dan Karanganyar; sebagian kecil wilayah selatan Demak dan Magelang. (Luasan Zona Musim + 15.4% ). IV. PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 DI JAWA TENGAH A. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 1. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan April 2018 meliputi : Kota Tegal dan Kota Pekalongan; sebagian wilayah Kab. Rembang, Pati dan Wonogiri; sebagian kecil wilayah timur laut Kab. Jepara; sebagian wilayah utara Kab. Tegal, Pemalang dan Pekalongan; sebagian wilayah barat laut Kab. Batang. (Luasan Zona Musim + 11.1%) 2. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Mei 2018 meliputi : Kab. Karanganyar; Kota Tegal, Pekalongan dan Surakarta; sebagian besar wilayah Kab. Wonogiri; sebagian wilayah Kab. Jepara, Pati, Rembang dan Blora; Kab. Brebes dan Sukoharjo bagian utara; sebagian wilayah utara Kab. Tegal, Pemalang dan Pekalongan; sebagian wilayah selatan Kab. Sragen; sebagian wilayah timur Kab. Grobogan; wilayah tenggara Kab. Boyolali; wilayah timur laut Kab. Batang. (Luasan Zona Musim + 46.3%) STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 7

3. Awal Musim Kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juni 2018 meliputi : Kota Salatiga; Kab. Purbalinga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung dan Semarang; sebagian besar wilayah Kab. Cilacap dan Banyumas; sebagian wilayah Kab. Boyolali, Pekalongan dan Batang; sebagian wilayah selatan Kota Semarang, Kab. Tegal, Pekalongan, Kendal, Brebes, Banyumas, Cilacap dan Magelang; sebagian wilayah timur Kab. Sragen; sebagian wilayah utara Kab. Purworejo dan Kebumen; sebagian kecil wilayah barat daya Kab. Grobogan. (Luasan Zona Musim + 42.6%) B. PRAKIRAAN SIFAT HUJAN SELAMA MUSIM KEMARAU 2018 1. Sifat hujan Bawah Normal (BN) meliputi : Kota Tegal, Kota Pekalongan; wilayah tengah Kab. Brebes; sebagian wilayah Kab. Tegal; sebagian wilayah utara Kab. Pemalang dan Pekalongan; sebagian wilayah barat laut Kab. Batang. (Luasan Zona Musim + 3.7 %) 2. Sifat hujan Normal (N) meliputi: Kota Magelang, Kota Surakarta, Kab. Klaten dan Sukoharjo; sebagian besar wilayah Kab. Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Magelang, Kendal, Kota Semarang, Grobogan dan Sragen; sebagian wilayah Kab.Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Temanggung, Jepara, Pati, Rembang dan Blora; sebagian wilayah utara Kab. Kudus dan Wonogiri; Wilayah barat Kab. Karanganyar; sebagian kecil wilayah Kab. Wonosobo, Semarang dan Demak. (Luasan Zona Musim + 59.3%) 3. Sifat hujan Atas Normal (AN) meliputi: Kota Salatiga; sebagian besar wilayah Kab. Demak, Kudus, Wonosobo, Semarang, Pati dan Wonogiri; sebagian wilayah Kab. Boyolali, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Purworejo, Jepara, Rembang, Blora dan Grobogan; wilayah timur Kab. Karanganyar; sebagian wilayah selatan Kab.Pekalongan, Batang dan Kendal; sebagian wilayah timur Kota Semarang, Kab. Banyumas, dan Kebumen; sebagian wilayah barat Kab. Cilacap dan Sragen; sebagian kecil wilayah utara Kab. Magelang (Luasan Zona Musim : + 37.0%) STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 8

C. PERBANDINGAN PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2018 TERHADAP RATA-RATANYA 1. Daerah-daerah Kabupaten yang lebih awal (Maju) dari rataratanya meliputi : Kota Semarang, Kota Magelang, Kab. Wonosobo, Temanggung dan Kendal; sebagian besar wilayah Kab. Cilacap, Brebes, Tegal, Banyumas, Pemalang, Kebumen, Banjarnegara, Jepara, Batang, Semarang, Pati, Grobogan, Sragen dan Blora; sebagian wilayah Kab. Pekalongan, Boyolali, Demak dan Kudus; sebagian wilayah utara Kab. Purworejo, Rembang dan Kota Salatiga; sebagian besar wilayah timur Kab. Karanganyar; sebagian wilayah timur laut Kab. Wonogiri. (Luasan Zona Musim + 9.3%) 2. Daerah-daerah Kabupaten yang sama dari rata-ratanya meliputi: Sebagian besar wilayah Kab. Purworejo, Demak, Klaten, Sukoharjo dan Wonogiri; sebagian wilayah Kab. Banjarnegara, Pemalang, Banyumas, Kebumen, Pekalongan, Boyolali, Sragen, Pati dan Karanganyar; sebagian besar wilayah utara Kab. Purbalingga; sebagian wilayah barat Kab. Sragen; sebagian besar wilayah selatan Kab. Cilacap; sebagian wilayah timur Kab. Rembang; Kota Salatiga dan Kab. Kudus bagian selatan; sebagian besar wilayah tenggara Kab. Semarang; sebagian kecil wilayah Kab. Brebes, Tegal, Batang, Magelang dan Grobogan. (Luasan Zona Musim + 29.6%) 3. Daerah-daerah Kabupaten yang lebih lambat (Mundur) dari rata-ratanya meliputi : Kota Tegal, Pekalongan dan Surakarta; sebagian wilayah Kab. Brebes, Tegal, Boyolali, Sragen, Grobogan, Jepara dan Pati; sebagian wilayah utara Kab. Pemalang, Pekalongan, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Kudus dan Blora; sebagian wilayah timur Kab. Wonogiri; sebagian wilayah selatan Kab. Rembang; sebagian kecil wilayah Kab. Magelang dan Demak. (Luasan Zona Musim + 61.1%). STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 9

Lampiran 1. TABEL 1 ANALISA MUSIM HUJAN TAHUN 2017/2018 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 AWAL MUSIM HUJAN PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 1 BREBES UTARA NOV I -1 TENGAH NOV II -1 BARAT DAYA SEP III -1 TENGGARA SEP III -2 SELATAN SEP III -2 2 TEGAL UTARA NOV III 1 BARAT NOV II -1 TENGAH OKT III -1 SELATAN SEP III -2 3 KOTA TEGAL NOV III -1 4 PEMALANG UTARA NOV III 1 TENGAH OKT III -1 BARAT DAYA SEP III -2 TENGGARA SEP III 0 5 PEKALONGAN UTARA NOV III 1 BARAT OKT III -1 TIMUR SEP III -2 SELATAN SEP III 0 6 KOTA PEKALONGAN NOV III -1 7 BATANG BARAT LAUT NOV III 1 TIMUR LAUT SEP III -3 TENGAH SEP III -2 SELATAN SEP III -2 8 KENDAL UTARA SEP III -3 TENGAH SEP III -3 BARAT DAYA SEP III -2 SELATAN SEP III -2 TENGGARA SEP III -3 9 KOTA SEMARANG UTARA SEP III -3 BARAT DAYA SEP III -3 TENGGARA SEP III -1 Dilanjutkan di halaman 11 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 10

Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 AWAL MUSIM HUJAN PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 10 DEMAK UTARA NOV II -1 TENGAH OKT III 0 BARAT SEP III -3 SELATAN SEP III -1 11 JEPARA BARAT NOV II -1 UTARA NOV II -1 SELATAN NOV II -1 TIMUR NOV II 2 TIMUR LAUT NOV II -1 12 KUDUS UTARA NOV II -1 TENGAH OKT III 0 SELATAN OKT III 0 13 PATI UTARA NOV II -1 TIMUR LAUT NOV II -1 TENGAH NOV II -1 BARAT LAUT NOV II -1 BARAT OKT III 0 SELATAN NOV II 3 14 REMBANG UTARA NOV II -1 TIMUR NOV II 0 TENGAH NOV II 3 SELATAN NOV II 3 15 BLORA UTARA NOV II -3 TENGAH NOV II -3 SELATAN OKT I -1 16 GROBOGAN UTARA OKT III 1 BARAT OKT III 1 BARAT DAYA SEP III -1 SELATAN OKT I -1 TIMUR LAUT NOV II 3 TIMUR NOV II -3 17 KAB. SEMARANG TIMUR LAUT SEP III -1 BARAT LAUT SEP III -3 BARAT DAYA SEP III -2 Dilanjutkan di halaman 12 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 11

Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 AWAL MUSIM HUJAN PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) TENGGARA OKT III 0 SELATAN SEP III -2 18 KOTA SALATIGA UTARA SEP III -3 SELATAN SEP III 0 19 BOYOLALI UTARA OKT I -2 BARAT LAUT SEP III -2 TENGAH OKT III 0 SELATAN NOV I 1 BARAT DAYA SEP III -2 TENGGARA NOV I 1 20 TEMANGGUNG UTARA SEP III -2 BARAT SEP III -2 TIMUR SEP III -3 SELATAN SEP III -2 21 MAGELANG UTARA SEP III -2 TENGAH SEP III -1 BARAT SEP III -1 TIMUR SEP III -2 TENGGARA SEP III 1 22 KOTA MAGELANG SEP III -2 23 WONOSOBO UTARA SEP III -2 BARAT SEP III -1 SELATAN SEP III -1 TENGGARA SEP III -1 TIMUR SEP III -2 BARAT DAYA SEP III -1 24 BANJARNEGARA TIMUR LAUT SEP III -2 BARAT LAUT SEP III 0 TIMUR SEP III -1 TENGGARA SEP III -1 BARAT DAYA SEP III -1 25 PURBALINGGA UTARA SEP III 0 TIMUR SEP III -1 SELATAN SEP III -1 BARAT SEP III -2 BARAT LAUT SEP III 0 Dilanjutkan di halaman 13 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 12

Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 AWAL MUSIM HUJAN PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 26 BANYUMAS UTARA SEP III 0 TENGAH SEP III -2 TENGGARA SEP III 0 BARAT DAYA SEP III -1 SELATAN SEP III -2 27 CILACAP SELATAN SEP III 0 TIMUR SEP III -1 BARAT DAYA SEP III -1 TENGAH SEP III -1 BARAT LAUT SEP III -1 28 KEBUMEN UTARA SEP III -1 SELATAN SEP III -1 TENGGARA OKT II 0 TIMUR OKT II 0 BARAT SEP III 0 29 PURWOREJO SELATAN OKT II 0 UTARA SEP III -1 BARAT LAUT OKT I -1 TIMUR OKT II 0 TENGAH OKT II 0 BARAT OKT II 0 30 KLATEN SELATAN OKT III 0 TENGAH OKT III 0 UTARA NOV I 1 31 SUKOHARJO UTARA OKT III 0 TENGAH NOV I 1 SELATAN NOV I 1 TIMUR NOV I 0 32 KOTA SURAKARTA NOV I 1 33 KARANGANYAR BARAT LAUT NOV I 1 BARAT NOV I 0 TIMUR OKT I -2 34 SRAGEN SELATAN NOV I 1 UTARA OKT I -1 BARAT OKT III 0 Dilanjutkan di halaman 14 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 13

Lanjutan Tabel 1: NO. KABUPATEN DAN KOTA ANALISA MUSIM HUJAN 2017/2018 AWAL MUSIM HUJAN PERBANDINGAN THD RATA-RATA (Dasarian) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 35 WONOGIRI SELATAN NOV I 0 TENGAH NOV I 0 TIMUR NOV II 1 TIMUR LAUT OKT I -2 BARAT NOV I 0 UTARA NOV I 0 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 14

Lampiran 2. TABEL 2 PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2018 PER KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH NO. KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU 2018 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) 1 BREBES UTARA MEI II 1 N 18 TENGAH MEI III 2 B 16 BARAT DAYA JUN I 1 N 14 TENGGARA JUN II 0 N 14 SELATAN JUN I 1 N 13 2 TEGAL UTARA APR III -1 B 21 BARAT MEI III 2 B 16 TENGAH MEI II 0 N 19 SELATAN JUN II 0 N 14 3 KOTA TEGAL APR III -1 B 21 4 PEMALANG UTARA APR III -1 B 21 TENGAH MEI II 0 N 19 BARAT DAYA JUN II 0 N 14 TENGGARA JUN III -1 N 11 5 PEKALONGAN UTARA APR III -1 B 21 BARAT MEI II 0 N 19 TIMUR JUN II 0 N 11 SELATAN JUN III -1 N 11 6 KOTA PEKALONGAN APR III -1 B 21 7 BATANG BARAT LAUT APR III -1 B 21 TIMUR LAUT MEI III 0 N 15 TENGAH JUN II 0 N 11 SELATAN JUN II 2 A 10 8 KENDAL UTARA MEI III 0 N 15 TENGAH MEI III 0 N 15 BARAT DAYA JUN II 0 N 11 SELATAN JUN II 0 N 12 TENGGARA JUN I 3 N 15 9 KOTA SEMARANG UTARA MEI III 0 N 15 Dilanjutkan di halaman 16 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 15

Lanjutan Tabel 2: NO. KABUPATE N DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU 2018 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) BARAT DAYA JUN I 3 N 15 TENGGARA JUN I 2 A 13 10 DEMAK UTARA MEI II 2 A 18 TENGAH MEI II 2 A 17 BARAT MEI III 0 N 15 SELATAN JUN I 2 A 13 11 JEPARA BARAT MEI II 2 A 18 UTARA MEI II 2 A 18 SELATAN MEI II 2 A 18 TIMUR MEI III 0 N 17 TIMUR LAUT APR III 2 N 22 12 KUDUS UTARA MEI III 0 N 17 TENGAH MEI II 2 A 17 SELATAN MEI II 2 A 17 13 PATI UTARA APR III 2 N 22 TIMUR LAUT APR III 1 A 21 TENGAH MEI I 1 A 19 BARAT LAUT APR III 2 N 22 BARAT MEI II 2 A 17 SELATAN MEI I 0 N 17 14 REMBANG UTARA APR III 1 A 21 TIMUR MEI I 2 A 19 TENGAH MEI I 0 N 17 SELATAN MEI I 0 N 17 15 BLORA UTARA MEI I 1 A 18 TENGAH MEI I 1 A 18 SELATAN MEI I 1 N 16 16 GROBOGAN UTARA MEI I 0 N 16 BARAT MEI I 0 N 16 BARAT DAYA JUN I 2 A 13 SELATAN MEI I 1 N 16 TIMUR LAUT MEI I 0 N 17 TIMUR MEI I 1 A 18 Dilanjutkan di halaman 17 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 16

Lanjutan Tabel 2: NO KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU 2018 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) 17 SEMARANG TIMUR LAUT JUN I 2 A 13 BARAT LAUT JUN II 0 A 12 BARAT DAYA JUN I 1 N 15 TENGGARA JUN I 3 A 15 SELATAN JUN I 1 N 15 18 KOTA SALATIGA UTARA JUN II 0 A 12 SELATAN JUN I 3 A 15 19 TEMANGGUNG UTARA JUN II 0 N 12 BARAT JUN II 2 A 10 TIMUR JUN II 0 A 12 SELATAN JUN I 1 N 15 20 BOYOLALI BARAT LAUT JUN I 2 A 13 TENGAH JUN I 3 A 15 SELATAN MEI II 1 N 18 BARAT DAYA JUN I 1 N 15 TENGGARA MEI II 1 N 17 21 MAGELANG UTARA JUN I 1 N 15 TENGAH JUN I 0 N 13 BARAT JUN I 0 N 13 TIMUR JUN I 1 N 15 TENGGARA MEI II 1 N 18 22 KOTA MAGELANG 23 WONOSOBO JUN II 2 A 10 UTARA JUN III 2 A 10 BARAT JUN III 2 A 10 SELATAN JUN I 0 N 13 TENGGARA JUN II 2 A 10 TIMUR JUN II 2 A 10 24 BANJARNEGARA TIMUR LAUT JUN II 2 A 10 BARAT LAUT JUN III -1 N 11 TIMUR JUN III 2 A 10 TENGGARA JUN II 0 N 12 BARAT DAYA JUN III 0 A 10 Dilanjutkan di halaman 18 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 17

Lanjutan Tabel 2: NO KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU 2018 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 (Dasarian) (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) (6) 25 PURBALINGGA UTARA JUN III -1 N 11 TIMUR JUN III 0 A 10 SELATAN JUN III 0 A 10 BARAT JUN I 1 N 13 BARAT LAUT JUN II -1 N 9 26 BANYUMAS UTARA JUN II -1 N 9 TENGAH JUN I 1 N 13 TENGGARA JUN II 2 N 10 BARAT DAYA JUN I 2 N 15 SELATAN JUN I 1 N 13 27 CILACAP SELATAN JUN III 0 N 9 TIMUR MEI II -1 N 14 BARAT DAYA JUN I 1 A 12 TENGAH JUN I 2 N 15 BARAT LAUT JUN I 1 N 14 28 KEBUMEN UTARA JUN II 0 N 12 SELATAN MEI II -1 N 14 TENGGARA MEI I 1 A 16 TIMUR MEI I 1 A 18 BARAT JUN II 2 N 10 29 PURWOREJO SELATAN MEI I 1 A 16 UTARA JUN III 2 A 10 BARAT LAUT JUN I 0 N 15 TIMUR MEI I 1 N 14 TENGAH MEI I 1 A 18 BARAT MEI I 1 A 18 30 KLATEN SELATAN MEI I 1 N 18 TENGAH MEI I 1 N 18 UTARA MEI II 1 N 18 31 SUKOHARJO UTARA MEI II 1 N 17 TENGAH MEI I 1 N 18 SELATAN MEI I 1 N 18 TIMUR MEI I 1 N 17 Dilanjutkan di halaman 19 STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 18

Lanjutan Tabel 2: NO. KABUPATEN DAN KOTA PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2018 AWAL MUSIM KEMARAU 2018 PERBANDINGAN TERHADAP RATA-RATA (Dasarian) SIFAT HUJAN (1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) PANJANG MUSIM KEMARAU 2018 (Dasarian) 32 KOTA SURAKARTA MEI II 1 N 17 33 KARANGANYAR BARAT LAUT MEI II 1 N 17 BARAT MEI I 1 N 17 TIMUR MEI II 1 A 15 34 SRAGEN SELATAN MEI II 1 N 17 UTARA MEI I 1 N 16 BARAT JUN I 3 A 15 35 WONOGIRI SELATAN APR III 1 A 21 TENGAH MEI I 1 A 18 TIMUR MEI II 2 A 16 TIMUR LAUT MEI II 1 A 15 BARAT APR III -1 N 18 UTARA MEI I 1 N 17 KETERANGAN : 1. SIFAT HUJAN AN : ATAS NORMAL N : NORMAL BN : BAWAH NORMAL 2. Perbandingan Analisa dan Prakiraan Hujan terhadap Rata-Ratanya -1 : Maju 1 Dasarian dari Rata-Ratanya -2 : Maju 2 Dasarian dari Rata-Ratanya -3 : Maju 3 Dasarian dari Rata-Ratanya 0 : Sama dengan Rata-Ratanya +1 : Mundur 1 Dasarian dari Rata-Ratanya +2 : Mundur 2 Dasarian dari Rata-Ratanya +3 : Mundur 3 Dasarian dari Rata-Ratanya STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 19

Lampiran 3: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 20

Lampiran 4: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 21

Lampiran 5: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 22

Lampiran 6: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 23

Lampiran 7: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 24

Lampiran 8: STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG 25

1